Gadis kutu buku tiba-tiba mendapatkan sistem play store yang menyatakan jika update bumi akan segera terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon orpmy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seminggu Online
[Jangan lupa berikan like sebelum membaca]
___________________________________________
Sudah satu minggu Sekar hidup di dunia Minecraft, namun di dunia nyata waktu yang ia lalui masih kurang dari tiga jam.
Sekar duduk di balkon, menikmati pagi yang tenang. Seekor kucing hitam bertubuh humanoid mengenakan tuksedo berdiri di sampingnya sebagai pelayan.
"Desa ini sudah mulai padat," ungkap Sekar, melihat rumah-rumah Villager yang berdiri tidak beraturan.
"Apa Anda berencana mengurangi jumlah mereka?" tanya kucing itu.
Sekar tertawa kecil. "Wow, Tuan Sebastian. Cara berpikir Anda benar-benar mengerikan."
Kucing hitam bernama Sebastian itu memiringkan kepalanya, seakan tidak paham.
Sekar menyesap teh lemonnya. "Aku hanya ingin menata desa ini agar lebih rapi," ungkapnya.
"Kalau begitu, bagaimana jika Anda menjadi kepala desa? Saya bisa mengatur semuanya jika Anda menginginkannya," usul Sebastian.
Sekar tertawa mendengar saran kepala pelayannya itu.
"Tidak, itu hanya akan membuatku repot saja."
Sekar pun menjelaskan, jika ia menjadi kepala desa, maka desa ini akan menjadi bagian dari wilayah Town Hall.
"Jika itu terjadi, maka Raid akan meluas ke desa ini," terangnya.
Sebastian menunduk, pertanda menerima penjelasan tuannya.
"Atur saja pertemuan dengan kepala desa. Kita akan membahas tentang penataan kota," ujar Sekar.
"Sesuai perintah Anda, Nyonya," jawab Sebastian.
Saat keduanya sedang mengobrol, seekor kucing berukuran normal berlari ke arah balkon.
"Nyonya, sarapan sudah siap, Nyan~," ujar kucing itu.
Sekar sedikit menoleh, lalu bangkit dari tempat duduknya. "Terima kasih, Sharly!" Dia segera menangkap kucing itu, lalu membenamkan wajahnya di perut Sharly.
"Nyaaaaa..." Sharly mengeong saat Sekar terus mencium perutnya.
Sebastian hanya menatap majikannya dengan heran, seakan ingin mendapat perlakuan yang sama.
Sekar pun menikmati sarapannya ditemani keduanya.
***
Keluar dari hotel, Sekar melihat keramaian desa yang dipenuhi oleh berbagai entitas. Bukan hanya Villager, tetapi juga manusia, Goblin, Skeleton, hingga raksasa berlalu lalang melakukan kesibukan masing-masing.
Tidak jauh dari hotel terdapat bangunan besar yang semula adalah lokakarya. Kini tempat itu telah menjadi pasar yang sangat ramai.
"Desa ini seakan sudah menjadi kota virtual," gumamnya saat melihat berbagai karakter game yang ia temui saat berjalan kaki menuju ladang.
Sesampainya di ladang, Sekar melihat para petani sedang bekerja dibantu robot. Lalu ada patroli tanaman PVZ bersama prajurit Barbarian dan Penyihir.
Sesekali bayangan besar melintasi langit. Naga maupun pesawat terbang bebas di angkasa.
Banyaknya ragam makhluk dan kecanggihan teknologi yang dilihatnya menunjukkan banyaknya game yang telah dimainkan Sekar setelah satu mungg menggunakan Sistem Play Store.
"Sudah saatnya aku bangun. Apa kau memiliki saran untuk menambah sesuatu sebelum aku log out?" Sekar berbicara dengan sistem.
[Saya menyarankan Anda untuk membangun basis penambangan di Nether.]
Sekar memikirkan saran dari sistem.
Saat tiba di Town Hall, kedatangannya disambut oleh banyak prajurit. Mereka telah siap untuk melakukan Raid hari ini.
Meskipun kesulitan Raid semakin meningkat seiring dengan banyaknya game yang Sekar beli, keuntungan dari Raid pun semakin besar.
Pasukan Pillager kini tidak hanya terdiri dari Zombie dan Goblin, tetapi juga pasukan elite monster beserta mesin tempur seperti tank dan pesawat pengebom.
Dalam satu kali Raid, Sekar bisa mendapatkan sedikitnya 10 juta poin dari semua perangkat yang ditinggalkan oleh pasukan Evoker.
Di tengah Raid yang sedang berlangsung, Sekar memasuki ruang bunker yang terletak ratusan meter di bawah Town Hall.
Bunker rahasia itu digunakan untuk menciptakan perangkat perang dan penelitian teknologi.
Sekar memasuki salah satu ruangan laboratorium, di mana terdapat Avatar Scarlett yang tengah dipajang dalam tabung kaca.
"Sekarang, aku sudah siap." Sekar menyentuh Avatar itu, yang membuat kesadarannya beralih.
Tubuh yang sebelumnya ia gunakan hanyalah manusia buatan yang dikendalikannya.
"Sekarang, dari mana aku harus memulainya?"
Pori-pori kulit Sekar mengeluarkan otot daging yang saling merajut, membentuk sebuah baju yang menutupi tubuhnya.
"Lebih baik kita selesaikan Raid-nya lebih dahulu."
Tubuh Sekar terurai menjadi gumpalan daging dengan belasan mata dan mulut yang mengerikan.
Dalam wujud makhluk aneh itu, ia bergerak cepat menggunakan otot daging yang berfungsi sebagai tentakel.
Sekar masuk ke sela-sela dinding, lalu mengubah kembali bentuk tubuhnya menjadi cacing raksasa untuk berenang di dalam tanah dan naik ke permukaan.
***
Di permukaan, peperangan besar sedang berlangsung.
Ribuan pasukan saling bertempur. Tank meluncurkan tembakan, raksasa berlapis armor menghadapi robot bersenjata canggih.
Di angkasa, pertempuran udara semakin memanas. Pesawat-pesawat tempur saling menyerang, sementara helikopter hilir mudik mengantarkan pasukan elit ke medan perang.
Pasukan musuh berusaha mendekati pangkalan militer yang melindungi Town Hall, tetapi perlawanan dari pasukan pertahanan membuat misi itu sulit tercapai.
Ledakan Potato Mine menghancurkan tank musuh, api Jalapeno melahap Zombie, dan Snow Pea yang menempel di punggung para raksasa membekukan musuh dengan serangan esnya.
Pertempuran kali ini diperkirakan akan berlangsung lebih lama. Pasukan sekutu akan menang jika mampu memusnahkan semua musuh, sementara kekalahan terjadi jika Town Hall berhasil dihancurkan.
Di tengah situasi kacau, seekor cacing raksasa tiba-tiba muncul dari bawah tanah, langsung menelan sebuah robot besar setinggi lima meter.
Kehadiran monster itu menjadi tanda kemenangan bagi pasukan sekutu, tetapi bagi musuh, itu adalah isyarat kehancuran.
Setelah memangsa robot lawan, tubuh cacing raksasa itu mulai mencair menjadi gumpalan daging, kemudian membentuk sosok seorang gadis.
Sekar telah turun tangan. "Mari kita akhiri perang ini dengan cepat," katanya, sesaat sebelum meriam tank meluncur dan menghantam tubuhnya.
Namun, setelah asap menghilang, Sekar tetap berdiri tanpa luka sedikit pun, seolah serangan itu tidak berarti apa-apa baginya.
"Kasarnya," ujar Sekar, lalu menembakkan sinar laser dari ujung jarinya, langsung menghancurkan tank yang menyerangnya.
Pasukan musuh segera fokus menyerang Sekar, melepaskan hujan peluru dan misil. Namun, perisai pelindung dan gerakannya yang lincah membuatnya tak tersentuh.
Sekar mengubah dirinya kembali menjadi gumpalan daging. Tentakel yang terbentuk darinya menyerang musuh, mencabik, menusuk, dan melahap mereka hidup-hidup.
Semakin banyak yang dimangsanya, tubuh Sekar tumbuh semakin besar, dan kerakusannya terus meningkat. Tidak hanya makhluk hidup, tetapi benda mati pun ikut dilahapnya.
Setelah puas melahap pasukan musuh dengan Avatar Carrion, Sekar kembali mengganti avatarnya menjadi Cacing Besar.
Tubuhnya mulai berubah menjadi cacing raksasa yang terbuat dari armor Mecha. Dengan satu semburan napas laser, Sekar berhasil memusnahkan seluruh pasukan musuh dalam sekejap.
Dari kejauhan pasukan sekutu hanya bisa menatap tuan mereka melenyapkan selalu musuh seperti sebuah lelucon.
Setelah Raid selesai, para goblin datang dengan mobil pengangkut untuk mengumpulkan semua item drop dan peralatan yang tersisa. Sedangkan Sekar kembali ke basecamp, mempersiapkan diri untuk pergi ke Nether.
***
Sebuah kereta barang melaju kencang dari base militer menuju lokasi tambang.
Sesampainya di terminal, lima anggota pasukan elit turun dari kereta, diikuti oleh Sekar yang berjalan di belakang mereka.
"Selamat datang di Mine Town, Yang Mulia," sambut seorang goblin tua dengan hormat.
Sekar tersenyum tipis. "Maaf kalau kedatanganku mengganggu aktivitas kalian," ujarnya sambil memeriksa keadaan sekitar.
"Oh, tentu tidak. Kehadiran Anda adalah kehormatan besar bagi kami, yang jarang berkesempatan pergi ke kota utama," balas goblin itu penuh rasa hormat.
Sekar datang ke tambang dengan tujuan membangun portal menuju Nether. Sesuai dengan saran sistem, ia berencana mendirikan basis pertahanan di Nether sebelum keluar dari permainan.
Untuk membuat portal ke Nether, diperlukan blok obsidian yang disusun membentuk gerbang besar. Setelah itu, gerbang tersebut dinyalakan menggunakan flint and steel. Setelah dinyalakan, gerbang menciptakan cahaya ungu di tengahnya, menyerupai jurang tanpa dasar.
[Portal ke Nether telah terbuka]
Sistem mengkonfirmasi kesuksesan pembuatan gerbang.
Sekar mengangguk pelan. "Pastikan kalian menggunakan peralatan emas, kalau tidak penduduk setempat mungkin akan menganggap kalian sebagai santapan," Sekar mengingatkan semua yang akan ikut bersamanya ke Nether.
"Siap, Nyonya!" kelima anggota pasukan elit menjawab serempak.
Sekar mengenakan sarung tangan emas, sedangkan prajuritnya membawa tas militer berbahan emas. Setelah memastikan semua sudah sesuai, mereka pun memasuki portal.
Sekar merasakan sedikit pusing sebelum muncul di dunia Nether, tempat yang dipenuhi warna merah dan hawa panas menyengat.
"Apakah ini seperti tinggal di Mars?" pikir Sekar sambil memperhatikan sekelilingnya.
Hawa panas yang menyelimuti tempat itu membuat Sekar menyarankan pasukannya untuk meminum potion of fire resistance sebelum memulai misi.
Kelima pasukan elit itu lalu berpisah dari Sekar, mereka ditugaskan untuk berburu Blaze dan mengumpulkan Blaze Rod.
Sementara itu, Sekar mulai membangun markas tambang di dekat portal. Suhu ekstrem di Nether membuat goblin tidak cocok untuk bekerja di tempat ini, sehingga ia memerlukan pekerja yang lebih sesuai.
"Aku rasa ini akan sangat membantu," gumam Sekar sambil membuka sistem untuk menggunakan game barunya.
[Berhasil mengaktifkan Robot Miner]
Setelah mengaktifkan game tersebut, belasan robot kecil muncul di hadapannya. Robot-robot ini akan menjadi pekerja tambang yang bertugas mengumpulkan material dan sumber daya yang dibutuhkan Sekar.
___________________________________________
[Jangan lupa tinggalkan komen setelah membaca]