Jeni, si pembuat onar itu itu julukan yang pas untuk jenifer,dia putri ke 3 dari pasangan Joshua martin dan yolanda vidia martin.
Ibunya sangat membenci jeni dia bahkan menganggap jeni anak sial,dulu waktu bayi ibunya bahkan tidak mau menyusui dan merawatnya,hanya sang ayah yang menganggapnya ada,dia selalu membuat onar di sekolahnya mencari perhatian dari sang ibu.
Sampai di pertemukan dengan CEO, keren dan cold,merasa tertantang untuk menakhlukkan sang CEO
Mampukan Jennifer menakhlukkan hati sang CEO, kita baca yuk kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilham Dzaki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20
Alex segera meninggalkan Aula kantornya.Dia harus segera ke ruang meeting, untuk membahas desain untuk pameran besok. Di luar Bella masih menunggu di luar Aula.
"Sayang" panggil Bella dengan manja.
"Ron, tanya apa maunya?" kata Alex dengan keras.
"Nona bella, apa sebenarnya mau anda datang kemari?" kata ronald.
"Sayang, please, aku yakin kalau kamu masih mencintaiku, jadi maafkan aku. Aku janji akan berhenti jadi model saat kita menikah nanti, Dan aku juga bisa membantumu mewujudkan pameran yang kamu inginkan" kata Bella.
"Gue tidak butuh bantuan lo, pergi dari sini. sekali lo berkhianat, jangan harap gue akan memaafkan, lagian gue tidak begitu suka dengan lo, gue mau tunangan dengan lo karena, orang tua gue, jadi berhenti berharap." ucap Alex dengan tegas.
"Tapi sayang, kita ...".
"Dan jangan panggil gue dengan panggilan menjijikkan itu, ngerti!" sargas Alex.
"Sekarang Aku membawakan desain berlian yang kamu inginkan, sengaja aku menyewa desainer perhiasan dari paris" ucapnya tidak mau kalah.
"Ron, ayo kita ke ruang meeting sekarang!" ajak Alex. Alex terus berjalan tanpa menoleh ke arah bela sama sekali.
"Daniel, tunggu saja nanti, lo pasti akan jadi milik gue, hanya gue yang pantas menjadi nyonya Daniel alexander." kata Bella. gadis itu menatap tajam punggung lelaki yang dulu pernah memakaikan cincin pertunangan padanya.
Di ruang dalam ruang meeting, pegawai dari departemen perencanaan dan desain, sudah menunggu Alex dengan wajah sendu dan gusar, karena mereka yakin kalau belum ada desain yang mereka bawa, sudah memenuhi kriteria yang alex mau.
Alex memasuki ruangan tersebut dengan penuh wibawa, tatapan matanya begitu dingin. Dan tatapan dinginnya itu tersirat kebenaran, sekaligus ketegasan yang begitu misterius.
Kepala departemen perencanaan, menelan slavinanya kasar, begitu juga dengan beberapa desainer perhiasan disana. tangan mereka sudah berkeringat dingin. Serta siao menerima konsekuensi selanjutnya.
"Bagaimana, sudah ada perkembangan." kata Alex to the poin, tanpa ada basa basi dulu.
"Kami terus berusaha sesuai dengan kemampuan kami tuan" jawab leo kepala divisi.
"Tunjukkan!" perintah alex.
Leo segera membawa map berisi desain berlian serta map satunya berisi hasil perencanaan pameran mereka.
Alex membaca laporan perencanaan, dia merasa puas dengan hasilnya, tapi begitu melihat sketsa berlian serta perhiasan hasil rancangan mereka yang menurut alex begitu pasaran.
"Apa kerja kalian selama seminggu ini. masa tidak ada satupun yang spektakuler, saya ingin satu saja, yang unik. lain dari yang lain."
"Maaf tuan". jawab melinda.
"Bu Melinda, saya beri gambaran ya, semoga menjadi inspirasi kalian semua, saya ingin sebuah berlian yang sederhana tidak glamour, tapi memiliki arti yang spesial. seperti bunga mawar, yang penuh duri tapi melambangkan cinta. Saya juga ingin yang seperti itu. saya mau tema dalam pameran kita kali ini melambangkan cinta, cinta tidak hanya kepada pasangan, bisa juga untuk orang tua, bahkan tuhan, dan tonjolkan itu. modelnya tidak perlu yang ramai seperti ini. kalau ini cocoknya kalian jual ke india. Tapi pasar kit kali ini adalah kerajaan inggris dan perancis."
Kata Alex menggambarkan keinginannya.
Semua tertunduk diam, selama ini mereka sering menonjolkan kemewahan bentuknya, seperti yang wau dan glamour.
"Melinda, umumkan di setiap divisi, kita akan buka secara umum, siapa saja yang memiliki sketsa maupun desain yang saya inginkan, maka akan mendapat bonus yang besar" kata Alex lagi.
"Baik tuan, akan saya umumkan, dan kami akan terus berusaha semaksimal mungkin mewujudkan itu, waktu kita tidak lama lagi, dan kita stuck di model berlian kita" jawab melinda.
" Oke, mel saya serahkan bagian desain kepadamu, kalau ada yang bagus segera hub saya atau ronald" Kata Alex.
Alex keluar dari ruang meeting langsung ke ruangannya, dia mengendorkan dasinya, rasanya hari ini adalah hari sial bagi alex, di jalan dia sudah di cegat oleh soraya, keponakan dari pamannya, wanita itu juga termasuk dalam kategori wanita yang harus Alex hindari. wanita yang nekad dan ambisius. sementara di lobi dia harus bertemu dengan Bella. Mantan tunangan yang ternyata cuma menginginkan Hartanya saja.
Alex menyandarkan kepalanya di kursi kebesarannya dia mendesah, menghembuskan nafas berat.
"Sampai kapan hidup gue seperti ini terus, ingin rasanya menjadi orang yang biasa saja. Apakah semua wanita memiliki sifat seperti itu, sungguh mengerikan" Alex bergidik ngeri.
Alex mulai melanjutkan pekerjaannya ada notifikasi masuk, pertama dari Bella.
sampai kapanpun kau adalah milikku hanya milikku.
Alex membaca pesan itu dengan singkat dan langsung menghapusnya.
Ada pesan lagi dari soraya, wanita yang terobsesi dengannya.
.Oke sekarang kau bisa menolak ku, tapi ku pastikan tidak ada yang bisa memiliki dirimu selain diriku ⛏️⛏️⛏️ .ingat itu.
"Dasar psikopat, wanita ini sangat berbahaya, dia bahkan anggota mafia" gumam Alex.
Ingin sekali dia melempar i phone dan tangannya itu. ada notif lain dari gadis sinting.
Om, motor lo sudah gue ambil. untuk sketsanya besok akan gue antar ke kantor om
Alex tersenyum membaca notifikasi dari.
"Bocah aneh, berlian diantara jerami, siapa sebenarnya gadis aneh ini" gumam Alex.
Jesika magang di departemen perencanaan. Pagi ini cukup melelahkan bagi dia. Orang orang di divisi ini sangat sibuk, apalagi setelah laporan mereka sudan di acc oleh alex. mereka sibuk mempersiapkan segalanya, sambil menunggu desain berlian yang CEO inginkan.
"Ih capek banget, memang sesibuk ini bekerja di sini uh, bagaimana bisa mendekati CEO kalau tugas gue banyak begini" keluh jesika.
"Jesi, kamu perbanyak ini menjadi 50 dan susun sesuai halaman yang pas" perintah sasa karyawan senior di sana. Sasa memang sengaja menyuruh jesika, karena dia merasa tersaingi, Sasa takut kalau Arman akan menyukai gadis magang itu.
"Tapi kak, 50 salinan, banyak banget mau di kirim kemana saja?" tanya Jesi, yang enggan melaksanakan perintah sasa.
"Itu bukan urusan lo, tanya saja ke pak arman atau bu melinda saja langsung" sewot Sasa.
Dengan cemberut akhirnya jesika mengambil map tersebut dan menuju ruang foto kopi, di sepanjang jalan jesika tak henti hentinya menggerutu.
"pulang nanti bisa remuk tulang tulang gue, di suruh ini, itu. Make up gue luntur, pakaian juga menjadi kusut" jesika menghentak hentakkan kakinya.
"Kalau tidak mau bekerja, ya pulang saja nona, jadilah nona manja saja" Terdengar suara maraton dari depan jesika, seketika dia berhenti dan mendongakkan kepalanya.
Nampak tampang ronald yang keren, berpakaian jas lengkap, dengan satu tangan di masukkan ke dalam sakunya. berjalan melewati Jesika yang masih terpesona dengan ketampanan orang no 2 di kantor tersebut.
"Asistennya saja sudah sekeren ini apalagi mr Daniel, ih jadi segera pengen membawa pulang pangeran gue" gemes Jesika.