Trauma karena perceraian membuat Clara jadi menutup hati pada siapapun. Tak mau lagi merasakan cinta, ataupun terlibat hubungan asmara.
Namun kehidupan Clara mulai berubah sejak kedatangan bos baru di kantornya. Pria yang lebih muda 7 tahun darinya itu, ingin memiliki Clara dengan cara apapun.
Aaron tak segan-segan menggunakan cara licik untuk menjerat Clara. Sampai-sampai si janda tak mampu lepas dari mantra cintanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noona Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 Rencana Licik si Bos
*(Flashback)
Plak!
.
.
Telapak tangan Clara mendarat tepat di pipi kiri Aaron.
Aaron terdiam dan nampak kaget, kedua bola matanya terus menatap Clara tanpa berkedip. Saat kuliah dulu, dirinya sering di kenal sebagai pria Casanova, yang mampu membuat hati para wanita manapun bertekuk lutut pada pesona dan rayuan mautnya.
Namun tidak dengan Clara, yang seorang janda dengan hati mendingin seperti es kutub utara.
"Jangan kurang aja boss!!" pekik Clara marah. Ia langsung bangun dari tempat duduknya dan menjauh dari si boss. Clara menatap nyalang pada Aaron, sembari mengusap-usap telinga kanannya yang sedang terasa geli. Si boss nakal sekali, mengambil kesempatan dalam kesempitan. Tanpa ijin Aaron bersikap kurang ajar, ia mendaratkan bibirnya di ujung daun telinga Clara, hingga membuat wajah Clara begitu merona.
Bukannya marah, Aaron hanya tersenyum tipis. "Kamu gak perlu jual mahal begitu. Aku tau kamu kesepian. Aku tidak masalah dengan seorang janda. Kalau kamu mau menjadi kekasihku, aku bisa berikan bayaran yang lebih tinggi bahkan melebihi bonus dan gajimu yang sekarang." ucapnya dengan nada sombong.
Untuk sesaat mulut Clara ternganga mendengar kata-kata sombong dan tidak tahu malu dari pria bermulut tajam seperti Aaron. Rasanya hampir tidak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya langsung, bosnya memang masih muda dan bergaya tengil, tapi masa tiba-tiba meminta dirinya jadi pacar.
.
"Yang benar saja, aku yakin dia cuma mau main-main denganku. Hahh!! Aku tidak akan dengan godaan biawak satu ini."
.
Sebelum menjawab, Clara menghela nafas panjang. Ia tidak ingin ribut atau terlibat perasaan dengan seorang pria yang lebih muda 7 tahun darinya.
Yang Clara pikirkan hanya pekerjaannya. Rugi sekali kalau dia harus marah-marah menyinggung si boss, lalu dirinya di pecat, hanya gara-gara godaan dari biawak. Clara tidak mau kehilangan posisi yang sudah ia capai selama beberapa tahun di perusahaan ini.
"Sepertinya boss hanya ingin mencari pelampiasan. Tapi maaf, aku wanita yang punya harga diri. Jadi lebih baik anda cari saja wanita bayaran diluar sana", ucap Clara dengan nada tegas. Namun dalam hatinya Clara berupaya menetralkan emosi yang ingin meledak-ledak.
Aaron sedikit tersindir dengan jawaban dari Clara barusan. Dirinya yang tampan dan bergelimang harta telah di tolak mentah-mentah oleh seorang janda kesepian.
"Cih!!" decih Aaron yang kesal, padahal ia rela merendahkan dirinya hanya demi wanita biasa seperti Clara.
"Aku tidak sedang bercanda!! Clara, aku serius!!" Aaron melanjutkan ucapannya, ia menepis anggapan negatif pada dirinya.
.
"Hoo, dia mau berbohong rupanya, tidak bisa!! Aku bisa melihat ekspresi mesum mu dengan jelas. Dasar Biawak!!"
.
"Aku juga tidak sedang bercanda, bos." ucapnya dengan nada datar. Tanpa menunjukkan ekspresi kemarahan.
Clara bersikap acuh tak acuh. Segera membereskan laptopnya, tidak mau berlama-lama dalam satu ruangan dengan si bos yang mesum, bisa-bisa di serang lagi.
Aaron yang melihat tindakan cuek Clara merasa tidak terima. Kemarin Aaron, sudah merelakan perusahaan untuk melindungi Clara dari om-om mesum, ia juga harus menerima hukuman keras dari sang ayah.
Tapi sekali lagi Aaron harus dibuat menelan pil pahit. Sikap Clara padanya begitu dingin, padahal sekali lagi Aaron baru saja membuang harga dirinya menawarkan apa yang ia miliki pada Clara, namun nyatanya malah di tolak mentah-mentah begitu saja.
Hati Aaron jadi berdenyut sakit. Serasa sedang di tusuk-tusuk jarum. Ada rasa sedih dan marah yang bercampur jadi satu. pikiran Aaron pun mulai menggila.
.
Cekrek.
.
Clara sudah keluar dari ruangannya tanpa berpamitan terlebih dahulu. Sejenak Aaron masih berdiri diam, pikirannya sedang kalut.
.
Tut tut tut tut tut.
"Halo tuan?" suara Jack dari dalam ponsel.
"Jack aku butuh sesuatu. Tolong kamu cari barangnya, ucap Aaron pada asistennya.
"Oke baiklah tuan", Jack langsung menjawab.
.
.
Beberapa hari pun berlalu sejak kejadian itu. Clara menikmati hari-harinya di kantor tanpa ada gangguan dari boss-nya yang menyebalkan. Hidup Clara pun kembali menjadi nyaman seperti sedia kala.
Sampai waktu mengalun begitu saja, tau-tau sudah genap dua minggu sejak perkenalan pertama dengan Aaron di kantor, yang di angkat sebagai manager marketing yang baru.
Malam keakraban ini, sengaja diadakan. Dengan baik hati Aaron mengundang semua karyawan divisi marketing untuk makan malam bersama dan berkaraoke bersama. Semua karyawan pun tampak riang dan sangat senang, wajah mereka happy dan ceria, begitu juga dengan Clara.
"Jack, masuklah, lakukan apa yang ku minta." pesan singkat Aaron pada Jack melalui chat Hp.
"Baik tuan." Balasan pesan dari Jack.
.
.
Selang beberapa lama, Jack masuk ke dalam ruangan restoran untuk acara makan malam. Jack diam-diam berbaur dengan karyawan yang lain, tidak ada yang sadar akan keberadaan si jack. Lalu diam-diam Jack duduk persis di sebelah Clara.
Saat itu Clara tengah asik ngobrol dengan kawannya Risa. Pelan-pelan tapi pasti, secara diam-diam, Jack menaruh sebuah bubuk obat dalam gelas minuman Clara.
Clara yang tidak tahu, langsung meminumnya sampai habis tanpa sisa. Lama-lama kepalanya pun mulai terasa berat, Clara jadi tidak berdaya saat acara karaoke sedang berlangsung meriah, dirinya hanya duduk lemas di sofa. Aaron yang melihat mangsanya sudah tidak berkutik tersenyum jahat, lalu menghampiri sang mangsa yang sudah masuk perangkap.
.
.
Rencana Aaron untuk memiliki apa yang tidak bisa ia miliki, telah berhasil. Malam keakraban itu di akhiri dengan tindakan bejat dan nekadnya Aaron. Ia dengan tega menodai karyawannya sendiri dalam keadaan yang tidak sadar atau sedang di awang-awang pengaruh obat perangsang dosis ringan.
*(Flashback off)
.
.
Di tengah malam yang sunyi. suara gemericik air terus terdengar mengalir dari dalam kamar mandi hotel. Clara duduk meringkuk di dalam bathtub, ia menangis sesenggukan, sambil mengguyur seluruh badannya dengan air shower. Tidak di sangka si boss muda telah tega menodainya, walaupun dirinya bukan lagi seorang perawan. Namun tetap saja Clara tidak terima sama sekali, Aaron bukan suaminya atau bahkan kekasihnya.
Dengan kasar Clara menggosok tubuhnya yang penuh busa sabun, terus dan terus ia gosok bagian tubuh yang telah di sentuh oleh si boss. Sampai-sampai tidak terasa satu botol yang berisi 300 ml. Telah habis ia pakai, busanya keluar begitu banyak membentuk gunung di dalam bathtub.
.
"Bocah kurang ajar, hiks huhuhu." isak tangis Clara tidak kunjung berhenti.
.
Walaupun pikiran Clara sedang kacau balau, namun ia berupaya tetap menenangkan amarah yang berkecamuk di hati. Toh,,,,,, dirinya masih butuh gaji, masih ada cicilan rumah yang harus di bayarkan tiap bulan. Yah..., Beginilah nasib Clara yang menjadi tulang punggung bagi dirinya sendiri.
Setelah menyelesaikan ritual kesedihan di kamar mandi, Clara keluar mengenakan baju handuk. Matanya sembab karena menangis tiada henti, dengan sedih ia melihat Aaron yang tengah tertidur nyenyak diatas ranjang king size. Suara dengkurannya begitu keras, memenuhi seluruh ruangan kamar hotel.
Clara menatapnya dengan sorot mata kebencian dan dagu bergetar, ingin sekali ia mencekik leher bosnya yang sedang tidur nyenyak tanpa adanya rasa bersalah sedikitpun. Bukan berarti dirinya yang seorang janda, lantas bisa di perlakukan seenaknya tanpa harga diri.
Clara melangkah mendekati Aaron. Yang sedang tidur terlentang tanpa busana. Tangannya meraih mengambil bantal, mau mencekik sudah tak mampu, Clara begitu lelah dan mengantuk. Namun dirinya tidak sudi tidur satu ranjang dengan Aaron. Clara memilih tidur diatas sofa panjang.
.
.
Sinar pagi mentari memasuki kamar hotel, perlahan Clara pun membuka kedua matanya perlahan, udara kamar terasa agak panas mungkin karena sudah siang.
"Ugh, kepalaku." keluh Clara, sembari memijit dahinya, yang pusing.
"Eh, loh?" Clara segera melirik ke samping, matanya langsung membulat kaget.
"Eeeh buseeettt!!!" pekik Clara sampai melompat dari atas ranjang.
.
"Kenapa aku bisa berada diatas tempat tidur!!"
.
Kedua tangan Clara memegangi tubuhnya, hah. Ia menghela nafas lega, karena dirinya masih memakai baju handuk dan c la na dalam. Terkejut, namun tak mendapati keberadaan Aaron di kamar hotel.
Sreekk.
Clara membuka gorden kamar hotel, dirinya langsung terlihat pemandangan kota jakarta, ber langit cerah, bewarna biru dan berawan, sangat indah, menghibur suasana hatinya yang sedang gundah gulana ini. Setelah semalam ia menangis melampiaskan semua rasa sedih karena telah di nodai.
Cekrek.
Tiba-tiba pintu kamar terbuka, Aaron masuk membawakan kantung besar bewarna hitam dengan pita emas yang elegan. Clara tersentak kaget dari pijakannya, kedua tangan mengeratkan baju handuk yang sedang ia pakai. Clara pun menatapnya dengan marah.
"Selamat pagi sayang, aku datang membawakan mu hadiah." kekeh Aaron, satu sudut bibirnya naik ke atas. Ekspresi wajahnya sama sekali tidak menunjukkan rasa bersalah, atas apa yg sudah terjadi semalam.
"Iiihhhss! Ingin sekali ku tendang , Xx$#$#&!!"
(Apa Clara mampu, menendang itu.....😅)
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
*Terimakasih sudah baca 🩷🩷🩷
kaget sih dgn kelanjutan kisah arron,sebenarnya apa dan siapa sih arron,msh tekateki nih 🤔🤔