NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Ayah Sahabat Ku

Menikah Dengan Ayah Sahabat Ku

Status: tamat
Genre:Tamat / Ketos
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.4
Nama Author: Mey(◕દ◕)

Ganti judul: Bunda Rein-Menikah dengan Ayah sahabat ku

"Rein, pliss jadi bunda gue ya!!" Rengek Ami pada Rein sang sahabat.

"Gue nggak mau!" jawab Rein.

"Ayolah Rein, lo tega banget sama gue!"

"Bodo amat. Pokok nya, gue nggak mau!!" tukas Rein, lalu pergi meninggalkan Ami yang mencebik kesal.

"Pokoknya Lo harus jadi bunda gue, dan jadi istri daddy gue. Titik nggak pake koma!" ujarnya lalu menyusul Rein.

Ayo bacaa dan dukung karya iniii....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mey(◕દ◕), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

1 bulan berlalu, tak terasa Rein sudah 1 bulan tinggal bersama Davin dan Ami.

Selama itu pun, Rein merasa sikap Davin sedikit aneh kepadanya. Pria itu sekarang ehm sedikit lebih dekat dengan nya.

"Rein, minta tolong sebentar!" Rein yang sedang mengerjakan tugas kuliah nya, langsung keluar saat suara Davin terdengar di balik pintu.

"Kenapa om?" tanya nya.

"Ikut saya sebentar," tanpa aba-aba, Davin menarik tangan Rein untuk masuk ke dalam kamar nya.

Davin dan Rein tidak menyadari, bahwa Ami sedari tadi menatap kedua nya dengan mulut terbuka. "Astaga, daddy gue agresif banget! Rein di bawa ke kamar, jangan-jangan...," Ami membulatkan matanya, ia kemudian dengan cepat berjalan pelan menuju pintu kamar Davin. Ia hanya ingin memastikan bahwa mereka tidak membuatkan nya adik sebelum menikah.

***

"Carikan dasi saya yang warna biru tua, dari tadi saya cari tapi nggak ketemu," ujar Davin.

"Bukan nya di tempat biasa," ucap Rein sambil menunjuk laci tempat dasi.

"Iya, tapi nggak ketemu waktu saya cari tadi."

Rein mengangguk kemudian berjalan menuju lemari di depan nya. Hingga tak lama Rein memegang dasi itu sambil menghela nafas pelan. "Iyi, tipi nggik kitimi, wikti siyi ciri tidi," cibir Rein sambil melangkah keluar dari walk in closet.

"Ini apa?" ujar Rein sambil menyerahkan dasi nya pada Davin yang kini mengerutkan keningnya.

"Perasaan tadi nggak ada," gumam nya pelan, kemudian menatap Rein sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Tolong pasangkan sekalian," lanjut nya.

Rein tidak menolak, ia langsung memasang kan dasi Davin, namun karena tinggi mereka yang tak sama membuat Rein agak kesulitan.

"Om nunduk dikit," ujar nya kesal.

"Makanya kamu itu tumbuh ke atas." Rein melotot tak percaya.

"Om yang ketinggian! Cepat nunduk om, saya nggak sampai," gerutu Rein.

"Aakk!!!"

***

Ami memelotot kan matanya mendengar teriakan Rein. Jangan-jangan mereka sudah, astaga! Pikiran buruk sudah memenuhi kepalanya.

"Mereka udah nganu ya?" Ami masih setia menempelkan telinganya di pintu kamar Davin.

Suara-suara mereka sudah tidak terdengar lagi.

Ceklek

"Aakk!" Ami terlonjak kaget, hampir saja jidat nya mencium lantai karena pintu terbuka secara tiba-tiba, untung saja Davin menahan nya.

"Kamu ngapain disini?" tanya Davin menatap putri nya.

Ami menggaruk tengkuknya, sambil menatap mereka dengan cengengesan. "Tadi...tadi itu aku mau, aduh aku mau apa ya! Ah ya tadi aku mau pamit berangkat kuliah." Davin dan Rein menatap Ami heran.

"Kamu sakit?" tanya Rein sambil meletakkan tangan nya di kening Ami.

Ami menggeleng. "Nggak lah, sehat-sehat gini kok di bilang sakit."

"Ya lagian kamu aneh, kamu mau kuliah pakai baju tidur gitu?" Tanya Davin.

Ami membulatkan matanya kemudian menunduk melihat dirinya sendiri.

"Haduh, bodoh Lo Ami! Ngasih alasan kok nggak jelas gitu," batin nya kesal.

"Em itu, aduh nggak tau deh, Ami pergi dulu...," Davin dan Rein menatap Ami yang sudah berlalu menaiki tangga menuju kamar nya.

"Ami kenapa om?" tanya Rein.

"Saya nggak tau juga, sekarang kamu siapkan sarapan saya ya," Rein mengangguk, ini memang sudah tugas nya.

"Oke om."

***

Davin datang sambil menenteng tas kerja di tangan kanan sedangkan tangan kiri nya membawa jas.

"Ami mana, rein?" tanya Davin saat tak melihat keberadaan sang putri.

Rein yang sedang menuangkan air dalam gelas menatap Davin.

"Katanya masih ada tugas yang harus dia kerjain, jadi om makan duluan aja," jelas Rein.

Davin mengangguk, ia menatap Rein yang begitu telaten menyiapkan sarapan untuk nya. "Kamu sudah punya pacar, Rein?" tanya Davin basa-basi.

Rein mengernyit. "Emang kenapa om?"

Davin menggeleng. "Nggak papa sih, saya cuma tanya," ujar nya. Pria itu kemudian mulai menikmati sarapan yang sudah Rein siapkan.

"Kamu mau kemana?" tanya Davin, saat Rein hendak berlalu.

"Ke kamar om, kenapa?" tanya Rein, ia rasa pekerjaan nya sudah selesai.

"Jangan pergi dulu, duduk disini temani saya. Eh maksudnya duduk di sini, saya nggak bisa makan sendiri kalau nggak ada teman nya," jelas nya dengan kikuk.

Alasan gess, bilang aja minta di temenin-author.

Rein sebenarnya ingin mengerjakan tugas kuliah nya, namun karena Davin bos nya, jadi ia tidak bisa menolak.

"Tapi saya ambil laptop dulu bentar." Tak lama Rein datang membawa laptop nya dan sebuah buku tebal.

"Kamu ngapain?" tanya Davin, di sela makan nya.

"Ngerjain tugas kuliah om."

Rein membuka laptop nya lalu mulai fokus mengerjakan tugas kuliah nya.

"Kamu nggak makan?" tanya Davin lagi.

"Nggak om, saya tunggu Ami aja," jawab Rein, namun jari nya masih bergerak lincah di atas papan keyboard.

Davin mengangguk kemudian memakan sarapannya dengan cepat kala melihat jam sudah menunjukkan hampir pukul 7.

Ia sesekali akan melihat Rein yang tampak begitu fokus.

Entah kenapa, wajah natural Rein semakin terlihat cantik di mata Davin. Ia meneguk ludah nya kala pandangan nya jatuh pada bibir tipis Rein yang tampak menggoda.

"Astaga...," gumam Davin sambil mengusap wajah. Ternyata gumaman Davin terdengar oleh Rein, membuat wanita itu menatap Davin.

"Om kenapa?" tanya nya.

"Eh saya, saya nggak apa-apa. Rein nanti bilangin ke Ami ya, saya berangkat." Davin menyodorkan tangan nya pada Rein, membuat wanita itu mengernyit heran.

"Kenapa om, mau minta uang?" tanya Rein polos.

Davin menahan tawanya. "Saliman dulu sama saya, hitung-hitung belajar jadi istri yang baik nanti," ujar nya iseng.

Rein membulatkan matanya, apa kata nya tadi, belajar jadi istri yang baik. Yang benar saja, apakah dia, aishh sudahlah.

"Kenapa bengong, cepetan saya sudah telat ini. Oh ya, ini juga salah satu kerjaan untuk kamu," paksa Davin membuat Rein mau tak mau menerima uluran tangan itu.

Rein menerima uluran tangan Davin kemudian mencium nya. Davin menarik kedua bibir nya membentuk senyuman. "Bagus, saya suka kalau kamu menurut."

Rein terkejut kala merasakan usapan lembut di kepala nya. Belum selesai dengan keterkejutan nya kini Rein kembali terkejut saat sebuah benda kenyal menempel tepat pada bibir nya.

"Manis. Kapan-kapan saya mau merasakan nya lagi. Anggap saja itu hadiah dari saya, karena kamu sudah patuh hari ini." bisik nya pelan, membuat Rein meremang seketika. Davin berlalu dengan senyum lebar nya.

"Gimana rasanya di kissiu daddy? Enak ya sampai diam gitu?" tanya Ami yang tiba-tiba berada di depan nya, membuat Rein refleks mengusap dada kaget.

"Cie Rein udah berani kiss-kissan. Itu tanda nya Lo udah mau dong jadi bunda gue," seru Ami senang.

"Diam deh, bokap Lo kurang ajar banget ya, ngambil ciuman kedua gue." Gerutu Rein tanpa sadar.

"Hah? Ciuman kedua! Jadi Lo udah pernah kiss-kissan sama daddy sebelum nya. Akkk ternyata hubungan kalian udah sejauh ini. Aku baru tahu, astaga tapi tahan dulu ya, kalian jangan buatin gue adik dulu, minimal kalian nikah du-" Rein menutup mulut Ami yang menyerocos tanpa rem.

"Berisik banget. Gue nggak punya hubungan apa pun sama daddy Lo, jadi nggak usah ngayal!" Ami menggeleng tak setuju.

Menurut nya mereka sudah berani cium-ciuman itu tanda nya, mereka pasti ada hubungan.

"Nggak papa Rein kalau Lo nggak mau kasih tau gue tentang hubungan kalian. Gue sebagai calon anak Lo, gue ngerti kok, tenang aja." Rein menatap Ami aneh, sedangkan yang di tatap hanya tersenyum sambil menggigit jari nya.

"Lo harus ke RSJ deh," tukas Rein sambil berlalu dari sana.

TBC...

1
Hillong 1983
Luar biasa
남성
luar biasa
Yola Yosy
Kecewa
Yola Yosy
Buruk
Arin
/Heart/
Ariva
apaan dah
alay bgt
Linda Liddia
Terlalu lebay gak sih buat surprisenya
Nur baeti
Luar biasa
bhunshin
bejubuneeeeng maen nyosor Bae dah tuh bibir duda😅🤣
bhunshin
si rein yg di cium,pipi aku yg merah jadinya😅
Nuy
Ayah anak koplak seru 😅😅🤪🤪🤪🤪
nana supriyatna
Luar biasa
Solaya
ah.. ami nama ibuku.. jdi sulit mmbayangkan jika ami sbg anak gadisnya
Qaisaa Nazarudin
Akhir nya kebongkar,Udah ku duga kalo Fitriana itu bukan ibu kandungnya Davin,Mana ada ibu kandung yh jahat banget sama cucu fan anaknya,..Jangan nilang kalo Carissa meninggal juga ulahnya..
Qaisaa Nazarudin
Oh Ternyata kembaran toh,Semoga aja yg ini baek orangnya..
Qaisaa Nazarudin
Pasti Fitriana nyuruh Rein ninggalin Davin tuh, Karena dia pengen Davin nikah sama Bella,percaya deh..
Menurut Davin tetlalu lelet utk nikahin Rein,Kenapa juga harus nunggu wisuda dulu,Bisa aja kan nikah dulu,Resepsinya baru nunggu Rein wisuda..yg penting udah di halalin Biar Fitriana gak bisa recokin lagi hubungan kalian..
Qaisaa Nazarudin
Sejak kapan ngakuin Cucu?? Katanya ANAK HARAM lah,PEMBAWA SIAL lah...lha ini malah ngaku2..
Qaisaa Nazarudin
Harus gitu ya DRAMA ya,Gak masuk akal banget,Walaupun niatnya Aldo ingin meliat Ami cemburu tapi gak harus juga dengan bercumbu gitu,Kalo aku jadi Ami langsung aja aku tolak,Persetan dengan Cinta..
Qaisaa Nazarudin
Lumayan
Qaisaa Nazarudin
Duuh aku ikut deg degan nih thor..Pasti lamaran dari Aldo kan? Tapi sebelum itu akan ada DRAMA nya kan...😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!