Lu Nana adalah Gadis tomboy yang terkenal di kampusnya.
karena orangnya ceria dan suka mengikuti bermacam kegiatan olah raga dan seni.
Jadi dia memiliki banyak teman.
Tapi ketika temannya mengerjai Jam bekernya dengan mempercepat waktu, jadi dia kira sudah terlambat ke kampus.
Dengan tergesa - gesa dia menyebrang tanpa memperhatikan, akhirnya terjadilah kecelakaan.
Tapi akibat dari itu jiwanya berpindah ke zaman kuno, ketubuh Selir yang di asingkan, kelaparan dan sendirian. selir yang pendiam dan mudah di tindas, karena kecantikannya yang membuat banyak wanita lain Iri. menggunakan trik untuk menjatuhkannya. Dia hanya diam.
Tpi sekarang jangan harap, dia sudah mati saya penggantinya tuk balas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 16 Macan Kumbang akhirnya mati.
Dia juga memesan baju dengan model yang sama untuk di pakainya, karena bajunya yang tadi sudah compang camping dan berbau darah.
Setelah selesai berkemas dia memakaikan kembali peralatan tempurnya di tubuhnya, hanya pedang saja yang masih dia pegang untuk berjaga jaga.
Dia melompati batu yang ada di atas sungai tersebut untuk menyebrang karena dia harus kembali kejalan yang tadi dia lalui untuk kembali ke istana dingin.
Hari ini dia tidak membawa buruan apa - apa, tunggu! Bagaimana kalau aku bawa macan itu? Daging macan apakah enak? Aku belum pernah merasanya.
"Popo, apakah macan bisa di makan?"
"Saya juga kurang tau nona, tapi bukankah kulit bulunya juga bagus? Bisa menghangatkan tempat duduk atau tempat tidur anda tuan." Sebenarnya, bukan Popo tidak tahu, hanya saja ada efek yang akan di timbulkan jika mengkonsumsi binatang itu. Dia juga ingin melihat hasilnya bagaimana, sehingga dia tidak memberi keterangan yang jelas.
"Tapi saya lagi malas mengerjakannya."
"Bukankah anda punya pelayan."
"Baiklah kalau begitu, mari kita bawa."
Ketika dia melewati jalan tadi, pangeran pertama dan pengawalnya sudah berpindah, karena mereka takut ketahuan. Tapi biar bagaimanapun, dia mengetahui atas pemberitahuan Popo.
Tapi dia membiarkan saja, karena mereka yang melihatnya tidak berniat membunuhnya, jadi buat apa menyibukkan diri untuk mengurus itu.
Dia melanjutkan perjalannya dan menemukan mayat macan kumbang tersebut. Dia mengikat kedua kaki dan mulutnya agar nanti pelayannya tidak menjerit ketakutan.
Setelah dia mengikatnya, dia memasukkannya ke dalam ruang portabel di saat orang - orang yang mengikutinya tidak melihat apa yang dia lakukan.
Dengan cepat dia berlari ke tembok istana dingin dan memanjat lewat pohon dan turun melalui sulur pohon yang merambat kedalam tembok.
"Itu adalah tembok istana dingin Yang Mulia, apakah wanita itu tinggal di situ? Siapa dia? Berarti orang dari Harem istana."
"Coba kamu cari tahu." Ucap pangeran pertama. Dan kemudian mereka pergi meninggalkan hutan itu menuju kediaman pangeran pertama.
Sementara di dalam Istana dingin Yan Sing sangat terkejut dengan hasil buruan Nyonyanya.
"Nyonya, bagaimana anda bisa membunuh binatang berbahaya ini?" Dia membulatkan matanya karena terkejut.
"Ck, Yan Sing tolong kamu kuliti aja ya, setelahnya di jemur biar bisa nanti kita samak."
Melihat nyonya nya yang sedang kecapean, dia tidak berani bertanya kembali. Dan langsung menguliti hewan tersebut dekat sumur yang di ladang, karena Ling Nana meletakkannya di sana.
Sebelum Ling Nana masuk, dia memperhatikan tanaman yang dia tanam bersama pelayannya sudah tumbuh dan membesar.
"Popo, kenapa tanaman ini cepat tumbuh baru beberapa minggu?"
"Tentu saja, semua barang dari ruang portabel memiliki kualitas yang terbaik tuan." Jawabnya dengan sombongnya.
"Oh, begitu ya."
Kemudian dia masuk ke dalam kamarnya dan beristirahat, karena dia merasa tangannya sedikit sakit ketika memanjat tembok tadi. Untuk lukanya tidak robek.
Efek obat biusnya sudah mulai hilang mengakibatkan sakit, dia meminum obat antibiotik dan pencegah demam. Dan dia tertidur karena merasa badannya sangat lelah.
Di istana Putra Mahkota, pengawal rahasia yang dia utus mengawasi Selirnya yang di istana dingin mendatanginya.
"Ada peristiwa apa?"
"Hmm, begini.. mungkin Yang Mulia tidak akan percaya, tapi ini sangat nyata terjadi."
"Jangan berbelit - belit, katakan saja." Dia sangat penasaran.
"Selir Ling Nana, memasuki hutan terlarang."
"Hah?! Bagaimana dia bisa ke sana?"
"Dia memanjat tembok, dan selama ini mereka makan dari hasil berburu di hutan terlarang Yang Mulia."
"Hmm, pantasan dia tidak meminta makanan lagi dari istana."
"Tapi, jika Jendral Besar tahu anda tidak memberi makan keponakannya, mungkin dia akan marah Yang Mulia. Itu sama saja anda ingin membunuhnya."
"Sial! Ini semua kerjaan Putri Mahkota, membuat aku terpojok, wanita tidak berguna." Umpatnya dengan mengepalkan tangannya kuat.