[MC PLAYBOY AND FAKBOY TINGKAT PARAH]
Arti Judul: 1095 Hari Sebelum Kiamat
Suatu hari sinar misterius menyinari dunia yang menyebabkan tragedi bernama Apocalypse terjadi.
Seorang pria paruh baya bernama Zhara yang hidup penuh dengan darah mengalami kematian akibat pertarungannya melawan makhluk kuat.
Tapi itu adalah awal dari kisahnya.
Dia mendapati dirinya berada di dunia 3 tahun sebelum tragedi Apocalypse terjadi, dengan pengetahuannya akan masa depan, Zhara akan mempersiapkan semuanya dengan baik sebelum Apocalypse tiba dalam 1095 hari.
𝑆𝑢𝑐𝑖𝑝𝑡𝑎𝑌𝑎𝑠𝒉𝑎 𝑂𝑟𝑖𝑔𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑆𝑡𝑜𝑟𝑦
𝐴𝑙𝑙 𝐼𝑙𝑢𝑠𝑡𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝐹𝑟𝑜𝑚 𝑃𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡
𝐶𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝐼𝑛𝑖 𝐻𝑎𝑛𝑦𝑎 𝐹𝑖𝑘𝑡𝑖𝑓 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑘𝑎 𝐷𝑎𝑛 𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑢𝑑 𝑈𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑀𝑒𝑛𝑦𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑔 𝑃𝑖𝒉𝑎𝑘 𝑀𝑎𝑛𝑎𝑝𝑢𝑛
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chp 20: Masa Lalu Yang Kelam ²¹
...!!WARNING!!...
...Chapter ini mungkin sedikit tidak nyaman untuk dibaca, disarankan untuk skip chapter ini...
...----------------...
...Keesokan harinya...
Pelajaran telah usai dan Milya pergi ke ruang guru karena ada urusan, selain dia populer di sekolah, dia juga adalah seorang ketua osis, jadi dia memiliki kesibukannya sendiri sebagai ketua osis dan tidak dapat terus bersama dengan orang menyedihkan sepertiku.
Biasanya setelah jam istirahat aku akan makan bersama Milya seperti kemarin. Tapi jika tanpa Milya, aku hanya menghabiskan waktu duduk di kelas dan menunggu mata pelajaran berikutnya.
Setidaknya tidak ada seorangpun di kelas karena semua siswa berada di kantin atau taman sekolah.
Namun, entah kenapa ada seorang siswa yang tiba-tiba memasuki ruang kelas yang hanya ada diriku sendiri didalamnya.
Terlebih lagi siswa itu adalah siswa yang paling aku benci karena selalu membulyku...
"Hei, cecunguk sialan!" ujar siswa itu sembari berjalan mendekatiku.
Siswa itu bernama Aldo yang merupakan anak kepala sekolah, walaupun dia sering membuat kekacauan di sekolah tapi dia sama sekali tidak pernah mendapatkan hukuman karena ayahnya yang adalah kepala sekolah, berbeda dengan siswa yang langsung dikeluarkan dari sekolah walaupun hanya membuat masalah kecil.
Dari hal itu saja sudah jelas aku membencinya...
Aldo memegang kepalaku seolah-olah merendahkanku, sementara aku tidak dapat melakukan apapun karena status keluarganya.
Ini menyedihkan....
"Aku dengar kau dekat dengan wanitaku... benarkah itu?"
"......"
Aku baru ingat sekarang, diantara banyak laki-laki yang menyukai Milya, Aldo adalah salah satunya. Aldo rela melakukan apa saja demi mendapatkan Milya kecuali mengandalkan bantuan ayahnya karena status keluarga Milya juga bisa dibilang tidak sederhana.
Jadi Aldo tidak dapat mengancam Milya dengan menggunakan nama ayahnya seperti siswa lainnya...
Dan untuk panggilan Aldo kepada Milya itu hanyalah omong kosongnya yang tidak bermoral....
"Hei! Aku bertanya padamu! apa kau tuli!?"
PLAK!
Aldo berteriak padaku dan memukul kepalaku dengan lumayan keras, walaupun pukulannya lumayan sakit tapi itu tidak sesakit penghinaan yang kurasakan...
Tapi karena aku sudah terbiasa, jadi aku mempu menahannya.
"A-Aku tidak punya hubungan apapun dengannya..." ujarku dengan gugup.
Ya, aku memang pengecut menyedihkan yang tidak bisa melawan perbuatan apapun yang orang lain lakukan padaku.
Biasanya jika aku melawan maka hanya ada akhir yang buruk menantiku...
Jadi aku belajar untuk menahan segala macam penghinaan terhadapku.
"Heh~ kau kira aku bodoh?? Ohh.... aku tahu, kau pasti menyukainya juga kan?"
"T-tidak! Itu tidak benar!"
Aku sedikit panik ketika dia menyadari perasaanku, entah apa yang dikatakan orang-orang jika orang menyedihkan sepertiku menyukai gadis populer seperti Milya...
"Kau tidak bisa jujur ya...."
TAP!
Aldo memegang pundakku lalu menekankku ke bawah sementara lututnya menghantam perutku dengan keras.
BUGH!
"Akh!"
Aku sedikit berteriak kesakitan tapi Aldo tidak berhenti disana dan kembali menghantam perutku dengan lututnya berkali-kali dengan sangat kuat.
BUGH!
BUGH!
BUGH!
"Akh!"
"Akuilah atau aku akan terus menghajarmu!!"
Rasa sakit yang kurasakan seakan-akan membuat seluruh sarafku yang lemah bergejolak dengan liar.
Aku tidak dapat menahannya lagi.
"A-aku, mengaku.. jadi hentikan ini..."
Aldo berhenti menghajarku lalu mendorongku ke belakang dan menbiarkan aku meringkuk kesakitan memegangi perutku.
Merasakan rasa sakit dan penghinaan yang luar biasa untuk sekian kalinya membuatku sangat sedih dan kecewa dengan tubuhku yang lemah, terlebih lagi orang itu adalah saingan cintaku yang mustahil aku kalahkan...
Aldo menyeringai kepadaku.
"Akhirnya kau mengakuinya juga... tapi, sayang sekali..."
"???"
Aldo melihat ekspresiku yang terlihat kebingungan dengan perkataannya lalu mendekatiku dan berbisik kepadaku..
"Sayang sekali karena gadis itu sudah menjadi milikku sepenuhnya..."
"Eh?"
Aku sangat kebingungan, setahuku Milya tidak pernah bersama Aldo ketika di sekolah dan mereka memang tidak memiliki hubungan apapun.
Ini pasti omong kosongnya lagi...
Aldo tampaknya melihat ekspresi ketidakpercayaanku lalu menyerahkan handphone miliknya yang terdapat video belum di play kepadaku.
"Putar video itu." ujarnya padaku dengan senyuman penuh arti.
Awalnya aku tidak mempercayai sedikitpun perkataannya. Tapi setelah aku memutar video yang disuruhnya, mataku langsung membulat sempurna dengan penuh ketidakpercayaan.
Aku tidak ingin mempercayainya tapi video itu sangat jelas sehingga memaksaku untuk percaya.
Tubuhku diselimuti keringat dingin seolah-olah kematian sudah mendekatiku, aku ingin berteriak membantah apa yang kulihat sebelumnya, tapi mulutku terasa berat dan hanya dapat bergumam kecil dan hanya bisa mengucapkan satu kalimat...
"Mustahil...."
"Tidak, apa yang kau lihat itu memang fakta..."
"Mustahil...."
"Kau harus mempercayainya..."
"Mustahil..."
"Berhentilah lari dari kenyataan..."
Tatapan serta pikiranku menjadi kosong seolah-olah diselimuti kegelapan yang pekat. Aku adalah tipe orang yang percaya dengan apa yang aku lihat dengan mata kepalaku sendiri, tapi kali ini aku tidak mempercayai apa yang telah kulihat..
Aku tidak akan mempercayai jika Milya berhubungan badan dengan Aldo..
Tidak akan pernah..
"Aku kira gadis itu akan bersikeras menolakku, tapi akhirnya dia jatuh juga dalam pelukanku."
'Tidak.... jangan katakan itu...'
"Walaupun sempat menolak, tapi akhirnya dia menerima ajakan untuk berhubungan badan denganku."
'Tidak.... hentikan itu...'
"Dan kau tahu apa? Ternyata dia masih perawan saat kita pertama kali berhubungan badan!"
"........"
"Dia akhirnya takluk padaku dan bahkan mau merekam kegiatannya! Bagaimana perasaanmu melihat videonya? Apa kau terangsang? HAHAHA!!"
Aldo berbalik dan pergi dari ruang kelas dengan tawa terbahak-bahak penuh kesenangan setelah menghancurkan diriku, dia meninggalkanku yang masih syok dengan apa yang terjadi.
Dengan pikiran gelap, aku melepas ikat pinggangku dan berdiri dalam diam tanpa disadari Aldo, dan ketika dia sudah dekat dengan pintu kelas, aku langsung berlari dan mengaitkan ikat pinggangku ke lehernya.
"Akh! apa yang kau lakukan!!??" teriak Aldo dengan panik.
"Membunuhmu" jawabku dengan dingin.
Aku tidak peduli entah apa yang akan terjadi berikutnya, yang ada dalam pikiranku hanyalah keinginan membunuh Aldo.
BRUK!
Tubuh kami berdua terjatuh di lantai tapi aku langsung mengunci lehernya dengan kedua kakiku dan ikat pinggang yang mengikat lehernya.
Aldo mengeluarkan suara yang terdengar seperti kembungan kempis ketika aku menarik ikat pinggangku dengan keras untuk mencekiknya. Dalam situasi ini sudah dipastikan jika Aldo akan tewas dalam beberapa detik lagi, tapi tanpa diduga Aldo meronta sangat kuat sehingga peganganku pada ikat pinggangku lepas dan membebaskan Aldo dari cekikannya.
Jangan lupakan tubuhku yang lemah sementara Aldo yang merupakan ketua grup taekwondo di sekolah.
CUIH!
"Brengsek!!"
BUGH!
Pukulan telak mengenai wajahku yang membuatku langsung tumbang. Aldo menduduki tubuhku dan langsung memukuli wajahku dengan keras berkali-kali dengan penuh kemarahan.
"Brengsek!! Bajingan!! Bangsat!!"
BUGH! BUGH!
BUGH! BUGH!
Wajahku dipukuli hingga hancur dan darah memenuhi wajah hingga mngotori lantai dan seragam sekolahku yang berwarna putih, dalam hal seperti ini aku seharusnya telah pingsan atau sekarat, tapi adrenalin masih terpacu dan keinginan kuat untuk membunuh orang yang sangat aku benci membuatku masih bisa bertahan.
Tanganku meraba sesuatu di samping tubuhku hingga aku memegang sebuah bangku yang sejak awal memang ada disana dan langsung menghantamkannya ke kepala Aldo hingga bangku itu hancur.
BRAK!
"Akh!"
Aldo meringkuk kesakitan di lantai sembari memegangi kepalanya yang berdarah, aku berdiri dengan susah payah dan mengambil patahan kayu runcing dari bangku yang hancur itu.
Walaupun tubuhku lemah, bukan berarti aku tidak bisa bertarung menggunakan senjata.
"Hiyaaa!!!"
JLEB!
"Aaaarrrgh!!!"
Aku menikam perut Aldo menggunakan patahan kayu runcing itu yang membuatnya berteriak histeris karena rasa sakit yang dirasakannya.
Tidak berhenti disana, aku kembali menikam perutnya berulang kali hingga darah segar muncrat kemana mana dan membasahi seluruh tubuhku yang sejak awal memang sudah dipenuhi darah.
JLEB! JLEB! JLEB!
JLEB! JLEB! JLEB!
Teriakan laki-laki itu sudah berhenti, tapi aku masih menikam perutnya berkali-kali sampai sensasi yang hangat dan menggembirakan muncul di benakku.
Suara irisan daging yang terdengar dan darah merah yang kental entah kenapa membuatku merasakan kenikmatan dan kegembiraan tiada tara.
Hingga tanpa kusadari, senyuman indah mulai terbentuk di bibirku....
""Kyaaaa!!!""
Teriakan gadis-gadis membuatku tersadar dan senyuman sebelumnya langsung pudar, aku menoleh kearah pintu dan melihat banyak siswa teman sekelasku yang terlihat sangat ketakutan ketika melihat apa yang aku lakukan.
Tapi bukan itu yang aku perhatikan, tapi seorang gadis berambut hitam yang terlihat sangat cantik di tengah kerumunan itu, dia juga memiliki ekspresi ketakutan dan air mata yang mengalir dari mata indahnya.
"Mil... ya..."
Setelah menggumamkan nama gadis itu, aku langsung kehilangan kesadaran....
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...𝐽𝑖𝑘𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑒𝑚𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑇𝑦𝑝𝑜 𝐴𝑡𝑎𝑢 𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎𝒉𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑃𝑒𝑛𝑢𝑙𝑖𝑠𝑎𝑛, 𝑇𝑜𝑙𝑜𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎𝒉𝑢 𝐴𝑢𝑡𝒉𝑜𝑟 𝐿𝑒𝑤𝑎𝑡 𝐾𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑃𝑎𝑟𝑎𝑔𝑟𝑎𝑓 𝐴𝑔𝑎𝑟 𝐶𝑒𝑝𝑎𝑡 𝐷𝑖𝑟𝑒𝑣𝑖𝑠𝑖...
wkkkkk