Tidak seperti namanya yang berarti Ratu, Queen selalu menjadi wanita yang tidak pernah diratukan oleh pria yang dicintainya. Daniel, cinta pertamanya yang sudah empat tahun ia perjuangkan cintanya tidak pernah membalas cintanya. Begitu pun dengan Kevin yang sudah berstatus sebagai suaminya. Bahkan Kevin dengan teganya merencanakan pernikahan di saat dirinya masih mengandung anak mereka walau status pernikahan mereka hanyalah sementara.
Tak ingin hatinya semakin terluka akibat pernikahan mereka yang akan berujung perpisahan membuat Queen memilih pergi meninggalkan Kevin sebelum melahirkan. Kepergian Queen dari hidup Kevin berhasil membuat Kevin menyadari arti hadirnya Queen dalam hidupnya selama ini dan membuat Kevin menyesal karena terlambat menyadari perasaannya.
Penyesalan Kevin pun tiada guna karena Queen telah pergi dari hidupnya bersama pria yang siap memberikan seluruh hati dan hidupnya hanya untuk Queen.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Selalu memikirkannya
Papi Niko menghela nafas sesaat. "Maafkan Papi dan Mami yang sudah membuat hidupmu menjadi sulit. Tapi jika sejak awal kau mau jujur untuk menolak perjodohan di antara kalian Papi mungkin bisa mempertimbangkan rencana kami kembali." Tutur Papi Niko.
"Papi dan Mami tidak salah. Akulah yang harus disalahkan karena tidak tegas dalam mengambil keputusan." Ucap Kevin.
"Sejak dulu kau selalu menuruti keinginan Mami dan Papi hingga kami selalu mengira kau adalah anak yang penurut. Namun kami tidak pernah menyadari jika kau hanya terpaksa melakukannya. Kau melakukan itu semua karena kau tidak ingin membuat kami kecewa tanpa memperdulikan perasaanmu sendiri." Sesal Papi Niko.
Kevin terdiam dengan wajah datarnya. Sungguh saat ini pemikiranya terasa buntu mencari jalan keluar dari masalahnya saat ini. Setelah percakapan singkatnya dan Papi Niko selesai, Kevin pun berpamitan untuk pulang ke apartemennya. Ia tidak ingin berlama-lama di rumah kedua orang tuanya yang hanya akan menambah beban pikirannya tentang masalah rumah tangganya saat ini.
Saat sudah masuk ke dalam apartemennya, Kevin menatap ke seluruh penjuru ruangan yang dapat ia jangkau untuk mencari keberadaan sosok yang sudah ia rindukan dua minggu belakangan ini. Kevin pun mende-sahkan nafas kasar di udara saat sosok yang ia harapkan kehadirannya tak kunjung terlihat oleh kedua matanya.
"Apa benar aku merindukannya?" Gumam Kevin saat pemikirannya mencoba mengartikan isi hatinya saat ini.
Kevin pun kembali melanjutkan langkahnya memasuki kamarnya. Saat sudah berada di dalam kamarnya, aroma khas vanilla yang Queen tinggalkan pun mulai menyengat di indera penciumannya. Pandangan Kevin pun beralih ke arah ranjang dimana biasanya sosok Queen berbaring di sana dengan perut buncitnya.
"Queen..." lirih Kevin saat merasa hatinya semakin cemas memikirkan keberadaan Queen saat ini. Terlebih sampai saat ini tiada satu pun informasi yang ia dapatkan tentang keberadaan Queen.
Kevin berjalan ke arah ranjang dengan langkah lunglai lalu menjatuhkan tubuhnya begitu saja di atas ranjang. Dan lagi aroma khas vanilla pun semakin menyengat menusuk indera penciumannya. "Apa aku sudah bersikap buruk kepadamu selama ini hingga kau memutuskan untuk pergi meninggalkanku?" Gumam Kevin dengan mata terpejam.
Dua minggu sudah setelah kepergian Queen dan sejak itu pula Kevin melalui hari-harinya dengan hampa karena tak lagi dapat melihat Queen dengan perut buncitnya ada di depan matanya. "Bagaimana keadaanmu dan anak kita saat ini?" Kedua kelopak mata Kevin yang tertutup pun kembali terbuka. Kevin menatap langit-langit kamarnya dengan nanar seolah sedang melihat bayangan Queen di sana.
Kevin pun teringat jika bulan ini sudah memasuki usia kandungan Queen yang ke sembilan bulan. Hati dan pemikirannya pun semakin dibuat kacau mengingat Queen yang akan melahirkan dalam waktu dekat ini. "Apa kau ingin menyiksaku dengan membiarkan aku tidak melihat proses persalinanmu memperjuangkan anak kita lahir ke dunia?" Gumam Kevin dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
Semakin bertambahnya hari bertambah pula-lah pemikiran Kevin tentang keberadaan dan kondisi Queen saat ini. Setiap harinya Kevin tak berhenti menanyakan informasi keberadaan Queen pada anak buahnya namun selalu mendapatkan hasil yang sia-sia.
Selain memikirkan keberadaan Queen, pemikiran Kevin pun turut dibuat kacau dengan keberadaan Melody di dekatnta yang selalu mempertanyakan tentang pernikahan mereka yang akan berlangsung beberapa bulan lagi. Pertanyaan dan berbagai desakan dari keluarga Melody membuat Kevin merasa jengah sekaligus muak mendengarnya.
"Kau bisa membatalkan pernikahan itu jika kau tidak menginginkannya." Suara Marvel yang terdengar cukup keras dari ambang pintu ruang kerjanya membuat lamunan Kevin tentang Queen buyar seketika.
Marvel nampak berjalan dengan tubuh tegapnya ke arah Kevin.
"Ada apa kau datang ke sini?" Tanya Kevin tanpa memperdulikan ucapan Marvel baru saja.
"Tentu saja aku datang untuk menyadarkanmu." Ucap Marvel dengan senyuman sinis di bibirnya.
Lidah Kevin berdecak. "Pergilah. Aku sedang sibuk!" Usir Kevin.
Marvel tertawa mendengarnya. "Sibuk? Apa kau ingin berkata jika kau sedang sibuk memikirkan Queen? Dan apakah kau ingin berkata jika saat ini kau sudah menyadari perasaanmu jika kau sudah menaruh rasa pada Queen sejak dulu?"
***
Lanjut? Jangan lupa berikan vote, like, gift dan komennya dulu, ya.
Sambil menunggu Queenara update, silahkan mampir di novel shay yang lagi on going juga berjudul Kita Harus Menikah!🖤
Dan jangan lupa follow IG shy @shy1210_ untuk mengetahui informasi update.
kepin bakal balik lagi ke Quee