NovelToon NovelToon
Let Me Love You

Let Me Love You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:53.6k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

6 tahun mendapat perhatian lebih dari orang yang disukai membuat Kaila Mahya Kharisma menganggap jika Devan Aryana memiliki rasa yang sama dengannya. Namun, kenyataannya berbeda. Lelaki itu malah mencintai adiknya, yakni Lea.

Tak ingin mengulang kejadian ibu juga tantenya, Lala memilih untuk mundur dengan rasa sakit juga sedih yang dia simpan sendirian. Ketika kejujurannya ditolak, Lala tak bisa memaksa juga tak ingin egois. Melepaskan adalah jalan paling benar.

Akankah di masa transisi hati Lala akan menemukan orang baru? Atau malah orang lama yang tetap menjadi pemenangnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4. Cuti Kuliah

Perlahan mencoba untuk menjauhi Devan. Bukan karena dia membenci lelaki yang dia sayang, tapi dia ingin mengubur perasaan. Tak mudah, tapi akan Lala coba.

Lala dapat bernapas lega karena seharian tak bertemu Devan. Berangkat kuliah dia diantar oleh Alfa dan ketika pulang pun dia jemput sang mama.

"Lala udah ambil cuti kuliah. Lala mau berlibur sebentar di Singapura."

Mama Aleeya sedikit terkejut dengan kalimat yang keluar dari bibir Lala. Makanan yang hendak dimasukkan ke dalam mulut dia letakkan kembali.

"Ini kan udah mau mendekati semester akhir, sudah pasti nanti ke depannya akan banyak tugas belum lagi ngurus skripsi. Jadi, Lala pengen berlibur dulu, Ma. Sebelum otak Lala gak waras."

Berdusta lagi, itulah yang Lala lakukan. Tak ada cara lain karena Lala tidak ingin Devan dibenci oleh kedua orang tuanya.

"Bilang ke Papa," balas sang ibu, dan diangguki oleh Lala.

Pergi ke negara yang nantinya akan dia tinggali untuk mengobati luka di hati. Juga berdamai dengan rasa sakit yang menggerogoti diri. Mulai belajar mengubur perasaan yang dimiliki.

Papa Khairan sudah meng-acc. Lala nampak bahagia. Namun, dia meminta kepergiannya ke Singapura dan cuti yang dia ambil tak diberitahukan kepada Devan. Kedua orang tuanya tak banyak bertanya. Mereka hanya mengiyakan.

.

Lengkungan senyum terukir ketika sudah menginjakkan kaki di Singapura. Negara yang serba mahal.

"Negara ini yang nantinya akan menjadi rumah gua yang sesungguhnya. Semoga di negara ini gua bisa mendapatkan ketenangan juga kebahagian."

Harapan kecil dari seorang perempuan yang baru berjuang untuk melepas perasaan yang bersarang sejak lama. Manik matanya tak bisa berdusta. Masih menyimpan luka dan kecewa yang dia bawa sampai Singapura.

Menyusuri jalan Singapura masih dengan ransel yang dia bawa. Dia berjalan tanpa arah dan mengikuti isi hatinya. Ramai orang berlalu-lalang tak membuat suasana hatinya berubah. Malah dadanya mendadak sangat sesak.

Berhenti di kedai mie yang begitu ramai dan terkenal enak. Juga menjadi salah satu tempat favorit untuk keluarga Lala. Rela mengantri hanya untuk semangkuk mie.

Para pengunjung rata-rata berbahasa Melayu karena kedai mie yang Lala datangi kedai mie halal. Semangkuk mie sudah tersedia di atas meja. Mata Lala sudah tertuju pada makanan dari tepung dengan kuah yang wangi kaldu sapi. Namun, pikirannya masih berkelana ke sana ke mari.

Pandangannya tertuju pada sosok yang duduk tak jauh darinya. Mengenakan pakaian putih dan tengah memegang sumpit sambil berbicara dengan orang di depannya. Suaranya begitu tegas.

Memandang penuh kagum pada sosok yang sama sekali tak dia ketahui. Tanpa Lala sadari bibirnya sedikit melengkung. Namun, atensinya teralihkan karena tubuhnya tersenggol seseorang.

"Sorry."

Lala mengangguk dan mulai memakan mie yang sedikit sudah dingin. Seenak apapun mie itu, jika hatinya sedang tak baik-baik saja rasanya sangat hambar. Dia tetap berusaha menghabiskan makanan karena banyak di luaran sana yang menangis kelaparan.

.

Di hari berikutnya Lala sudah pergi ke tempat yang bisa membuatnya tenang. Perpustakaan Nasional yang menjadi tempat tujuannya. Dia mengambil sebuah buku untuk dibaca. Begitu fokus karena sama sekali tak ada yang mengganggu.

Ponsel masih dimatikan. Dia sudah membicarakan perihal dirinya yang tidak ingin diganggu dan akan mematikan ponsel selama seminggu ke depan. Dan ponsel akan aktif kembali ketika dia sudah berada di Jakarta.

Hatinya memang sedang kacau, tapi pikirannya harus tetap tenang. Dia masih ingin tetap waras ditengah hatinya yang terluka parah.

Refleksi pikiran itulah yang harus Lala lakukan demi untuk menjaga kewarasan. Jika, pikiran tenang perlahan rasa sakit itu akan menghilang. Itulah yang sedang Lala coba tanamkan.

Tak terasa hari sudah gelap. Sudah lebih dari enam jam Lala berada di sana. Dia mulai beranjak meninggalkan perpustakaan. Baru saja melangkahkan kaki menjauhi perpustakaan, gerimis sudah mulai turun. Lala mendongak ke atas dan terus melanjutkan langkah.

Gerimis kecil mulai berubah jadi rintikan air hujan. Lala terus berjalan membiarkan tubuhnya kebasahan. Hanya dia yang hujan-hujanan di tengah orang-orang menggunakan payung.

"Gua suka sama Lea."

Kalimat yang kembali terngiang di telinga. Rasa sesak kembali hadir. Tak terasa bulir bening menetes di tengah wajahnya yang basah karena air hujan. Isakan begitu lirih tertutup oleh suara derasnya air hujan. Kali ini, Lala didukung penuh alam untuk mengungkapkan semua kesedihan di bawah guyuran air hujan.

Terus berjalan dengan air mata yang masih terjatuh bercampur dengan air hujan yang membasuh wajah serta tubuh. Namun, langkahnya terhenti ketika dia tidak merasakan tubuhnya kehujanan lagi. Kepala yang menunduk mulai dia tegakkan. Menoleh ke arah samping dan seseorang sudah memegangi payung untuknya.

"Biasanya kalau hujan deras yang lama berhenti bertanda akan datang badai."

Suara yang begitu tegas pernah Lala dengar. Dia tak berkedip ketika melihat pria yang berwajah datar, tapi dia akui begitu tampan. Pundak Lala yang basah dirangkul oleh pria yang memakai topi supaya lebih masuk ke dalam lindungan payung. Tanpa ada kata yang terucap, kini langkah Lala mengikuti langkah pria yang membawanya menuju sebuah mobil yang terparkir tak jauh dari mereka.

Pintu mobil sudah terbuka. Lala masih berdiri dan tak ada pergerakan. Pria itupun tak membuka suara. Masih memayungi Lala dari arah belakang. Kembali anak sulung Mama Aleeya dan Papa Khairan menatap pria yang tengah memayunginya.

"Nanti mobil kamu basah," ucapnya pelan dan hampir tak terdengar karena bisingnya suara hujan.

"Bisa dikeringkan," balas pria itu masih dengan ketegasan.

"Cepat masuk!" titahnya.

Lala yang ingin membantah mendadak menjadi anak kucing yang penurut. Dia pun duduk di kursi penumpang depan di samping pria yang kini sudah menghidupkan mesin mobil.

Apa yang dikatakan pria itu benar, tiba-tiba angin berhembus begitu kencang di tengah derasnya hujan. Ujung mata Lala sesekali melirik ke arah belakang kemudi. Pria yang kemarin dia pandangi kini malah ada di sebelahnya.

Mata Lala seketika melebar ketika mobil masuk ke area apartment di mana akan dia tinggali untuk seminggu ke depan. Tatapannya sudah tertuju pada sosok pria yang fokus memarkirkan mobil.

"Kok dia tahu tempat tinggal aku?" tanya Lala di dalam hati.

"Apa jangan-jangan--"

"Enggak mau turun?" tanya pria tersebut.

Lala pun tersadar dan segera membuka seatbelt. Baru saja hendak membuka pintu mobil, dia membalikkan tubuh dan menatap ke arah pria yang juga sedang membuka seatbelt.

"Kamu mata-matain aku, ya?"

Ingin dia berkata seperti itu, tapi dia tidak berhak men-judge seseorang tanpa bukti. Apalagi dia sedang sendiri di negara singa ini.

"Makasih, udah anter aku pulang."

Kalimat itulah yang akhirnya keluar. Bagaimanapun pria itu sudah baik menolongnya.

"Bagus deh. Berarti saya tidak perlu bawa kamu ke unit saya."

Lala tercengang dengan jawaban pria tersebut. Dia tak menyangka jika pria yang menunjukkan wajah datar bak papan bangunan tinggal di apartment yang sama dengannya.

Tak ingin mendengar kalimat dingin yang lain, Lala sudah membuka pintu mobil. Suara tegas kembali Lala dengar.

"Langsung mandi air hangat biar gak masuk angin."

...**** BERSAMBUNG ****...

Komennya mana ini?

1
0mezell
semoga lala mendapatkan orang baru yang mncintai nya bahkan lebih tulus dr perasaan ny ke Devan
Ida Farida
bener tuh kata bunda devi
N I A 🌺🌻🌹
dengerin bunda mu van, cari vas baru aja belajar dr kesalahan yg lalu
aca
lanjut
Ida Lestari
trnyata bunda Devi orang tua yg bijak ya.....semoga Devan juga cpet sadar KLO emang Lala Uda GK mau lgi SMA dia,soalnya Lala SMA PK dosen aja hehehehe
lanjut lgi ya Thor penasaran SMA crita Lala SMA PK dosen
semangat thor
Yus Nita
mampussss...
kena mental kagak tuch si Devan 😃😃😃
Ita Rosdiana
lanjuuutt
aca
kapok lu van/Curse//Curse/
aca
calon ayank la
sum mia
benar kata bunda Devi . mengalah lebih terhormat daripada melakukan cara yang tidak sehat . dan apa yang ingin kita miliki tak selalu dan tak selamanya bisa terwujud . belajar lah melepaskan dan mengikhlaskan yang emang gak akan pernah jadi milikmu .
seperti yang telah dilakukan Lala , dia mencoba mengikhlaskan dan belajar menerima yang baru dan ternyata yang baru jauh lebih baik dan lebih perfect bukan hanya di mata Lala tapi juga dari pandangan semua .
barang yang retak apalagi sudah pecah jangan harap akan bisa kembali seperti semula . apalagi yang pecah berkeping-keping maka makin sulit pula untuk menyatukan .
jadi Devan lebih baik lepaskan saja Lala dan mencoba membuka hati lagi untuk orang lain yang mungkin juga akan lebih baik buat Devan dan orang disekitarnya tentunya .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Lilis Holisoh: bener tuch van kt ibumu tetap semangat/Heart//Heart//Heart//Rose//Rose//Rose/
total 1 replies
Rahmawati Abdillah
nah dengarkan itu nasehat bundamu Devan agar kamu menjadi orang yang bijak bisa memaknai sesuatu yang baik atau tidak untuk mu dimasa depan
Rahmawati Abdillah
nah loh mode sangar Alfa keluar, unek-unek Alfa keluarin semua jangan ada sisa biar tau diri tuh si devan
EmakKece
👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻
Henny Purwanto
skit ga tuh
NadiraDira
nah loh,tuh dengerin apa kata bunda mu van....
Nurminah
emak yg bijak bukan species kebanyakan emak zaman now yg rela melakukan kejahatan demi anak yg dimanjakan nya
Lovita BM
ehhmm ,
Widya Triani
dengarin Van nasehat bunda muu.. ketika Lala Udha pergi jauh kamu malah ngejar" nyaa.. dia Udha ada pangeran berkuda nyaa.. jadi Jangan kejar" dia lagii
Sulis Miati
Udah telat mak Devi, Neng Lala udah ada yang jagain.
ieka🐧²⁴ *🌙ᵇᵇ
relakan si Lala Ama yg lain van .. dengerin nasehat bundamu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!