NovelToon NovelToon
Kesucian Cinta

Kesucian Cinta

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:658.1k
Nilai: 5
Nama Author: Susilawati_2393

Pertemuan yang tidak sengaja dengan orang yang sangat menyebalkan menjadi awal sebuah takdir yang baru untuk dr. Fakhira Shakira.

Bruukk

"Astaghfirullah." Desis Erfan, ia sudah menabrak seorang dokter yang berjalan di depannya tanpa sengaja karena terburu-buru. "Maaf dok, saya buru-buru," ucapnya dengan tulus. Kali ini Erfan bersikap lebih sopan karena memang ia yang salah, jalan tidak pakai mata. Ya iyalah jalan gak pakai mata, tapi pakai kaki, gimana sih.

"It's Okay. Lain kali hati-hati Pak. Jalannya pakai mata ya!" Erfan membulatkan bola matanya kesal, 'kan sudah dibilang kalau jalan menggunakan kaki bukan mata. Ia sudah minta maaf dengan sopan, menurunkan harga diri malah mendapatkan jawaban yang sangat tidak menyenangkan.

"Oke, sekali lagi maaf Bu Dokter jutek." Tekannya kesal, kemudian melenggang pergi. Puas rasanya sudah membuat dokter itu menghentakkan kaki karena kesal padanya. Erfan tersenyum tipis pada diri sendiri setelahnya.

Karena keegoisan seorang Erfan Bumi Wijaya yang menyebalkan, membuat Hira mengalami pelecehan. Sejak kejadian itu ia tak bisa jauh dari sang pria menyebalkan.

Rasa nyaman hadir tanpa diundang. Namun sayang sang pria sudah menjadi calon suami orang. Sampai pada kenyataan ia sudah dibeli seseorang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susilawati_2393, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20

Hira termenung saat Guntur mengambil alih mic ditangannya, karena bagiannya sudah selesai. Setidak diinginkan Hira berada di sini untuk membantu Erfan sampai manusia menyebalkan itu mengusirnya.

Siapa yang tidak sakit hati diperlakukan seperti itu. Selain terlambat dan tidak mengerjakan tugasnya dengan benar sebenarnya apalagi sih kesalahannya. Ia memang selalu salah dimata Erfan. Kalau gak dibentak ya didiamkan.

"Hei melamun." Guntur menjentikkan jarinya di depan Hira lalu ikutan duduk disamping gadis itu.

"Sudah selesai?" Hira melirik Guntur sekilas.

"Dari tadi ngelamunin apaan sih?" Hira menggeleng cepat, "capek?"

"Kalau capek pastilah, kalian juga capekkan gak gue sendiri aja." Hira tertawa kecil, "masih lama lagi ya Tur, lima hari, gue kangen brojolin bayi dari perut emaknya."

"Gue kok gak pernah ketemu lo ya kalau di rumah sakit?" Guntur lebih memilih topik lagi dari pada menghancurkan mood Hira lagi.

"Gue bukan artis Guntur, jadi gak terkenal."

"Tapi gue sering kok bertemu dokter yang lain."

"Dokter lain 'kan? Dan itu bukan gue," Hira tersenyum tipis.

"Berarti gue gak beruntung dong karena terlambat bertemu lo."

"Emang lagi balap karung." Sahut Hira sinis

"Apa hubungannya, ketemu lo sama balap karung?" Guntur mengangkat alisnya sebelah, ia yang bego atau Hira yang gak nyambung sih.

"Hm, gak ada hubungannya ya?" Hira meletakkan jari telunjuk di dagu seperti sedang berpikir, kemudian memonyongkan bibir. Tingkah Hira tak lepas dari pengamatan Guntur, Guntur geleng-geleng kepala. "Astaga Hira." Pekiknya gemas, "bisa gak jangan pasang tampang menggemaskan begitu, kalau gue tergoda entar lo nyesel."

"Gak papa kali lo tergoda sama gue, biar gue bisa menguras harta lo." Hira tergelak, Hira gak seriuskan bicara seperti itu. Mana mungkin Guntur tergoda dengannya. Para peserta sudah keluar, sekarang waktunya break sepuluh menit.

"Mana ada gue punya harta, lebih berfaedah kalau lo nguras bak mandi." Guntur terkekeh

"Aishh udah sering nguras bak mandi kos'an yang banyak jentik-jentiknya."

"Gue gak punya harta seperti Erfan, Hira." Kok tampang Guntur serius gitu sih, Hira 'kan cuma berjanda, eh bercanda maksudnya. "Ih apaan bawa-bawa Erfan."

"Lo kalau capek pulang aja istirahat." Kalau Hira lihat, sepertinya Guntur sedang gak mood bercanda. Hanya sedang mengimbangi otaknya yang konslet aja.

"Iya nanti gue pulang kok, setelah hari ini selesai. Gak nunggu diusir lagi kok." Hira tersenyum kecut, "emang salah gue apaan ya? kalau gak Erfan ngerjain gue tadi malam pasti gak akan kesiangan hari ini." Huft, Hira menghembuskan napasnya dengan berat. Guntur terdiam, ada rasa bersalah yang menghinggapinya karena sudah ikut andil menyiksa batin Hira.

"Bentar lagi kok Ra, sabar ya."

"Huumm, baru dua hari, hari ini juga belum selesai dan masih ada lima hari." Hira terdiam sejenak, "kita lanjut yuukk." Hira akan memperbaiki kesalahannya, walaupun lelah sampai nanti malam, ia tidak boleh terlambat besok pagi. Tidak perlu bicara kalau tidak penting, tekad Hira. Itupun kalau mulutnya betah diam.

Setelah semua sesi selesai, Hira dan Guntur kembali keruangan seperti pesan Ken. Pria itu sudah ada di sana bersama sang kakak. Hira mengucapkan salam sebelum masuk, dilihatnya Erfan sedang tertidur. Lantunan murotal Al-Qur'an dengan volume sedang mengisi ruangan menciptakan ketenangan.

Coba kalau Hira yang tertidur pasti sudah dimaki Erfan habis-habisan.

"Istirahat dulu, sebelum pulang." Guntur mengiyakan apa yang dikatakan Adnan.

"Dia udah lama tidur Kak?" Ken membenarkan kaki Erfan yang terjatuh di sofa.

"Lumayan, sejak masuk ke sini. Biarin aja dulu, daripada nanti ngamuk lagi." Adnan mengeluarkan beberapa soft drink dari kulkas meletakkan di meja, "minum dulu." Lalu menarik kursi mendekat ke sofa.

"Omongan Erfan yang kasar tadi jangan dimasukkan hati ya Dok, dia lagi banyak pikiran." Jelas Adnan pada Hira dengan tatapan teduh. Adem banget pasti, beruntung sekali perempuan yang mendapatkan Adnan, Hira bergeming.

"Iya Pak." Jawab Hira, bingung mau ngomong apa lagi.

"Kok gue jadi ikutan kikuk ya, lo tegang banget Ra."

"Gue berasa lagi di kandang serigala Tur, gak jauh beda seperti ketemu Pak Emran waktu itu. Secara gue remahan rengginang bertemu pengusaha brilian seperti kalian." Cerocos Hira berusaha menetralisir kecanggungannya. Guntur, Adnan dan Ken tertawa bersamaan.

"Jadi selama beberapa hari ini lo anggap gue serigala Ra, tega banget. Ketampanan gue seolah-olah gak ada harganya di mata lo."

"Walaupun berharga gue juga gak sanggup beli Tur."

"Kalau buat dr. Hira gak perlu belikan Guntur, cukup dibayar pakai hati yang tulus aja." Goda Adnan, Guntur dan Adnan memang tidak dekat, hanya pernah bertemu beberapa kali.

"Hahaha, lo terlalu to the point Nan bikin harga diri gue makin anjlok," Guntur tertawa geli.

"Masih berasa berharga Tur." Ejek Ken

"Dikit, pasaran gue emang gak selaku lo."

"Hah, lo kira gue barang." Ken mencebikkan bibirnya.

"Barang berharga." Lagi-lagi hanya Ken, Adnan dan Guntur yang tertawa. Karena Hira tak paham artinya, ia hanya tersenyum.

"BERISIK." Erfan bergeming, matanya masih terpejam.

"Woowww, serigala sesungguhnya sudah bangun." Ken berdecak, menarik tangan Erfan sampah tubuh kekar itu tegak di sofa. "Sudah puas tidurnya Bung?"

"Sorry," ucap Erfan matanya menghindari tatapan menghunus Hira. Iya sih Erfan yang salah, ia selalu menyalahkan Hira tanpa alasan yang masuk akal. Sekarang ia yang ketahuan tidur, malu bangetkan.

"Sadar diri juga ternyata." Adnan menatap remeh Erfan yang masih dalam mode mengantuk.

"Udah deh, nyawa gue baru terkumpul nih. Jangan bikin otak gue panas lagi napa!" Erfan kembali membaringkan tubuhnya di sofa, menggeser bokong Ken agar bisa meletakkan kakinya dengan nyaman. "Gara-gara Zaky nih bikin gue tambah gila. Gue harus menghindari Mami sampai dapat pesan berantai." Keluh Erfan, tidak peduli kalau ada Hira di sana.

"Kalau ini selesai, lo masih punya waktu lima hari lagi. Masih sempat bujuk calon istri biar gak membatalkan pernikahan kalian." Sarkas Ken sambil mengangkat kedua sudut bibirnya sampai menampilkan deretan gigi.

"Kejam!"

"Papa Emran udah janji bantuin, lo tenang aja. Semua bakal beres persiapannya. Tapi kalau masalah mempelainya gak tau deh."

"Kalian itu sama aja doain gue yang jelek. Kenapa sih?" Geram Erfan

"Dari pada ribut mending kita siap-siap sholat Ashar." Adnan menengahi, sejak Erfan bangun Hira hanya diam, menghindari keributan bisa terjadi karena ucapannya.

Kegiatan hari ini berakhir lebih cepat, Hira juga tak banyak bicara. Jadi tidak banyak adu mulut antara Erfan dan Hira.

"Ini gue bawa pulang aja ya." Hira mengangkat laptop khusus yang berisi data-data dan dokumentasi kegiatan dua hari ini.

"Kita kerjakan sama-sama aja Ra." Jawab Guntur lembut.

"Oke, gue pulang dulu ya. Ba'da isya gue ke tempat Erfan."

"Iya, hati-hati. Mau gue jemput." Hira menggeleng lalu melajukan mobilnya pelan.

Damaikan kalau gak berantem seperti ini, hati juga gak dongkol, Hira membatin. Membaringkan badannya sebentar sebelum beranjak mandi.

Selesai sholat isya Hira langsung menuju apartemen Erfan. Jangan sampai makhluk menyebalkan itu memakinya lagi. Kuatkan hati Hira, apapun yang dikatakan Erfan anggap angin lalu.

Hira memencet bel apartemen, tidak lama menunggu Erfan membuka pintu mempersilahkannya masuk. Penampilan pria menyebalkan itu sangat mempesona, sepertinya baru selesai sholat masih menggunakan baju koko dan sarung. Hm, hati eneng menghangat kalau liat yang adem gini bang. Cepat-cepat Hira menghilangkan pikirannya yang terlalu berlebihan.

Milik orang itu emang lebih mempesona, Guntur belum datang. Cuma ada Erfan dan dirinya di sini, Hira langsung mengambil bagiannya tanpa banyak bunyi. Tak lupa Hira membackup data, biar gak kelabakan kalau dihapus Erfan lagi.

"Sudah makan?" Tanya Erfan datar, tidak ramah sama sekali. Orang pasti takut menjawab belum, takut dimakan sama si penanya, ngerikan.

"Sudah." Erfan mengangguk samar kemudian beranjak ke kamarnya. Pria itu keluar dengan mengenakan kaos hitam polo dan celana jeans selutut.

Tidak ada pembicaraan, suasana ruang tamu hening. Erfan duduk di depan Hira, jarak mereka dibatasi meja. Jari lentik Hira menari-nari di atas keyboard laptop yang dipangkunya. Kenapa Guntur belum datang juga sekarang sudah jam setengah sembilan.

Beruntunglah Hira malam ini, karena Erfan tidak punya bahan untuk memarahinya. Ada gunanya ternyata mulutnya mingkem. 

Apesnya malam ini Guntur tidak bisa datang, anak itu baru saja menelpon Hira. Jadilah Hira putri malu yang tak bersuara malam ini. Suara emas Hira tak berharga di depan Erfan.

1
Damalia Rose
kereen
Rati Nafi
🩷🩷🩷🩷🩷🩷🩷🩷
cucu rosmalia
ahh.. hira ga punya harga diri bangett.. udah di dzolomi masih baik
ya ti urip
Luar biasa
dementor
erfan,tolong kau lenyapkan reny & salwa.. saya sudah muak dgn kelicikan mereka berdua..
dementor
💪💪💪💪💪.. 👍👍👍👍👍
dementor
sama kayak anaknya sifany.. ibu sama anak sama" gelo'..
dementor
ya lanjut lagi ya author.. semangat jangan kendor.. 💪💪💪💪
dementor
up terus ya author sampe tamat kalo perlu.. 👍👍👍👍👍👍
dementor
👍👍👍👍👍👍
Farida Silvi
sangat membuat penasaran sehingga pengen baca terus gak berhenti
Nurhayana
nbbbnhn
𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀
aku enggak setuju erfan nikah siri yg ada kasus nya mirip Nisa dan Zico no
Aina Jacqueline
patutnya diberi pengajaran lama dikit thor...
Aina Jacqueline
sama guntur aja deh
dementor: jangan aina,sama saya saja hiraukan itu.. gimana setujukan??? 👍👍👍
total 1 replies
Yanti Agejul
adeknya Erfan nih biang keroknya
Suherni 123
lagian Hira ngeyel di bilangin
udah untung suami mendukung pekerjaan nya,malah mau di bikinin tempat praktek sendiri, kurang apa coba si erfan
Suherni 123
Hira ngeyel juga sih
Suherni 123
tuh kan adeknya erfan
Suherni 123
jangan jangan adeknya erfan
Rara Nurul: jangan2 emang iya.apa mungkin bukan adik kandung kali ya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!