Grace, kini harus menjadi anak yatim piatu setelah kedua orangtuanya di habisi secara keji oleh Chan Ryder, hanya karena kalah tender. Sejak kecil Grace di urus dan dibesarkan oleh orang yang telah membunuh kedua orang tuanya, bahkan kakaknya pun ikut menjadi korban. Bagaimana jadinya jika Grace tahu jika orang yang sudah merawatnya adalah orang yang sudah tega memisahkan ia dan keluarganya?
Penasaran sama kelanjutan ceritanya? Yuk langsung baca. Jangan lupa like, komen, vote, dan kasih ulasan terbaiknya. oke👌😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RD Junior, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Dua hari kemudian.
Grace mencoba menghubungi Delard berulang kali, namun panggilannya tidak dapat tersambung sehingga membuat Grace marah dan membabi buta melemparkan semua benda-benda yang ada dikamarnya.
"Bodoh! mau saja aku mempercayai ucapannya, jelas-jelas selama ini dia itu tidak pernah peduli kepadaku." Amarah Grace mulai berapi-api, apa lagi saat tadi dia sengaja mengorek-ngorek informasi dari Azura, namun sedikitpun Azura tidak mau memberitahunya dan malah tetap mengatakan jika dia itu adalah anak kandungnya.
Sebenarnya Azura sudah diancam oleh Chan Ryder, jika Azura sampai memberi tahu Grace kalau dia itu hanyalah anak angkat, maka Chan Ryder tidak akan segan-segan untuk menceraikannya, maka dari itu Azura lebih memilih untuk bungkam dari pada harus terkena sembur oleh laki-laki yang diseganinya yang tak lain ialah Chan Ryder, suaminya.
"Nona mau kemana?" Tanya Jack ketika melihat Nona muda nya keluar dari mansion.
"Aku akan mengerjakan tugas sekolah bersama teman-temanku." Jawabnya, tanpa menghentikan langkah kakinya.
"Aku akan mengantarmu Nona."
"Tidak perlu, karena aku akan mengemudi sendiri." Grace masuk kedalam mobil sport miliknya.
Tanpa sepengetahuan Grace, Jack pun mengikutinya atas perintah Chan Ryder yang sudah mewanti-wanti jika dia harus mengikuti kemanapun Grace pergi.
.
"Ah-ah..." Dua sejoli sedang melakukan adegan panas diatas ranjang dengan peluh yang sudah membasahi tubuh keduanya.
"Daniel, Oh sayang..." Sonya mengalungkan kedua tangannya dileher Daniel, diapun dibuat merem melek dengan setiap sentuhan panas yang diberikan Daniel terhadap tubuhnya.
Beberapa saat kemudian Daniel memutar balik posisi, dia meminta Sonya untuk bermain diatas. Tapi itu bukanlah suatu tantangan baginya, karena Sonya adalah seorang pemain handal, dan sepertinya dia memang sudah sering melakukannya dengan banyak laki-laki.
Gerakan Sonya begitu lihai sehingga dia mampu menarik ulur perasaan Daniel dan membawanya melayang-layang di-udara.
"Oh..." Daniel terpejam menikmati permainan yang diberikan oleh Sonya, namun tiba-tiba suara bel apartemen berbunyi sehingga terpaksa mereka menghentikan aksinya.
Sonya mengalihkan pandangan Daniel agar kembali fokus kearahnya, diapun kembali menghentakan pinggulnya.
"Sonya stop, kau bersembunyi lah! aku akan lihat siapa yang datang." Ucap Daniel dengan suara yang lembut.
"Tapi__"
Cup.
Daniel membungkam mulut Sonya dengan sebuah kecupan manis, dia pun beranjak dari tempat tidur lalu memunguti pakaiannya yang tadi dilemparkannya kesembarang arah, saat memulai percintaan panas dengan Sonya. Setelah mengenakan kembali semua pakaiannya lantas dia bergegas membuka pintu.
"Grace, kenapa kau tidak bilang jika mau kemari?" Daniel berusaha menyembunyikan ketakutannya dibalik senyumnya yang masam, takut jika Grace mengetahui kalau dikamar Daniel ada Sonya yang sedang terbaring dalam keadaan te-lan-jang bu-lat.
"Apa kau tidak mempersilahkan aku untuk masuk?" Tanya Grace saat dikacangin didepan pintu.
"Ya, masuklah." Lagi-lagi Daniel tersenyum masam. Dia pun mempersilahkan Grace untuk duduk. "Mau minum apa?" Tanyanya.
"Apa saja." Jawabnya.
Sambil berjalan ke dapur Daniel mengetik sebuah pesan singkat dan dikirimkannya kepada Sonya, agar Sonya tetap berada dikamar.
"Ini minumannya." Daniel meletakkannya di atas meja.
"Terima kasih." Grace tersenyum getir, dia pun memperhatikan wajah Daniel yang tampak sedikit keringatan. "Daniel, apa AC di apartemen mu mati?"
"Tidak! memangnya kenapa?"
"Lalu kenapa tubuhmu berkeringat?" Tanya Grace merasa heran.
Daniel meraba-raba wajah dan tubuhnya yang memang sedikit lengket. "Aku habis berolahraga." Jawabnya berbohong.
Grace mendekati Daniel lalu mencium aroma tubuhnya. "Apa kau ganti parfum?" Tanyanya lagi. "Tapi__" Grace terus mengendus aroma tubuh Daniel semakin dalam. "Kok ini wangi parfum perempuan! apa kau menyembunyikan seorang wanita, disini?" Grace mulai mengintrogasi.
"Grace, kau itu bicara apa? aku sangat mencintaimu, dan aku tidak mungkin macam-macam dibelakang mu." Ucapnya berbohong.
"Ternyata yang datang Grace! pantas saja aku diminta untuk tetap berada dikamar." Batin Sonya yang geram, seraya diam-diam mengintip dari balik pintu kamar Daniel. "Si Daniel memang brengsek! giliran minta jatah dia memintaku untuk kemari, tapi pas Grace datang aku malah dikacangin begini." Umpatnya dalam hati.
"Kau tahu betul, jika aku paling tidak suka dibohongi! kalau kau ketahuan bermain di belakangku, maka aku tidak akan memaafkan kesalahan mu." Ancam Grace kepada Daniel.
"Sial! berani sekali dia mengancam-ku." Batin Daniel. "Andai saja aku berhasil menguasai tubuhnya! bukan aku yang akan bertekuk lutut padanya, tapi kebalikannya." Lanjutnya dalam hati. "Sebaiknya kita pergi keluar untuk mencari udara segar." Ajaknya kemudian, yang dibalas anggukan oleh Grace.
*
Sesampainya di LV Delard langsung memesan kamar disebuah hotel mewah di kota itu untuk mengobati rasa penatnya. Setelah membersihkan badannya dia pun mengambil ponsel dari atas nakas, lalu duduk disofa mengarah keluar jendela sembari menatap pemandangan yang indah disekitarnya.
Delard mengamati nama kontak seseorang dari layar ponselnya, tanpa sadar dia tersenyum menyeringai. "Aku harus memberinya kejutan! Angela tidak tahu jika aku datang lebih cepat dari perkiraannya." Gumamnya. Dengan wajah yang tampak bahagia dia keluar dari hotel, tentunya untuk menemui sang belahan jiwa yang tak lain ialah Angela! Angela adalah salah satu perempuan yang paling beruntung, dari banyaknya wanita yang tergila-gila dengan paras tampan yang dimiliki oleh seorang Adelardo Ryder, karena hanya Angela lah yang mampu menghipnotis seorang Delard dengan kecantikannya.
Delard berkunjung ke-sebuah Pent house yang berjarak sekitar 200 kilometer dari hotel dimana tempatnya menginap.
"Happy anniversary yang__" Delard menggantung ucapannya ketika kenyataan tak sesuai dengan ekspetasi nya! karena yang keluar bukanlah Angela melainkan seorang pria dengan keadaan yang tengah bertelanjang dada.
"Cari siapa?" Tanya pria itu kepada Delard.
"Apa Angela ada?"
"Sayang..." Panggil pria itu yang diyakini kalau kata sayang itu ditunjukkan kepada Angela, dan benar saja dugaan Delard saat melihat Angela.
"Delard!" Angela tampak terkejut melihat kehadirannya. "Bukankah kau akan kembali besok? kenapa kau tidak memberitahu ku jika kau mempercepat penerbangan mu."
"Apa kau terkejut?" Delard menyunggingkan senyuman, saat melihat pria yang berada disamping Angela tampak merangkul pinggangnya, namun dengan cepat Angela menyingkirkan tangan itu.
"Delard, ini tidak seperti apa yang kau lihat! kami hanya sekedar berteman, tidak lebih!"
"Sayang, apa yang kau katakan? kenapa kau tidak mau mengakui ku? dan sebenarnya siapa laki-laki ini?" Protes pria itu karena Angela tidak mau mengakuinya sebagai pacar.
Delard memicingkan senyumannya. "Selamat tinggal! dan semoga hari-hari yang kau jalani akan selalu menyenangkan." Desisnya.
"Delard tunggu!" Angela berusaha menghalangi kepergiannya. "Ku akui aku memang salah karena telah menghianati mu, tapi aku mohon tolong beri aku kesempatan sekali saja untuk memperbaiki semuanya."
"Lepaskan tanganku!" Bentak Delard.
"Aku tidak akan melepaskan mu, sebelum kau mau memaafkan aku." Angela terus memohon.
Merasa kesabarannya terus diuji, Delard pun mendorong kasar tubuh Angela sehingga membuatnya tersungkur. "Mulai detik ini, jangan pernah temui aku lagi!" Ucap Delard secara tegas.