NovelToon NovelToon
Pengasuh Cantik Milik Sang Presdir

Pengasuh Cantik Milik Sang Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Jeju Oranye

Bagaimana jadinya jika seorang gadis manja harus menjadi pengasuh 3 anak CEO nakal yang tiba-tiba sangat lengket padanya?

Rosetta, seorang gadis cantik yang berusia 19 tahun, adalah putri seorang bupati yang memiliki keinginan untuk menjalani hidupnya sendiri. Namun ayahnya telah membuat keputusan sepihak untuk menjodohkan Rosetta dengan seorang pria tuatua bernama tuan Bramasta, yang memiliki usia dan penampilan yang tidak menarik. Rosetta sangat enggan dengan keputusan ini dan merasa bahwa ayahnya hanya menggunakan dia sebagai alat untuk meningkatkan karir politiknya.

Hingga puncaknya Rosetta memutuskan untuk kabur dari rumah. Di sisi lain ada Zein arga Mahatma, seorang bussiness man dan single parents yang memiliki tiga anak dengan kenakalan di atas rata-rata. Karena kebadungan anak- anaknya juga tak ada yang sanggup untuk menjadi pelayan di rumah nya.

Dalam pelarian nya, takdir mempertemukan Rosetta dan ketiga anak Zein yang nakal, bagaimana kah kelanjutannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter : 05

Zein menghela napas lega, setidaknya anak-anak nya dalam keadaan baik- baik saja dan sekarang mereka memiliki kesadaran untuk merubah sikap mereka yang sangat nakal itu. Jika seperti ini, dia tidak perlu memikirkan hukuman apalagi yang bisa membuat mereka jera. Zein tersenyum puas, di usap nya satu persatu pucuk kepala mereka, kemudian dia membuka pintu belakang mobil untuk memasukkan ketiga anaknya. Alvaro, Alaska dan Chiara segera masuk ke dalam, duduk dengan tenang di kursi belakang. Zein sendiri duduk di kursi pengemudi, mulai menyalakan mesin mobil.

Mobil mulai berjalan dengan pelan meninggalkan area pasar malam. Di perjalanan, Zein memutar lagu anak- anak yang selalu di putar ketiga anaknya. Tanpa dia tahu, mereka malah duduk dengan kaku dan wajah cemas.

Alvaro dan Alaska saling menoleh dan menyenggol lengan, mereka seolah memberikan isyarat satu sama lain tentang rencana berikutnya soal Rosetta. Namun Alvaro hanya bisa mengangkat bahu, Alaska menunduk dengan lesu.

Chiara lalu berdiri, mendekati papanya di jok kemudi. "Papa."

"Hmm? kenapa? kau ingin apa? " tanya Zein yang masih fokus dengan jalanan di depannya.

"Kapan kita sampai? " gadis kecil itu bertanya dengan mimik wajah lucunya.

Zein tertawa kecil. "Kenapa memangnya? kita baru saja jalan kan? "

Chiara menggeleng pelan. "Gak apa- apa pah, chia cuma pengen cepat- cepat sampai lumah, katanya dengan bibir mengerucut lucu. Zein hanya bisa tertawa, ada saja tingkah dari anaknya yang paling menggemaskan ini.

Sementara itu, Rosetta mati- matian menahan pergerakan nya. selain itu dia harus bisa menahan rasa pengap dan gelap, dua hal yang sangat ia benci agar om- om yang sedang mengendarai mobil nya ini tidak menyadari keberadaan dia yang ada di dalam bagasi mobil, jika ia ketahuan entah bagaimana nasibnya nanti tapi yang pasti pria itu akan sangat marah.

Perjalanan tak butuh waktu lama karena memang karnaval dan pasar malam yang di adakan terletak tak jauh dari rumah mereka. Sesampainya di rumah, Zein memikirkan mobil di garasi, bersama dengan deretan mobil- mobil koleksi nya yang berharga fantastis. Zein adalah pengoleksi mobil, ada beberapa yang di datangkan dari Jepang dan Australia, dari merek bergengsi dan bahkan hanya bisa di miliki oleh orang-orang terkenal.

Zein sendiri termasuk dalam jejeran pengusaha muda yang memiliki wajah bak model papan atas, tampan, rupawan sebadan- badan adalah julukan yang pas untuk menggambarkan wajah dan postur tubuhnya.

Dia memiliki rupa tampan yang bukan terkesan cantik, tapi sangat manly. Dengan bahu tegap, dada bidang. Memiliki keturunan Eropa dari sang kakek membuat nya begitu sangat di puja bahkan beberapa wanita yang pernah berkenalan langsung dengan nya mengakui jika dia memiliki kesamaan wajah dan postur badan dengan aktor asal Italia, Massimo. Itu sebabnya selain harta banyak wanita yang tergila-gila padanya karena rupanya yang sangat menawan.

Oke kembali ke laptop. Setelah mematikan mesin mobil, Zein turun lebih dahulu, lalu membuka pintu belakang untuk membantu anak- anaknya keluar.

"Ayo, turun. " katanya.

Alvaro, Alaska dan Chiara segera turun, berusaha bersikap seolah tak ada yang terjadi. Mereka kompak mengalihkan pandangan ke arah lain, menghindari tatapan Zein.

"Ada apa? " tanya Zein yang tentu saja curiga dengan sikap aneh ketiga anaknya itu.

"Tidak ada apa-apa, papa. " jawab Alaska berusaha terdengar santai.

"Aduh papa, pelut Chia tiba- tiba sakit. " keluh bocah itu tiba-tiba, Zein segera menoleh, berjongkok untuk menyamakan posisi mereka.

"Papa antelin chia ke Wc ya. " pintanya kemudian dengan menyertakan puppy eyes nya yang tak bisa membuat orang tega untuk menolak.

"Baiklah ayo. "

Chiara kemudian memegang salah satu jemari papanya, mereka berjalan menuju ke dalam rumah duluan.

"Kalian, segeralah menyusul, " ucap Zein lebih terdengar seperti perintah untuk kedua anak kembar nya itu.

Alvaro dan Alaska kompak mengangguk. "Siap pah! "

Tanpa di sadari ayah mereka, sebelum mereka berpisah Chiara mengedipkan sebelah matanya kepada kakak- kakaknya yang di balas dengan ancungan jempol oleh Alaska dan Alvaro.

Keduanya lalu berpandangan, saling memberi kode satu sama lain. Setelah Zein yang bersama Chiara masuk ke dalam rumah, mereka langsung bergegas menuju ke bagasi mobil.

"Kak sissy, apa kau baik- baik saja? " tanya Alvaro, membuka pintu bagasi.

Rosetta keluar dari dalam bagasi dengan sedikit terhuyung. Ia mengusap- ngusap punggungnya yang terasa pegal. "Aku baik- baik saja. Tapi, ini sedikit pengap... "

"Maafkan kami kak, " kata Alaska merasa bersalah.

"Tidak apa- apa. Sekarang, apa rencananya? " tanya Rosetta.

"Sekarang ikut kami ke dalam dulu," sahut Alvaro yang gegas menarik lengan Rosetta, begitu pula dengan Alaska yang melakukan hal yang sama. Sekarang kedua tangan Rosetta di tarik oleh dua anak kembar ini, dan Rosetta hanya bisa mengikuti rencana yang mereka buat.

Di rumah berlantai dua yang sangat besar itu, Alvaro dan Alaska berusaha menyelundupkan Rosetta di dalamnya. Mereka celingak- celinguk, dan berjalan mengendap-endap seperti seorang mata- mata.

Terlihat kamar ayah mereka yang terbuka, awalnya mereka tak berniat masuk kesitu namun begitu mendengar suara langkah kaki, Alvaro dengan spontan menarik Rosetta agar masuk ke dalam kamar Zein.

"Ini kamar kalian?" tanya Rosetta terlihat bingung, tentu saja karena semuanya begitu asing untuk nya.

"Bukan.Tapi kakak di sini dulu ya. " jawab Alaska, keduanya lalu dengan kompak menyembunyikan Rosetta di balik lemari.

Zein bingung melihat pintu kamarnya yang terbuka lebar, dia masih menuntun Chiara setelah mengantarkan anak itu ke kamar mandi.

Setelah dia telusuri, tanpa di duga sudah ada kedua anaknya di dalam kamarnya. "Kenapa kalian bisa ada di sini? "

Alvaro dan Alaska yang kaget sontak langsung menoleh ke belakang, keduanya berakhir cengegesan dan tersenyum seperti kuda. "Gak apa- apa kok pah hehehe. "

Alis Zein mengernyit, tak biasanya anak- anaknya bersikap seperti ini. Namun dia sudah terlalu lelah untuk menginterogasi lebih lanjut apalagi pagi besok ada pertemuan dengan klien yang sangat penting, jadi Zein tidak mempermasalahkan itu lagi.

"Baiklah, sekarang kalian keluar, papa mau istirahat. " Zein membawa ketiga anaknya tersebut ke ambang pintu.

Wajah Alvaro dan Alaska langsung panik, mata mereka mendelik. "Eh tapi itu pah--"

Zein menatap horor membuat kedua nya langsung nyengir. " hehehe gak apa- apa, pah. "

"Ya sudah sekarang kalian juga kembali ke kamar. besok sekolah. "

"Baik pah. " ketiganya kompak mengangguk, lalu pintu di tutup.

Alvaro dan Alaska baru bisa melepaskan ekpresi panik mereka yang tertahan. "Aduh bagaimana ini masih ada kak Sissy di dalam."

Chiara menatap kedua kakak laki-laki nya itu dengan polos. "lalu bagaimana kak?"

Di dalam kamar Rosetta sekarang sudah berada di bawah kolong ranjang setelah sebelumnya saat mendengar langkah kaki Zein, dia buru- buru pindah dari tempat persembunyiannya.

Yang bisa Rosetta lihat sekarang adalah kaki yang sedang mendekat ke arahnya, dia segera menutup mulut lalu matanya seketika melebar melihat celana yang melorot jatuh ke lantai begitu saja di depan kedua matanya.

"Ap--" dia reflek ingin berteriak jika saja tak langsung menutup mulutnya lagi.

*****

1
Dancingpoem
🥰🥰🥰🥰🥰
beybi T.Halim
awal yang memacu adrenalin ..,dengan anak2 yg luar biasa pintar 😊
Harwanti Jambi
Haha jodoh tak pernah salah jalan
Dancingpoem: betul 👍
total 1 replies
𝓖𝓒 ⃟👑Atdgies🦋
apa itu Zein, benih cinta kah/Shy/
Dancingpoem: hahahaha
total 1 replies
Iqlima Al Jazira
🤦🏼‍♀️🤦🏼‍♀️
Dancingpoem: hahaha/Joyful/
total 1 replies
tutiana
Luar biasa
Dancingpoem: terimakasih untuk rating 5 nya/Determined/
total 1 replies
Moh Rifti
up
Nikma: Permisi kakak Author ..

Halo kak reader, kalau berkenan boleh mampir novel aku juga ya 'Kesayangan Tuan Sempurna' ..
Terima kasih😊🙏
total 1 replies
Helen@Ellen@Lenz
lanjut thor biar seru 💪💪
Helen@Ellen@Lenz: iya pasti dong
Dancingpoem: siappp, smoga tetap setia ya ngikutin cerita nya/Smile/
total 2 replies
Moh Rifti
next
Moh Rifti
/Determined//Determined//Determined/
Moh Rifti
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Helen@Ellen@Lenz
sy doakan moga jln cerita yg authur buat moga sukses ya dan dilimpahi rezeki bt ceritanya
Dancingpoem: Aamiin MasyaAllah terharu sekali komentar nya kak, semoga kk juga sehat selalu ya sekeluarga Aamiin 🥺😇🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!