NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Kaiser

Istri Rahasia Kaiser

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak / Identitas Tersembunyi / Angst / Dijodohkan Orang Tua / Bad Boy
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: tiatricky

Lelaki yang sangat ingin kuhindari justru menjadi suamiku?
•••

Kematian Devano dan pernikahan kedua sang Papa, membuat kehidupan Diandra Gautama Putri berubah. Penderitaannya bertambah ketika tiba-tiba menikah dengan laki-laki yang membencinya. Kaiser Blue Maverick.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tiatricky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 21

Wush

Dada Diandra kembang kempis ketika tiba-tiba anak panah hampir mengenainya. Kini dia dipaksa berdiri di halaman depan yang tertutup.

"Payah Lo mah!." Ejek Alaska pada Rival.

"Cih. " Rival melemparkan busur kesal.

Giliran Alaska bermain panahan. Laki-laki itu mencoba mencapai targetnya. "Jangan gerak-gerak. Bisa kena wajah Lo yang ada. "

Diandra seketika terdiam. Dia memegang apel di atas kepalanya. Jantungnya berdegup kencang. Ya Tuhan, mereka benar-benar gila ya. Bagaimana bisa aku dijadikan target. 

Kaiser, Alaska dan Elang menunggu dengan sabar. Mereka bertiga duduk santai di kursi panjang kayu.

Wush

Anak panah itu berhasil mengenai sebuah apel. Alaska seketika puas melihatnya. "Gini caranya. Nggak ngasal Lo Val. "

"Sombong amat!. Sinting!." Sinis Rival.

Sekarang pukul 08.30 WIB di taman belakang rumah. Di sini terdapat kolam renang cukup luas dan bersih.

"Giliran gue. " Kaiser merebut busur dari Alaska.

"Boleh meleset bos. Asalkan pas dimuka cewek killer itu. " Elang berujar tersenyum miring.

Kaiser bersiap untuk memanah. Dia menyipit sebelah mata untuk memeriksa target. Setelah merasa yakin, dia melepaskan anak panah dan berhasil mengenai apel.

"Hore! Berhasil!." Alaska dan Elang bertepuk tangan dengan Kaiser.

"Bro, kok gue jadi pengen bisa nembak juga. Seru kayaknya. " Rival berujar sambil menoleh kearah teman-temannya.

Tukang kebun yang melihat hanya diam melihat. Wanita itu menghela nafas berat. Apa yang sebenarnya dipikiran tuan Kaiser? Nona Diandra pasti takut. 

"Gue omongin Chika langsung diputusin Lo. " Elang berujar tidak mengerti maksud ucapan Rival.

"Pistol bro! Bukan nembak cewek. Ngapain nyari cewek lagi? Yang ada tambah pusing pala gue. " Rival menyentuh jidatnya sendiri.

Alaska dan Kaiser terkekeh geli mendengarnya.

"Kalau pusing, minum obat Val. " Celetuk Elang membuat yang lain tertawa.

Diandra hendak pergi namun instruksi suara menghentikannya.

"Mau pergi kemana sih. Buru-buru amat. Gue kan nggak nyuruh Lo pergi. "

Gadis itu meremas kaosnya. "A aku mau beberes. Emang nggak boleh ya?."

"Enggaklah. Asal ambil keputusan tanpa persetujuan suami. Lo siapa hah?. " Alaska berujar dengan tatapan tajam.

"Beresin masalah Lo yang dibully kita? Atau beresin otak pinter Lo?." Celetuk Elang.

"Gue belum puas bully Lo. Pembunuh!." Timpal Rival penuh kebencian.

"Buka mata kalian. Aku bukan pelakunya. Sampai kapanpun, aku tidak akan mengakuinya. Karena memang a aku.." Diandra tidak sanggup mengatakan kalimat selanjutnya.

"Karena memang Lo apa? Lo jalang? Atau pelakor? Cih. " Elang berdecih dengan ekspresi meremehkan.

"Kamu bilang apa? Kamu mikir nggak kalau perkataan mu melukai ku? Buat apa menjadi orang bejat seperti itu. Yang ada berdosa. " Diandra menarik nafas dalam-dalam kemudian mengeluarkan perlahan.

Grap

Kaiser mencekal tangan Diandra. Menatap gadis itu tersenyum miring. "Lo juga sama bejatnya. "

Gadis itu menggelengkan kepalanya lemah. "Kamu nggak pernah gitu jaga ucapan? Kamu selalu memikirkan hal buruk tentang ku. Tidak sedikit pun kamu memikirkan perasaan orang lain. Hatimu mati. "

"Hati Lo gak ada malahan. " Rival berucap meremehkan.

"Bos, Vanesa dateng ke sini. " Alaska berujar dengan heboh. Dia terlihat khawatir.

•••

"Kamu nunggu lama?." Kaiser datang menemui Vanesa yang kini duduk manis di sofa.

Gadis itu menggelengkan kepalanya tersenyum. "Aku kangen kamu sekarang. Boleh cium?."

Kaiser terkekeh geli. Mendudukkan dirinya di atas sofa samping kekasihnya. Lalu mencium bibir manis gadisnya beberapa detik. "Bagaimana? Puas? Atau minta lebih?."

Vanesa menggelengkan kepalanya tersenyum sumringah. "Nggak. Cukup banget kok. Eh ya, orang tua kamu nggak ada?."

"Bilang aja mau berduaan sama Kaiser. " Rival berujar dengan kepala tidur di pinggiran sofa.

"Iri? Bilang bos. " Alaska berucap.

"Lang, pindah yuk! Gue mau nyari suasana baru."

Beberapa saat kemudian teman-teman Kaiser pergi meninggalkan sepasang kekasih itu.

Kaiser mengusap pipi mulus Vanesa. Laki-laki itu berhenti sejenak. "Ini apa sayang? Kamu terluka? Siapa yang lukain kamu? Aku nggak terima kamu dilukai oleh siapapun itu. "

Vanesa menggelengkan kepalanya. Menutupi lehernya dengan rambut. "Bukan apa-apa. Luka kecil. Kamu nggak usah khawatir. "

Kaiser mengangguk kepala percaya.

•••

"Jika saja saya punya nyali besar untuk mengusir cewek kampungan itu, sudah ku tendang mukanya. " Idah berujar dengan kesal.

Astuti berdesis dengan jari telunjuk di bibirnya. "Hush, gak boleh ngomong gitu. Nggak baik. "

"Bukannya Idah ngomong jelek soal Vanesa. Tapi emang kenyataannya gitu. Gadis itu merubah sikap dan tingkah tuan Kai. " Pak Hilman tukang kebun menimpali.

Idah tersenyum mendengarnya. "Makasih ya, pak. Bu, saya tidak bermaksud untuk berpikiran negatif tentang gadis itu. Tapi, dari gaya luarnya saja kelihatan jelek."

Astuti menghela nafas panjang. "Jangan bicara seperti itu. Sama saja kamu dengan dia. "

"Ehem!."

Yang lain seketika dan terkejut melihat kedatangan seseorang. Keringat dingin sebiji jagung membasahi wajah mereka.

"Kalian kenapa diam? Ayo, lanjutkan cerita itu. Saya penasaran. "

Idah menghela nafas berat sedangkan Astuti dan Hilman menundukkan kepalanya dalam.

"Memang benar kok. Anda lebih cocok untuk nona Diandra dari pada gadis itu. Bagaimanapun juga, saya mengenal Anda sejak usia SMP. Kenapa? Anda marah sama saya karena telah lancang?." Idah terkekeh geli mendengarnya.

Prang

Suara pecahan kaca terdengar jelas di gudang. Mereka bertiga terkejut mendengarnya.

"Sst! Hentikan Idah!." Astuti berdesis memperingati Idah untuk menjaga ucapan di depan majikan.

"Beraninya Anda mengatakan itu? Anda pikir Anda siapa di sini? Sebatas pembantu rumah tangga sudah berani melawan majikan sendiri. " Kaiser berujar ketus dengan mengepalkan tangan.

Idah tersenyum simpul. "Bahkan Anda mengatakan hal buruk kepada saya. Anda memang berubah tuan Kaiser Blue Maverick. "

"Lo?." Dada Kai menahan diri untuk tidak tersulut emosi. "Gue bakal bikin Lo dipecat dari sini. "

Idah justru tertawa mendengarnya. Dia menatap majikan menantang. "Emangnya Anda memiliki kemampuan untuk memecat saya? Hanya tuan Wandi dan nyonya Selena yang bisa memecat saya. "

"Sudah, jangan diteruskan lagi Idah. " Astuti kembali memperingati.

Idah mendengus kesal. "Ibu, laki-laki ini seperti kerasukan setan. Jadi kita harus melawannya. Ibu pasti sangat mengenal keluarga ini. Berkat tuan Wandi dan nyonya Selena, kita punya tempat tinggal. "

Suara Idah terdengar lirih dan menyakitkan. Perempuan itu mengepalkan tangannya. Aku tidak akan pernah meninggalkan rumah ini. 

Melihat Kaiser mendekat, Hilman pun berdiri di depan Idah. "Maafkan putri saya, tuan. Anda boleh memecat atau menghukum saya tapi jangan putri saya. "

"Tuan, putri saya akan saya hukum sendiri. Tolong jangan menghukum atau bahkan memecatnya saja. Biarkan saya menanggung akibatnya. " Dada Astuti kembang kempis.

Idah melotot mendengarnya. "Jangan seperti ini Ibu, Ayah. Laki-laki itu akan semakin kurang ajar. Sebel—."

"Baiklah saya tidak akan menghukumnya. " Kaiser menyela pembicaraan dan berlenggang pergi dengan menghentakkan kakinya. Brengsek! 

Plak

"Jaga ucapanmu, Idah!." Hilman tersulut emosi dan menampar pipi putrinya dengan keras.

"Tuan Kaiser bisa memecat kita kapanpun dia mau. Kamu harus menahannya lagi. Kita percayakan perubahannya pada nona Diandra. Kamu mengerti kan?." Astuti memperingati.

Idah memegangi pipinya yang nyeri. Dia pergi meninggalkan gudang dengan hentakan kaki. Aku tahu ini keterlaluan. Tapi bagaimana dengan nasib nona Diandra kedepannya? Secepatnya kita harus memadamkan api. Aku yakin, gadis jelek itu semakin membuat Tuan Kaiser bertingkah semena-mena. 

•••

Vanesa mengernyitkan dahi melihat ekspresi kekasihnya. "Kamu kenapa sayang?."

Kaiser merubah raut wajahnya dengan senyuman. Tidak ingin Vanesa curiga. "Bukan apa-apa. Ini minuman kesukaan kamu. "

Vanesa menerima dengan senang hati. Dia dengan sengaja menarik tangan Kaiser. "Makasih sayang. Aku mau dielus-elus. "

Alaska menoleh pada Elang. "Pacaran sama gue, Lang!."

"Gue lurus babi!."

Bersambung...

1
Metana
yang dicekik orang tua lo aja, kenapa Diandra Dia kan gak salah apa-apa/Speechless/
Người này không tồn tại
Next chapter, please! Aku harus tahu kelanjutan ceritanya.
DreamHaunter
Baca cerita ini seperti terlempar ke dunia lain. Aku suka banget, terima kasih telah membuat pengalaman membaca ini begitu intens. 🙌
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
total 1 replies
Isolde
Tolong update sekarang juga biar bisa tidur malam dengan tenang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!