NovelToon NovelToon
Gadis Pilihan Ummi

Gadis Pilihan Ummi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Ummu Umar

Ammar dijodohkan dengan Safa yang merupakan anak dari adik angkat ibunya. perjodohan terjadi atas permintaan Ibunda Safa saat menjelang akhir hayatnya karena ingin anaknya memiliki pendamping setelah dirinya tiada

Sedangkan Sang Adik Ubay mengalami insiden tidak mengenakan, dia tidak ingin bertanggungjawab karena dia tak pernah merasa berbuat hal itu tapi karena permintaan sang ibu untuk menikahi gadis itu Maka dia menikahinya.

Begitupun dengan kedua adik lelaki kembar mereka yang menemukan jodohnya dengan cara tak terduga

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keharmonisan Keluarga

"Kamu jangan salah dek, Ummi ini badannya aja yang kecil tapi tendangan dan pukulannya mirip dengan pukulan lelaki besar, kamu pasti tidak lupa apa yang terjadi pada kakakmu kan??

" Iya kak, aku saja sampai melongo melihatnya".

Lagi-lagi mereka semua tertawa mendengar ucapan Safa yang sangat polos dan terus terang itu.

"Ummi bisakah aku juga ikut bela diri, aku juga pengen bisa melindungi diriku sendiri". Ucap Fahira menatap umminya meminta persetujuan.

"Memang siapa yang akan kamu hajar dek?? Tanya Ubay penasaran.

Fahira menunduk dan menghela nafas, dia sebenarnya malu mengatakannya tapi dia ingin belajar melindungi diri karena dia yakin keluarganya pasti akan merongrong dirinya apalagi ketika dia sudah menjadi bagian keluarga orang kaya terutama sang kedua abangnya.

"Tidak perlu mengatakannya nak, jika kamu keberatan, ummi dan Ubay serta adik-adik mu akan mengajarkan kamu". Ucap Shofiyah dengan penuh pengertian.

Dia sangat tahu bagaimana keluarga dari menantu ketiganya ini, dia sudah mengerti ketika melihat ekspresi dan tarikan nafas darinya.

Mereka semua saling memandang dan menghela nafas, mereka seakan mengerti tatapan satu sama lain.

"Benar kak Fahira, kami akan mengajar kakak bela diri sama dengan ummi dan kakak juga bisa minta bantuan sama kak Ubay, dia juga sangat pintar bela diri". Ucap Rumaisya dengan sopan.

" Aku juga pengen belajar kak Ammar, boleh?? Kini Safa melihat suaminya.

"Kamu yakin pengen belajar dek, latihannya cukup keras loh, ummi ini jika melatih bela diri itu sangat keras bahkan saat bersama kami pun dia sangat galak dan tegas".

"Yang dikatakan Kak Ammar benar, kak Safa Ummi ini, jika mengajar bela diri itu sangat galak, bahkan kami yang anak perempuan pun seperti itu". Ucap Raihana melirik sang ibu dengan senyuman takutnya.

"Itu tidak seberapa nak, waktu kami belajsr juga sama kerasnya bahkan lebih dari yang kalian pelajari, kalian disesuaikan dengan kemampuan kalian sangat berbeda dengan kami harus sama dengan semua orang bahkan yang lebih hebat sekalipun". Kini Ahmad mengatakan sebenarnya bagaimana kerasnya latihan mereka dulu.

"Yang dikatakan Abi kalian benar nak, dulu kami disamakan laki-laki dan perempuan, walau memang ada hal yang tidak mungkin disamakan, kenapa kalian tidak minta berlatih pada Kak Gibran, dia adalah pelatih sekaligus guru kakak saat kakak masih SMA".

"Serius Ummi?? Kompak Safa dan Shifa.

"Benar kesayangan Ummi, kak Gibran itu pintar bela diri, hanya saja mungkin dia sudah tak pernah mengasah ilmu dan keahlian yang dia miliki jadilah seperti itu".

Keduanya saling memandang, seakan mereka ber koneksi dengan tatapan mata.

"Aku tidak tahu jika ayah adalah pelatih Ummi waktu masih sekolah". Ucap Shifa dengan kening mengkerut.

Shifiyah tersenyum, " Kalian tahu kak Gibran adalah ketua OSIS sekaligus ketua Ekskul bela diri, Ummi menjadi muridnya selama setahun karena dia sudah masuk kelas 3, dan Gaby adiknya pun ikut belajar hanya sampai saat Ummi tamat saja karena Gaby berada satu tingkat dibawah Ummi padahal kamu seumuran".

"Oh iya Ummi, Ummi dan bundaku satu kampus juga yah??

"Itu benar nak, Ummi, Gaby, Rina serta kak Gibran satu sekolah dari SMP hanya beda kampus saja dari kak Gibran sedangkan untuk Gaby dan Rina satu kampus beda jurusan, Ummi jurusan akuntansi, Gaby jurusan kedokteran sedangkan ibu Shifa jurusan Farmasi".

Keduanya menganggukkan kepalanya mengerti, pantas saja orangtua mereka sangat ngotot menjodohkan mereka dengan anak-anak Shofiyah karena memang mereka mengenal sejak lama bshkan sejak mereka masih kecil.

Fahira yang mendengar cerita dari mertuanya itu menundukkan kepalanya, dia merasa malu berasal dari keluarga biasa sedangkan kedua menantu pertama dan kedua mereka berkuliah dan sarjana sedangkan dirinya hanya tamat SMA.

"Kamu kenapa nak Fahira, kok sedih seperti itu?? ". Tanya Ahmad melihat menantu ketiganya terdiam.

"Tidak apa abi, Aku hanya malu ". Cicitnya perlahan.

"Malu kenapa nak Fahira, apa kami menyakiti perasaanmu?? Tanyanya dengan lembut.

Fahira mwnggeleng samar, sedangkan Ubay yang berada di sebelahnya memperhatikan istrinya.

"Kenapa dek, kamu malu kenapa?? Tanya Ubay dengan lembut.

"Aku hanya malu karena semua yang ada disini semua sarjana dan berkuliah sedangkan aku hanya lulus SMA". Cicitnya perlahan.

Mereka semua yang ada disana memandang Safa dengan berbagai macam pandangan kemudian menghela nafas. Semua anak Shofiyah memang mengetahui seluk beluk keluarga Fahira sedangkan menatu mereka tidak ada yang tahu

"Kuliah kan dia gih Dek, itu bagus untuk dirinya, setidaknya dengan itu dia tidak perlu merasa minder dengan mu ketika pergi bersama di acara-acara kantor". Saran Umar yang langsung diangguki semua orang.

"Kamu mau kuliah dek, aku bisa memberikannya?? ". Ucap Ubay dengan perlahan.

"Serius kak, aku boleh kuliah?? ". Fahira mengangkat kepalanya memandang Ubay dengan mata berkaca-kaca.

"Tentu, Kak Safa saja diperbolehkan untuk kembali kuliah walau menikah dengan kak Ammar kenapa kamu tidak, insya allah aku mampu untuk membiayainya hanya saja jangan sampai kewajiban dirumah dan istri terbengkalai, itu saja".

"Yang dikatakan kak Ubay benar Fahira, kita semua harus mengejar pendidikan kita tanpa mengorbankan kewajiban utama kita, lagian Ummi itu memberikan kita semua satu pengawal dirumah, benar kan Ummi?? Tanya Shifa dengan senyuman manis.

Shofiyah tertawa kecil mendengar perkataan Shifa itu, "Bukan pengawal nak, tapi orang yang akan membantu kalian mengurus rumah yang penting keperluan suami kalian, kalian sendiri yang mengurusnya".

"Itu benar dek, setelah ini kita akan kerumah kita sendiri, kita akan berkumpul di sini nanti jika akhir pekan jika kita tidak ada acara, kami memang selalu menyempatkan diri kumpul dengan keluarga besar jika hari hari sabtu dan ahad".

"Aku boleh kuliah, aku ingin jadi Bidan kak, boleh??

"Wah itu bagus Fahira, jika nanti dari kita melahirkan bisa dikamu saja nanti tak perlu cari orang lagi". Heboh Safa begitu tahu jurusan apa yang dia ambil.

Mereka semua tersenyum dengan penuh kehangatan, keluarga yang harmonis dan saling mendukung satu sama lain.

"Terima kasih semua, maafkan aku membuat keluarga kalian malu dengan insiden kemaren". Ucap Fahira menunduk, dia menyesal membuat ulah padahal keluarga ini menerimanya dengan baik dan hangat.

"Tidak perlu sungkan nak, kami tahu seluk beluk keluargamu dan alasanmu yang melakukannya, mungkin caramu memang salah tapi cintamu tidak salah, kamu bisa menggunakan cinta itu untuk merawat dan menjaga anak Ummi yang satu ini".

"Yang dikatakan Ummi kamu benar nak, pernikahan itu harus cinta 2 bela pihak, dan yang paling penting ketaatan pada Allah itu jauh lebih baik karena itu akan mengantarkan rumah tangga kita penuh barokah dan kebahagiaan".

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!