Nazwa Kamila, seorang perempuan cantik yang pernah gagal dalam pernikahannya lantaran ia tidak bisa memiliki keturunan. Keluarga suaminya yang terlalu ikut campur membuat rumah tangganya hancur. Hubungan yang ia pertahankan selama tiga tahun tidak bisa dilanjutkan lagi lantaran suaminya sudah menalaknya tiga kali sekaligus.
Kehilangan seorang istri membuat hidup seorang Rayhan hancur. Ia harus kuat dan bangkit demi kedua buah hatinya yang saat itu usianya masih belum genap dua tahun. Bagaimana pun hidupnya harus tetap berjalan meski saat ini ia bagaikan mayat hidup.
Suatu hari takdir mempertemukan Nazwa dan Rayhan. Akankah mereka berjodoh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Flash Back On
Setelah acara selesai. Malam harinya, Mami mengajak si kembar dan Rayhan pulang ke rumah Opa Tristan. Nazwa membereskan kembali barang-barang yang ada di ruang tamu. Ia membawanya ke mobil.
Sekarang Anggi dan Anggun bertukar tempat duduk. Anggi duduk bersama Oma dan Opanya di kursi tengah. Sedangkan Anggun bersama nany dan Papa di kursi belakang. Sopir pun tancap gas menuju kediaman Opa Tristan.
Anggun sedang bermain game di i-padnya. Namun sebenarnya ia sudah terkantuk-kantuk sehingga ia tidak sadar menjatuhkan i-padnya. Sontak Nazwa dan Rayhan menunduk untuk mengambil i-padnya tersebut. Apesnya kepala mereka malah terbentur
Dug
"Au!" Pekik Rayhan dan Nazwa bersamaan.
"Ada apa Bang?"
Mami menoleh ke belakang.
"Tidak apa-apa Mi."
Nazwa sudah mengambil i-padnya Anggun, lalu menyimpannya ke dalam tasnya. Mereka berdua sama-sama memijat kepalanya.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 20 menit, mereka pun sampai di rumah Opa Tristan. Rayhan membangunkan Anggun. Lalu mereka pun turun dari mobil. Sopir membantu membawakan barang mereka.
Dan di sini lah Nazwa mulai mengingat sesuatu yang terjadi sekitar 20 tahun yang lalu. Meki sudah ada perubahan pada rumah itu, namun Nazwa tidak merasa asing.
"Rumah ini.... iya benar, sepertinya dulu aku memang pernah ke rumah ini." Batin Nazwa.
Di dalam, Opa dan yang lain sedang makan malam. Mami, Lalu, Rayhan, ikut bergabung bersama mereka. Sedangkan Anggi dan Anggun, mereka minta makan di ruang olah ground bersama nany nya. Nazwa memperhatikan setiap sudut dalam ruangan itu.
Karena sudah malam, mereka pun beristirahat. Nazwa tidur sekamar bersama si kembar.
Keesokan harinya.
Seperti biasanya, Nazwa mengurus si kembar mulai dari bangun tidur. Saat ini ia tengah merapikan rambut si kembar. Ia mengundurkan rambut Anggi dan Anggun. Setelah iru si kembar bermain di playground. Di rumah itu sudah tidak ada anak kecil. Sebenarnya ada cucunya Om Fadil yang masih berusia satu tahun, namun anak Om Fadil sudah tinggal terpisah di rumah sendiri bersama keluarga kecilnya.
Nazwa berjalan ke dapur hendak membantu bibi menyiapkan sarapan. Namun Nazwa tertarik dengan taman buatan yang ada di halaman belakang. Kali ini ia ingat akan sesuatu.
Flash back on
Nazwa sedang duduk termenung di taman belakang rumah Tuan Tristan. Saat itu usia Nazwa masih tiga tahun. Ia bersama anak panti yang lain sedang mengunjungi rumah itu karena ada acara tasyakuran. Datanglah seorang anak laki yang begitu ramah dan sedikit narsis. Ia memberi Nazwa coklat.
"Kenapa adek cantik menangis? "
"Mama, Papa."
"Adek kangen Mama sama Papa?"
Nazwa mengangguk.
"Rayyan... Rayyan... " Panggil sang Mami.
"Ah ternyata kamu di sini. Ayo cepat kita harus segera balik. Papi mu ada kerjaan."
"Iya Mi."
Namun sebelum pergi Rayyan kecil masih sempat mengucapkan sesuatu.
"Cantik, nanti kalau sudah besar nikah sama aku ya."
"Astagfirullah... dasar bocah tengil. Masih kecil sudah pintar merayu wanita." Ujar Om Fadil yang saat itu juga berada di sana bersama mereka.
Nazwa kecil hanya bisa tersenyum.
Namun ada Rayhan kecil yang saat itu diam-diam juga menghampiri Nazwa.
"Ini untukmu. Jangan sedih lagi ya."
Nazwa kecil menerima pemberian Rayhan lalu mengangguk. Ia mengira jika orang yang memberi coklat dan kado itu adalah orang yang sama.
Satu tahun kemudian, Nazwa kembali datang ke rumah itu karena ada acara aqiqah cucu Tuan Tristan.
Dan terjadilah seperti yang dimimpikan oleh Rayhan kemarin. Nazwa baru tahu jika mereka adalah dua orang yang berbeda.
Rayyan tentu saja sudah lupa dengan ucapannya satu tahun yang lalu, karena itu hanya ucapan anak kecil. Namun Rayhan yang ingatannya sangat tajam masih ingat kepada gadis kecil yang ditolongnya saat ini.
"Hati-hati ya."
"Terima kasih Kak. "
"Hem."
Beberapa bulan kemudian, Opa Tristan mengundang anak panti lagi untuk tasyakuran ulang tahun cucunya. Rayhan pun pulang ke Surabaya bersama keluarganya. Namun saat itu Rayhan sudah tidak bertemu lagi dengan Nazwa.
Flash back Off
" Taman ini tidak berubah. Ya Allah ternyata benar, aku pernah ke sini dulu. Dulu aku pernah kena bola saat berdiri di sini. Dan ada yang menolongku. Itu berarti mereka cucunya Tuan Tristan. Tapi siapa? Mereka kembar. Tapi memang ternyata cucu Tuan Tristan kembar semua. " Batin Nazwa, ia dilanda kebingungan.
Mami mencari keberadaan Nazwa karena sudah waktunya sarapan.
"Nazwa!"
Nazwa tersentak dari lamunannya. Ia segera menghampiri Bu Salsa.
Setelah sarapan, Mami dipanggil Abinya. Mami pun masuk ke dalam kamar Opa Tristan.
"Fatin, Abi sudah menanyakan kepada Ambar."
"Iya, Bi. Lalu apa katanya? "
Opa Tristan menjelaskan sesuai dengan penjelasan Ambar. Opa Tristan juga meminta data orang tua asuh Nazwa. Setelah Ambar memberitahu nama dan pekerjaan orang tua angkat Nazwa, Opa Tristan langsung ingat. Ternyata Ayah angkat Nazwa dulunya adalah Mantan pegawainya Opa Tristan di perusahaan. Ia memutuskan untuk resign karena ingin mengembangkan produksi taninya di desa.
"Nazwa benar-benar yatim piatu. Sholeha dulu dititipkan oleh tetangga dari orang tua kandung Nazwa. Orang tua kandung Nazwa meninggal dalam kecelakaan. Jadi Nazwa itu anak angkatnya Tedy. Tapi tadi Ambar bilang kalau ternyata orang tua angkat Nazwa sudah meninggal semua."
"Innalillahi wainna ilaihi roji'un. Malang sekali nasibnya, bi."
" Hem iya, gadis yang malang. Abi tahu siapa Tedy Dulu dia termasuk pegawai yang jujur dan rajin, InsyaAllah Nazwa dididik dengan baik dalam asuhannya."
Anggi dan Anggun ingin bermain di luar. Mereka mengajak nany nya main di halaman belakang. Nazwa pun mengiyakan permintaan mereja. Anggi dan Anggun bermain balon gelembung tiup. Nazwa menemani mereka.
"Hati-hati jangan sampai kena matanya!"
"Iya nany."
"Nany, ayo kejar gelembungnya, lalu pecahkan." Ujar Anggun.
"Baiklah! Ayo kita mulai."
Rayhan memperhatikan meteka dari kejauhan. Tanpa sadar ia menyunggingkan senyum.
"Dia selalu bisa mengimbangi anak-anak." Batinnya.
Anggi melihat keberadaan Papanya.
"Papa....! Sini!"
Rayhan menggelengkan kepala.
"Ayolah Pa, main sini sama kita." Sahut Anggun.
Rayhan pun terpaksa menghampiri mereka. Papa dan Nany memiliki tugas yang sana, yaitu memecahkan gelembung. Anggi dan Anggun sangat bersemangat meniupnya. Papa dan Nany berlari kecil menangkap gelembung. Entah bagaimana awalnya, Nazwa tidak sengaja menginjak sandal Rayhan sehingga Rayhan pun terjatuh. Dan Nazwa pun menginjak kaki Rayhan sehingga ia terkejut dan ikut terjatuh menimpa tubuh Rayhan.
bugh
dah dig dug
Pandangan mereka bertemu. Beberapa saat mereka terpaku.
"Mata ini... " Batin Rayhan.
"Astagfirullahal'azim..... " Pekik Mami sambil berlari menghampiri mereka.
"Astagfirullah... " Pekik Nazwa dan Rayhan secara bersamaan. Nazwa segera beranjak.
"Maaf-maaf, Pak. Saya tidak sengaja. Sumpah, ini hanya kecelakaan." Nazwa ketakutan.
"Bangun, bang! Kamu tidak apa-apa kan?"
"Pinggangku sakit, Mi."
"Bu, maaf saya benar-benar tidak sengaja. Maafkan saya Bu."
Nazwa benar-benar takut dirinya dianggap mengambil kesempatan dalam kesempitan.
Bersambung...
...****************...
Hayo kira-kira dimaafkan tidak ya 😄😄😄
Awas loh David jangan godain Lala ntar jodoh sama teletubies 😅😅😅
Baguslah Lala kamu sadar diri setelah tahu isterinya bang Rendra goodlooking dan juga sama2 dari keluarga terpandang 😄😄dan yg terpenting Elief atitutenya bagus 👍👍😍😍
dari awal episode sampai yg ini tuu typo bertebaran...