Di sebuah Galaksi, tepatnya di atas Planet terbesar yang ditumbuhi oleh banyak rerumputan.
Terlihat seorang pemuda tengah berdiri menatap Awan Reinkarnasi, pemuda itu ialah, Dewa Angin, Feng Shan Jian.
“Semuanya terbunuh, perang antar planet benar-benar membunuh semuanya.” Feng Shan berkata dengan nada sedih.
“Awan ini, Konon dapat membawa seseorang menemukan kebahagiaan yang dicari. Semoga di kehidupan selanjutnya, aku bisa membuat sebuah keluarga besar dan membawa keseluruhan keluarga naik ke atas.”
Feng Shan Jian mengucapkan sumpah tersebut dengan keras. Dia memasuki awan reinkarnasi dan menghilang dalam sekejap.
Silahkan ikuti, Perjalanan dari Dewa Angin.
(Note : Author Masih Pemula Fantim. Jadi banyak kesalahan dan pastinya perlu revisi.)
Update 2 kali sehari, Waktu tidak menentu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusayni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 20
[Chapter 20.]
[Pertempuran singkat.]
[Silahkan Dibaca.]
Kediaman Patriark Klan Xiao, terlihat di belakang rumah tepatnya tebing dekat Hutan Xiji. Terlihat sosok dua orang, satu perempuan dan satu anak kecil. Keduanya menatap tajam ke arah depan atau lebih tepatnya Hutan Xiji.
“Fan’er, ingat kata Ibu. Bunuh yang melarikan diri nanti.” Anak kecil yang dipanggil perempuan tersebut mengangguk, dirinya tetap menurut kepada perempuan, tidak lebih tepatnya Wanita yang disebut Ibu baginya. Kedua orang itu adalah Gu Lin dan Xiao Fan.
Xiao Feng sendiri melindungi bagian depan sendirian. Dirinya tidak memerlukan bantuan siapa pun, bahkan kedua tetua yang berada di dekatnya tidak ikut. Xiao Shu sendiri berpatroli dengan beberapa anggota, begitu juga dengan Xiao Hun.
Gu Lin menatap depan dengan tatapan tajam, dirinya akhirnya merasakan ada yang mendekat dari Hutan Xiji. Dia menyadari ada banyak orang tengah melesat ke arah tempat dia dan putranya berada.
Xiao Fan tersenyum ketika merasakan musuh datang, dirinya dengan cepat terbang ke atas. Gu Lin sudah mengetahui hal itu, dirinya mengeluarkan Roh Elemen miliknya. Terlihat Roh Elemen dengan bentuk seekor ular, akan tetapi terdapat corak aneh ditubuh ular tersebut.
“Xiao Fan persiapkan dirimu.” Gu Lin berkata dengan serius, matanya berubah menjadi vertikal, taring runcing keluar dari mulutnya. Tubuhnya seketika dilapisi oleh sisik berkilau, sisik itu memantulkan sinar bulan yang tengah bersinar pada malam hari.
Tangan milik Gu Lin terlapisi oleh sisik dan kuku dalam jarinya memanjang dan mengeluarkan semacam asap. Rambut milik Gu Lin tergerai keluar dan berkibar dengan bebas. Rambut berubah menjadi berbagai sosok ular. Ekor panjang berwarna putih mengembang dan terlihat besar.
Xiao Fan melihat hal itu membelalakkan matanya, dirinya bertanya-tanya apakah Ibunya yang cantik memiliki Roh Elemen yang mengerikan seperti di depan. Dia benar-benar tahu wujud apa itu, dia tidak akan melupakan hal itu, karena dirinya pernah bertempur dengan sosok tersebut.
“Mode pertama, Medusa.” Gu Lin berkata dengan seringai kejam dalam mulutnya, dia melihat bahwa musuhnya sudah tiba di depannya. Seluruh anggota Klan Mu terkejut akan hal itu, bahkan pria yang berada di depan dari seluruh anggota Klan Mu, pria itu ialah Wen Kai.
Xiao Fan melihat hal itu, dirinya menyebarkan persepsi angin miliknya. Dia dapat merasakan ada sekitar 5000 orang di Hutan Xiji. Anak itu menaikkan sudut mulutnya, inilah yang dia tunggu-tunggu, tangan kanannya naik ke atas.
“Sangkar Burung.” Berbagai benang tipis melesat dan menutupi seluruh area hutan. Xiao Fan meningkatkan dirinya sebelum berperang, bagaimanapun dirinya hanya memiliki satu perintah yaitu bunuh yang melarikan diri.
Xiao Fan memikirkan cara paling efektif, akan tetapi pikiran gilanya benar-benar muncul. Xiao Fan tersenyum menyeringai dan berpikir kenapa tidak membungkus seluruh Hutan Xiji ketika musuh sudah masuk ke dalam hutan? Pikiran tersebut benar-benar membuat Xiao Fan senang.
Gu Lin melihat hal itu tersenyum, dirinya benar-benar bisa mengandalkan putranya walaupun masih anak berumur enam tahun. Namun, Gu Lin tahu bahwa putranya itu tidak lebih seperti orang dewasa dalam beberapa hal. Gu Lin menyadari hal itu dan mencoba untuk menguji apakah putranya bisa diandalkan? Alhasil sesuai ekspektasi dirinya, bahwa putranya dapat diandalkan.
Benang hijau tipis melesat, dengan cepat Sangkar Burung tipis terlihat melapisi Hutan Xiji. Xiao Fan sekarang berada di tingkat Full Element bintang 2, Roh Elemen miliknya berada di level 33. Dia benar-benar senang karena benangnya sekarang bisa memanjang sampai 90Km dari tempatnya berada.
Wen Kai dan 5000 orang Klan Mu terjebak di Hutan Xiji tersebut. Mereka benar-benar sudah masuk ke dalam jebakan Klan Xiao. Gu Lin menatap ke arah para orang itu dan berkata, “Mari kita mulai pertarungan, Seribu Bola Racun.”
Dalam sekejap, berbagai bola berwarna hijau muncul di dekat Gu Lin. Wen Kai melihat hal itu, dirinya benar-benar merasa ketakutan. Dia tidak menyangka musuh yang dihadapinya bukan musuh sembarangan.
Gu Lin berada di tingkat yang tidak diketahui, Roh Elemen miliknya berada di level 89. Bagi Gu Lin, orang-orang di depannya hanya semut lemah. Gu Lin melepaskan Seribu Bola Racun tersebut, bola racun dengan cepat melesat ke arah para orang Klan Mu.
Wen Kai mati-matian menghindari bola racun tersebut, akan tetapi dirinya tidak bisa menghindari terus. Tubuhnya terkena bola racun, seketika dia merasakan panas yang sangat tinggi dalam tubuhnya. Perlahan-lahan tubuh Wen Kai mengering, Wen Kai berkata dengan susah payah. “Tol..ong.”
Berbagai orang Klan Mu benar-benar terkejut dan banyak kematian disana, dari 5000 orang tersisa 450 orang. Serangan Gu Lin benar-benar mematikan, area luas dan dapat membunuh dalam sekejap. Xiao Fan sendiri terkejut dan benar-benar tidak menyangka akan kekuatan Ibunya tersebut.
“Inikah Ibuku? Sungguh kuat.” Xiao Fan memiliki senyum di wajahnya, dia benar-benar senang bahwa memiliki Ibu yang sangat kuat. Namun, pikiran miliknya terganggu oleh sebuah suara teriakan dari Ibunya tersebut.
“Fan’er, sisanya kuserahkan padamu.” Gu Lin kembali ke bentuk aslinya, Wanita paruh baya yang sangat cantik. Xiao Fan mendengar hal itu dirinya menyeringai, dia benar-benar senang akhirnya waktunya untuk menunjukkan taringnya.
“Baik, Bu. Fan’er akan menyelesaikan dengan cepat.” Gu Lin mengangguk dan turun ke bawah dengan cepat. Xiao Fan melihat hal itu, kemudian pandangannya teralihkan ke arah Hutan Xiji, dimana berbagai orang melarikan diri dari tebing.
“Kalian lolos dari Ibuku, tapi tidak akan bisa lolos dariku.” Xiao Fan menyeringai dengan hebat. Sangkar Burung miliknya sedikit mengecil karena Xiao Fan perlu banyak benang sekarang. Sangkar Burung menyusut dan ukurannya menjadi setengah dari Hutan Xiji.
“Baiklah, Serigala Pemangsa.” Xiao Fan mengeluarkan kemampuan keduanya, dia tidak mungkin mengeluarkan kemampuan ketiga miliknya karena itu area dan dirinya tidak ingin menghancurkan Hutan Xiji, baginya Hutan Xiji adalah tempat dirinya bermain selama ini.
45 Serigala Pemangsa terbentuk. Geraman mereka benar-benar keras, dengan cepat, para serigala melesat mencari mangsa yang ditunjukkan oleh tuannya tersebut. Xiao Fan yang berada di atas tersenyum, dirinya benar-benar panen besar sekarang.
“5000 Roh Elemen, aku mendapatkannya. Seharusnya ada cara menyatukan mereka, mungkin akan kucari nanti dulu, lebih baik menyimpan semuanya dulu.” Xiao Fan benar-benar puas akan panen yang dia dapatkan tersebut.
Beberapa menit kemudian, terlihat Hutan Xiji menjadi sepi, seluruh suara langkah tidak terdengar kembali. Dalam hutan banyak mayat berserakan disana, Xiao Fan melakukan pembersihan dengan cara mengangkat para mayat terbang ke atas.
Xiao Fan menggunakan benang miliknya dan melilit seluruh tubuh mayat tersebut, benang miliknya berubah menjadi merah karena darah tersebut. Dia mengumpulkan mayat menjadi satu, kemudian membakar mereka semua menjadi abu.
Xiao Fan juga sudah mengambil cincin ruang milik musuh, dirinya benar-benar mendapatkan panen lagi sekarang. Koin, Pil, Teknik Kultivasi, berbagai hal Xiao Fan dapatkan. Dirinya kemudian melesat kembali ke arah Kediaman Patriark Klan Xiao.
***
Sementara itu, di depan Kediaman Patriark Klan Xiao, terlihat sosok pria tengah membakar 5000 orang disana. Pria itu adalah Xiao Feng, dia berhasil menghancurkan seluruh pasukan Klan Mu bahkan Patriark Klan Mu sendiri dia bunuh.
“Pengkhianat Kerajaan, wajib dibunuh.” Xiao Feng berkata sambil menatap ke arah tumpukan mayat tersebut. Dirinya juga mendapatkan panen koin, pil, dan berbagai hal lain. Panen itu tidak hanya untuk dirinya, melainkan untuk Klan dirinya tidak akan mengambil sedikit pun jarahan tersebut.
Xiao Feng yakin bahwa Xiao Fan juga mengambil berbagai jarahan tersebut, dirinya tidak akan mengambilnya bagaimanapun juga, itu jarahan didapatkan dari Xiao Fan dan Gu Lin. Jika Xiao Feng mengambil jarahan putranya, pasti akan dipukuli habis-habisan oleh Istrinya.
“Kerahkan seluruh anggota Klan Xiao yang masih bangun. Pergi dan ambil alih wilayah Klan Mu.” Xiao Feng dengan lantang memberi perintah kepada seluruh anggota Klan Xiao. Dirinya benar-benar harus melakukan itu, juga dia akan membagi wilayah kepada Klan Long dan Klan Dai. Dia bukan orang serakah dan itu akan dibagi ketika pertemuan antar Klan nantinya.
***
Xiao Fan tiba di Kediaman Patriark Klan Xiao atau bisa dibilang Kediamannya sendiri. Xiao Fan turun ke bawah dan tiba di belakang rumah miliknya. Dia tersenyum senang dan masuk ke dalam rumahnya. “Fan’er pulang, Bu.”
Gu Lin menatap putranya, dirinya habis mandi karena penuh akan darah dalam tubuhnya. Gu Lin menatap dan tersenyum. “Fan’er segera mandi. Selepas ini kita makan, sepertinya kau benar-benar lapar sehabis pertarungan itu.”
Xiao Fan mengangguk, dirinya memang benar lapar akibat selesai bertarung. Dengan cepat, Xiao Fan pergi menuju ke kamar mandi, akan tetapi ketika membuka kamar mandi terlihat Ning Que dan Ning Shui tengah mandi.
“Eh...”
[To be Continued.]
Note : Selanjutnya mulai seperti biasa yaitu 1000-1200 kata. Namun, 3 bab sampai nanti akan ada notifikasi bahwa 3 bab telah usai.
Silahkan Like, Comment, Share, Vote, dan tip koinnya.
Jangan lupa klik tombol Favorit agar tidak ketinggalan update terbaru.
Thank you Minna-san.