Memiliki julukan sebagai anak pembawa sial, tak membuat gadis bernama Chessy larut dalam kesedihannya. Ya, anak pembawa sial adalah julukannya sejak dia di lahirkan, karena kelahirannya yang berbarengan dengan kematian kedua orang tuanya.
Kehidupan yang begitu menderita membuatnya tak lantas putus asa, dia selalu meyakinin bahwa akan ada pelangi setelah hujan, akan ada kebahagiaan setelah penderitaan, dan inilah yang selalu di rindukan Cheesy, Merindukan Pelangi saat hujan.
Dapatkah Cheesy menemukan kebahagiaannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma Banilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali sekolah
Sesuai permintaan Cheesy, laporan atas nama Clara dan teman temannya di cabut, dan hari ini mereka di bebaskan, namun tetap harus melakukan wajib lapor satu minggu sekali.
Clara segera di bawa pulang oleh papahnya setelah menyelesaikan berkas berkas kepulangan Clara.
Sesampainya di rumah, Clara di tampar oleh Papahnya.
"Keterlaluan kamu Clara, kamu sudah mencoreng nama baik Papah sebagai seorang anggota polisi. Kami menyekolahkan kamu biar kamu jadi anak yang pintar dan memiliki masa depan yang cerah bukan untuk menjadi preman seperti itu. Apalagi kamu melakukan itu hanya karena masalah laki-laki.
Dimana otak kamu Clara, kamu anak seorang polisi tapi kamu malah berbuat hal kriminal hanya karena masalah laki-laki, apa kata rekan rekan kerja Papah, mau di taruh dimana muka Papah kamu ini." Murka Pak Darwin.
"Mamah juga kecewa sama kamu Clara, mamah merasa sudah gagal mendidik kamu, Mamah tidak pernah mengajarkan kamu untuk menjadi penjahat seperti itu Clara." Omel Bu Nila.
"Maaf Pah, Mah, Clara tau Clara salah, Clara janji tidak akan mengulanginya lagi, Clara menyesal Pah, Mah." Ucap Clara menyesal.
"Kali ini Papah maafkan kamu, tapi kalau terjadi hal seperti ini lagi, papah tidak akan mengeluarkan kamu dari penjara, Papah akan membiarkan kamu membusuk di penjara." Ucap Pak Darwin mengancam.
"Mulai sekarang kamu harus jaga sikap kamu, besok saat teman kamu sudah masuk sekolah, kamu temui dia dan minta maaf secara langsung. Dan ingat Clara, kamu jangan pernah membuat masalah lagi." Sambungnya.
"Iya Pah." Sahut Clara dengan wajah lesu nya lalu masuk ke dalam kamarnya.
Dia tidak pernah menyangka akan berakhirnya seperti ini, Tindakannya yang ingin memberikan pelajaran pada Cheesy justru membuatnya harus merasakan rasanya di kurung di jeruji besi.
"Aku tidak boleh gegabah, untuk mengambil hati Kenzie aku tidak boleh menjadi jahat, Ya aku harus menjadi wanita baik di depan Kenzie, aku akan buat Kenzie terkesan dengan kebaikanku." Gumam Clara yang langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.
***
Plakkkk
Tamparan keras pun di dapatkan juga oleh Nadia dari Papinya setelah sampai rumah.
"Dasar anak kurang ajar, kamu Papi sekolahkan bukan untuk menjadi berandalan seperti itu, bikin malu keluarga saja." Bentak Papi Nadia.
"Kalau Mami sampai tau kamu seperti ini, penyakit jantung Mami kamu bisa kambuh Nadia, apa kamu ingin melihat Mami kamu ma.ti karena tau kelakuan kamu ini." Sambung Papinya Nadia.
"Besok Papi akan mengurus kepindahan Kamu, Papi akan kirim Kamu ke pesantren yang ada di kudus." Ucap Papi Nadia.
"Pi, ampun Pi, tolong jangan kirim Nadia ke pesantren Pi, Nadia masih ingin sekolah disini." Mohon Nadia sembari bersimpuh di depan Papinya.
"Untuk apa kamu sekolah disini, kalau hanya untuk mempermalukan Papi dan Mami lagi." Ucap Papinya Nadia.
"Ampun Pi, Nadia janji Nadia tidak akan mengulanginya lagi Pi." Ucap Nadia.
"Oke, kali ini Papi maafkan kamu, tapi Papi minta kamu tidak usah berteman lagi dengan yang namanya Clara, kalau sampai Papi tau kamu masih berteman dengan dia, Papi akan langsung kirim kamu ke pesantren." Ucap Papi Nadia memberi kesempatan pada putrinya untuk memperbaiki diri.
"Terimakasih Pi." Ucap Nadia berdiri dan langsung memeluk Papinya.
"Maafin Nadia Pi, Nadia janji akan berubah menjadi lebih baik lagi." Sambungnya tulus ingin berubah.
"Iya Nak, Maaf ya kalau Papi terlalu keras sama kamu, Papi hanya tidak ingin kamu salah jalan Nak." Ucap Papinya Nadia sembari mengusap kepala Nadia lalu menciumnya.
***
Keesokan harinya.
Cheesy yang sudah merasa lebih baik memutuskan untuk berangkat ke sekolah, karena Cheesy tidak ingin ketinggalan pelajaran, terlebih ujian sekolah hanya tinggal beberapa Minggu lagi.
Sebelumnya Cheesy sudah memberikan kabar pada Kenzie kalau dia akan berangkat sekolah, hingga akhirnya pagi-pagi sekali Kenzie datang menjemput Cheesy dengan Mogenya.
"Nak Kenzie, tumben jemputnya pagi-pagi sekali?" Tanya Pak Bandi.
"Iya kek, takutnya Cheesy keburu berangkat." Jawab Kenzie.
"Terus apa kamu sudah sarapan di rumah?" Tanya Pak Bandi.
"Hmmmmm, belum kek, rencananya nanti mau sarapan bareng sama Cheesy Kek." Jawab Kenzie.
"Ohhh gitu, ya sudah, masuk dulu Nak Kenzie." Ucap Pak Bandi meminta Kenzie masuk kedalam rumahnya.
"Tidak usah Kek, aku sudah siap kok, kita mau langsung berangkat." Ucap Cheesy yang baru saja keluar dari rumah.
"Cheesy berangkat ya Kek." Pamitnya mencium tangan sang kakek.
"Iya sayang, kalian hati hati ya?" Ucap Pak Bandi saat Kenzie mencium tangannya.
"Siap Kek." Sahut Kenzie lalu gegas naik kembali ke Mogenya.
"Kita sarapan bubur saja ya? Mau ngga?" Tawar Kenzie setelah moge itu meluncur menembus jalanan yang masih nampak sepi.
"Boleh, tapi kita makan bubur yang dekat taman saja bagaimana? Disana enak loh buburnya."
"Siap tuan putri." Sahut Kenzie membuat Cheesy tersipu malu.
Moge yang di kendarai Kenzie pun berhenti tepat di penjual bubur ayam samping taman.
"Bang, bubur Ayamnya dua ya, makan disini." Ucap Kenzie saat memesan bubur.
"Siap Mas." Sahut penjual bubur itu lalu segera membuatkan pesanan Kenzie.
Hari masih begitu pagi sehingga pembeli masih nampak sepi, hanya ada beberapa orang saja termasuk Kenzie dan Cheesy.
"Sy, hari ini ada PR dari Bu Gendis, sambil nunggu buburnya jadi bagaimana kalau kita mengerjakan soalnya bareng bareng." Ucap Kenzie mengeluarkan buku matematika dari Tasnya.
"Memang kamu belum mengerjakan tugas nya Ken?" Tanya Cheesy.
"Belum, aku sengaja ingin mengerjakan nya sama kamu." Jawab Kenzie menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Ini gimana ceritanya ya, calon dokternya jadi males begini, nanti pasien pasien nya terbengkalai." Ledek Cheesy.
"Hehehe, habis gimana ya, kemarin mood booster ku sakit, jadi kurang semangat di sekolah." Ucap Kenzie.
"Jangan gitu dong, kalau kaya gini malah aku yang jadi merasa bersalah." Protes Cheesy.
"Iya deh Iya, ngga lagi lagi, ini yang pertama dan terakhir aku begini, kedepannya aku akan lebih semangat lagi belajarnya." Ucap Kenzie.
"Siiiippp deh." Ucap Cheesy mengacungkan jempolnya.
"Permisi Mas, Mba, ini buburnya." Ucap penjual bubur memindah kan dua mangkok bubur ke meja di depan Cheesy dan Kenzie.
"Terimakasih Pak." Jawab Cheesy dan Kenzie bersamaan.
Keduanya pun menyantap bubur Ayamnya hingga bubur itu tandas, setelahnya mereka kembali berdiskusi untuk mengerjakan tugas dari Bu Gendis.
Setelah selesai keduanya pun kembali melanjutkan perjalanan menuju ke sekolah.
***
Sesampainya di sekolah, Cheesy di sambut oleh melody beserta teman teman yang lainnya, mereka Napak begitu senang saat melihat Cheesy sudah kembali sehat dan mulai masuk sekolah lagi.
"Cheesy, akhirnya kamu masuk sekolah lagi, kami khawatir banget Sy sama kamu." Ucap Melody memeluk Cheesy.
"Maaf ya, sudah bikin kalian khawatir." Ucap Cheesy.
"Pastilah kita khawatir, kamu tau ngga sih, sekolah itu sepi tanpa kamu." Sahut Rara.
"Iya Sy, aku sampe ngga semangat untuk sekolah karena kamu ngga ada." Ucap melody menimpali.
"Jangan gitu dong, kalian itu harus selalu semangat, kita kan sebentar lagi ujian." Sahut Cheesy.
"Hehehe, Iya sih." Ucap Melody.
"Oh ya kita masuk kelas yuk." ajak melody menggandeng tangan Cheesy.
Sementara Kenzie hanya geleng geleng kepala karena di tinggal begitu saja oleh Cheesy dan teman temannya, padahal biasanya cewek cewek selalu menatapnya tanpa berkedip.