NovelToon NovelToon
Om Pamungkas

Om Pamungkas

Status: tamat
Genre:Tamat / Beda Usia / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:652.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: Ayu

" Menikah dengan siapa?! om pamungkas?!!" suara Ratih meninggi, di tatapnya semua anggota keluarganya dengan rasa tak percaya.
" Pamungkas adalah pilihan terbaik untukmu nduk.." suara papanya penuh keyakinan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

keluhan

Langit terlihat mendung, Pamungkas yang sudah dirumah sedari tadi sedikit tidak tenang.

Hari sudah menjelang magrib, tapi kenapa Ratih belum juga pulang,

padahal kata mamanya hari sabtu cafe hanya di buka sampai jam dua siang.

Pamungkas turun dari kamar, dan sengaja duduk di teras.

Pamungkas membolak balik HPnya, ada niatan untuk menghubungi keponakannya itu, tapi..

sudahlah, toh selama ini Pamungkas tidak pernah menghubunginya, dan Ratih pun juga begitu.

Di masukkan lagi HPnya ke saku, ia duduk tenang sembari memandangi langit yang sudah mulai menjatuhkan titik titik air.

Saat Pamungkas tenggelam dalam pikirannya,

ia mendengar suara motor berhenti di depan pagar rumah.

" Terimakasih ya Wang?!" terlihat Ratih sedang melepas jas hujan dan menyerahkannya pada seorang laki laki yang duduk di atas motor.

" Sampai besok ya Rat? sampai di dalam rumah segera mandi dengan air hangat, jangan sampai sakit?!" suara laki laki itu begitu perduli.

Pamungkas hanya memperhatikan keduanya dari kursi teras,

tak lama Ratih berlari ke kedalam halaman, tangannya terlihat sibuk menutupi kepalanya.

Sesampainya di teras barulah Ratih tau kalau omnya sedang duduk tenang disana.

" Pacarmu? kenapa tidak disuruh masuk Rat?" tanya Pamungkas,

namun Ratih tak menjawab, sedikitpun dirinya tak memandang Pamungkas.

Setelah melepas sepatu dan jaketnya Ratih berjalan masuk begitu saja, tak menganggap Pamungkas ada.

Mendapat perlakuan seperti itu Pamungkas bangkit dari kursinya,

Ia berjalan mengikuti langkah Ratih dengan tenang.

" Kehujanan Rat?" tanya Ana yang sedang sibuk memasak makan malam,

" hanya di depan pagar sampai masuk saja kok ma, Ratih mau mandi dulu ya ma?"

" Ya sudah segeralah mandi lalu turun untuk makan..!" jawab mamanya.

Ratih meneruskan langkahnya, ia tau Pamungkas berjalan di belakangnya, namun ia berpikir Pamungkas akan kembali ke kamarnya sendiri yang juga berada di lantai dua.

Langkah Ratih terhenti tepat di depan pintu kamarnya,

ia membuka pintu kamarnya dengan santai,

tetapi perempuan itu tidak pernah menyangka Pamungkas mendorong pintu itu lebih lebar agar tubuh tinggi omnya itu bisa masuk.

Ratih yang melihat Pamungkas mengikutinya masuk tentu saja kaget, sampai tertegun.

" Beri aku waktumu sebentar" ujar Pamungkas menutup pintu kamar Ratih.

" Tin, tindakan om ini tidak pantas?, apa yang akan papa dan mama katakan jika mereka tau aku berdua di kamar dengan om?!" protes Ratih.

Pamungkas diam memandangi Ratih dengan seksama, menunggu amarah hilang dari keponakannya itu.

Ratih membuang pandangannya, ia berbalik membelakangi Pamungkas.

" Ratih.." suara hangat Pamungkas memecah keheningan di kamar,

" ada keluhan yang ingin kau sampaikan padaku?" tanya Pamungkas masih kalem dan hangat.

Ratih tak menjawab, ia diam sediam diamnya.

" Aku memberimu kesempatan untuk mengeluh padaku sekarang, karena besok aku sudah tidak disini..

jadi..

apa keponakanku yang cantik ini yakin akan melewatkan kesempatan untuk mengeluh pada omnya?" Pamungkas meraih lengan Ratih dan memutar tubuh Ratih agar berbalik ke arahnya.

Ratih memandang Pamungkas,

" tidak ada keluhan om, jadi lebih baik om keluar dari kamarku.." jawab Ratih pelan.

Pamungkas menghela nafas panjang, ia seperti tak mengenali Ratih lagi,

" Padahal baru setahun setengah om pergi, tapi kenapa kau berubah sikap begini..?" Pamungkas melipat kedua tangannya di dada.

" Om membicarakan diri sendiri ya?" tukas Ratih,

" membicarakan diriku?" Pamungkas mengangkat kedua alisnya.

" coba raba diri sendiri, baru om bicara padaku,

sudahlah, kalau om tidak mau keluar aku yang akan keluar." Ratih berjalan ke arah pintu, namun Pamungkas menarik lengannya.

" Apa masalah om sebenarnya? jangan menganggu hidupku yang sudah tenang?!" desis Ratih kesal.

1
Merry Napitupulu
Alur ceritanya bagus
Shanty
ih mas hen omongan ku iku... 🤣
Deodoran
astaga om....meleyot aku baca kisahmu
Deodoran: klik aca tautannya kak
Muhammad Rizkykurnia: om pamungkas lihatnya di mana,pingin baca
total 2 replies
Deodoran
keren ceritanya thor...🥰
Fardiana Hamsah
Lumayan
ione
Luar biasa
Kazugata
ayah pamungkas seorang NPD, kisahmu hampir sama kayak cerita hidupku om
Kazugata
suka bgt dgn cerita² novel mu Thor
Zulaika Liza
Lumayan
Zulaika Liza
Kecewa
Maryam
Luar biasa
Rima baharudin
duh gimana ga marah sih tias.....
emang kamu pikir si ratih itu ga punya hati apa.....
luka karna dikhianati sama org terdekat itu susah sembuhnya, kamu malah ngerecokin si ratih mulu
slading online juga nih
Filihatul Ibriza
ceritanya bagus" alur ceritanya kata" semuanya bagus terbaik🤩
itin
sabar toh om pam...
istri rasa ponakan itu perlu pemahaman yang besar 😆😆
Arka Abian
bagus sekali cerita👍👍
Indira Yulianti
Luar biasa
Qaisaa Nazarudin
Noh malu kan kamu?? Makanya jangan bersikap seperti anak kecil,Kalo ada masalah itu di bicara dan di tanya baik2,Sia2 kan kamu menangis kayak orang sewel .ckk..
Qaisaa Nazarudin
Dari awal bab sampai ke akhir bab,Yg ada masalahnya kebanyakan teka teki,bikin readers pusing,Harusnya Ratih jujur apa penyebab kebenciannya ke pamungkas,kalo karna Sekar,bilang dan tanyakan apa hubungan mereka, Sekarang Ratih terlalu banyak berandai2 main hakim sendiri,tanpa tau kebenarannya, Kesel aku bacanya,..🤦
Qaisaa Nazarudin
Ckk anak udah gede juga,Ratih perlu ketenangan,biarkan dia menenangkan dirinya,Kita sebagai ortu berdoa saja,itu lebih bagus .
Qaisaa Nazarudin
Awalan yg penuh teka teki,Apa yg sebenarnya terjadi??🤔🤔🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!