Area dewasa karena ada adegan kekerasan dan dewasa. Harap bijak memilih bacaan sesuai umur.
"Aku akan mengambil semua milikmu hingga kau menangis darah dan bahkan melenyapkanmu dari dunia ini," LARA TAFETTA
Menceritakan tentan gadis bernama Lara yang menjalani hidupnya dengan begitu banyak ujian berat. Mengalami tindakan pembullyan hingga fitnah yang didapatnya dari seseorang yang membencinya hingga membuat Lara kehilangan semua impiannya yang telah dibangunnya selama bertahun-tahun.
Hal itu akhirnya merubah Lara menjadi gadis tanpa empati dan penuh dendam.
Pertemuannya dengan Phoenix Riley Robert, membuat Lara memanfaatkannya untuk membalas dendam pada seseorang yang sangat dibencinya.
NO PERSELINGKUHAN seperti biasanya dan LATAR LUAR NEGERI karena ada beberapa adegan dewasa di dalamnya.
Hanya karya author receh yang tulisan/PUEBI jauh dari sempurna... tapi dijamin alurnya menarik..😁 semoga sukaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#15
Lara berlari keluar rumah sembari mengusap bibirnya yang terdapat banyak darah akibat gigitannya pada bibir pria itu.
Lara tak ingin menangis. Dia sangat bisa mengendalikan dirinya dan berusaha tetap tenang. Tapi rasa marahnya pada Davina tak terbendung lagi.
Dia begitu marah pada Davina yang begitu tega memperlakukannya seperti itu. Hatinya sangat mendendam pada Davina yang licik.
Lara berlari di jalan gelap itu. Dan tak peduli dengan jalanan yang sepi itu. Lara berlari meskipun dia tak terlalu mengenal daerah itu.
Hingga dia tiba di suatu minimarket dan meminta tolong pada penjaga kasirnya.
"Nona, apa kau baik-baik saja?" tanya penjaga kasir itu ketika melihat Lara dengan penampilan yang berantakan.
"Aku minta tolong. Bisakah aku meminjam uangmu? Aku dirampok dan tasku hilang. Aku ingin pulang," ucap Lara dengan wajahnya yang dingin tetapi terlihat menyedihkan.
"Baiklah, ini ambillah. Tak perlu mengembalikannya. Apa aku perlu mengantarmu?" tanya pria tua itu penuh empati.
"Tidak perlu, Paman." Lara mengambil uang yang di sodorkan oleh pria tua itu
"Terima kasih, Paman," ucap Lara lagi.
"Hati-hati, Nak. Sebaiknya kau melaporkan hal ini pada polisi," kata pria itu.
"Tidak perlu. Terima kasih sekali lagi," ujar Lara dan pergi dari sana.
Lara mencegat taxi di seberang minimarket. Setelah mendapatkan taxi, Lara pulang ke apartemennya.
Lara mendekap tubuhnya yang kedinginan karena tak mengenakan coatnya. Lara tak sempat memakai coatnya tadi.
Sesampainya di apartemen, Lara langsung masuk menuju kamarnya. Dia langsung masuk ke kamar mandi dan mengguyur tubuhnya dengan shower air dingin tanpa membuka bajunya.
Dia merasa jijik karena tubuhnya telah disentuh oleh pria tak dikenalnya tadi meskipun Lara masih terselamatkan dari tindakan pemerkosaan. Lara menangis? Tidak, air matanya telah mengering dan dia tak akan bisa menangis lagi seberat apapun masalah yang dihadapinya.
Lara hanya termenung di bawah guyuran air dingin itu. Hatinya terasa beku dan dia merasa bahwa dirinya ditakdirkan untuk berteman dengan masalah serta bermusuhan dengan kebahagiaan.
"Apakah aku tak berhak bahagia?" gumamnya berbisik.
Setelah menghabiskan waktu setengah jam di kamar mandi, Lara pun keluar dan mengganti bajunya lalu meringkuk di bawah selimut hangatnya yang usang.
Lara menutup matanya dan berusaha melupakan kejadian buruk tadi.
🖤🖤🖤🖤
Keesokan harinya, Lara terbangun dengan tubuh yang masih lelah. Hari ini dia akan pergi ke universitas untuk mengambil jadwal mata kuliahnya yang sudah keluar.
Lara mandi dan langsung bersiap ke universitas. Ada rasa tak semangat hari ini karena dia masih teringat kejadian buruk semalam.
Sesampainya di universitas, Lara langsung menuju ke kantor universitas. Tampak seorang dosen melihatnya datang dan kemudian menghampirinya.
"Kau Lara Tafetta?" tanya dosen itu.
Lara mengangguk.
"Aku baru saja akan menghubungimu. Kemarilah, ada yang ingin aku bicarakan," ucap dosen itu dan Lara mengikutinya dari belakang.
Lalu mereka pun duduk dan dosen itu memperlihatkan sebuah foto di ponselnya pada Lara.
Lara begitu terkejut dengan foto-foto dirinya yang tampak vulgar dan foto itu diambil oleh pria asing semalam.
"Kami tak bisa menerima beasiswamu karena hal ini. Kau terlibat dalam prostitusi, Lara. Maaf, beasiswamu kami cabut," ucap dosen itu dengan datar.
Tubuh Lara begitu lunglai mendengar keputusan itu. Kesalahan yang tak pernah dilakukannya membuatnya kehilangan beasiswa dan kesempatannya kuliah.
JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORIT DAN HADIAH YAA..❤❤❤
semoga bapakmu ga kena serangan jantung lagi
hancur kan kesombongan davina, biarkn jatuh miskin jd tau rasanya jd orng miskin.. biar ga songong
sabar Lara,,buat dirimu lulus dgn predikat nilai terbaik. dan lepas dr jerat orng busuk, lalu balas dendam😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈
aku dukung onlen😁😁
susah liat org seneng dan seneng liat org susah 😀😂