Di usianya yang masih muda dia dinyatakan tidak bisa berkultivasi, semua orang menyebutnya sebagai sampah, pecundang. Tapi siapa yang mengira, setelah menjalani hidup di bawah bayang bayang hinaan dan makian selama bertahun-tahun dia akan mendapatkan sebuah berkah.
Menemukan sebuah peninggalan yang mengubah seluruh jalan hidupnya, peninggalan dari sesosok yang kemudian ia anggap sebagai guru.
Selalu berusaha menjadi lebih kuat, demi mempertahankan yang namanya keluarga. Melindungi orang tua dan juga orang terkasihnya.
Ini adalah perjalanan pemuda Klan Zhou, bernama Zhou Fan. Dengan pedang pusaka di punggungnya yang ia temukan di makam kuno, dia mengarungi dunia kultivator. Mulai mengukir namanya sebagai Legenda Petarung.
Pantengin terus kisah perjalanan Zhou Fan menuju puncak, jadilah saksi sebuah legenda tercipta...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Sebuah Gua
Suasana hutan mati sudah mulai ramai dengan kicauan burung burung yang bersahutan, di dalam salah satu gua Zhou Fan tengah memakan sisa daging musang bertaring semalam yang sengaja ia sisihkan untuk sarapan.
Zhou Fan mengeluarkan sebuah tong yang berisi air dan ia meminum air yang ada dalam tong.
Sama seperti hari hari sebelumnya, Zhou Fan akan berlatih fisik setiap paginya, ia lari bolak balik dengan jarak sekitar 200 meter, ia lari dengan membawa sebuah batu yang ia gendong di punggungnya sebagai beban latihannya.
Selain lari Zhou Fan juga melakukan pelatihan lainnya, seperti push up, sit up, pull up dan lainnya.
Setelah menyelesaikan aktivitasnya Zhou Fan memutuskan untuk kembali menjelajahi lapisan terluar hutan mati.
***
Zhou Fan sekarang sedang mencari beast tingkat 1 untuk ia gunakan sebagai persediaan makanan.
Semakin tinggi tingkatan beast akan membuat dagingnya semakin bermanfaat bagi seorang kultivator, tapi itu akan berbanding terbalik dengan tekstur dari dagingnya.
Semakin rendah tingkatan beast itu semakin lembut juga tekstur yang dimiliki oleh daging beast.
Oleh sebab itu Zhou Fan ingin berburu beast tingkat untuk persediaan makanannya, memang baik bagi Zhou Fan untuk mengkonsumsi daging beast tingkat tinggi yang akan meningkatkan kekuatan fisiknya, namun dia ingin menyeling makanannya supaya ia tidak bosan dengan daging beast tingkat tinggi.
Saat hari mulai gelap Zhou Fan memutuskan untuk kembali ke gua, dia sudah mendapatkan buruan yang banyak, ia mendapatkan puluhan beast tingkat 1 dan ada 1 yang merupakan beast tingkat 2, beast itu adalah banteng api yang memiliki kekuatan setingkat petarung mahir bintang 1.
Banteng api, diberi nama banteng api karena tanduk yang di miliki oleh banteng ini bisa memercikkan api, selain itu juga tubuh beast ini berwarna merah kekuningan layaknya warna api.
Saat Zhou Fan berniat kembali, dia melihat sebuah tebing yang terlihat seperti tembok yang menjulang tinggi di hadapannya, tapi bukan karena ketinggiannya yang membuat Zhou Fan tertarik.
Di tebing itu terdapat tanaman merambat yang seperti sedang menutupi sesuatu, Zhou Fan penasaran apa yang ditutupi oleh tanaman itu.
"Sepertinya ada sebuah gua di atas sana." Zhou Fan berkata sambil melihat kearah tanaman merambat di atasnya.
Zhou Fan sebenarnya ingin sekali masuk ke gua yang ditutupi oleh tanaman merambat itu, tapi ia mengurungkan niatnya saat menyadari langit telah berangsur gelap.
"Besok aku akan kemari.... ya aku harus memasuki gua itu, sepertinya terdapat barang bagus di dalamnya, sampai sampai ada seseorang yang mau membuat gua yang lokasinya sangat sulit dijangkau." Zhou Fan berkata pada diri sendiri sambil berjalan menjauh dari tebing itu.
***
Di gua tempat Zhou Fan....
Saat sampai di gua Zhou Fan bergegas beristirahat, ia sudah tidak sabar menunggu hari esok.
Zhou Fan berusaha untuk segera tidur, tapi sudah beberapa waktu berlalu ia tak kunjung tidur, segala usaha ia lakukan untuk segera tertidur, dari memejamkan matanya sampai mencoba untuk membuat lelah dirinya dengan berlari di dalam gua, tapi ia tak kunjung bisa tertidur pikirannya sekarang penuh dengan gua yang terdapat di tebing batu yang ia jumpai tadi sore.
"Hahhh...kenapa saat ada kemauan sangat sulit untuk dicapai." Zhou Fan berkata kesal, ia sangat ingin segera tidur supaya malam yang dingin ini segera berlalu.
***
Hari sudah berganti pagi, sinar mentari menerobos masuk melewati sela sela di antara dedaunan hutan mati
Zhou Fan baru saja tertidur, mungkin ia baru bisa tertidur sekitar 2 jam yang lalu, ia semalaman tidak bisa tertidur karena terus saja terbayang gua yang akan di kunjunginya.
Zhou Fan terbangun saat gua sudah mulai bising dengan suara beast yang ada di sekitar gua, Zhou Fan memang tidak memburu semua beast yang ada di sekitar gua, ia menyisakan beast yang masih bayi dan beast yang sedang mengandung atau memiliki anak, ia tidak akan pernah tega untuk memisahkan orang tua dari anaknya ataupun sebaliknya meskipun itu adalah beast, namun berbeda jika beast itu mencari masalah dengan dirinya.
Zhou Fan berjalan keluar gua dengan kantung mata yang hitam.
"Huh padahal ingin cepat cepat tidur supaya bisa terbangun lebih awal, tapi malah tidak bisa tertidur, sungguh sial nasibku." Zhou Fan membatin dengan nada mengeluh.
Meskipun dalam kondisi tubuh yang masih kelelahan, itu tidak akan menghalangi keinginannya untuk memasuki gua yang ia jumpai kemarin.
Setelah mempersiapkan kebutuhannya untuk memasuki gua kemarin ia segera bergegas menuju lokasi tebing itu, ia harus mencari akar pohon supaya bisa ia jadikan tali untuk membantunya memanjat ke mulut gua itu yang memang terletak agak tinggi.
Setelah berjalan beberapa saat Zhou Fan sekarang sudah berada tepat di depan tebing tinggi kemarin.
Zhou Fan segera mengeluarkan tali yang ia persiapkan tadi untuk alat bantu memanjat, ia mengikatkan salah satu ujung tali pada belatinya.
Dikarenakan Zhou Fan tidak memiliki peralatan untuk melemparkan talinya supaya bisa bertahan di atas, ia memutuskan untuk menggunakan belatinya untuk alat penahan yang akan ia lemparkan keatas dan berharap belatinya itu akan menancap dengan kuat pada dinding tebing.
Setelah melakukan percobaan beberapa kali dan gagal, akhirnya Zhou Fan berhasil menancapkan belatinya dengan kuat pada percobaan yang kedua belas.
Merasa belati yang ia lempar sudah cukup kuat untuk menahan berat badannya, ia pun segera naik menggunakan tali itu.
Saat Zhou Fan sudah berada di mulut gua itu, ia terkejut saat melihat betapa luasnya keadaan di dalam gua, keadaan gua tidak seperti gua yang pernah ia temui, gua ini cukup terang bila dikatakan sebuah gua, cahaya matahari dapat masuk kedalam gua melalui celah celah langit langit gua yang membuat keadaan di dalam gua cukup terang.
"Tidak aku sangka gua ini cukup luas," ucap Zhou Fan, tapi pandangannya terus berkeliling memperhatikan keadaan di dalam gua.
"Eh.... ada lorong?" Zhou Fan kembali terkejut saat pandangannya terarah ke sebuah lorong yang sepertinya sangat panjang, karena lorong di depannya itu gelap dan tidak terlihat ujungnya.
Zhou Fan merasa senang dan juga takut saat mengetahui ada sebuah lorong di depannya, ia senang karena mungkin terdapat barang bagus di dalam sana, tapi ia takut jika ada beast tingkat tinggi yang menjaga tempat itu.
Zhou Fan mempertimbangkan beberapa saat ia memutuskan untuk masuk ke dalam lorong tersebut.
"Aku harus memeriksa kedalam lorong itu, siapa tahu ada barang bagus di dalam sana." Zhou Fan berucap dengan semangat, ia berharap dapat mendapatkan peninggalan yang berharga, baik sumber daya ataupun lainnya.
Zhou Fan pun berjalan menyusuri lorong itu dan saat sampai di ujung lorong, ia terperangah dengan sesuatu yang ia lihat di depannya.
" Ini...,"