" Menikah dengan siapa?! om pamungkas?!!" suara Ratih meninggi, di tatapnya semua anggota keluarganya dengan rasa tak percaya.
" Pamungkas adalah pilihan terbaik untukmu nduk.." suara papanya penuh keyakinan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
keluhan
Langit terlihat mendung, Pamungkas yang sudah dirumah sedari tadi sedikit tidak tenang.
Hari sudah menjelang magrib, tapi kenapa Ratih belum juga pulang,
padahal kata mamanya hari sabtu cafe hanya di buka sampai jam dua siang.
Pamungkas turun dari kamar, dan sengaja duduk di teras.
Pamungkas membolak balik HPnya, ada niatan untuk menghubungi keponakannya itu, tapi..
sudahlah, toh selama ini Pamungkas tidak pernah menghubunginya, dan Ratih pun juga begitu.
Di masukkan lagi HPnya ke saku, ia duduk tenang sembari memandangi langit yang sudah mulai menjatuhkan titik titik air.
Saat Pamungkas tenggelam dalam pikirannya,
ia mendengar suara motor berhenti di depan pagar rumah.
" Terimakasih ya Wang?!" terlihat Ratih sedang melepas jas hujan dan menyerahkannya pada seorang laki laki yang duduk di atas motor.
" Sampai besok ya Rat? sampai di dalam rumah segera mandi dengan air hangat, jangan sampai sakit?!" suara laki laki itu begitu perduli.
Pamungkas hanya memperhatikan keduanya dari kursi teras,
tak lama Ratih berlari ke kedalam halaman, tangannya terlihat sibuk menutupi kepalanya.
Sesampainya di teras barulah Ratih tau kalau omnya sedang duduk tenang disana.
" Pacarmu? kenapa tidak disuruh masuk Rat?" tanya Pamungkas,
namun Ratih tak menjawab, sedikitpun dirinya tak memandang Pamungkas.
Setelah melepas sepatu dan jaketnya Ratih berjalan masuk begitu saja, tak menganggap Pamungkas ada.
Mendapat perlakuan seperti itu Pamungkas bangkit dari kursinya,
Ia berjalan mengikuti langkah Ratih dengan tenang.
" Kehujanan Rat?" tanya Ana yang sedang sibuk memasak makan malam,
" hanya di depan pagar sampai masuk saja kok ma, Ratih mau mandi dulu ya ma?"
" Ya sudah segeralah mandi lalu turun untuk makan..!" jawab mamanya.
Ratih meneruskan langkahnya, ia tau Pamungkas berjalan di belakangnya, namun ia berpikir Pamungkas akan kembali ke kamarnya sendiri yang juga berada di lantai dua.
Langkah Ratih terhenti tepat di depan pintu kamarnya,
ia membuka pintu kamarnya dengan santai,
tetapi perempuan itu tidak pernah menyangka Pamungkas mendorong pintu itu lebih lebar agar tubuh tinggi omnya itu bisa masuk.
Ratih yang melihat Pamungkas mengikutinya masuk tentu saja kaget, sampai tertegun.
" Beri aku waktumu sebentar" ujar Pamungkas menutup pintu kamar Ratih.
" Tin, tindakan om ini tidak pantas?, apa yang akan papa dan mama katakan jika mereka tau aku berdua di kamar dengan om?!" protes Ratih.
Pamungkas diam memandangi Ratih dengan seksama, menunggu amarah hilang dari keponakannya itu.
Ratih membuang pandangannya, ia berbalik membelakangi Pamungkas.
" Ratih.." suara hangat Pamungkas memecah keheningan di kamar,
" ada keluhan yang ingin kau sampaikan padaku?" tanya Pamungkas masih kalem dan hangat.
Ratih tak menjawab, ia diam sediam diamnya.
" Aku memberimu kesempatan untuk mengeluh padaku sekarang, karena besok aku sudah tidak disini..
jadi..
apa keponakanku yang cantik ini yakin akan melewatkan kesempatan untuk mengeluh pada omnya?" Pamungkas meraih lengan Ratih dan memutar tubuh Ratih agar berbalik ke arahnya.
Ratih memandang Pamungkas,
" tidak ada keluhan om, jadi lebih baik om keluar dari kamarku.." jawab Ratih pelan.
Pamungkas menghela nafas panjang, ia seperti tak mengenali Ratih lagi,
" Padahal baru setahun setengah om pergi, tapi kenapa kau berubah sikap begini..?" Pamungkas melipat kedua tangannya di dada.
" Om membicarakan diri sendiri ya?" tukas Ratih,
" membicarakan diriku?" Pamungkas mengangkat kedua alisnya.
" coba raba diri sendiri, baru om bicara padaku,
sudahlah, kalau om tidak mau keluar aku yang akan keluar." Ratih berjalan ke arah pintu, namun Pamungkas menarik lengannya.
" Apa masalah om sebenarnya? jangan menganggu hidupku yang sudah tenang?!" desis Ratih kesal.
emang kamu pikir si ratih itu ga punya hati apa.....
luka karna dikhianati sama org terdekat itu susah sembuhnya, kamu malah ngerecokin si ratih mulu
slading online juga nih
istri rasa ponakan itu perlu pemahaman yang besar 😆😆