NovelToon NovelToon
CINTA Di Ujung PISAU

CINTA Di Ujung PISAU

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita
Popularitas:22.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nona Rmaa

Elina Widiastuti, seorang gadis dengan rambut sehitam malam yang terurai lembut, hidup dalam kesederhanaan di sebuah rumah kecil yang catnya mulai terkelupas. Dulu, rumah itu dipenuhi tawa dan kehangatan, tempat ia dan adiknya, Sophia, berbagi kebahagiaan meski hidup serba pas-pasan.

Sosok lelaki yang seharusnya menjadi pelindung justru menjelma menjadi sumber penderitaan. Ayah mereka, yang dulu mereka panggil dengan penuh kasih, kini lebih sering datang dengan suara botol beradu dan langkah kaki yang berat. Setiap kepulangannya selalu berarti teror baru bagi Elina dan Sophia.


Namun, penderitaan Elina tidak berhenti di situ. Seakan dunia ingin mengujinya lebih jauh, ia terperangkap dalam sebuah pernikahan yang tidak ia inginkan tapi keterpaksaan.

“Jangan menangis, kau pikir air matamu bisa mengubah keadaan"suara dingin itu menusuk telinga Elina.


selamat membaca,semoga suka dengan ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Rmaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Ryan mendorong pintu Prestige Bar, aroma tembakau dan parfum mahal langsung menerpa indranya. Musik jazz mengalun lembut, menciptakan suasana remang remang yang dramatis. Ia menemukan Axel di sudut bar, sosoknya tenggelam dalam bayangan, gelas wiski setengah penuh di depannya.pemandangan yang sangat kontras dengan citra Axel yang biasanya dingin dan kejam. Ryan nyaris tak percaya. Axel yang rapuh?

Ryan menarik kursi, duduk di hadapannya.

"Hei, Iceman, apa yang terjadi? Kau terlihat seperti baru saja kalah perang melawan pasukan beruang kutub" katanya, suaranya dipenuhi dengan nada mengejek yang ringan, berusaha memecah keheningan yang berat sekaligus mengusik sahabatnya.

Axel mengangkat gelasnya, meneguk wiski dalam diam. Sejenak, ia menatap Ryan, matanya berkaca-kaca.

"Lima tahun, Ryan. Lima tahun dia akan pergi." Suaranya terdengar parau, hampir seperti bisikan.

Ryan menahan senyum.

" Axel yang lemah lembut? Lima tahun? Itu waktu yang cukup lama untuk membangun sebuah kerajaan, atau menghancurkan satu hubungan" katanya, mencoba menyelipkan sedikit humor, meskipun ia tahu itu mungkin tidak akan sepenuhnya berhasil.

"Atau mungkin cukup waktu untuk menemukan seorang pengganti yang lebih… menarik?" Ia menambahkan dengan nada menggoda.

Axel tersenyum getir.

"Aku merasa seperti sedang membangun sebuah monumen untuk kesendirianku" katanya, suaranya penuh dengan kepedihan yang terselubung.

"Kau tahu, aku selalu berpikir aku cukup kuat untuk ini. Aku selalu berpikir aku bisa mendukung mimpinya, tanpa harus mengorbankan kebahagiaanku sendiri. Tapi ternyata…" Ia terdiam, menggelengkan kepalanya pelan.

Ryan meletakkan tangannya di atas meja, dekat dengan tangan Axel.

"Oh, Iceman yang rapuh" kata Ryan lagi. masih dengan nada mengejek, tapi kali ini lebih lembut.

"Dia pergi bukan karena dia tidak mencintaimu. Dia pergi karena dia mencintaimu dan dia mencintai mimpinya. Dan terkadang, cinta itu berarti harus melepaskan… dan sedikit menangis secara diam diam di bar ini"

Axel menatap gelas wiski nya, jari jarinya mengelus permukaan gelas itu dengan perlahan.

"Mudah bagimu untuk mengatakannya" ujarnya, suaranya masih parau.

"Kau tidak merasakan apa yang kurasakan. Rasa hampa ini… seperti ada bagian dari diriku yang ikut pergi bersamanya."

Ryan mendengarkan dengan sabar, tanpa memotong. Ia tahu Axel butuh waktu untuk memproses perasaannya.

"Aku tahu" jawab Ryan,

"dan itu wajar. Tapi hei, Iceman yang tangguh, ingat, ini bukan akhir cerita. Ini hanya… bab baru. Bab yang mungkin sulit, tapi juga bab yang bisa kau tulis sendiri. Dan aku yakin, bab ini akan jauh lebih menarik daripada yang kau bayangkan."

Axel mengangkat wajahnya, menatap Ryan dengan tatapan yang sedikit lebih cerah.

"Mungkin kau benar," katanya, suaranya masih berat, tapi ada sedikit harapan yang mulai muncul. "Mungkin aku hanya perlu waktu… dan mungkin beberapa gelas wiski lagi."

Ryan tersenyum, sebuah senyum yang tulus dan penuh pengertian.

"Waktu, dan beberapa ejekan lagi dariku," katanya, sambil mengangkat gelasnya sendiri. "Untuk Emily, dan untuk bab baru yang penuh kejutan dari Iceman kita."

Mereka berdua bersulang, gelas mereka beradu dengan bunyi yang lembut, diiringi alunan musik jazz yang masih mengalun lembut di Prestige Bar. Malam itu, di tengah kesunyian dan bayangan, persahabatan mereka menjadi cahaya yang menerangi jalan yang gelap dan penuh ketidakpastian.

Axel dan Ryan, duduk di sudut Prestige Bar, menikmati wiski mereka. Suasana yang tadinya santai, tiba-tiba berubah tegang. Tatapan Axel terhenti pada dua sosok di dekat pintu. Elina dan Luna, bawahan mereka. Bukan sekadar pertemuan tak terduga, tetapi kemunculan mereka di sini, di tempat yang Axel sendiri telah menyelamatkan Elina dari cengkeraman Mr. Budi, memicu amarah yang membara di dalam hatinya.

Elina, biasanya ceria, tampak gelisah. Luna, biasanya tenang, tampak tegang. Ada sesuatu yang tidak beres. Axel merasakannya.

Axel berdiri mendadak, gelas wiski nya hampir terjatuh.

"Apa yang kalian lakukan di sini?" suaranya dingin, penuh amarah.

"Bukankah aku sudah memperingatkan mu? Jangan pernah kembali ke tempat ini"

Elina tersentak, wajahnya pucat. Luna mencoba menenangkan Elina, tetapi Elina tetap terdiam, ketakutan tergambar jelas di wajahnya. Ryan, memperhatikan situasi yang semakin tegang, mencoba menengahi.

"Axel, tenanglah," kata Ryan, suaranya lembut.

Axel menatap Elina dengan tajam.

"Setelah aku menyelamatkanmu dari Mr. Budi, kau malah kembali ke sarangnya?" Amarahnya memuncak. Ia ingat jelas bagaimana ia harus berjuang keras untuk menyelamatkan Elina dari cengkeraman Mr. Budi, bagaimana ia harus menghadapi ancaman dan bahaya demi menyelamatkan Elina, dan bagaimana ia telah memperingatkan Elina untuk tidak pernah kembali ke tempat itu.

Luna akhirnya angkat bicara, suaranya bergetar.

"Tuan ini soal Sophia… adik Elina…"

Elina, yang sebelumnya terdiam, akhirnya angkat bicara, suaranya terisak.

"Ayahku… dia terlilit hutang… dia menjual Sophia ke Mr. Budi…"

Sophia, adik Elina yang masih muda dan polos, menjadi korban dari hutang ayahnya yang tak terbayarkan. Axel tahu, ia harus bertindak. Ini bukan soal Elina yang kembali ke Prestige Bar, tetapi soal menyelamatkan nyawa seorang gadis muda.hatinya sedikit tergerak.

Ryan, yang telah memahami situasi berkata.

"Kita perlu menyelamatkan Sophia. Mr. Budi tak akan pernah melepaskannya begitu saja."

Axel menarik napas dalam dalam, berusaha mengendalikan amarahnya. Ia menatap Elina, matanya masih tajam, tetapi ada sedikit kelembutan yang mulai muncul.

"Baiklah" katanya, suaranya masih dingin, tetapi ada tekad yang kuat di baliknya.

"Kita akan menyelamatkan adikmu. Tapi setelah ini,aku tidak ingin melihatmu di tempat ini lagi."

Malam itu, di Prestige Bar, amarah Axel bercampur dengan tekad untuk menyelamatkan Sophia. Pertempuran melawan Mr. Budi, dan juga pertempuran batin Axel sendiri, baru saja dimulai.

Axel dan Ryan, Elina dan Luna, berhasil menyusup ke sebuah ruangan. Mereka menemukan Sophia, terkurung dan ketakutan. Ryan, dengan keahlian bertarungnya, mengalihkan perhatian para pengawal Mr. Budi, sementara Axel dan Elina mendekati Sophia.

Saat Axel hendak meraih Sophia, Mr. Budi muncul, pistol terarah. Namun, sebelum peluru melesat, Elina bergerak cepat, mengadang peluru yang ditujukan untuk Axel. Suara tembakan menggema. Elina jatuh, terkapar di lantai, darah membasahi gaunnya. Ia jatuh tepat di depan Axel, yang terpaku kaget.

Axel menunduk, melihat Elina yang terluka parah. Amarah dan kepedihan bercampur aduk dalam dirinya. Elina, bawahannya, telah mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan dia. Rasa bersalah menggerogoti hatinya. Ia adalah atasan Elina, seharusnya ia yang melindungi Elina, bukan sebaliknya.

Luna, yang berhasil mengendalikan para pengawal bersama Ryan, berlari menghampiri mereka. Ryan memeriksa luka Elina, sementara Luna menenangkan Sophia yang histeris. Situasi kacau.

Axel menggendong Elina, matanya berkaca-kaca. Ia membawa Elina keluar dari ruangan itu, melewati lorong lorong yang kini sunyi dan gelap. Ryan dan Luna mengikuti di belakangnya, membawa Sophia yang masih menangis ketakutan.

Di luar Prestige Bar, di bawah langit malam yang gelap, Axel merasakan beban yang sangat berat. Ia berhasil menyelamatkan Sophia, tetapi dengan harga yang sangat mahal. Elina, telah terluka parah karena menyelamatkannya. Ini bukan hanya soal tanggung jawab profesional, tetapi juga soal rasa bersalah dan kepedihan pribadi.

Ryan segera menghubungi ambulans. Axel memeluk Elina erat-erat, bisikan maaf dan rasa bersalah memenuhi hatinya. Ia telah gagal melindungi bawahannya. Kegagalan ini akan menjadi beban berat dalam hidupnya. Keberhasilan menyelamatkan Sophia terasa hampa karena dibayar dengan pengorbanan Elina. Malam itu, di bawah langit gelap, Axel merasakan konsekuensi dari tindakannya, konsekuensi yang jauh lebih berat daripada yang pernah ia bayangkan. Ia telah menyelamatkan satu nyawa, tetapi kehilangan kesempatan untuk menyelamatkan yang lain.

(mungkinkah Axel memiliki trauma dimasa lalu? sehingga membuat kepribadiannya selalu berubah ubah?)

.

.

Lanjut yah

See you 😍

1
moon
bagus thor agresif lagi
moon
ya klau boleh kasi agresif aja tu si dias
moon
hadeuh thor jgn berbelit belit dong jgn d ulang ii
moon
Lanjut thor biar axel tau itu mmg elina
moon
Lanjut thor
moon
Gue suka banget ceritanya karakter Axel yg dingin dan elina yg lemah lembut yg sentiasa berjodoh walaupun sempat terpisah. Jujur bru cerita ini yg bkin gue gak nyangka bhwa ryan adalah musuh dlm selimut sihh karna gak bgitu ketara lohh kejahatannya.
moon
Huhu akhirnya ada peningkatan/Sneer/biar Axel tau kelakuan Emily yg sebenar lagi Ryan udah ketahuan
moon
Thor aku suka banget, rajin ya updatenya/Smile/
moon
Thor lama updatenya
Nona Rmaa: maaf kak,akhir akhir ini lagi kurang sehat 🙏asam lambung lagi kumat 😁 insyaAllah sebentar bisa up lagi,ma kasih udah jadi pembaca setiaku ,aku sangat berterima kasih 😊🙏
total 1 replies
Jana
apa yg meninggal Elina palsu?? dan yg bersama Ryan sebenarnya Elina dan masih hidup .. othor selalu penuh teka teki
Jana
😭
Jana
pasti melihat foto USG Elina
Jana
bingung Thor ceritanya... 2thn baru hamil /stlh dr pulau x itu hamil / bagaimana /Shy/
Jana
sadis si Axel
moon
Bagus thor yg ini gue suka banget ceritanya
moon
Thor jgn lama prosesnya/Scowl/
Yurma Walida
mana sambung cerita nya author
Nona Rmaa: tunggu yah kak, insyaAllah malam ni. soalnya beberapa hari ini lagi gak enak badan 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!