kisah ini bercerita tentang gadis muda berusia 21 tahun bernama Alya, Alya terpaksa menerima tawaran menikah dari dosen kampusnya yang usianya 37 tahun bernama Rafa, Rafa meminta Alya mengandung anaknya karena istrinya tidak bisa memberikan keturunan. lambat Laun benih cinta diantara mereka mulai tumbuh, dari sinilah timbul masalah baru, istri sang dosen tidak rela suaminya membagi cinta dengan alya. dapatkah Rafa mempertahankan dan membuat Alya di akui sebagai istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daisha.Gw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kawatir
Ketukan tidak lagi mereka pedulikan
"Ma--mas--"
"Iyaa Alya... Saya cinta , saya sayang, saya cemburu liat kamu dekat dengan Azzam, semuanya tulus dari hati saya bukan karena perjanjian pernikahan kita"
"Mass..." Alya melingkarkan tangannya di pinggang sang suami, ia tidak bisa menjelaskan seperti apa perasaan nya sekarang, ia senang, bahagia sudah pasti, tapi ia juga takut, takut dengan semua hal yang akan terjadi nantinya. Untuk sekarang biarkan ia merasa bahagia dulu, melupakan permasalahan, menyalurkan perasaan, ia sungguh tidak menyangka jika Rafa juga mencintai nya, apa kah hanya mimpi atau ilusi saja, tapi Rafa nyata ada di pelukannya.
Saya juga sayang sama kamu, saya cemburu dengan kedekatan kalian, kemarahan saya bukan sekedar karena perjanjian pernikahan yang saya buat tapi karena saya juga sudah mulai terikat dengan mu Alya.
ketukan pintu kembali terdengar
Rafa melepas pelukannya, ia hapus air mata yang masih membasahi pipi sang istri
"udah jangan nangis lagi, saya minta maaf, saya nggak maksud nyakitin hati kamu, itu respon eror dari hati yang tidak bisa saya kontrol karena liat orang yang saya sayang dekat dengan pria lain" Rafa menangkup pipi Alya, matanya sendu menatap mata Alya yang sayu
cup
Rafa mencium singkat bibir ranum sang istri
"udah kamu masuk kelas, nanti tunggu saya di tempat tadi pagi saya turunin kamu" Alya mengangguk tapi sekali lagi ia peluk suami nya erat, Rafa mengusap pucuk kepala sang istri
"nanti lagi, nanti saya peluk sampai kamu puas, hemm. tapi sekarang lepas dulu saya mau bimbingan kesian mereka dari tadi ngetok
"aku sayang kamu mas"
"Hem, saya juga" masih terdengar isakan dari Alya
"udah ah nangisnya" Rafa membantu Alya berdiri, Di rapikan nya baju sang istri.
"Jangan nangis lagi, nanti mereka curiga, sekarang kamu keluar dulu" Wanita itu mengangguk, Alya menunduk menyembunyikan wajah sembabnya, mahasiswa bimbingan yang sejak tadi menunggu nampak memperhatikan karena Alya yang menunduk, tapi Rafa meminta mereka masuk untuk mengalihkan perhatian mereka dari sang istri.
....
entah kenapa sejak Rafa mengatakan perasaanya, Alya justru semakin di buat kawatir, perasaan Rafa bisa saja nantinya yang akan menjadi penyebab sakit hati terbesar yang akan ia rasakan, Alya ingin menepis rasa itu tapi Rafa, justru mengungkap isi hatinya, Alya duduk termenung di balkon kamar, menikmati setiap tetes hujan yang sekarang sedang turun dengan indah, setiap rintiknya yang turun seperti penenang di kala gundah melanda.
tangan kekar Rafa menyentuh pundaknya, menyadarkan Alya dari lamunannya.
"masuk, di sini dingin, kamu bisa masuk angin" Alya menyentuh pundak Alya. Alya yang merasakan sentuhan itu sesaat meletakkan tangan nya di atas tangan sang suami.
"mikirin apa" tanya Rafa lembut
"aku jahat banget ya mas,aku sudah ingkar janji ke mbak Naila untuk tidak mencintai kamu, tapi nyatanya aku jatuh jauh ke dalam perasaan ku sendiri pada mu
"masuk yok, kita ngobrol di dalam... di sini dingin" Alya menurut, Rafa menggenggam erat jemari dingin sang istri untuk ia Tuntung masuk ke dalam kamar
Rafa merapikan letak selimut untuk menutupi tubuh Alya, ia ikut berbaring di sebelah nya. di usapnya lembut kepala sang istri.
"sini" Rafa meminta Alya bergeser lebih dekat dengan nya, ia jadikan lengan sebagai bantalan sang istri, Alya merubah posisinya menghadap Rafa, ia tatap sesaat menatap wajah teduh Rafa, pria itu tersenyum hangat padanya, Alya menyembunyikan wajahnya di dada bidang Rafa, sedangkan Rafa memeluk wanita itu erat.
"mas...."
"Hem"
"kamu bakal ninggalin aku setelah anak kita lahir, mas?" Alya kembali mendongak menatap wajah Rafa, pria itu bergeming ia tidak mempu menjawab, juga tidak mampu menatap wajah sendu Alya, dengan diamnya Rafa sudah cukup menjadi jawaban untuk Alya, apa ia egois ingin memiliki Rafa seutuhnya, apa ia jahat ingin menjadi istri Rafa selamanya, meskipun hanya menjadi yang kedua.
"maaf mas, aku kurang ajar... meminta sesuatu yang mustahil, maaf aku egois karena keinginan ku menjadi istri kamu, maaf" Rafa kembali bungkam, ia tutup Rafa matanya, ia peluk erat sang istri, seakan tidak ingin Alya pergi jauh dari hidupnya.
"Tidur lah, besok kamu kuliah" Alya mengangguk, rasanya sudah cukup untuk tau isi hati Rafa, meskipun Rafa sudah jujur dengan isi hatinya mengenai perasaan nya, tapi untuk membuat ia menetap di hidup Rafa sepertinya sulit untuk Rafa lakukan. keduanya Diam dengan isi kepala yang saling berputar, pikiran keduanya kacau, rintik hujan di Luar sana sebagai musik penenang, membantu mereka masuk ke dalam mimpi yang indah.
....
"mas ayok makan, nanti dingin nggak enak lagi Lo"
"iyaa... sebentar" Alya menyiapkan sarapan di piring Rafa, tidak lama pria itu ikut bergabung, tapi sebelum duduk Rafa menghampiri Alya, ia cium pipi kiri sang istri, dan berhasil membuat pipi Alya bersemu merah.
"Kamu nggak ke kampus Al"
"lagi males mas" Rafa mendongak menatap Alya, apa ia tidak salah dengar, Alya malas ke kampus, bukannya wanita itu sangat gila belajar, ada apa dengan hari ini
"Tumben, Kenapa "?
"lagi males aja"
"mas... aku ijin besok ke kampung yaa, balik hari rab--"
"nggak boleh " Alya menghela nafas berat, ingin bertemu keluarga nya pun sesulit ini.
"mas... aku sudah janji sama mereka " rengek Alya
"tetap nggak boleh "
"kamu kok gitu mas, mer---" lagi lagi ucapannya terhenti, karena tiba tiba Rafa memberikan tatapan dingin padanya, Alya mulai menunduk dalam, apa ini juga termasuk dari resiko perjanjian pernikahan mereka.
"nggak boleh kalo pergi sendiri, saya akan antar kamu " seketika mata Alya membola tidak percaya
"mas kamu...."
"iya, saya akan ikut kamu jenguk mereka, saya nggak akan biarkan kamu pergi sendiri, apalagi keadaan kamu yang sedang mengandung, saya nggak mau terjadi sesuatu pada anak dan istri saya, saya juga ingin bertemu langsung dengan mertua saya"
kebahagiaan kini terlihat jelas dari Alya, wanita itu bangkit, ia lingkar kan tangannya di leher sang suami,
"makasih mas, aku sayang kamu"
"iyaa... saya juga sayang kamu" rafa mencium punggung tangan Alya, dengan posisi Alya yang masih memeluk nya dari belakang.
....
"Besok siang saya kesini, habis itu kita berangkat, kamu kunci pintunya, jangan izinkan seorang pun masuk ke rumah " Alya mengangguk, Malam ini Rafa akan menginap di rumah Naila, ia juga akan berpamitan pada istrinya itu. Rafa mengusap kepala Alya , kemudian mencium kening nya.
"hati -hati mas"
"kamu juga, dan kamu, kesayangan papah, kesayangan mamah, jangan nakal di dalam sana, besok kita jenguk nenek " Rafa berjongkok di hadapan alya, ia usap perut Alya yang mulai terlihat membuncit
"iyaa papah " jawab Alya dengan suara di buat buat
"saya pergi assalamualaikum "
"waalaikumsallam " Alya masuk setelah memastikan mobil Rafa tidak terlihat lagi.
...
Hay gess aku nggak tau nulis apa itu, nggak jelas banget wkwkwk, buat hiburan aja yaa, love sekebon
tapi Kenapa ya like' nya dikit ya