Terjebak Pernikahan Kontrak

Terjebak Pernikahan Kontrak

Bab 1

"Aku harus gimana Mah,,?" Lirih Yuna dengan nada keputusasaan.

Dia menggenggam tangan Mamanya yang sedang tertidur pulas di ranjang pasien.

Sudah 5 hari di rawat di rumah sakit besar di Jakarta, akibat sakit jantung yang diderita sejak beberapa tahun yang lalu. Tepatnya sejak sang suami bermain perempuan sampai menghabiskan harta benda mereka tanpa sisa. Bahkan sekarang terlilit hutang dengan rentenir yang nilainya hampir 100 juta.

Kini laki-laki biadab itu hilang bak ditelan bumi. Menjadi beban bagi Yuna dan sang Mama karna seluruh hutangnya harus di tanggung oleh mereka.

Sorot mata Yuna dipenuhi kebencian setiap kali mengingat laki-laki yang ditakdirkan menjadi ayah kandungnya.

Kalau saja bisa memilih, Yuna tidak akan sudi memiliki ayah kandung seperti itu.

Laki-laki kejam yang hanya bisa menggoreskan luka di hati anak dan istrinya.

"Sampe kapan kamu mau nangis kayak gini.?!"

"Kamu pikir tangisan kamu bisa buat Mba Rena sembuh dari sakitnya.?!"

Yuna beranjak dari duduknya. Dia menatap Bibinya yang tiba - tiba masuk dan langsung memarahinya.

"Pelanin suaranya Bi, Mama lagi tidur." Tegur Yuna lirih.

Tidak peduli dengan teguran Yuna, Liona justru berdecak kesal. Tatapan matanya pada Yuna penuh dengan kebencian, meski Yuna adalah keponakannya.

Kebencian Liona pada Ayah kandung Yuna, membuat Liona juga ikut membenci Yuna.

Semua itu bermula ketika Ayah Yuna menggadaikan sertifikat rumahnya, juga menggelapkan beberapa harta bendanya yang terbilang cukup mahal.

Dari situlah, Liona membenci keluarga kakaknya.

Bahkan disaat sang kakak sedang membutuhkan uang untuk biaya operasi, Liona enggan mengeluarkan uang sepeserpun.

Dia justru terus mendesak Yuna agar mau menikah dengan rentenir, sebagai pelunas hutang atas nama Ayah kandung Yuna.

"Waktu kamu tinggal 3 hari lagi Yuna.!"

"Kalau kamu mau Mba Rena cepat di operasi, lebih baik terima tawaran Tuan Hutomo."

"Apa salahnya nikah sama dia.? Hari gini nggak perlu mikirin tampang dan umur, yang penting mapan dan bisa bantu kesulitan kamu."

"Hutang Handoko juga akan di anggap lunas.!"

Liona bicara panjang lebar dengan dua manik mata yang membulat sempurna.

Rasa kesalnya pada keluarga sang Kakak sudah di ambang batas kesabaran.

Yuna menggelengkan kepalanya. Tidak habis pikir dengan jalan pikiran Liona.

Satu-satunya orang yang paling mendukung Yuna untuk menikah dengan laki-laki tua yang sudah memiliki 3 istri.

Otak Yuna masih terlampau waras untuk menikah dengan laki-laki tua itu.

Daripada harus menikah dengannya, lebih baik ikut menghilang bak ditelan bumi seperti yang dilakukan oleh Ayahnya.

"Cukup Bi,,! Aku nggak mau denger lagi Bibi sebut nama laki-laki tua itu.!"

"Sampai kapanpun aku nggak akan mau nikah sama dia.!"

"Aku bisa usaha sendiri buat kesembuhan Mama. Masalah hutang, aku akan mencicilnya sampai lunas."

Liona tertawa meledek. Dia tidak yakin dengan kemampuan Yuna untuk mendapatkan banyak uang dalam waktu singkat. Apalagi untuk mencicil hutang Handoko yang nilainya fantastis.

"Yuna,,, Yuna,,," Liona masih menahan tawa. Menatap Yuna dengan tatapan meremehkan.

"Sekalipun kamu jual diri, kamu nggak akan bisa ngumpulin uang sebanyak itu dalam waktu 3 hari."

Cibirnya tanpa perasaan.

"Li,,Lionnaaa,,," Ucap Rena terbata. Dia sudah bangun sejak tadi dan mendengarkan percakapan anak serta adik kandungnya.

"Mama,,,!" Yuna terlihat panik menatap wajah sang Mama.

"Tega sekali kamu bicara seperti itu sama keponakan kamu sendiri,"

"Mba tau, selama ini Mas Handoko sudah menyusahkan kamu. Tapi bukan berarti kamu bisa melampiaskan kekesalan kamu pada Yuna."

"Cukup lampiaskan saja pada Mba,,"

Rena menangis sambil menatap Liona.

Hubungan dia dan adiknya jadi renggang akibat ulah Handoko.

"Ckk..!!" Liona berdecak sinis.

"Kalian berdua sama saja.!"

"Daripada Mba Rena bicara panjang lebar, mendingan bujuk Yuna biar mau nikah sama Tuan Hutomo."

"Itu juga demi kebaikan Mba Rena sendiri, biar Mba Rena bisa di operasi.!"

Liona bergegas keluar dan menutup pintu dengan kasar.

"Maafin Bibi kamu, dia begitu karna kesal sama Papamu."

"Sebenarnya masih sayang dan peduli sama kita."

Rena mengusap tangan Yuna bermaksud untuk menenangkan, karna Yuna masih menatap kepergian Liona dengan tatapan penuh amarah.

"Nggak usah membelanya Mah, Yuna bukan anak kecil lagi."

"Sudah bisa membedakan mana yang benar-benar peduli dan yang memang nggak peduli."

Yuna menarik nafas dalam, kemudian duduk kembali di samping ranjang sang Mama.

Rena mengusap wajah cantik putrinya yang begitu terbebani. Disaat sulit seperti ini, dia tidak bisa berbuat apapun untuk putrinya. Yang ada hanya menambah beban untuk Yuna.

"Maafin Mama, Yuna,,," Ucap Rena penuh rasa bersalah.

Semua kesulitan yang sedang dihadapi oleh putrinya, semata - mata karna ketidak berdayaannya dalam menjalani pernikahan dengan Handoko.

Jika saat itu dia bisa melawan Handoko, atau melepaskan Handoko, mungkin kesulitan ini tidak akan di alami oleh Yuna.

...******...

"Bagaimana Yuna.? Kamu mau kan menikah sama saya.?" Tatapan Tuan Hutomo begitu menelisik. Memperhatikan setiap inci tubuh Yuna dari atas kepala sampai kaki.

Laki-laki tua itu sungguh tidak malu. Dia mengajak menikah seorang gadis berumur 25 tahun yang lebih pantas menjadi cucunya.

Tubuh mungil Yuna bergidik ngeri. Membayangkan menikah dengan Tuan Hutomo membuat Yuna ketakutan sekaligus jijik.

Bagaimana mungkin dia akan hidup dengan laki-laki tua itu seumur hidupnya.

"Maaf, sekali lagi saya menolak."

"Saya sudah janji akan melunasi hutang Papa saya, beri saya waktu 1 bulan lagi."

"Permisi."

Yuna bangkit dari duduknya. Dia bergegas pergi dari kafe rumah sakit.

Sudah ketiga kalinya Tuan Hutomo datang ke rumah sakit. Selalu mendesak Yuna untuk menikah.

Yuna yang tidak ingin permasalahan ini terus menjadi beban untuk Mama Rena. Itu sebabnya Yuna selalu mengajak Tuan Hutomo agar membicarakan hal ini di tempat lain.

"Bagaimana ini.?" Yuna berhenti di taman rumah sakit. Matanya menerawang jauh. Pikirannya benar-benar kacau saat ini.

2 hari lagi batas operasi yang harus dilakukan oleh Mama Rena, tapi Yuna belum menyetorkan uang sepeserpun untuk biaya operasi itu.

Jika operasi itu tidak dilakukan, sudah pasti akan sangat membahayakan nyawa sang Mama.

"Apa aku harus jual diri.?" Pikiran buruk itu tiba-tiba muncul di benak Yuna.

Tapi beberapa detik kemudian, Yuna mengacak-acak rambutnya sendiri. Dia menyesali ucapannya. Karna sesulit apapun kondisinya, dia tidak akan pernah menjual diri.

"Semoga saja aku masih bisa berfikir waras," Yuna kembali merapikan rambutnya. Dia hendak beranjak dari taman, namun seseorang menahan bahunya dari belakang.

"Tunggu,,"

Yuna bisa mendengar dengan Jelas suara besar dan tegas yang terdengar gagah.

Yuna menoleh, menatap tangan berotot yang menempel di bahunya.

Selang beberapa detik, Yuna bisa melihat sosok pemilik tangan itu.

Laki-laki bertubuh tinggi dan tegap, membuat Yuna yang memiliki tubuh 160 cm harus mendongak untuk menatap wajahnya.

Yuna terkesima, mengagumi ketampanan laki-laki di hadapannya.

"Prookk,,,!"

Tepuk tangan laki-laki itu membuat Yuna sadar dari lamunan.

Terpopuler

Comments

Sri Widjiastuti

Sri Widjiastuti

ketiban duren kah?? 😁😁🤣

2024-09-28

0

Farianingsih

Farianingsih

dulu kayak nya udah pernah bc novel ceritanya Yunani,, ceritanya bagus sayang belum sempat selesai,,sekarang mau lanjut bc lagi,,,

2023-12-27

0

Arabiah Bia

Arabiah Bia

lanjut bagus ceritanya...

2023-12-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Info
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!