Pembalasan Anak Pungut

Bab 23. Hukuman Untuk Anak Bangsawan

Banyak murid berkumpul di majalah dinding atau papan informasi yang berada di dekat pintu masuk gedung sekolah. Mereka melihat ada banyak foto Zanetha yang sedang merokok, minum alkohol dan mabuk bersama beberapa temannya, salah satunya Bryan. 

"Aku tidak menyangka kalau Zanetha suka pergi ke klub malam," ucap salah seorang murid.

"Wah, lihat mereka adalah anak-anak dari keluarga bangsawan kelas atas semua!"

"Mereka itu kan satu kelompok. Jadi, wajar kalau sama-sama suka melakukan hal itu."

Mereka yang tidak suka dengan murid-murid sombong dari kalangan bangsawan kelas atas yang sering merendahkan orang lain, menghujat orang-orang yang ada di foto itu.

Beberapa teman Zanetha yang ikut terpotret di sana tentu saja marah dan mencabut semua foto yang tertempel di sana. Mereka tahu ini akan mengancam nama baik keluarga dan juga dirinya.

Callista yang melihat mereka dari kejauhan hanya tersenyum tipis. Dia menduga kalau teman-teman Zanetha yang sudah melakukan pem-bully-an kepadanya kemarin. Maka mereka juga harus mendapatkan hukuman ini. Selama ini gadis itu diam saja tidak membuka kelakuan buruk mereka. Foto-foto itu sengaja disimpan dan akan digunakan sewaktu-waktu jika keadaan mepet.

'Kita lihat hukuman apa yang akan kalian dapatkan,' batin Callista yang membalikan badan dan pergi menuju ruang OSIS.

***

Zanetha yang sedang berada di rumah sakit berbaring dengan perasaan senang. Karena rencana dia untuk membuat nama baik Callista menjadi buruk sudah berhasil. Kini banyak murid yang benci kepadanya.

"Rasakan itu Callista. Kamu itu tidak layak mendapatkan nama terhormat. Kamu yang terlahir dari hubungan haram seharusnya mendapatkan hinaan bukan pujian," kata Zanetha bermonolog.

Keesokan harinya Hannah mendatangi ruang rawat Zanetha dengan muka muram durja. Wanita itu terlihat anggun dengan penampilan yang sempurna.

"Mama mau ke mana?" tanya Zanetha.

"Ke sekolah kamu," jawab Hannah dengan ketus.

Muka Zanetha langsung berseri-seri menduga ibunya dipanggil pihak sekolah karena ulah Callista. Dia kemarin meminta beberapa temannya untuk menyebarkan berita kalau dirinya masuk rumah sakit karena dicelakai oleh kakaknya.

"Apa Kak Callista berbuat ulah yang memalukan keluarga? Mama terlihat sangat marah," tanya Zanetha.

Kening Hannah mengkerut dengan tatapan kesal kepada putrinya. Wanita itu menarik napas dan membuangnya kasar.

"Papa dan Mama dipanggil oleh dewan sekolah karena kelakuan kamu yang sudah melanggar peraturan sekolah dan hukum negara," jawab Hannah.

"Apa? Memangnya apa yang sudah aku lakukan sampai Papa dan Mama dipanggil oleh dewan sekolah?" tanya Zanetha yang terkejut dan merasa heran karena dia merasa tidak melakukan pelanggaran hukum.

"Kamu merokok, mabuk, dan pergi ke klub malam. Kamu sudah melakukan itu semua ketika masih di bawah umur," jawab Hannah dengan suara tinggi.

Kebahagiaan Zanetha tidak sampai satu hari karena Hannah mendapatkan panggilan dari sekolah. Gadis itu tidak menyangka ada yang membocorkan rahasianya bersama beberapa anak keluarga bangsawan lain. Dia memang beberapa kali pergi ke klub malam bersama teman-temannya. Mereka akan membuat alasan pergi menginap di rumah salah seorang temannya, padahal mereka melakukan itu untuk menutupi perbuatannya pergi ke klub malam.

Michael dan Hannah datang ke sekolah. Ternyata sudah banyak orang tua dari murid yang terlibat dari kasus ini. Mereka semua merasa sangat malu dan menerima begitu saja anaknya diberikan hukuman oleh dewan sekolah. Banyak sekali hukuman yang mereka terima dan harus dijalani. Terutama Zanetha yang menjadi otak dari perbuatan mereka. Entah benar atau tidak, semua murid mengucapkan kalau semua itu terjadi atas usulan Zanetha.

"Kalian mendapatkan hukuman satu bulan kurungan di rumah dan dalam pengawasan polisi, lalu membayar 1000 koin emas kepada negara," ucap Michael.

Zanetha kini menangis tergugu karena mendapat kemarahan Michael yang tiba-tiba datang ke rumah sakit. Laki-laki itu sangat marah dan malu karena kabar ini langsung tersebar ke publik. Bahkan ada yang memuat di koran harian ibu kota. Berita besar yang menyangkut banyak keluarga bangsawan kelas atas atas kelakuan buruk anak-anaknya.

***

Callista merasa senang karena berhasil memberikan balasan untuk Zanetha dan teman-temannya. Hubungan mereka juga menjadi buruk dan saling menyalahkan satu sama lain. Orang tua mereka juga melarang anak-anak itu berteman dengan Zanetha.

"Callista aku sudah memberikan buku catatan pembukuan yang kamu bawa kemarin kepada papa. Katanya akan dipelajari terlebih dahulu," ucap Charlie.

"Terima kasih. Aku tidak menyangka kalau keluarga Owen akan melakukan kejahatan ini. Padahal mereka merupakan bagian dari pemerintah dan duduk di parlemen," kata Callista.

"Besok kita berangkat jam berapa?" tanya Charlie.

Mereka berdua akan pergi keluar kota untuk mencari Maria. Rencananya supir keluarga Kinsey yang akan mengantarkan ke sana.

"Kita berangkat setelah sarapan. Aku sudah mendapatkan izin dari mereka. Aku bilang akan mencari tokoh masyarakat untuk tugas artikel. Untungnya mereka percaya ketika aku bilang tokoh yang harus aku wawancarai adalah Tuan William. Padahal bebas mau siapa saja yang mau di wawancara," kata Callista.

Sekarang Callista benar-benar menjadi orang yang berbeda dengan dirinya dahulu. Menghadapi keluarga Owen membuat dia menjadi pembohong, licik, dan berani berbuat apa saja untuk mempertahankan dirinya dan memberikan pembalasan kepada mereka.

"Harus licik dan cerdik serta pandai memanfaatkan luang untuk menghadapi mereka," ucap Charlie.

"Bener. Itu juga yang ada di dalam otakku," ujar gadis berambut panjang.

***

Keesokan harinya Charlie datang bersama supirnya. Hannah dan Michael menyambut dengan baik pemuda itu. Mereka juga menitipkan Callista agar dijaga dengan baik.

"Kami harus pergi ke rumah sakit sekarang. Katanya Zanetha sudah bisa pulang," kata Hannah.

Charlie dengan tutur kata yang lembut dan penuh hormat membalas permintaan mereka. Hannah dan Michael menduga kalau Charlie dan Callista itu sedang menjalin hubungan asmara karena sering bersama.

Mobil milik keluarga Kinsey meninggalkan kediaman keluarga Owen yang mewah dan megah. Charlie dan Callista meyerahkan secarik kertas berisi alamat rumah Maria kepada supir itu.

"Sekarang aku tahu kenapa ginjal Zanetha bisa sampai rusak, padahal usianya masih muda. Pasti ini karena dia suka minum alkohol," ucap Charlie.

"Dia bukan peminum, aku rasa dia minum alkohol di saat tertentu dan tidak sering. Pola makan dia yang menyebabkan penyakitnya itu. Makanya aku harus secepatnya pergi dari kediaman Owen dan menemukan keluarga kandunganku agar ginjal aku selamat. Aku yakin mereka akan meminta salah satu ginjal ini untuk Zanetha agar dia bisa bertahan hidup. Sedangkan dia sangat suka menyiksa aku. Hanya orang bodoh yang mau memberikan ginjalnya untuk orang yang selalu jahat kepadanya," jelas Callista.

Perjalanan selama tiga jam itu diisi dengan celotehan Callista dan Charlie tentang apa yang mereka lihat di jalanan. Supir keluarga Kinsey orangnya bisa dipercaya maka Callista tidak takut membicarakan apa pun dengan Charlie.

"Tuan Charlie, kita sudah sampai," ucap supir itu.

Mobil mereka berhenti di sebuah rumah kecil dan sudah terlihat sangat tua. Rumah penduduk era zaman Victorian. Callista pun menatap rumah itu dengan tajam.

***