Menceritakan beberapa kisah pendek romansa kehidupan, juga perjalanan dalam mencari kebahagian yang sejati.
Hal-hal yang umum terjadi di sekitar kita maupun yang tidak bisa kau pikir sebelum nya. Semua tertuang dalam kisah-kisah mengharukan dan mendebarkan.
Semoga kalian dapat terhibur dengan kisah pendek ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lan05, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nadien & Varo 5
Tak terasa hubungan mereka kini sudah berjalan 4 bulan. Dalam 4 bulan ini mereka semakin membuka diri satu sama lain baik secara pandangan mereka tentang masa depan hingga hal-hal remeh dan absurd yang mereka miliki masing-masing. Nadien tidak menyangka dibalik sikap acuh tak acuh Varo pada sekitar nya terselip tingkah konyol dan manja walaupun jarang. Seperti saat ini mereka sedang berada di mansion keluarga Durrant dan posisi mereka kini sedang menonton film dengan selimut yang menyelimuti mereka berdua dengan posisi Varo yang memeluk nya dari belakang dengan kepala yang menyelip di sekitar leher nya.
Awalnya Varo enggan bertemu dengan keluarga nya, kata nya Varo butuh waktu sebelum bertemu dengan orang tua kekasih nya. Namun Nadien meyakinkan Varo bahwa kedua orang tua nya bukan tipe orang tua yang kolot. Orang tua nya begitu terbuka kepada siapa pun karena yang mereka pentingkan adalah sikap dan rasa tanggung jawab. Mau itu kaya atau miskin jika mereka memiliki sikap yang baik orang tua nya akan selalu welcome. Namun sebalik nya jika mereka memiliki sikap yang buruk kedua orang tua nya tak segan-segan untuk menjauhkan orang itu dari keluarga nya.
Tapi Varo masih tetap tidak mau, Nadien pun mengalah dan tidak memaksa Varo lagi. Namun justru pertemuan kedua orang tua nya dan Varo tidak direncanakan sama sekali atau mungkin memang orang tua nya 'sengaja' menciptakan momen kebetulan tersebut.
Karena mereka bertemu saat sedang makan di cafe depan kampus mereka.
Dirinya bahkan tidak yakin bahwa pertemuan itu suatu kebetulan, rasa nya tidak mungkin orang tua nya yang memiliki jadwal yang padat bisa meluangkan waktu mereka hanya untuk makan di cafe yang cukup sederhana di daerah sekitar kampus nya yang notabene bertolak belakang dengan lokasi kantor Daddy nya.
Namun sejak pertemuan itu Varo justru yang sering datang ke mansion nya. Terkadang bahkan Varo ke mansion nya bukan untuk bertemu dengan dirinya namun akan bertemu dengan Daddy nya. Entah apa yang mereka bahas karena mereka berdua dengan kompak melarang nya untuk ikut masuk ke ruang kerja Daddy nya itu. Mereka bilang itu adalah urusan lelaki, hingga membuat Nadien pun akhir nya menyerah tidak memaksa untuk masuk.
"Aku ngantuk." Ucap Nadien yang mulai merasa kantuk melanda nya. Terlebih dengan pelukan yang diberikan Varo membuat nya nyaman.
"Ya sudah tidur saja, aku pulang dulu kalau begitu." Mengusap lembut rambut Nadien, saat akan melepaskan pelukan mereka Nadien justru menahan nya dengan memeluk nya semakin erat.
"Kenapa hmm.?" Tanya Varo yang kembali memeluk kekasih nya yang sedang dalam mode manja ini.
"Tunggu sampai aku tidur." Varo yang mendengar itu hanya tersenyum kekasih nya ini sungguh menggemaskan.
"Baiklah.. baiklah aku akan menemani mu tuan putri, kita langsung ke kasur saja ya supaya lebih nyaman, kalau disini nanti badan mu pegal-pegal." Bujuk Varo yang melihat Nadien sudah hampir tertidur dalam pelukan nya ini.
"Hmm.. gendong." Lirih Nadien yang sudah tidak kuat menahan rasa ngantuk nya.
Varo pun segera menggendong Nadien dengan perlahan tidak mau membuat Nadien tidak nyaman, setelah nya dirinya menaruh Nadien dengan lembut ke kasur nya.
Varo duduk di pinggir kasur Nadien mengusap kepalanya dengan sayang, Nadien sangat menyukai saat dirinya mengusap kepala nya seperti ini kata nya itu membuat nya ngantuk. Setelah dirasa Nadien telah tertidur Varo pun mengecup kening Nadien. "Sleep tight baby, i love you." Mengusap kepala Nadien sebelum akhir nya beranjak dari kamar kekasih nya yang sudah terlelap tidur.
"Varo." Panggil Christian Ayah dari kekasih nya. Varo segera menghampiri Christian.
"Ada yang mau saya bicarakan." Ungkap Christian pada Varo.
"Baik." Varo pun mengikuti Christian menuju ruang kerja nya.
Setelah perbincangan itu Varo kembali pulang, Christian yang melihat kepergian Varo sedikit nya berharap agar Varo memikirkan perkataan nya dengan baik. Walaupun dirinya menyetujui hubungan putri nya dengan Varo apalagi dirinya juga tahu bahwa Varo adalah cinta pertama anak nya dari semasa senior high school. Namun dari segi pandangan orang tua, Dirinya dan leona sang istri pasti ingin yang terbaik untuk anak nya, apalagi menyangkut pasangan dirinya tetap memikirkan masa depan anak nya tanpa mengesampingkan kebahagian putri nya itu.
Jadi Christian memberikan pilihan untuk Varo, nanti dirinya akan melihat keputusan apa yang akan diambil Varo.
***
Hari-hari Varo semakin sibuk karena. kuliah juga kerja an baru nya sekarang ini. Ya Varo kini sudah memiliki pekerjaan baru dirinya telah memikirkan matang-matang ucapan ayah Nadien padanya, dan benar dirinya memang serius dengan Nadien namun dirinya tidak cukup mengandalkan perasaan dan ketulusan nya. Varo pun harus bisa seimbang dengan Nadien maka dari itu saat tawaran dari ayah Nadien untuk dirinya, Varo memikirkan nya dengan baik. Apalagi dirinya sebenar nya sangat ambisius jika menyangkut ilmu dan pengalaman baru.
Dan disini lah dia, di perusahaan milik Christian ayah Nadien. Dirinya ditawari untuk bekerja disini dia tidak semata-mata diterima disini karena Christian tapi Varo pun melakukan seleksi yang sama ketat nya dengan yang lain, maka dari itu akhir-akhir ini dirinya sibuk untuk bisa masuk ke perusahaan ini dan perjuangan nya berbuah manis. Walaupun tubuh nya amat sangat lelah dan waktu nya bersama Nadien pun berkurang drastis, tetapi ini demi masa depan nya bersama Nadien. Bahkan Nadien belum mengetahui bahwa Varo telah bekerja di perusahaan ayah nya. Namun dirinya tidak tahu bahwa ketidak terbukaan nya akan jadi boomerang buat nya.
"Varo hari ini kamu sibuk.?" Tanya Nadien hati-hati. Entah kenapa dirinya merasa Varo jarang menghabiskan waktu dengan nya akhir-akhir ini.
"Kenapa? kau mau pergi ke suatu tempat.?" Ucap Varo yang justru bertanya kembali kepada Nadien, bukan itu maksud Nadien dirinya hanya merasa Varo berubah namun Nadien tidak berani mengungkapkan nya. Lidah nya kelu saat ingin bertanya hal yang mengganjal dalam hati nya, dirinya hanya takut bahwa kegelisahan nya ini menjadi kenyataan.
Nadien pun hanya menggeleng pelan kala Varo bertanya kembali padanya."Tidak."
"Ya sudah kalau begitu aku pergi dulu ya, jangan kelelahan cepatlah pulang jika semua nya sudah selesai, aku masih ada urusan." Kecup Varo lalu berlalu pergi meninggalkan Nadien yang hanya bisa melihat Varo yang semakin menjauh.
Pandangan nya berkaca-kaca melihat kepergian Varo, perasaan nya semakin tak menentu saat ini. Dengan pelan Nadien mengusap air mata nya yang mengalir di pipi nya. Apa Varo bosan dengan nya atau Varo memiliki wanita lain pikiran nya semakin tidak bisa terkontrol.
Nadien pun memutuskan untuk pergi ke cafe terlebih dahulu sebelum pulang ke mansion nya. Dirinya hanya ingin menenangkan pikiran nya. Namun entah kebetulan macam apa ini, di saat pikiran nya sedang berkecamuk dengan pikiran - pikiran negatif nya. Kini Nadien justru harus berhadapan dengan Varo yang sedang makan berdua dengan seorang wanita, bahkan mereka terlihat asik dengan perbincangan mereka terbukti dengan Varo yang terus berbicara kepada wanita tersebut. Tidak terlihat risih sama sekali dari raut wajah Varo.
Nadien dengan segera berjalan masuk dengan perasaan marah dan sesak yang semakin menguasai nya. Dengan impulsif dirinya meraih minuman yang ada di meja lalu menyiram nya tepat kearah wanita tersebut.
Varo yang melihat kejadian itu langsung mencekal tangan Nadien dengan kuat. Dirinya syok dengan tindakan yang dilakukan Nadien saat ini.
"Jadi ini urusan yang kau bilang tadi.?" Dengan sorot mata kecewa ia layangkan kearah Varo.
"Kau salah paham Nadien." Ujar Varo mencoba meluruskan kesalahpahaman kekasih nya.
"Bullshit.. dan kau wanita jalang jangan pernah mencoba mendekati kekasih ku." Tunjuk Nadien kearah wanita tadi yang kini sedang mengusap wajah nya yang basah akibat disiram Nadien.
"Cukup Nadien!" Geram Varo dengan tindakan Nadien saat ini. Nadien yang mendengar perkataan Varo padanya merasa semakin tidak karuan, Varo tidak pernah meninggi kan nada nya kepada Nadien selama ini.
"Kau lebih membela wanita jalang itu daripada aku.?" Tanya Nadien tak percaya.
Varo menghela napas nya berat. "Kita lanjutkan nanti." Ujar Varo kepada Siena wanita yang dianggap Nadien sebagai selingkuhan nya, sebelum membawa pergi Nadien walaupun dengan sedikit paksa menuju mobil Nadien.
Nadien memberontak dalam pegangan Varo yang semakin kuat menarik nya. "Lepaskan aku!" Namun Varo tidak menggubris nya dan terus menarik nya, setelah sampai di depan mobil baru Varo melepaskan genggaman nya.
"Pulang, dingin kan dulu pikiran mu setelah itu kita bicara." Ucap Varo mencoba meredam emosi nya juga, pikiran dan tubuh nya sedang lelah saat ini jika mereka dipaksakan berbicara saat ini yang ada tidak akan terselesaikan dengan baik.
"Haaa... kau pikir aku mau, urus saja wanita jalang mu itu." Kesal Nadien yang entah kenapa saat ini sangat tidak bisa mengontrol emosi dan ucapan nya. Rasanya seperti apa yang kalian takut kan terjadi dan Nadien tidak siap maka dari itu ego nya saat ini menguasai nya.
"Cukup! Siena buka wanita seperti itu."
"Terus saja membela wanita itu." Dengan kesal Nadien masuk kedalam mobil nya dengan membanting pintu mobil tepat di depan Varo.
"Jalan pak." Ucap Nadien dengan air mata yang mengalir di kedua pipi nya.
Varo yang melihat mobil Nadien telah melaju hanya bisa mengusap wajah nya kasar. Hari ini rasanya sangat kacau, Varo tidak menyangka Nadien akan semarah ini kepada nya saat ini. Seperti nya Varo harus segera menyelesaikan dulu pekerjaan nya setelah nya baru dirinya pergi ke mansion kekasih nya, Varo harus menyelesaikan urusan nya satu per satu.
Setelah menyelesaikan pekerjaan nya Varo bergegas ke mansion Nadien, namun yang ia dapat justru penolakan. Nadien sama sekali tidak mau bertemu dengan nya, bodyguard di mansion nya sama sekali tidak memperbolehkan nya masuk bahkan Varo hanya bisa berdiri di depan gerbang nya.
Varo mencoba menghubungi kekasih nya beberapa kali namun nihil panggilan nya sama sekali tidak di angkat, seperti nya saat ini dirinya harus pulang dengan tangan kosong.
Sementara disisi lain Nadien tengah mengurung dirinya sepanjang hari di kamar. Makan pun maid nya yang mengantar ke kamar nya namun tak ia sentuh sama sekali.
lagi-lagi dirinya hanya menangis hingga lelah dan tertidur.
***
Keesokan hari nya Varo kembali ke mansion kekasih nya namun tetap bodyguard dan pelayan nya sama sekali tidak membiarkan dirinya bertemu dengan Nadien. Varo pun menyerah dan mencoba peruntungan nya di kampus, karena kalau di kampus Nadien tidak akan bisa menghindari nya begitu pikir nya. Namun ternyata salah, Nadien sama sekali tak bisa ia temukan dimanapun, sekalipun dirinya tahu jadwal kelas Nadien, tapi Nadien seakan tahu Varo akan menemui nya di kampus hingga sebelum Varo bertemu dengan nya Nadien telah pergi lebih dulu.
Dengan frustasi Varo mengacak-acak rambut nya keras. Dirinya tidak tahu Nadien akan menghindari nya selama ini. Hingga beberapa hari berlalu dengan hasil yang tetap sama, yaitu Varo yang masih belum bisa menemui kekasih nya sama sekali.