Morgan & Emily,
Perjanjian bisnis orang tua Morgan, memmbuat Morgan & Emily harus menikah.
"Walaupun pernikahan kita atas dasar org lain, tapi aku tidak ingin ada org lain dalam rumah tangga ini ketika nanti kita sah menjadi pasangan suami istri". ucap Emily
Menjadi seorang Wanita karir sekaligus seorang istri, Emily selalu berusaha membuat suaminya bahagia dan menjaga rumah tangganya ditengah-tengah kesibukannya mengejar target menjadi kepala rumah sakit dan menyelesaikan proyek pembangunan rumah sakit miliknya sendiri.
"Aku hanya ingin kau fokus dengan Rumah tanggal & kandunganmu Emily, aku tidak meminta kau berhenti bekerja setidaknya kurangi beban pekerjaanmu". ucap Morgan frustasi sambil mengacak-ngacak wajahnya dengan telapak tangannya
Disaat Hubungan dengan Suaminya mulai terbangun sebuah peristiwa mengubah segalanya & membuat Emily keluar dari rumah dan meninggalkan segalanya dalam keadaan mengandung
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GRACIA SYLIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DOKTER EMILY
Lorong rumah sakit kini mulai ramai dan terdengan riuh oleh keluarga dan kerabat korban kecelakaan.
Lengking suara Dokter & juga team medis terdengar menambah ketegangan sambil mendorong bankar korban kecelakaan untuk dibawa ke ruang ICU.
“Keluarga Pasien!!” Tak menunggu dipanggil dua kali, seorang laki-laki berlari ke depan pintu dan menemui perawat tersebut.
"Saya suster."
"Keluarga korban kecelakaan? Dokter bedah ingin bertemu terkait izin melakukan tindakan operasi.
"......" penjelasan Dokter pada keluarga korban meminta dia untuk menyetujui tindakan operasi melihat luka korban saat ini cukup parah mulai kekurangan darah.
Dia mulai mengurus berkas-berkas yang diminta pihak rumah sakit tanpa ragu,"Lakukan yang terbaik Dok"
"saya mohon Dokter selamatkan cucu saya." ucap laki-laki tersebut sambil menahan air matanya, kini kakinya tak mampu lagi menopang tubuhnya.
Seakan sedang berlutut pada Dokter Emily.
.
.
.
Ditempat lain seorang wanita yang duduk dikursi roda sedang menangis didepan jenazah suaminya, dari kecelakaan tersebut dia hanya mendapatkan beberapa luka ringan dan tidak ada cedera yang cukup serius.
Beda halnya dengan anaknya yang meregang nyawa dan suaminya yang meninggal ditempat.
Hatinya hancur, melihat jasad suaminya disisi lain anaknya sedang berjuang didalam ruang operasi.
Seakan semesta tak memberinya ruang untuk bernafas.
"Aku pergi ya sayang, aku...aku akan melihat sherlyn sebentar." ucap wanita tersebut terbata-bata didepan jasad suaminya tak sanggup menahan isakannya
2 jam kemudian, Dokter & Team medis selesai berjuang dalam ruang operasi dan bergegas menemui keluarga pasien.
"Saya turut berduka cita ya bu." ucap Dokter Emily sedikit menundukkan badannya mencoba sejajar dengan ibu pasien.
DEGH!!
Mendengar ibu korban dengan cepat menggelengkan kepalanya, khawatir dengan apa yang akan disampaikan oleh Dokter setelah keluar dari ruang operasi.
"Operasinya berhasil Bu." ucap Dokter Emily sambil menggenggam tangan ibu tersebut.
"Hanya saja karena kecelakaan tersebut membuatnya terpental hal itu membuat tulung punggung putri Ibu cedera parah, dan kondisi kedua kakinya membutuhkan terapi serius sepertinya saat kejadian kakinya tertimpa benda berat sehingga kaki putri anda mengalami keretakan tulang dan kemungkinan hanya 50% kesembuhannya"
"Kita berdoa semoga pasian tidak mengalam spinal cord injuri (Cedera sumsum tulang belakang), dan untuk tindakan operasi selanjutnya kita perlu memberi jeda waktu menunggu ia pulih dari operasi pertamanya.
Melihat saat datang ke rumah sakit kondisi anak ibu mengalami pendarahan cukup parah pada bagian kepalanya. " ucap Dokter Emily berusaha menjelaskan kondisi putrinya sedetail mungkin dan berharap mudah dipahami oleh keluarga pasien."
"Setelah Pasien sudah bisa dipindahkan ke ruang perawatan, ibu dan keluarga boleh menjenguknya. Namun tetap utamakan kenyamanan pasien." Lanjut Dokter Emily sebelum pamit meninggalkan lorong ruang operasi.
"Baik Bu Dokter, sekali lagi terima kasih banyak." ucap keluarga pasien yang lain.
.
.
Keseokan harinya Dokter Emily kembali keruangan Sherlyn, untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.
"Bagaimana Kondisi Putri saya Dok." Ucap Ibu tersebut.
"Kondisinya bisa dibilang jauh dari kata stabil, meskipun dia tidak koma sepertinya anak ibu mengalami kerusakan saraf. ucap Dokter Emily
"Kalau ibu tidak keberatan, saya bisa rekomendasikan putri ibu untuk mendapatkan perawatan dirumah sakit lain. Yang ahli menangani penyakit anak ibu."
"Boleh dok, tolong rekomendasikan saya dimanapun tempat itu akan saya datangi." isak ibu tersebut.
"Baik ibu, sekarang ibu ikut saya keruangan untuk membahas hal ini." titah Dokter Emily
.
.
.
"Silahkan duduk" ucap Dokter Emily
Dokter Emily langsung mengambil Ponselnya dan mencoba menghubungi beberapa rekan sejawat dokternya yang bisa membantunya untuk memasukkan pasiennya ke dalam rumah sakit tersebut.
Mengingat rumah sakit itu bukan berada di dalam negeri.
Memastikan semua aman, Dokter emily mulai menerangkan pada Ibu pasien tersebut.
"Melihat Kondisi putri ibu, sangat membutuhkan perawatan intensif, dan tentu kita semua menginginkan yang terbaik"
"Jadi saya merekomendasikan Putri ibu untuk dipindahkan ke salah satu rumah sakit di Jerman." ucap Dokter Emily
"Beberapa pasienya yang sama dengan kasus putri ibu, semua dinyatakan selamat dan bisa kembali berjalan normal setelah melakukan pengobatan di jerman." Lanjutnya
Mendengar beberapa penuturan Dokter Emily, tanpa berpikir dua kali ibu tersebut menyetujuinya.
"Baik Dok, saya setuju dan serahkan semua pada anda." ucap Ibu tersebut dengn penuh keyakinan.
...****...
Udah sejauh ini!!
Gimana menurut kalian?
Jangan lupa vote, like dan subscribe yaaa aga aku makin semangat untuk Up
Thankyouu....Happyy Reading
