Kisah Cinta seorang santri yang bernama Shifa Assyabiya, masuk pesantren atas dasar keinginan orang tua nya. dan mulai hidup baru nya di pesantren yang jauh berbeda dengan kehidupan bebas nya selama ini.
Lambat laun ia mulai menjalani nya dengan tawakal, setelah bertemu dengan Faisal Gauzali putra dari pemilik pesantgren Al kautsar yang biasa di panggil gus.
Akan kah cinta mereka bisa bersatu..?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
"Dia gak papa, dia hanya demam dan kekurangan darah. biarkan dia istirahat dulu nanti setalah obat nya merasuk dia akan kembali sehat" ujar Dokter Nur.
"Kenapa bisa kamu yang bawa kesini"? tanya dokter Nur yang merasa penasaran.
"Iya tadi aku sedang berbicara dengan nya di depan masjid, tiba tiba dia pingsan" ucap Faizal menjelaskan.
Dokter Nur mengangguk sambil tersenyum ke arah Umi Halimah.
"Roman roman nya hati putra mu yang keras seperti batu itu sudah mulai mencair" ucap Dokter Nur yang di balas dengan senyuman lebar oleh Umi Halimah.
Setelah perbincangan itu, Faizal pun memilih untuk kembali ke rumah. ia akan datang kembali setelah Shafia terbangun dari istirahat nya.
Sementara itu di kelas, ketiga teman nya tengah kebingungan mencari keberadaan Shafia.
Pasal nya saat mereka kembali dari kantin, mereka tidak melihat Shafia.
"Marta, apa kamu melihat Shafia" tanya Nindi.
"Oh iya, tadi Shafia di bawa ke klinik pesantren"
"Apa"!
Jawab ketiga nya serentak. Mereka langsung panik dan bergegas ke klinik.
Sesampainya di klinik mereka melihat Shafia yang terbaring lemah di atas ranjang klinik kesehatan pesantren.
Ketiga nya menatap cemas ke arah sahabat nya itu.
Perlahan kedua mata Shafia terbuka, membuat ketiga Sahabat nya tersenyum senang.
"Alhamdulillah, kamu sudah bangun Shafia"?
" Shafia, apa kamu baik baik saja "?
" Sha,, kamu gak papa"?
Ketiga teman nya bersama an langsung mencerca pertanyaan yang berbeda beda, membuat Shafia bingung mau jawab yang mana. Dan di tambah lagi ia baru sadar dan merasa asing dengan ruangan tempat ia berada.
"Kok aku ada disini"? tanya Shafia masih bingung.
" Kamu ada di klinik Sha, tadi kamu pingsan di masjid " jawab Nindi.
"Hah.. pingsan"?
" Kalau aku pingsan di masjid, lalu siapa yang membawa ku kesini? gak mungkin kan Gus Faizal yang bawa kesini" batin Shafia bertanya tanya.
"Assalamu'alaikum"
Terdengar salam dari Umi Halimah dan dokter Nur. sontak mengalihkan perhatian ke empat nya.
"Waalaikumsalam" jawab ke empat gadis itu.
Umi Halimah berjalan mendekat ke arah samping Shafia.
"Gimana keadaan mu Shafia"? tanya Umi Halimah dengan wajah khawatir.
" Alhamdulillah, Shafia sudah tidak pusing lagu Umi" jawab nya sambil berusaha untuk duduk.
"Eh,, kamu Jagan duduk dulu, itu wajah mu masih pucat lebih baik tiduran dulu" sahut Tiara merasa khawatir melihat sahabat nya.
"Gak papa kok, aku sudah mendingan"
Shafia tetap berusaha duduk lalu tersenyum ke arah sahabatnya menyakinkan ketiga sahabat nya bahwa ia sudah baik baik saja.
"Untuk sementara kamu istirahat dulu sampai infus nya habis, setelah itu boleh kembali ke asrama. ini aku siapkan resep nya untuk obat sakit kepala, vitamin dan tambah darah nya" ucap Dokter Nur.
"Terima kasih dokter merawat saya" jawab Shafia.
"Itu tudah tugas saya, sebaiknya kamu berterima kasih pada gus Faizal. karena dia lah yang sudah membawa mu kesini"
ucap dokter Nur sambil tersenyum ke arah Umi Halimah.
Sontak, Shafia dan ketiga sahabat nya terbelalak kaget mendengar ucapan dokter Nur. ke empat gadis itu shok. terutama Nindi, Via dan juga Tiara.
lain dengan Shafia yang memang masih ingat saat itu sebelum pingsan dirinya memang tengah bertemu Gus Faizal.
sementara itu Di dalam benak mereka bertiga, bagaimana mungkin Gus Faizal yang membawa sahabat nya ke klinik.
Tapi jika tidak kenapa pula tadi Gus Faizal dan juga Umi Halimah ada di depan ruangan Shafia tengah berbincang dengan dokter Nur?
Saat mereka masih sibuk dengan pemikiran mereka tiba tiba,
"Assalamu'alaikum"
Semua orang yang ada di ruangan, serentak menoleh ke arah pintu ruangan.
Di sana terlihat Gus Faizal berjalan ke arah tempat tidur Shafia dengan membawa paperbag di tangan nya.
"Waalaikumsalam"
Semuanya menjawab serentak.
Tiba-tiba keadaan pun seketika menjadi hening, ingatan Shafia berputar kembali mengingat saat Gus Faizal menyatakan perasaan nya.
Dan itu membuat jantung Shafia mendadak berdetak dengan cepat dan merasa gugup.
"Kalau begitu Umi kembali ke pesantren dulu ya Shafia, semoga lekas sehat" ucap Umi sambil mengelus puncak kepala nya dengan penuh sayang.
"Iya Umi, Terima kasih" ucap Shafia sambil mencium pungung tangan Umi Halimah.
"Saya juga harus kembali ke ruangan, kalau ada apa apa langsung kabari aku"
"Iya Dokter terimakasih"
Kedua nya kemudian beranjak keluar dari ruangan Shafia.
Melihat hal itu membuat ketiga sahabat nya saling berpandang, seolah sedang berkomunikasi melalui bahasa isyarat lewat mata.
"Shafia, kita juga keluar dulu ya, nanti kalau kamu perlu apa apa panggil kita aja ya"
Shafia hanya menatap tajam ke arah ketiga sahabat nya, yang seolah memberi ruang untuk nya bersama Gus Faizal.
"Tidak usah, kalian tetap disini saja. lagi pula aku cuma sebentar" ucap Faizal yang paham akan keadaan saat ini.
"Lagi pula tidak baik jika di dalam ruangan ini hanya ada aku dan Shafia" ucap nya kemudian.
Akhirnya Shafia bisa bernafas lega, karena ketiga sahabat nya tidak jadi meninggal kan nya.
Faizal meletakkan paperbag yang berisi makanan ke samping, tempat tidur Shafia.
"Ini ada makanan dan juga minuman, nanti jangan lupa dimakan" ujar nya.
"Iya Gus, maaf Shafia sudah merepotkan Gus Faizal" jawab Shafia dengan menundukkan wajah nya.
"Saya tidak merasa di repotkan, justru saya minta maaf tadi terpaksa saya yang membawa mu kesini. karena pada saat itu tidak ada orang yang bisa saya mintain bantuan"
"Maaf justru Shafia merasa tidak enak dengan Gus Faizal" ucap Shafia kembali meminta maaf masih tetap menunduk.
Faizal tersenyum melihat expresi Shafia yang merasa bersalah.
"Untuk yang tadi, jangan terlalu di pikirkan. kamu fokus kesembuhan kamu dulu, kamu bisa menjawab nya kapan saja dan jangan dijadikan beban.
Karena saya tidak akan memaksa mu, semua keputusan ada pada dirimu" sambung Faizal.
Ketiga teman nya terbelalak kaget mendengar ucapan Faizal, meraka langsung saling pandang satu sama lain.
Ada rasa penasaran yang menghantui mereka.
Kompak ketiga nya menatap tajam ke arah Shafia, menuntut penjelasan pada Shafia.
Shafia yang di tatap tajam oleh ketiga sahabat nya, merasa tidak paham.
"Apa"? tanya Shafia.
Membuat ketiga nya salah tingkah, karena Gus Faizal langsung melihat ke arah mereka.
" Ya sudah, kalau begitu saya pamit dulu. Shafakallah Shafia "
"Aamiin Ya Robb" jawab Shafia.
"Assalamu'alaikum" pamit Faizal.
"Waalaikumsalam"
Pria itu melangkah hendak keluar dari ruangan Shafia. namun langkah nya terhenti dan kembali berbalik arah, namun bukan ke Shafia melainkan ke tiga sahabat nya Shafia.
"Tolong ingatkan sahabat mu, agar jangan melewatkan makan, dan ingat kan juga untuk meminum obat nya" titah Faizal pada ketiga sahabat Shafia.
"i-iya baik Gus" jawab Nindi terbata. ia tidak mengira seorang Gus Faizal yang selama ini terkenal keras bisa se perhatian itu pada sahabat nya.
ditunggu session duanya, anaknya kembar buat kejutan abi n uminya.
end loh ini?
baik lah ...mksh ya kk ceritax
" mengejar cinta Allah, ga harus di pesantren bapak mu Gus " gitu sih