Menantu Yang Tidak Diinginkan sebuah cerita yang dialami seorang wanita yang tidak diinginkan oleh mertuanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Asiseh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
Dara dan Surya lega karna Fifi tidak apa-apa meski harus dirawat di rumah sakit dan juga mengalami masalah di kakinya.
“Apa kami boleh melihatnya dok?” tanya Dara
“Kami akan memindahkan pasien dan ibu juga bapak bisa melihatnya”
“Baik dok”
“Kalau begitu saya permisi dulu”
“Iya dok”
Setelah kepergian dokter, Fifi sudah dipindahkan dan Surya juga Dara masuk ke dalam untuk melihat keadaan Fifi.
“Fi, bangun maafkan tante ya tante tidak bisa menjaga kamu apa kata orang tua kamu nanti kalo mereka tahu kamu seperti ini” Dara berada di samping Fifi sambil mengelus lengan Fifi agar bisa segera sadar
“Sudah bu, lagian ini bukan salah ibu kok jadi ibu tidak perlu merasa bersalah” Surya mencoba menenangkan sang ibu yang terlihat sedih dengan keadaan Fifi
“Tapi ibu sudah berjanji pada orang tua Fifi kalau ibu akan menjaganya. Mereka akan marah sama ibu karna tidak bisa menjaga Fifi”
“Tidak bu, kita tidak tahu kapan musibah akan datang jadi ibu tidak perlu merasa bersalah lebih baik kita berdo’a semoga Fifi segera sadar”
Dara pun mengangguk.
Dara menemani Fifi berada di rumah sakit sedangkan Surya pulang ke rumah karna sudah malam dan Nita juga sedang sendiri di rumahnya.
Surya kini sudah sampai di rumahnya, keadaannya gelap mungkin Nita sudah tidur beruntung Surya membawa kunci cadangan jadi ia bisa masuk ke dalam rumahnya.
Surya membuka pintu kamar, ia melihat Nita sudah terbaring dan memejamkan matanya. Surya masuk ke dalam kamar mandi untuk berganti baju dan juga tidur di samping Nita.
Sebenarnya Nita tidak bisa tidur dari tadi, hanya saja ia mendengar suara pintu terbuka jadi Nita memejamkan matanya.
“Jam segini kamu baru pulang mas” ucap Nita dalam hati
Nita berpura-pura tidur karna ia masih kesal dengan Surya yang lebih memilih berada di rumah sakit apalagi sampai larut malam seperti ini. Surya meninggalkan dirinya di rumah sendirian.
Surya sudah tertidur pulas, sedangkan Nita masih belum bisa tidur. Surya kelelahan karna baru pulang kerja dirinya langsung ke rumah sakit jadi Surya mudah memejamkan matanya.
Nita melihat suaminya, ia menatap lekat wajahnya. Lelaki yang dulu memperjuangkannya, lelaki yang dulu selalu mengejar dirinya dan lelaki yang dulu selalu membuatnya bahagia. Entah saat ini perasaan Nita seperti apa, ada ketakutan dalam dirinya. Perasaan yang selalu dirasakan seorang istri ketika ada wanita lain yang ingin mendekatinya.
Perasaan istri mana yang tidak cemas dan gelisah jika ada perempuan yang terang-terangan mengejarnya bahkan sang mertua lebih dekat dengannya. Itulah perasaan Nita sekarang, sedih dan takut bercampur jadi satu.
Ingin marah dan meminta Surya untuk tidak terlalu dekat dan merespons Fifi, tapi untuk sekarang seperti tak mungkin apalagi Fifi sedang mengalami musibah dan dia hanya sendirian di sini. Meski bukan keluarganya, tapi Nita tak mungkin tega melihat Fifi sendirian dalam keadaan sakit.
Keesokan harinya, Surya sudah bangun dan melihat Nita sudah tidak ada di sampingnya. Surya bergegas untuk mengambil wudhu dan melakukan sholat subuh.
Sedangkan Nita sudah berada di dapur, ia memasak seperti biasa meski Dara tidak ada di rumah Nita berniat untuk membawakan Dara makanan dan juga baju gantinya. Meski perlakuan Dara tidak baik tapi sebagai seorang menantu tetap menghargai Dara sebagai mertuanya. Nita berharap Dara bisa segera dibukakan mata hatinya agar bisa menerima dirinya.
Setelah selesai menyiapkan sarapan, Nita masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil baju-baju kotor yang akan dicucinya.
Surya sedang duduk di pinggir ranjang melihat Nita masuk, ia menyapanya.
“Sudah masak Nit?” tanya Surya
“Iya mas” Nita tak menoleh ke arah Surya, ia berjalan terus untuk mengambil baju-baju kotornya
Setelah mengambilnya, Nita keluar untuk dimasukkan ke dalam mesin cuci. Lalu Nita membersihkan teras yang sedikit kotor.
Semua pekerjaan sudah selesai, sudah saatnya untuk sarapan. Surya menunggu Nita di meja makan, Nita langsung duduk di samping Surya.
“Aku nanti langsung ke rumah sakit ya mau lihat Fifi, kasihan ibu sendiri di sana pasti capek apalagi semalaman ini ibu yang jaga” ujar Surya
“Aku juga mau ke sana mas, mau antar sarapan sama baju ganti ibu” ucap Nita sambil melahap sarapannya
“Kamu yakin mau ke sana?” tanya Surya ragu
“Memangnya kenapa mas?”
“Tidak, hanya saja kamu dan ibu saja tidak dekat dan juga ada Fifi di sana aku takut nanti ada apa-apa”
“Kamu tenang saja mas, aku hanya mengantar sarapan dan baju ganti untuk ibu setelah itu aku pulang, lagian ibu belum tentu sudah makan kan?”
“Ya sudah kalau kamu tidak keberatan, kasihan juga ibu kalo ternyata belum sarapan apalagi ibu punya asam lambung”
“Iya mas, makanya aku juga tidak mungkin membiarkan ibu di sana tidak sarapan”
Surya dan Nita pun mengakhiri obrolannya dan menghabiskan sarapannya.
Setelah selesai sarapan, Surya berpamitan untuk berangkat bekerja dan Nita menyiapkan sarapan yang akan dibawanya ke rumah sakit. Nita juga ingin tahu kondisi Fifi, jika keadaannya tidak terlalu parah ia bisa meminta Surya tidak terlalu sering ke sana untuk menjaga perasaannya.
Nita sudah siap untuk pergi ke rumah sakit, ia membawa sarapan milik Dara dan mencari ojek untuk mengantarkan ke rumah sakit agar cepat sampai.
Sesampainya di pangkalan ojek, Nita langsung naik dan menuju ke rumah sakit.
Nita sudah sampai di rumah sakit, ia bertanya pada suster tempat Fifi di rawat. Setelah tahu kamarnya Nita langsing pergi ke sana.
Namun langkah Nita terhenti ketika mendengar percakapan Dara dan Fifi.
“Mas Surya tidak ke sini tante?” tanya Fifi
“Surya kan kerja Fi jadi dia kerja dulu mungkin pulang kerja langsung ke sini, kamu tahu Fi dia juga khawatir sama kamu, kemarin saja dia takut kalo kamu kenapa-napa” jawab Dara
“Masak sih tan, kayaknya tidak mungkin deh mas Surya begitu apalagi diakan sayang banget sama istrinya tidak mungkin sampai khawatir banget sama aku” Fifi tidak percaya dengan omongan Dara karna selama ini Surya terlihat biasa saja ketika bertemu dengannya apalagi kalau ke istrinya pasti beda lagi
“Kamu tidak percaya sama tante, kalau kamu lihat ekspresi Surya kemarin terlihat banget kalau dia khawatir sama kamu” Dara mencoba meyakinkan Fifi
Nita yang mendengar percakapan Dara dan Fifi merasa sakit, apa Surya segitu khawatir dengan Fifi. Namun sebisa mungkin Nita bersikap biasa saja seolah tidak mendengar sesuatu.
Kreek
Pintu terbuka, Dara dan Fifi melihat ke arah pintu untuk tahu siapa yang datang