Vindra adalah menantu yang tinggal di rumah keluarga istrinya dan selama itu juga, Vin selalu mendapatkan hinaan dan di rendahkan karena kastanya yang rendah.
Namun suatu hari, tanpa sengaja ia mendapatkan batu permata dan mengaktifkannya kembali yang membuatnya memiliki kemampuan medis dan berhasil menyelamatkan seorang anak yang berada diambang Kematian. Berkat pertolongannya membuat Vin mendapatkan black Card yang mampu mengubah hidupnya.
Bagaimana kisah Vindra, Mengubah hidupnya dari menantu hina menjadi Penguasa tak tertandingi bersama batu permata dan keahlian Medis yang dimilikinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dina Auliya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20. Butuh dana
Lusi malas terus berdebat dengan Vin dan akhirnya membiarkan Vin masuk. Mereka berempat segera menuju restoran private room, dimana pesta akan di adakan dan secara kebetulan ada Romi di sana dan beberapa teman lainnya juga ada di sana.
Melihat kedatangan Sifa, Romi segera menyambutnya dengan pelukan begitu juga dengan Sifa yang membalas pelukan dari Romi, tanpa memperdulikan ada suaminya di belakang.
"Apa kabar Sifa? lama gak bertemu kamu semakin cantik saja." puji Romi.
"Aku baik, jangan terlalu memujiku nanti aku jadi malu." Jawab Sifa.
"Aku serius. Eemmm dia Siapa?" tanya Romi melirik Vin.
"Kenalkan dia Vindra." ucap Sifa. Sifa pun meninggalkan mereka untuk bertemu dengan teman-temannya yang lain.
"Oh kamu cowoknya. Kalau saja perusahaan batu bara milikku tidak bangkrut waktu itu, Sifa pasti sudah jadi istriku." ucap Romi, membuat Vin hanya menyernyitkan keningnya dan memilih menghampiri Sifa yang sedang memanggilnya.
Vin memperkenalkan diri pada semua orang seperti yang diarahkan Sifa padanya. Vin berusaha ramah dan berbaur dengan baik agar tidak mengecewakan Sifa.
“Romi jangan asal bicara kamu, Vin itu sekarang adalah menantu keluarga Gultom, suami dari Sifa.” Jelas Lusi pada Romi.
"Apa? dia suaminya Sifa. Kenapa kalian tidak bilang dari tadi." ucap Romi tak percaya.
Vin pun berdiri tak jauh dari Romi namun tetap mengacuhkannya. Vin sibuk menikmati pesta yang ada sambil terus mengawasi Sifa yang sedang serius mengobrol dengan Lusi dan Nia.
“Ah sepertinya Vin sedang kesal kerena ulah mu. Seharusnya kamu tau lebih dulu sebelum bicara. dan kamu juga secara tidak sengaja menyinggung Sifa.” Ucap Nia pada Romi seraya melirik Vin yang acuh pada Romi.
"Kau jangan membuatku kesal, jangan bandingkan aku dengan laki-laki menjijikkan itu, aku yakin jika Sifa disuruh memilih pasti dia akan memilihku.” Saut Romi kesal.
"Aku tidak yakin." Ejek Nia
"Eemmm, sepertinya ada yang sedang membandingkan. tentu saja kamu sudah kalah, kamu masih berandai sedangkan aku sudah memilikinya dan Sifa juga menerima apa adanya. paham." Saut Vin membuat Romi semakin kesal.
Di pesta, Sifa nampak gelisah ia sama sekali tak bisa menikmati pesta, Sifa seperti sedang menunggu sesuatu yang tak kunjung datang dan berharap yang ia tunggu segera datang.
Akhir-akhir ini perusahaan Sifa sedang mengalami krisis keuangan. Perusahaannya sedang membutuhkan dana yang cukup besar untuk menutupi hutang perusahaan dan saat ini yang bisa di andalkan untuk membantu perusahaannya hanya Zen, pria kaya raya yang di kenal suka membantu.
“Kalian tau tidak, kapan Zen akan datang? Aku sangat berhadap dia bisa datang. Aku ingin menemuinya dan aku ingin dia membantuku mengucurkan dana untuk perusahaan ku, yang saat ini butuh dana” Ucap Sifa yang sedang menunggu kedatangan Zen dan tanpa disadari di dengar oleh Vin. Selama ini Sifa tak pernah cerita tentang keuangan perusahaan Sifa yang mengalami krisis.
Semua orang tau jika Zen adalah orang kaya yang dermawan di mata mereka dan Lusi sangat berharap dia bisa membantu perekonomian perusahaannya.
'Jadi, perusahaan Sifa sedang demengalami masalah keuangan perusahaan, dan dia ingin mengemis bantuan kepada laki-laki itu,' Gumam Vin saat mendengar obrolan mereka.
"Kenapa Sifa tidak pernah cerita masalahnya padaku.
Vin akhirnya mengetahui bahwa Lusi sedang membutuhkan dana lima milyar untuk perusahaannya. Hal tersebut membuat Vin memikirkan sesuatu, untuk membantu permasalahan yang di hadapi istrinya tanpa mengemis pada lelaki lain.
"Aku permisi sebentar, ingin pergi ke toilet.” Alasan Vin untuk keluar dari ruang pesta. Walau tidak dipedulikan tapi Vin masih bersikap dengan sopan pada mereka sedangkan Sifa hanya mengangguk saja
"Pergilah dan jangan kembali." Saut Romi namun tak dihiraukan Vin.
Setelah keluar Vin segera menghubungi nomor yang ada dibelakang kartu yang dia miliki dan terhubung langsung dengan Ambar.
"Halo ini siapa?" tanya Ambar di seberang telepon.
"Apa ini nyonya Ambar? aku Vin. Aku ingin meminta bantuan pada nyonya."
"Tuan Vin, ia ini saya Ambar. katakan apa yang tuan inginkan. Saya akan membantu." jawab Ambar
Vin pun menjelaskan tujuannya membutuhkan bantuan Ambar dan dengan segera Ambar menyetujui dan apa yang diinginkan Vin.
Melihat Vin yang tiba-tiba keluar setelah mendengarkan percakapan sifa dengan teman-temannya. Lusi begitu sinis melihat Vin. Ia benar-benar memandang rendah Vin.
"Kenapa dia tiba-tiba keluar dengan buru-buru? Apakah dia mendengar apa yang kamu katakan Sifa dan berencana untuk membantumu?" Tanya Lusi.
"Apa maksudmu Lusi? kenapa kamu berpikir seperti itu. Mana mungkin dia bisa melakukan itu." Saut Nia.
"Aku gak tau, tapi gak mungkin Vin kenal dengan Zen, apa lagi membawanya kemari untukku, aku rasa itu mustahil, aku kenal betul dengan Vin, tak mungkin dia bisa melakukannya." Sela Sifa.
"Kamu yakin begitu Sifa? tapi tidak menutup kemungkinan kan dia bisa melakukan itu untuk membantumu. Secara dia kan menumpang hidup di keluargamu, mungkin dia malu makanya berusaha ingin membantu." ucap Nia.
" Kalian jangan kalian pikir Vin akan menemui Zen untuk membantuku mengatasi keuangan perusahaan."
"Gak mungkin lah, Kamu bisa lihat sendiri si Vin, mana mungkin dia bisa membujuk Zen untuk membantu kamu. Aku berani bertaruh kalau dia tidak akan bisa melakukan itu." Saut Nia lagi.
“Apa yang kalian harapkan dari Zen, dia bukanlah laki-laki dermawan seperti yang kalian pikirkan, dia itu laki-laki bajingan. Apa kalian tau, salah satu temanku meminjam uang padanya tapi dia harus mengembalikannya berlipat-lipat sampai ia harus menjual mobil dan rumahnya hanya untuk membayar hutang yang awalnya hanya sepuluh juta dan apa kalian juga tau, kalau Zen bahkan sudah meniduri istri baruku. Jika aku bertemu dengannya, aku akan buat perhitungan.
“Jaga mulutmu Romi, jangan memfitnah Zen, dia itu orang yang sangat baik. Jangan memfitnahnya hanya karena kamu punya masalah dengannya. “ ucap Lusi memperingatkan Romi.
"Terserah bagaimana kalian menilai, yang jelas aku sudah memperingatkan kalian. Jika kalian terjerat permainannya kalian rasakan sendiri akibatnya." Jawab romi kesal.
Di tengah perdebatan Romi tiba-tiba pintu private room tempat diadakannya pesta tiba-tiba di tendang hingg terbuka lebar dan saat itu juga berdiri sosok pria yang mereka tunggu.
To be continued ☺️☺️