Original, bukan terjemahan.
Dia, perempuan mafia yang terkenal di dunia modern, di kematian pertamanya dia masuk kedalam janda perawan dan menjadi seorang ibu tiri yang di cintai anak tirinya.
Dia membasmi klan mafia dan kematianya juga membawa ikut kepunahan klan mafia.
Tapi, jiwanya malah kembali kemasa zaman kuno, dia masuk keraga seorang wanita muda sebagai teman belajar sang Putri Mahkota.
Dia anak perempuan kepala koki istana, yang suka di bully oleh teman- teman Putri Mahkota.
Dia baru saja tenggelam, dan seorang mafia memasuki raganya. yang membuat dia hidup kembali.
Seorang pemegang senjata ingin di lecehkan, mimpi..!
Ini petualangan reinkarnasi keduanya. jadi dia sangat faham watak anak- anak manja ini.
Mari kita bermain-main tuan... Gumamnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 4
"Ayah, jika kaisar memberikan kita kebebasan dan keluar dari istana, apakah ayah berkenan?" Alin ingin mengetahui keinginan hati kecil ayahnya.
"Jika itu bersamamu, ayah akan menurut saja. Ayah juga ingin menjalani hari pensiun yang tenang. Dan ingat Alin, kamu memiliki hak istimewa dari ibu suri. Ketika aku membawamu ke istana, beliau memberikan hak kebebasan bahwa dirimu tidak terikat dengan kontrak apa pun di istana ini. Kau adalah orang bebas, bukan budak atau pelayan yang harus menetap di dalam istana." Ayahnya menjelaskan statusnya di dalam istana.
"Bagaimana kalau ibu Suri meninggal? Aku tidak memiliki bukti apapun." Alin mulai berfikir cara kerja di zaman kuno. Harus ada bukti agar di kemudian hari mereka yang memiliki kedudukan lebih tinggi darinya tidak akan semena-mena untuk menentukan jalan hidupnya.
"Jangan kuatir sayang, ibu Suri telah memberikan token dan surat pernyataan bahwa kau adalah orang yang merdeka. Karena kau bukan lahir dari salah satu pelayan di istana ini. Dan satu hal lagi, ketika aku menemukanmu, di lehermu di gantungkan giok putih gading. Mungkin di suatu saat kau akan memerlukannya untuk menemukan siapa orang tua aslimu." Ayahnya pergi ke dekat lemari yang ada di ruangan itu.
Dia membuka laci di dalam lemari, seperti pintu rahasia yang berbentuk kecil dari pada laci lainnya. Dia mengeluarkan 2 buah giok yang berbeda bentuk dan kertas yang sudah terlihat sedikit kusam.
Dia memperlihatkan semua benda itu kepada Alin, dan meletakkannya di atas ranjang tepat di depan Alin sedang duduk.
"Ini giok yang di berikan ibu Suri," Dia menyodorkan sebuah giok berwarna hijau Jamrud ke depan Alin. Giok ini sebagai tanda bahwa dia adalah orang yang merdeka.
Setelah itu Su Yuan memberikan giok putih gading, yang terlihat seperti gambar kepala singa, tapi tidak memiliki moncong di atas lukisannya.
"Ini sepertinya gambar matahari yang bercahaya, hanya saja di atasnya di lukis mata dan bibir tersenyum." Alin memperhatikan giok tersebut.
"Oh, ayah mengira itu adalah gambar kepala singa, karena pinggiran ini.. ayah mengira itu rambutnya." Ucapnya dengan tertawa lucu atas kebodohannya dalam menilai gambar dari giok itu.
Giok ini tidak baru, sehingga kaligrafi di dasar platnya sudah mulai pudar, sehingga Su Yuan sedikit bingung untuk menilai gambar apa yang terpatri di atasnya.
Kemudian Su Alin menerima kedua giok tersebut, dan menyimpannya di kantong lengan bajunya.
Tapi, ketika dia memasukkan kedua giok tersebut, tiba-tiba perhatiannya teralihkan ke benda yang menempel di pergelangan tangannya.
Ini... bukankah ini gelang giok yang dia temukan di dasar kolam waktu dia tenggelam? Mengapa ada di pergelangan tangannya?
"Ayah, gelang ini... " Dia mengangkat tangannya untuk memperlihatkan gelang giok yang dia kenakan.
"Gelang apa..?" Su Yuan bingung dengan perkataan putrinya itu. Karena dia tidak melihat apa pun di pergelangan tangannya.
"Ini..?"
"Apa? Ayah tidak melihat apapun di pergelangan tanganmu." Ucap Su Yuan sambil membolak balik tangan Alin.
Hal itu membuat Alin keheranan, bukankah gelang giok jamrud muda berada di pergelangan tangannya. Mengapa ayah tidak bisa melihatnya? Tidak mungkin ayah berpura-pura. Pikir Alin.
Dia juga bisa menyentuh gelang giok yang berada di pergelangan tangannya. Tapi, mengapa ayahnya tidak bisa melihatnya.
Ketika dia tenggelam, gelang ini yang bercahaya di dasar danau. Dan seolah-olah menariknya ke dasar danau.
Awalnya dia mengira gelang giok tersebut adalah gelang giok putri pertama. Tapi jika memang benar, mereka pasti sudah mengambilnya di saat dia di angkat keluar dari danau ketika itu.
"Hmm, ya sudah tidak usah di pikirkan, saya tadi salah lihat. Mungkin karena jatuh ke danau, membuat saya berhalusinasi ayah." Dia tidak ingin ayahnya menjadi semakin bingung.
'Sebaiknya aku mencoba bertanya dengan orang lain,' Gumamnya. Masih belum yakin akan tingkah ayahnya ini.
"Siapa yang menolong aku keluar dari danau ayah?" Dia ingin memastikan, siapa yang berbaik hati telah menolongnya keluar dari dasar danau.
semangat terus thorr
semangat thor /Determined/
double update thorr