NovelToon NovelToon
Terjebak Pernikahan Kontrak

Terjebak Pernikahan Kontrak

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Patahhati / Duda / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:27.2M
Nilai: 4.7
Nama Author: Clarissa icha

Harap bijak memilih bacaan.
riview bintang ⭐ - ⭐⭐⭐ = langsung BLOK.!


Barra D. Bagaskara, laki-laki berusia 31 tahun itu terpaksa menikah lagi untuk kedua kalinya.
Karena ingin mempertahankan istri pertamanya yang tidak bisa memliki seorang anak, Barra membuat kontrak pernikahan dengan Yuna.
Barra menjadikan Yuna sebagai istri kedua untuk mengandung darah dagingnya.

Akibat kecerobohan Yuna yang tidak membaca keseluruhan poin perjanjian itu, Yuna tidak tau bahwa tujuan Barra menikahinya hanya untuk mendapatkan anak, setelah itu akan menceraikannya dan membawa pergi anak mereka.

Namun karena hadirnya baby twins di dalam rahim Yuna, Barra terjebak dengan permainannya sendiri. Dia mengurungkan niatnya untuk menceraikan Yuna. Tapi disisi lain Yuna yang telah mengetahui niat jahat Barra, bersikeras untuk bercerai setelah melahirkan dan masing-masing akan membawa 1 anak untuk dirawat.

Mampukah Barra menyakinkan Yuna untuk tetap berada di sampingnya.?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Yuna keluar dari kamar mandi setelah mengisi bathtub dengan air hangat. Keberadaan Barra yang tengah duduk di sisi ranjang dengan kancing kemeja yang sudah terbuka seluruhnya, membuat Yuna kaget.

"Ehh,,,!" Peliknya sembari memalingkan wajah. Rona merah hinggap dikedua pipinya yang putih. Rasa malu menyelimuti saat kedua matanya melihat jelas dada bidang Barra.

Meski pernah bersentuhan tanpa sehelai benang, tapi baru kali ini Yuna bisa melihat dengan jelas dada bidang dan perut yang berotot.

Disaat Yuna malu dan salah tingkah, Barra justru memasang wajah datar seperti biasa. Terlihat tidak risih sedikitpun telah memperlihatkan tubuhnya.

Dia beranjak dari duduknya, berjalan mendekat ke arah Yuna.

"Bathtubnya sudah aku isi Mas,," Kata Yuna.

"Hemm, makasih." Barra menjawab singkat. Dia masuk kedalam kamar mandi, melewati Yuna yang masih berdiri di dekat pintu.

Barra masuk kedalam bathtub setelah menanggalkan semua kain yang menempel di tubuhnya. Kepalanya dia sandarkan. Kedua matanya mulai terpejam.

Hari-harinya terasa semakin berat untuk di lalui, sedangkan untuk mencapai tujuannya masih berada di tahap paling bawah.

Meski sudah memulai, tapi belum menjamin akan langsung membuahkan hasil.

3 bulan, terdengar singkat namun akan terasa untuk di jalani oleh Barra. Dia selalu berharap Yuna akan segera hamil sebelum waktu 3 bulan yang dia tentukan untuk menyentuhnya.

Semakin cepat Yuna hamil, maka beban yang dia rasakan akan sedikit berkurang.

Sulit untuk menjelaskan seperti apa beban yang dia rasakan setiap kali berfikir akan menyentuh Yuna.

Sangat sulit dan menyiksa perasaannya.

Tidak mudah berhubungan dengan orang yang tidak kita cintai sedangkan kita memiliki orang yang sangat kita cintai.

Hal itu menimbulkan rasa bersalah yang sulit untuk di hilangkan.

...****...

Yuna kembali ke kamar setelah membuatkan teh untuk Barra. Tadi dia langsung keluar dari kamar saat mendengar pintu kamar mandi akan di buka.

Selain ingin membuatkan minum, Yuna juga bermaksud menghindari Barra yang pastinya akan bertelanjang dada saat keluar dari kamar mandi.

Yuna tersenyum kikuk melihat Barra tengah duduk di sofa sembari memegang ponsel.

Dia menutup pintu, lalu menghampiri Barra.

"Aku bikin teh hangat,," Ucap Yuna. Dia meletakkan teh itu didepan Barra.

"Makasih."

Tatapan mata Barra kembali ke layar ponselnya, setelah tadi memperhatikan gerak gerik Yuna dengan tatapan datar.

"Aku sudah mengundurkan diri dari kantor." Ujar Yuna memberi tau. Meski tau Barra tidak akan memberikan reaksi apapun selain ekspresi datar, namun Yuna merasa harus mengatakan itu pada Barra karna Barra yang menyuruhnya untuk berhenti bekerja.

Barra mulai menatap Yuna. Seperti dugaannya, menatap dengan sorot mata datar. Dia hanya memberikan anggukan setelah itu.

"Sudah kamu pikirkan mau usaha.?" Tanyanya serius.

"Sudah." Yuna menjawab singkat.

"Oh ya.? Bagus kalau begitu." Barra terlihat antusias. Dia mematikan ponsel dan menyimpannya di atas meja.

"Mau bikin usaha apa.?" Antusias Barra membuat Yuna semangat untuk bercerita, padahal tadi dia tidak berniat untuk menceritakan hal itu karna merasa tidak akan penting untuk Barra. Tapi ternyata Barra malah bertanya lebih dulu.

Mengambil cangkir dan meneguk teh hangat buatan Yuna, mata Barra terus menatap Yuna untuk mendengarkan jawabannya.

"Dulu saat masih sekolah, aku suka iseng design baju perempuan."

"Sekarang jadi kepikiran mau produksi baju." Jelas Yuna tak kalah antusias.

Barra tampak menganggukkan kepala, terlihat mendukung rencana Yuna.

"Perlu modal berapa.?" Pertanyaan yang tak terduga keluar dari mulut Barra. Yuna tidak pernah berfikir akan membutuhkan bantuan dari Barra lagi, karna Barra sudah cukup membantunya. Lagipula, mahar yang diberikan oleh Barra belum tersentuh.

Uang sebanyak itu sudah lebih dari cukup untuk memulai usaha kecil.

"Untuk awal-awal mau produksi beberapa model saja, jadi nggak terlalu butuh banyak modal."

"Uang dari Mas Barra juga masih utuh, aku mau pakai uang itu." Tutur Yuna dengan mengulas senyum tipis.

"Itu uang mahar, pakai saja untuk keperluan kamu. Besok aku transfer untuk modal usaha."

Nada bicara dan tatapan Barra terlihat sangat serius.

Dia benar-benar akan membantu Yuna merintis usahanya. Karna bagaimana pun, dia merasa harus bertanggungjawab karna sudah memaksa Yuna untuk keluar dari pekerjaannya.

Selain itu, Barra juga sudah berjanji pada dirinya sendiri akan menjamin kehidupan Yuna. Setidaknya, bantuannya saat ini akan sangat berguna bagi kehidupan Yuna kedepannya. Meski tidak akan sebanding dengan apa yang akan dia ambil dari Yuna.

"Nggak usah Mas, uang itu sudah lebih dari cukup. Simpan saja untuk keperluan Mas Barra." Yuna berusaha menolak. Sudah terlalu banyak Barra mengeluarkan uang untuk membantunya. Yuna tidak mau semakin merasa berhutang budi pada Barra.

"Jangan menolak." Tegas Barra.

"Sudah malam,,," Barra melirik jam dinding sembari beranjak dari sofa.

"Sebaiknya kita tidur." Dia menatap Yuna, tatapan yang berbeda dari biasanya meski masih memasang wajah datar.

"I,,iya,," Tiba-tiba saja Yuna menjadi gugup setelah tau arti tatapan itu. Malam ini dia akan kembali menjalankan tanggungjawabnya pada Barra.

Dalam suasana kamar yang redup dan sunyi, hembusan nafas Yuna yang tidak teratur terdengar jelas.

Tubuhnya menegang, dia hanya bisa diam dengan kedua tangan meremas seprei.

Yuna membiarkan Barra menyentuh tubuhnya menggunakan kedua tangan dan bibir.

Satu yang tidak pernah di lakukan oleh Barra pada Yuna adalah mencium bibir dan bagian wajah Yuna.

Hal itu seakan di hindari oleh Barra.

"Mas,," Yuna menahan dada Barra saat akan melakukan penyatuan.

"Kenapa.?" Tanya Barra. Dia sedikit mundur, karna Guna terlihat tidak siap.

"Mas Barra nggak pakai pengaman.?" Tanya Yuna lirih.

"Aku nggak mau hamil,," Ujarnya dengan suara yang terdengar gelisah.

"Kamu nggak mau mengandung anakku.?" Nada bicara Barra terdengar kesal meski suaranya pelan.

"Mas Barra lupa dengan perjanjian itu.? Kita akan bercerai kan.? Aku nggak mau apa yang aku alami terjadi juga pada anakku."

Yuna terus memikirkan hal ini sejak kemarin, dia takut hamil dan harus membuat darah dagingnya hidup tanpa kedua orang tua yang utuh.

"Lupakan perjanjian itu, aku akan bertanggungjawab sepenuhnya." Tegas Barra. Dia menyingkirkan pelan tangan Yuna dari dadanya, kemudian melanjutkan apa yang tadi sempat tertunda.

Malam itu terasa begitu panjang bagi Yuna. Dia merasa Barra sangat lama memacu tubuhnya.

Mungkin karna pikirannya terbagi. Ucapan terakhir Barra membuat Yuna harus berpikir keras.

Melupakan perjanjian.? Apa artinya Barra siap menjalani kehidupan rumah tangga yang sesungguhnya.?

Yuna masih belum mengerti kenapa secepat itu Barra berubah pikiran.

Setelah mengakhiri permainan, keduanya membersihkan diri bergantian. Yuna yang sudah lebih dulu membersihkan diri, masih berbaring di ranjang dengan kedua mata yang menatap langit-langit kamar.

"Tidur, sudah malam." Ujar Barra sembari naik ke atas ranjang. Dia baru saja keluar dari kamar mandi.

Yuna menoleh, kemudian mengangguk kecil.

"Aku nyuruh kamu untuk buka usaha sendiri bukan berarti nantinya kamu bisa mengurus pekerjaan 24 jam."

"Usaha di rumah memang waktunya lebih fleksibel, tapi harus punya jadwal juga. Harus di tentuin jam kerjanya, kalau bisa lebih sedikit dari jam kerja kamu saat di di kantor."

"Jangan sampai kamu kelelahan."

Barra bicara panjang lebar. Memberikan masukan dan nasehat yang bisa diterima oleh Yuna.

"Iya, aku mengerti." Ucapnya.

"Makasih sudah mendukungku." Yuna menatap Barra penuh kekaguman. Tidak menyangka Barra akan memperlakukannya sebaik ini.

Barra tersenyum tipis sembari mengangguk.

Dia menarik selimut, kemudian memejamkan

mata.

"Aku pasti akan jadi wanita yang paling beruntung kalau saja pernikahan ini nyata untuk selamanya."

Yuna bergumam dalam hati sambil menatap wajah Barra.

1
Sriza Juniarti
kocak..kayaknya🤣🤣
roza prasinta
oon yuna, mau pula kd madu
Etha Margaretha
goblooookkkkk..gamau dket ama papanya anak² dngn maksd gamau dihina...tp masuk ke apartemen lelaki lainnnnn...TOLOL !!!!
Etha Margaretha
cewek anjeng
Etha Margaretha
Luar biasa
Heldina Togatorop Dina
barra, serakah harusnya dia milih Yuna dan anaknya
Heldina Togatorop Dina
harusnya barra milih Yuna, karena ada anak"
Leha Valenia
Luar biasa
Heldina Togatorop Dina
yuna bodoh bgt, kog mau sih ngasih anaknya, tetap aj cerai, karena bara ngak ada cinta SM km yuna,sadar dong
moemoet
Luar biasa
Inggrianie Sikumbang
ceritanya bagus
elluph
iklannya lama bgt
Quieenarra Nathaniella Kayleen
Luar biasa
Muki Roh
Kecewa
Muki Roh
Buruk
Annisa Rizki
Luar biasa
Muki Roh
bara jahat banget yaaa😭😭
Muki Roh
dasar si boro... licik
Susana Sari Sari
ceritanya biarpun panjang tp tidak sama sekali jd bosan thor...karyamu keren....
@𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺nada Mυɳҽҽყ☪️
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!