“Kata mami, dilimu dikilim mami untuk menolongku dan papi. Apa dilimu ibu peli yang baik hati ? “
“A–aku ?! “
Ucapan anak laki-laki itu membuat Alana terkejut, dia tidak mengerti maksud dari perkataan anak tersebut.
Namun, siapa sangka kehadiran Alaska membuat Alana masuk ke kehidupan keluarga mereka dan siapa yang menyangka bahwa papi yang dimaksud Alaska adalah pria yang selama ini Alana tunggu kehadirannya.
Bagaimana dengan kisahnya ? Jangan lupa mampir !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dlbtstae_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecurigaan Papa Regan
Kini tersisalah keluarga Papa Regan dan Alana yang duduk di sebelah Araska. Alana masih tidak mau membalas ucapan Araska yang memanggilnya.
Mama Rara juga melakukan hal yang sama, dia sangat kesal saat melihat kedatangan keluarga besannya. Dia syok saat tahu jika Mami Tea dan Cessie sudah bebas karena mendapatkan jaminan tebusan.
Araska menjelaskan bahwa dia sendiri tidak mengetahui hal tersebut, bahkan pencarian mereka tentang keberadaan mantan pengasuh Alaska saja tidak bisa menemukannya.
“Sepertinya ada yang bermain-main dengan keluarga kita !” kata Papa Regan membuat Araska dan lainnya menatap Papa Regan.
“Kenapa ?”
“Benarkan ? Kita tidak bisa mencari keberadaan mantan pengasuh Alaska dan juga kita tidak tahu siapa yang membebaskan Cessie dan ibunya. Coba kalian pikir siapa orang yang bisa melakukan itu semua tanpa sepengetahuan kita ?”
Mendengar perkataan Papa Regan membuat Alana terdiam begitu juga dengan Araska.
“Lalu siapa yang papa curigakan ?” tanya Mama Rara pada suaminya.
“Iya siapa yang om curigakan ?” tanya Alana ingin tahu.
Papa Regan hanya tersenyum misterius, dia cukup lama curiga dengan sosok itu. Suatu saat dia akan membongkar semua kebusukan sosok itu.
Bugh !! Pyarrr !!! Gelas kaca yang dilempar ke dinding berakhir pecah berkeping-keping. Pria paruh baya itu tak menduga jika sosok yang mencelakai cucunya adalah orang di masa lalu.
“Tidak ku sangka, dia kembali menyakiti keluargaku ! Dan kali ini dia berhasil mencel4kai Lea !! Benar-benar, kep4r4t !!!” teriak Kakek Roberto menggelegar.
“Putri angkatnya merupakan karyawan Alana, gadis itu tidak tahu apa-apa, bahkan dia adalah korban kejahatannya orang tua angkatnya”
“ Siapa mereka ayah ?” tanya Daddy Chandra penasaran.
“Apa kamu melupakan orang yang mencoba mencelakai Ana dahulu ?” tanya Kakek Roberto.
Daddy Chandra terdiam sejenak. Dia tampak memikirkan kejadian dua puluh tahun yang lalu disaat putrinya berusia 4 tahun. Opa Cakro juga turut memikirkan kejadian yang sudah lama itu.
Asisten Jo yang ikut dalam pertemuan itu tampak bingung karena saat itu usianya sudah sepuluh tahun dan dia tidak begitu mengenal keluarga Azalea yang dulu.
“Sebentar, aku sepertinya mengingat sesuatu !” seru Opa Cakro semangat.
“Apa papi !” seru Daddy Chandra penasaran.
“Robert ! Apa yang kamu maksud adalah anak yang kalian angkat sebagai anak kalian sendiri ?”
“Anak angkat ? Tidak ! Perlu digaris bawahi ya, anak yang dianggap sebagai putriku !” bantah Kakek Roberto.
“Loh, bukannya Aurelly anak yang kalian angkat sebagai pengganti Audrey, ayah ? Lalu Aruna sebagai anak yang diakui hilang saat itu ?” ucap Daddy Chandra heran.
Kakek Roberto menggelengkan kepalanya. Ceritanya tidak sesederhana itu. Dia melakukan itu dimasa lalu karena dia melindungi Audrey dari 4nc4m4n wanita yang terobsesi kepada dirinya.
Dan benar sekali, wanita itu malah meny4kiti Aruna dan membuatnya seperti orang s4kit jiw4.
“Sebenarnya saya kasihan dengan Aruna, dia mendapatkan kasih sayang di awal dengan orang tua angkatnya dan dibu4ng hanya karena wanita gil4 itu tidak menyukai Aruna hidup dengan layak,” ucap Kakek Roberto.
Sebelum melanjutkan ucapannya dia menarik nafasnya sebentar dan menghembuskannya.
“ Aruna, maafkan ayah.” ucapnya pelan.
Jauh dilubuk hatinya dia sangat menyayangi Aruna seperti dia menyayangi Aurelly dan Audrey. Tapi setelah Aurelly di atur oleh wanita itu sifat Aurelly semakin menjadi bahkan di usianya yang enam tahun Aurelly mulai menj4h4ti Audrey saat usia Audrey 3 tahun.
“Jadi, sebenarnya Audrey ditinggalkan di panti saat usia 3 tahun bukan dari lahir ?” tanya Daddy Chandra memastikan.
Kakek Roberto menggelengkan kepalanya. Daddy Chandra mengusap wajahnya dengan k4s4r.
“Sulit ini sulit,” gumam Daddy Chandra.
*
*
*
*
“Bagaimana keadaan kembaranmu, Ana ?” tanya Mama Rara penasaran.
“Masih sama, tante” jawab Alana pelan. Mama Rara menghela nafasnya pelan.
“Ana, apa tante boleh bertanya sesuatu kepadamu ?” tanya Mama Rara yang sudah tidak tahan dengan apa yang tengah dia ingin ketahui.
“Boleh tante, ada apa ?” tanya Alana penasaran.
Mama Rara meremaskan kedua tangannya. Sesekali menghela nafas pelan hal itu membuat Alana kebingungan. Ada apa dengan Mama Rara.
“Ana,”
“Iya tante,”
“Huft, boleh tante tau darimana kamu mendapatkan kalung dan gelang yang kamu kenakan ? Ma–maaf jika tante menanyakan hal tersebut,” kata Mama Rara tak enak.
Alana meraba kalungnya dan gelang di tangannya.“Ka–kalo kamu nggak nyaman sama pertanyaan tante jangan dijawab, kita bi–bisa obrolin yang lain !”
Alana tersenyum, “ nggak papa tante. Ini diberi oleh, —”
“MAMI ANAAAAAAA !!” teriak Alaska saat melihat keberadaan Alana.
Dia sangat senang saat melihat Alana di rumah mereka. Dia juga sangat merindukan sosok Alana, sudah seminggu lamanya Alana tidak datang menemuinya karena pekerjaannya yang double extra.
“Laska, Laska sayang dari mana ?” tanya Alana saat Alaska sudah berada di pangkuannya.
“Dali kamal !” jawab Alaska senang.
“Mami, ayo main di kamal Laska. Cudah banyak mainan di cana !” seru Alaska lagi dan menarik tangan Alana.
“Ah, maaf tante. Alana nemenin Alaska main,” ucap Alana tak enak.
“Tak apa, Ana. Cucuku sepertinya sangat bahagia bersama mu,”
Alana hanya tersenyum kecil. Dia juga tidak tahu harus menjawab apa. Baginya melihat Alaska menerima dirinya itu sudah membuatnya bahagia.
“Tak apalah, lain kali aku akan mencari tahu tentang gelang dan kalung itu,” katanya menatap punggung Alaska dan Alana yang sudah menjauh dari hadapannya.
*
*
*
*
*
Ruang rawat Azalea dipenuhi dengan buket bunga yang entah siapa pengirimnya. Bunga kesukaan Azalea hanya keluarga mereka saja yang tahu, tidak dengan orang lain.
“Apa bunga ini dibawa adik-adikmu, Cio ?” tanya Mommy Audrey bingung.
Acio menggelengkan kepalanya. Dia tidak tahu apa-apa. Oma Cellia juga turut memikirkan siapa yang membawa buket bunga ke ruangan Azalea.
“Apa Lea memiliki penggemar ?” tebak Nenek Ara.
Mommy Audrey dan Oma Cellia saling pandang. Keduanya saling memikirkan sesuatu, namun Mommy Audrey tidak tahu apakah putrinya memiliki penggemar atau bahkan dari anak-anak kantor.
“Sepertinya tidak bunda, Audrey merasa Lea tidak memiliki penggemar,” Oma Cellia mengangguk. Dia setuju dengan ucapan menantunya. Azalea tidak seperti Alana yang memiliki penggemar rahasia.
“Lalu jika bukan penggemar, lalu siapa ?”
“Apa dia….” Acio menatap, Oma Cellia dan Nenek Ara dengan penuh menerka-nerka.
‘HATCUUUUUUHHHHHHH !!’
“Ah, siapa yang ngomongin akuuuu ?!!!” pria itu bersungut kesal. Tiba-tiba saja dia bersin saat minum es teh.
“Stttt !! Diamlah kami sedang fokus,” tegur pria paruh baya mengenakan kacamata.
“Maaf, maaf ! Maaf !” katanya dan kembali minum es tehnya yang dingin itu.
*
*
*
*
“Rasyiiiiiiiiiiiiiiiiii keripik punya kakak jangan di ambilllllllllllll !!!”
Arasyi lagi-lagi mengambil keripik milik Alvara yang diberi oleh Shireen untuk dirinya. Setiap disimpan ditempat yang jauh dijangkau oleh Arasyi, pasti Arasyi selalu bisa mengambil miliknya dan berakhir Alvara sendiri gigit jari.
“Shireen, keripiknya di ambil Rasyi !” rengek Alvara manja. Shireen tertawa kecil, dia memberikan satu toples untuk Alvara.
“Langsung dimakan saja, takut gigit jari lagi“ tawa Shireen kembali terdengar.
Bibir Alvara melengkung lucu membuat Shireen tertawa lepas. Alvara tak menyangka bila umur Shireen dua tahun dibawahnya tapi dia merasa Shireen lebih tua dari dirinya.
“Shireen, kamu mau nggak jadi kakak ipar aku ?” Ungkapan Alvara seketika membuat Shireen berhenti tertawa.
“Kenapa ? Salah ya ?” tanya Alvara polos.
“Bisakah kita tidak membahas hal tersebut ?” ucap Shireen tak nyaman dengan ungkapan Alvara.
“Kenapa ?” Shireen menggelengkan kepalanya. Dia meminta ijin Alvara untuk kembali ke paviliun meninggalkan Alvara yang terbengong.
“Shireen kenapa ?”
“Kakak Pala, kelipikna buat Laci lagi ya ?” ucap Arasyi dan mengambil kembali toples milik Alvara membuat Alvara terkejut.
“Rasyiiiiiiii, keripiknya kakak looooohhhh !!”
“Minta cedikit, punya Laci abisssssssss !!”
“Noooooooo !!”
ini meninggal bneran atau cuma sandiwara sih,,masa iya meninggal lea nya 🤔🤔