Dijual sang paman dan di beli oleh mafia kejam.
Yura Milea seorang gadis belasan tahun harus rela mengandung benih pewaris untuk seorang mafia kejam.
Leonard Sebastian Johson, pria kejam itu membutuhkan seorang wanita untuk mengandung benih darinya sesuai permintaan Daddynya yang menderita penyakit akut.
Meski Yura bukanlah type ideal baginya pernikahan itu pun harus di laksanakan.
Bagaimana nasib Yura ketika di rahimnya tumbuh benih sang pewaris, sedangkan ia begitu membenci Leonard Sebastian yang selalu menghina dan merendahkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meylani Putri Putti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keluarga
Yura membuka matanya ketika mendengar suara ketukan pintu.
Tok tok …
" Yura ! Yura!" Panggil seorang wanita dari luar kamarnya.
" Iya Bu, sebentar! "
Yura bangkit dengan tubuh yang masih lemah. Kemudian ia membukakan pintu untuk wanita yang mengetuk pintu kamarnya.
Seulas senyum menyapa ramah ke arah Yura. Bu Tuti datang dengan membawa nampan berisi segelas air yang berwarna coklat ke kuningan.
" Ibu bawa jamu untuk kamu Ra, ini jamu peluntur agar rahim kamu bersih setelah mengalami keguguran," ucap Bu Tuti.
" Wah terima kasih Bu. "
Yura tersenyum sambil meraih cangkir itu, kemudian ia langsung minum jamu tersebut .
Ehm seger, ucap Yura sambil meletakkan cangkir. seketika ia merasakan hangat pada bagian perutnya.
" Ibu sudah pesan beberapa botol untuk persediaan kamu. Karena kamu dalam persembunyian, ibu takut membawa kamu ke dokter untuk periksa Nak, tapi ibu yakin jamu tradisional juga ampuh membersihkan rahim kamu setelah melahirkan. Tak hanya itu kandungan di jamu ini bisa membuat peredaran darah kamu lancar " papar wanita tersebut.
" Ehm iya Bu. Terima kasih ibu sudah mau repot-repot untuk membantu saya," ucap Yura dengan senang.
" Gak apa-apa. Ibu juga senang kamu ada disini. Ibu jadi punya teman," ucap Bu Tuti.
Yura dan Bu Tuti melangkah masuk menuju tempat tidur, mereka pun duduk di atas tempat tidur secara bersamaan.
" Bapak kemana Bu ?" tanya Yura ketika menyadari rumah tersebut begitu sepi
" Oh, bapak sudah berangkat kerja. "
Yura tersenyum. " Maaf ya Bu, saya bangun kesiangan. "
" Iya gak apa-apa.Kamu kan lagi sakit."
" Sudah sekarang kamu sarapan Yuk."
Yura masih canggung di rumah itu, apalagi keberadaan hanya menyusahkan kedua suami istri itu.
" Nanti saja Bu, " sahut Yura karena sungkan.
" Gak usah nanti. Biar kamu cepat pulih. Ayuk gak usah malu. Di rumah ini ibu hanya sendiri kok. " bujuk Bu Tuti.
Yura pun tersenyum karena tak enak melihat perlakuan Bu Tuti yang begitu baik.
Akhirnya ia ikut Bu Tuti menuju meja makan.
" Ibu tadi beli bubur ayam untuk kamu. Kebetulan setiap pagi ada mamang tukan bubur ayam lewat. "
" Ehm terima kasih Bu. "
Yura duduk di kursi meja makan. Sementara Bu Tuti menuju dapur.
Bu Tuti membawa baskom kecil dan sekantong bawang. Ia pun duduk menemani Yura sarapan sambil mengupas bawang.
" Bu, ibu hanya tinggal berdua di rumah ini ?" tanya Yura sambil memperhatikan sekitar rumah yang cukup besar.
" Iya, paling lagi rame kalau lebaran. Anak cucu pada kumpul semua," tutur Bu Tuti.
" Pasti senang ya Bu, ketika berkumpulnya dengan sanak saudara dan keluarga lainnya," ucap Yura dengan sedih.
" Iya apalagi kalau cucu ibu pada datang semua. Rumah ini tuh jadi rame sekali. Setiap hari ibu harus memasak yang banyak sekali, seperti mau pesta," tutur Bu Tuti dengan perasaan bahagia.
Yura tersenyum getir. Ia juga begitu merindukan keluarganya.
Bu Tuti menarik senyumnya ketika melihat Yura yang terlihat sedih.
" Yura, kamu kenapa?" tanya Bu Tuti.
Bulir bening menetes di pipi gadis itu.
" Gak, Bu. Saya hanya sedih Karena mengenang orang tua saya yang sudah tiada," ucap Yura sambil menghapus air matanya.
" Memangnya kamu gak punya keluarga lain lagi selain paman kamu yang jahat itu ?" tanya Bu Tuti.
" Saya gak tau, keluarga saya yang lain. Karena saya hanya tau paman Welly lah keluar saya satu -satunya. Sedangkan keluarga dari ayah saya kebanyakan mereka berada di Jepang. Saya ingat jika ayah saya memiliki dua adik laki-laki. Namun saya sudah lupa karena terakhir saya bertemu mereka saat itu usia saya masih lima tahun," papar Yura sedih.
" Ehm, kamu ada keturunan Jepang? Pantas saja wajah kamu oriental begitu," ucap Bu Tuti.
" Ayah dan ibu kamu meninggal karena apa Yura ? " tanya Bu Tuti lagi .
Mereka memang baru ngobrol hari ini, karena kemarin keadaan Yura yang cukup memprihatinkan, Bu Tuti pun membiarkan Yura untuk beristirahat total.
" Karena kecelakaan Bu. Saya juga gak tau,mobil mereka terbakar dan meledak di dalam jurang. Saat di temukan saya berada di bahu jalan. Saya juga sempat koma pasca kecelakaan tersebut, karena itu banyak ingatan saya yang hilang," papar Yura.
Bu Tuti menatap iba ke arah Yura.
" Kasihan sekali kamu," ucap Bu Tuti.
Yura tersenyum getir, ia berusaha untuk tak mengingat kenangan pahit itu.
" Bu, anak ibu sudah menikah semua ?" tanya Bu Tuti.
" Ehm , masih ada yang belum menikah. Putra saya yang bungsu baru saja masuk universitas tahun ini, sekarang dia tinggal bersama kakaknya di kota lain. "
Kedua orang itu pun mengobrol sepanjang pagi. Mereka saling bercerita dan bertukar pikiran.
***
Di rumahnya Leon masih terlihat gelisah. Sepanjang malam ia ikut mencari keberadaan Yura.
Waktu menunjukkan pukul sembilan pagi. Namun Leon masih termenung di meja makan.
' Kemana perginya Yura, kenapa sulit sekali menemukannya. Apa mungkin Yura diculik oleh si brengsek Welly,' batin Leon.
Suara telepon seketika membuat Leon tersentak kaget.
Leon langsung meraih Handphonenya tersebut.
" Halo selamat pagi Tuan, "sapa Zein.
" Ada apa ?"tanya Leon ketus.
" Ehm saya mau mengingatkan anda tentang meeting penting yang membahas kerjasama anda dengan tuan Hideki dari Jepang. "
Leon menghempaskan nafas beratnya.
Sebenarnya ia sudah lelah, baik tubuh dan juga perasaannya karena harus memikirkan sang istri yang belum juga ditemukan. Namun kerjasama kali ini begitu penting .
" Iya sebentar lagi saya akan berangkat ke kantor."
***
Leon dan Tuan Hideki keluar dari ruang rapat, setelah melakukan rapat penting penandatanganan kontrak kerja sama mereka. Karena saat itu tepat waktu makan siang . Ia bermaksud menjamu tamunya tersebut dengan makan siang bersama di sebuah restoran bintang lima langganan Leon.
Tiba di restoran mereka pun mendapatkan penyambutan dari pihak restoran.
Meja khusus pun sudah disiapkan oleh pihak restoran atas permintaan Leon untuk kedua tamu penting tersebut .
Tuan Hideki bersama asisten tuan Nakamura.
Mereka pun duduk berempat, karena Leon membawa Zein sang asisten.
Sambil menunggu pesanan makan mereka ngobrol.
" Kedatangan saya kemari tak hanya untuk menandatangani kontrak kerja sama dengan anda Tuan. Saya juga masih mencari keberadaan keponakan saya yang katanya masih hidup setelah kecelakaan yang menimpa saudara saya delapan tahun silam," papar Tuan Hideki di sela-sela perbincangan mereka.
" Ehm jadi anda memiliki keluarga di Indonesia?" tanya Leon sedikit kaget.
" Ada dan beberapa waktu yang lalu saya dapat kabar jika keponakan saya ternyata masih hidup."
" Saya bermaksud membawa keponakan saya ke Jepang, kemudian mengembalikan harta milik peninggalan saudara laki-laki saya itu kepada putrinya," papar laki-laki tersebut.
Mendengar apa yang disampaikan oleh tuan Hideki, Leon sedikit tertarik. Pasalnya, sang istri juga berlatar belakang keturunan Jepang. Orang tua Yura juga telah meninggal.
" Ehm, boleh saya tau nama keponakan yang anda cari tersebut?" tanya Leon.
Bersambung dulu gengs, peace!!! 🙏😄😄😄