NovelToon NovelToon
Dikira Melarat Ternyata Konglomerat

Dikira Melarat Ternyata Konglomerat

Status: tamat
Genre:Romansa / Chicklit / Tamat
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Nirwana Asri

"Sampai kapan kamu akan berlindung di ketiak mama? Kalau sikap kamu manja seperti ini mana ada laki-laki yang mau menikahi kamu. Abang tahu kamu sering dimanfaatkan oleh pacar-pacar kamu itu 'kan?"

"Abang, jangan meremehkan aku. Aku ini bukan gadis manja seperti yang kau tuduhkan. Aku akan buktikan kalau aku bisa mandiri tanpa bantuan dari kalian."

Tak terima dianggap sebagai gadis manja, Kristal keluar dari rumahnya.

Bagaimana dia melalui kehidupannya tanpa fasilitas mewahnya selama ini?

Yang baca wajib komen!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nirwana Asri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Video viral

Ruli berjalan menuju ke mobil lalu dia menyalakan mesin mobilnya. Amara sempat dibuat bingung. "Amara, ke mana kakakmu pergi?" tanya sang ibu. Amara hanya menggedikkan bahunya.

Lalu Amara dan ibunya masuk ke dalam rumah. Gadis itu membuka handphone dan berselancar di dunia maya. "Dasar cewek nggak tahu malu," umpatnya ketika melihat video yang sedang banyak diputar di media sosial.

"Kenapa sayang?" tanya Lira ketika mendengar omongan Amara.

"Ini, Ma. Aku lagi lihat video viral cewek muda yang masuk ke dalam mobil om-om," adunya.

"Mungkin saja itu orang tuanya, sayang. Sekarang kan orang-orang pada julid. Suka menyebarkan informasi yang salah sehingga membuka opini jelek masyarakat."

"Tapi sekarang memang sudah marak gadis yang menjual diri pada om-om, Ma. Mereka bahkan tak malu dilihat sama publik."

"Ah, kamu harus berhati-hati sayang. Jangan sampai menemukan laki-laki hidung belang macam itu," pesan Lira pada putrinya. Amara mengangguk paham.

Di tempat lain, Meilani tak sengaja melihat video yang sama. Dia tidak menyangka kalau wajah sahabatnya terpampang di berita viral. Di video itu memperlihatkan Kristal sedang bersenda gurau dengan laki-laki yang masih tampan di usianya.

Meilani tidak mengetahui kalau itu adalah ayahnya Kristal. Dia memang belum pernah bertemu dengan Jaden. Saat main ke rumah sahabatnya dulu, dia hanya bertemu dengan Berlian.

Meilani menggeleng kuat karena tidak percaya dengan apa yang sedang dia lihat. Dia bahkan menutup mulutnya dengan tangan. Meilani mencoba menghubungi Kristal tapi sayangnya teleponnya tidak diangkat.

"Kristal pasti sedang sedih. Mungkin dia juga menonaktifkan handphonenya agar tidak banyak orang yang mengganggunya," pikir Meilani.

Padahal Kristal tidak sempat mengangkat telepon dari Meilani karena sedang menangis di dalam mobil. Dia kecewa berat pada Ruli.

"Kenapa kamu tega mencampakkan aku? Padahal aku belum pernah menyukai laki-laki sedalam ini," ucapnya di sela-sela tangisannya.

Pikirannya kalut. Dadanya begitu sesak melihat Ruli mencium kening perempuan selain dirinya.

Sesampainya di rumah, Kristal berlari menuju ke dalam kamar. Berlian sempat melihat anaknya yang menangis. "Kenapa dengan anak itu?" Gumamnya lirih.

Ketika dia akan menyusul anaknya, asisten rumah tangganya melapor jika ada seseorang yang ingin bertemu dengan Kristal. Berlian berjalan keluar untuk menemui orang itu.

"Selamat malam, Tante," sapa Ruli dengan sopan. Berlian mengangguk. Dia berpikir perihal anaknya menangis pasti ada hubungannya dengan Ruli.

"Saya ingin bertemu dengan Kristal bisa Tante?"

"Sebaiknya kamu kembali besok ya nak. Sepertinya Kristal habis menangis."

Ruli mencoba mengerti dan mematuhi saran wanita di hadapannya itu. "Saya mengerti Tante. Sampaikan padanya besok saya akan menemui dia untuk meluruskan kesalahpahaman hari ini," ucapnya dengan yakin. Berlian mengangguk setuju.

Setelah itu dengan langkah berat Ruli meninggalkan rumah gadis yang dia sukai. Sedangkan Berlian berjalan menuju ke kamar Kristal.

Tok tok tok

"Mama masuk ya?" Saat wanita itu hendak membuka pintu ternyata kamar Kristal terkunci rapat. Berlian menghela nafas. Mungkin putrinya itu butuh menenangkan diri. Akhirnya dia masuk ke dalam kamarnya sendiri.

"Mama dari mana?" Tanya Jaden.

"Habis dari kamar Kristal. Papa tahu nggak mama lihat dia habis nangis."

Jaden membulatkan matanya lalu dia menutup majalah yang sedang dia baca. "Siapa yang membuat putriku menangis? Aku akan menghajarnya."

"Papa jangan emosian kaya gitu. Dengerin mama dulu. Mama juga tidak tahu apa yang menyebabkan dia menangis tapi sepertinya dia bertengkar dengan pacarnya."

"Besok biar papa temuin dia." Berlian memutar bola matanya malas dengan sikap kaku suaminya itu.

"Aku jadi bisa bayangkan sikap papaku dulu ketika kamu membuatku menangis," sindir Berlian.

Jaden jadi gelagapan. "Mama bisakah tidak menyinggung masa lalu?" Protesnya pada sang istri.

"Aku tidak bermaksud mengungkit masa lalu hanya teringat sikap papaku yang sama denganmu. Begitu overprotektif. Tapi kalau diingat-ingat antara Mas dan Ruli punya kemiripan."

Jaden jadi mengerutkan kening. "Tidak ada yang mirip di antara kami," sanggah Jaden yang tak terima dirinya disamakan dengan laki-laki yang telah membuat putrinya menangis.

"Dengarkan dulu! Mama jadi ingat ketika papa meminta izin pada orang tuaku saat akan menjalin hubungan denganku. Ruli juga melakukan hal yang sama. Dia minta izin pada mama untuk mendekati Kristal. Bukankah sikap kalian mirip. Papa ingat bukan?" Berlian menggoyangkan lengan suaminya.

Jaden tersenyum licik. "Kejadian itu sudah sangat lama kenapa harus diingat kembali? Yang penting hasilnya. Semua itu bagian dari usahaku yang bisa menyatukan aku dan dirimu," ucap Jaden dengan lembut serta mencium tangan istrinya.

Wajah Berlian jadi merah merona karena malu. Meskipun usia mereka sudah tidak muda lagi tapi pasangan itu selalu mesra dan kompak. Tentu saja rumah tangga mereka tidak semulus jalan beraspal. Terkadang mereka juga mengalami ujian yang tak terduga. Namun, semua itu mereka lalui bersama dengan keyakinan kalau semua masalah pasti menemukan solusinya.

Jaden sangat gemas dengan kelakuan istrinya yang terus mengungkit masa lalu. Ia lalu merangkum pipi Berlian dan mencium bibir merahnya yang sangat manis bagi Jaden. Ciuman mereka semakin dalam, bahkan Jaden mulai memasukkan lidahnya untuk menggelitik lidah istrinya itu. Mata keduanya sesekali terbuka dan terpejam. Kepala mereka bergerak mengikuti irama bibir yang saling bertaut.

Tok tok tok

Suara ketukan itu terdengar dari luar. Berlian melepaskan pagutannya. Ia pun berdiri dan merapikan rambutnya yang berantakan.

"Siapa?" tanya Jaden.

"Mama, ini aku." Berlian mengenali suara putrinya itu. Setelah merapikan penampilannya, dia membukakan pintu kamar. "Ada apa sayang?" tanya Berlian. Dia mengira Kristal sudah tidur ketika kamar anaknya tadi terkunci.

"Mama, aku ingin curhat," ucapnya sambil mengerucutkan bibirnya.

"Baiklah, kita pindah ke kamarmu saja. Papa sedang beristirahat," bohongnya. Padahal mereka baru saja bercumbu sebelum Kristal mengetuk pintu.

Kristal berjalan sambil menggandeng lengan ibunya. Sesampainya di dalam kamar dia mulai menceritakan apa yang dia lihat hari ini hingga dia menangis.

"Menyebalkan sekali kan Mas Ruli itu. Dia kasih harapan palsu, Hua...."

"Mungkin apa yang kamu lihat itu tidak sesuai pikiran kamu."

"Tapi jelas-jelas aku melihat dia mencium wanita lain," jawabnya berapi-api. Tangannya me*rem*as selimut yang sedang dia pegang.

"Tadi dia ke sini menyusul kamu. Nak Ruli bilang dia ingin bertemu dengan kamu besok untuk meluruskan kesalahpahaman yang terjadi di antara kalian."

"Tidak mau. Aku malas bertemu lagi dengannya. Mulai hari ini tidak ada laki-laki yang bisa aku percaya."

"Jangan begitu sayang!" Berlian mengelus rambut indah putrinya itu. "Kalau kamu tidak mau bicara baik-baik mana mungkin masalah kalian akan selesai. Dewasalah sedikit."

Kristal tersinggung dengan omongan ibunya yang menganggap dia kekanak-kanakan. "Kok mama malah lebih membela dia sih ketimbang anakmu ini?"

"Jangan drama. Besok temui saja dia. Jangan beralasan untuk menghindar. Kamu ini harus belajar jadi wanita dewasa. Kamu bilang sendiri kan waktu itu kalau kamu mau berubah. Buktikan!" Desak sang ibu.

Di tempat lain, Ruli pulang dengan perasaan kecewa. Dia merasa dirinya kosong tanpa adanya Kristal. Ruli menatap langit-langit rumahnya. Ketika dia mulai bosan, dia mencoba berselancar di dunia Maya untuk melihat media sosial milik gadis yang dia cintai itu. Namun, betapa terkejutnya Ruli ketika wajah Kristal menjadi viral akibat ulah orang yang mengunggah video dia dan ayahnya yang bertemu di depan restoran.

"Siapa laki-laki ini? Tapi tempat ini jelas sekali aku tahu," gumam Ruli.

*

*

*

Apakah yang akan dia lakukan besok jika bertemu dengan Kristal? Menanyakan soal video viral itu ataukah menjelaskan tentang kesalahpahaman hari ini?

Ingat untuk memberikan hadiah ya, jangan lupa subscribe untuk mendapatkan notifikasi update setiap hari

1
Mazree Gati
tidur di rumah orang pintu ga di kunci, klo tudurnya ga pakai baju gimana
Sativa Kyu
👍👍👍
MB
Luar biasa
Wawan Irawanto
sebagai bos dulu lah, tapi nanti jadi pacar
Wawan Irawanto
aku pilih tall juga lhooo
W
Luar biasa
Mimih Milania
Biasa
Mimih Milania
bukan cilok tapi seblak
Mimih Milania
aku pilih tim tali ahhhh
Mimih Milania
uhuy.....mulai dehhh
Mimih Milania
cewek jsgoan nihhh
Mimih Milania
hidup tidak seindah sinetron nenk
Ratna Fitri Mulyadi
Luar biasa
Rianti Dumai
amara klok cari cowok gak pernah beres,,,!!!
Rianti Dumai
ulet buluh ada az,,,
Rianti Dumai
aQ suka caramu kristal,lelaki gak punya pendirian ithu perlu dikasih pelajaran,biar faham dya,,,!!!
Rianti Dumai
klok sudah mantan ithu tempat'a ditong sampah ruli,,,!!!
Rianti Dumai
kocak banget Thu sie kristal bikin ngakak az,,,😅
Rianti Dumai
hadeeuh thor sakit perut aQ baca'a 😅🤣 lucu sangat mereka,,!!!
Mazree Gati
boslah,,,ga setuju klo pacaran sama ruli,,,langsung end klo iya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!