NovelToon NovelToon
Kesayangan Sang CASANOVA

Kesayangan Sang CASANOVA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Romansa
Popularitas:22.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rifani

Apa jadinya ketika seorang mantan Casanova jatuh cinta pada seorang gadis yang polosnya tingkat dewa?

"Kau tahu tidak apa artinya cinta?"

"Tahu,"

"Apa?"

"Kasih sayang dari orangtua pada anak mereka."

Jleebb

Akan bagaimanakah kisah mereka selanjutnya? Mampukah seorang CIO MORIGAN STOLLER menaklukkan hati sang pujaan hati yang terlalu lambat menyadari perasaannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

~ 12

Juwita menangis tersedu-sedu di hadapan ayahnya setelah mengadukan perbuatan Cio. Namun, di sini dia menggunakan nama Elil sebagai tameng untuk melindungi nama baik pria yang disukainya itu.

"Kurang ajar! Siapa sebenarnya gadis itu sampai bisa membuat Cio tega berbuat kasar padamu? Ayah tidak bisa terima. Ini namanya penghinaan!" amuk Tuan Hetler dengan tatapan nyalang. Tangisan putri kesayangannya membuat harga diri menjadi tercoreng.

"Gadis itu bukan siapa-siapa. Tetapi entah mengapa begitu pandai menghasut Cio hingga dia tega berbuat seperti ini padaku. Tolong carikan keadilan untukku, Ayah. Aku sangat malu," ucap Juwita sengaja mendramatisir keadaan. Dia tahu dengan pasti kalau harga diri adalah hal paling sensitif bagi ayahnya.

"Kau jangan khawatir, sayang. Ayahmu ini pasti akan mencarikan keadilan untukmu. Tunggu setelah nanti Ayah mendapatkan semua informasi tentang gadis itu, di saat itulah dia akan sadar sedang mencari masalah dengan siapa. Huh!"

"Tapi jangan sakiti Cio. Dia tidak bersalah,"

Tuan Hetler mendengus kasar. Sebenarnya dia tersinggung dengan cara Cio memberi peringatan pada Juwita. Tetapi melihat bagaimana putrinya begitu tidak ingin dirinya melukai laki-laki itu, mau tidak mau Tuan Hetler harus mengesampingkan egonya.

"Hmm, Ayah akan usahakan untuk tidak menyakitinya. Akan tetapi jika dia keras kepala dengan tetap melindungi gadis itu, Ayah harap kau bisa mengerti jika diantara kami terjadi perselisihan," ucap Tuan Hetler sembari mengelus pelan pipi putrinya yang membengkak. Kasihan. Harus sampai seperti inikah demi mengejar cinta dari putra Tuan Junio dan Nyonya Patricia?

(Malang sekali nasibmu, Nak. Andai ibumu masih hidup, kau pasti tidak akan kehilangan arah begini. Hanya karena seorang pria, harga dirimu sampai harus dipandang sebelah mata. Betapa sedihnya,)

"Terima kasih banyak, Ayah. Kau yang terbaik,"

"Semua demi kebahagiaanmu. Selagi bisa, apapun akan Ayah usahakan."

Juwita langsung memeluk ayahnya erat-erat begitu dijanjikan kebahagiaan. Dalam hati dia membatin, menertawakan Elil yang sebentar lagi akan segera berhadapan dengan murka ayahnya. Tak masalah meski pipinya harus bengkak jika hasil akhirnya dia bisa bersama dengan Cio. Laki-laki tertampan yang sangat ingin dia jadikan kekasih.

"Oya, Ayah. Waktu itu kalau tidak salah dengar Ayah ingin menawarkan kerja sama bisnis dengan perusahaan milik Cio. Apakah itu benar?" tanya Juwita sambil mendongakkan wajah. Besar harapannya sang ayah akan menjawab iya.

"Benar, tapi baru rencana saja. Bukan hal yang mudah untuk bisa menjalin kerjasama dengan perusahaan itu," jawab Tuan Hitler mengiyakan. Sambil mengelus rambut Juwita, dia menjelaskan titik kesulitan akan keinginannya tersebut. "Dari luar sikap Cio memang terlihat jenaka dan kekanakan. Tetapi jika sudah serius membahas pekerjaan, dia tak kalah sulit seperti menaklukkan Tuan Muda Karl. Perlu banyak sekali usaha untuk bisa menarik perhatiannya agar bersedia membangun kerjasama. Apa kau paham?"

Juwita menganggukkan. "Kalau begitu adakah yang bisa ku bantu lakukan? Siapa tahu itu bisa membantu melancarkan niat Ayah agar bisa bermitra dengan Cio. Sekalian ... agar kami bisa semakin dekat. Hehe,"

"Dasar,"

Sejak pertama kali bertemu Cio, Juwita sudah dibuat tergila-gila padanya. Dia yang kala itu hanya seorang anak manja tanpa memiliki bakat apapun, mulai merubah penampilan setelah menyelidiki kriteria wanita yang disukai oleh pria tersebut. Juwita bahkan tak ragu melakukan operasi plastik di sana di sini demi menunjang penampilannya agar terlihat semakin menarik. Sayangnya pengorbanan besar tersebut masih belum bisa menarik perhatian pria itu.

"Ayah, apa aku jelek?"

"Demi Tuhan, Ayah akan langsung membunuh siapa pun yang berani menganggap dirimu jelek. Katakan! Manusia tak tahu diri mana yang berani menghina anak kesayangan Ayah. Malam ini juga Ayah akan membuat perhitungan dengannya!" ucap Tuan Hetler menahan geram.

"Itu Elil. Katanya aku terlihat seperti nenek sihir dan dadaku bagaikan gunung berapi yang siap meletus. Apa aku seburuk itu?" Kembali Juwita memprovokasi kemarahan ayahnya. Jiwanya seperti terbakar saat teringat perlakuan manis Cio saat membimbing Elil masuk ke dalam mobilnya. Dia tak terima. "Rasanya begitu malu karena Elil mengejekku tepat di hadapan Cio. Apa benar aku seburuk itu, Ayah? Wajahku mirip dengan nenek sihir?"

Orang tua mana yang tidak sakit hati saat putri yang begitu dikasihi dihina dengan begitu kejam. Demikian juga yang dirasakan oleh Tuan Hetler. Jantungnya seperti dir*mas dan ulu hatinya bagai ditusuk dengan ribuan anak panah. Sangat sakit. Sebenarnya seperti apa rupa gadis yang bernama Elil itu hingga punya keberanian menghina putrinya dengan begitu sadis?

"Rasa sakit hati karena kalah tender masih belum seberapa dibanding dengan aduanmu akan apa yang gadis sialan itu lontarkan." Tuan Hetler mengambil ponsel. Segera dia menghubungi orang kepercayaannya kemudian memberikan perintah. "Lekas selidiki identitas gadis yang saat ini sedang dekat dengan Cio Stoller. Aku tidak peduli malam ini juga kau harus sudah mengirimkan detail informasinya kepadaku!"

["Baik, Tuan. Secepatnya saya akan mengirimkannya kepada Anda. Selamat malam,"]

Klik. Tuan Hetler kemudian mencium kening Juwita penuh sayang. Betapa kasihan putrinya. Jika bukan dia yang pasang badan untuk membela, siapa lagi yang bisa melindunginya? Juwita hidup tanpa kasih sayang seorang ibu sejak masih bayi, wajar jika putrinya ini tumbuh dengan sikap yang polos dan juga sedikit cengeng.

"Kau tahu, Juwita. Setelah ibumu meninggalkan kita, Ayah telah berucap sumpah tidak akan pernah membiarkanmu merasa sedih dan menangis. Tetapi malam ini, hanya karena seorang gadis yang entah siapa, Ayah harus melihatmu meneteskan air mata. Rasanya begitu sakit, sayang. Begitu sesak," ucap Tuan Hetler meluapkan isi hati. Pikirannya menerawang jauh mengingat masa-masa sedih saat baru ditinggal oleh mendiang istrinya. "Kau harta milik Ayah yang paling berharga. Asalkan bisa melihatmu tersenyum bahagia, mengambil bintang di langit pun pasti Ayah akan lakukan. Sayangnya itu semua mustahil terjadi. Bintang tidak bisa diraih, tapi bisa dinikmati. Sebisa mungkin Ayah akan mengusahakan agar kau bisa bersama dengan pria pujaanmu."

"Sungguh?" Kedua mata Juwita langsung berbinar-binar mendengar janji yang diucapkan oleh ayahnya. "Apakah Ayah serius akan membuatku bisa bersama dengan Cio?"

"Akan Ayah usahakan, Nak. Selama bisa membuatmu bahagia, semustahil apapun itu, Ayah akan mencoba melakukan yang terbaik. Doakan saja semoga Tuhan berpihak pada kita,"

"Pasti, Ayah. Aku percaya Tuhan akan selalu berpihak pada orang-orang baik seperti kita."

"Sesenang itu, eh?"

"Cio adalah impianku, Ayah. Dia masa depanku. Bisa Ayah bayangkan sendiri bagaimana nanti aku akan terus bahagia jika bisa hidup bersama dengan pria pilihanku."

"Ya ya ya, Ayah sangat bisa membayangkan. Tetapi Juwita, apakah nanti Ayah akan langsung dilupakan begitu kau bersama dengan lelaki pujaanmu? Sedih sekali,"

"Ey, Ayah ini sedang bicara apa. Walau pun nanti aku dan Cio sudah hidup bersama, aku akan tetap mengunjungi Ayah. Tolong jangan berpikiran buruk tentang kami ya. Aku yakin Cio akan sangat mengerti betapa aku sangat menyayangi Ayah. Jadi jangan sedih. Ya?"

Andai Juwita dan ayahnya tahu kalau Cio tak semudah itu didapatkan, mungkin mereka tidak akan bisa tertawa selepas ini. Tetapi ya sudahlah, biarkan saja mereka ingin berpikir seperti apa. Toh nasib sang Casanova bergantung penuh pada tangan author. Hehehe. Maapkeun.

***

1
Fahmi Ardiansyah
ya Alloh ellil org polosnya kok kebangetan.
Ilfa Yarni
aduh elii km itu ya bikin aku gregetan pengen getok Palamu itu loadingnya lama banget huh
Aldirasyid Mputra
lanjut Thor
Aldirasyid Mputra
sudah percaya rupanya elil
cio bukan pengangguran 😀
Riski Inden
ko cuma satu kak...tambah lagi dong buat isi hri libur yg stay di rmh sja
hl
kadang otak elil omes juga
Aminah
karya nya selalu bagi, dan tidak membosankan
tapi sayang banyak cerita yg belum selesai
Namun meski begitu aku selalu setia dgn karya2 nya....
Fahmi Ardiansyah
dasar Juwita gitu kok menginginkan cio bisa bisa kmu mati di bikin manekin
Fahmi Ardiansyah
jgn yg ini terus yg up Mak lanjutannya karl n Ilona mana kok lama gak up.
Ilfa Yarni
dasar Juwita jalang
Diana
Lanjut thor
Fahmi Ardiansyah
yaaa lanjut Mak tpi jgn lupa yg ovel karl n Ilona Mak ya.
Fahmi Ardiansyah
pasti org suruhannya papanya Juwita tu org
Eko Purnomo
lah kan mudah kecolangan si cio ....barus nya ...lemah si cio
Eko Purnomo
masak cio gak ada penjaga khusus buat gadisnya ....terlalu lemah kalau kayak gini ...
Ilfa Yarni
aduh eliiKu tuh ketawa sekaligus kesal liat kebodohanmu tp syukurnya cio suka bangat sama km
Aldirasyid Mputra
kejam sekali
Aldirasyid Mputra
Elil terluka 😭
muhammad ibnuarfan
lanjuuuuttt....Thor...makin hobbaaahhh...seru...keren....yang lain nya tolong di lanjut dong...kenapa berhenti di tengah jalan semuanya....
Riska sari azzahra: lanjut thor
Riska sari azzahra: wah, aku juga sampai blank melihat kelakuan elil😂😂😂😂
total 2 replies
Laili Dwi Agustina
ceritanya rekomended banget /Heart//Rose/siapa ya orang gila yang berani bermain-main api dengan keluarga ma
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!