Meidina ayana putri, gadis kelas 2 SMA yang selalu membuat kedua orang tuanya pusing karena kenakalannya.
Namun sebuah insiden membuat hidup gadis badung itu berubah total
Bagaimana perjuangan gadis badung itu dalam menjalani takdir hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon requeen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Usaha Adit
"Nangis ga waktu disuntiknya? " tanya Umi begitu Nana turun dari mobil.
"nangis tapi sebentar " jawab Nana
"anak pinter " umi mengusap kepala Aaran lembut.
Aaran memang termasuk anak yang anteng dan tidak rewel.Sebagai ibu muda ia sama sekali tidak merasa kesulitan meski harus membesarkan bayi itu seorang diri.
Adit turun dari mobil dengan menenteng kantung plastik pemberian Dr Teguh ditangannya, kemudian disusul Leo berjalan dibelakangnya.
"Belanja lagi neng? bukannya yang dari Dr Teguh dan nak Adit masih banyak? " tanya umi
"dikasih Dr Teguh umi " jawab Nana
"baik sekali dokter itu, padahal yang kemarin saja masih banyak " ujar umi
Adit terhenyak, sepertinya sudah sering dokter itu memberi barang-barang keperluan Aaran. Entah mengapa Adit merasa tidak senang.
Leo melirik kearah boss nya, jelas sekali terlihat perubahan wajah Adit menjadi sedikit keruh.Untuk mengalihkan suasana hati Adit yang kurang baik, Leo meminta ijin untuk menggendong Aaran.
"boleh coba gendong ya Na " Leo meminta ijin untuk menggendong Aaran. Melihat bayi lucu itu, Leo tak bisa menahan diri untuk mencium pipi bulatnya.
Dengan ragu Nana memberikan Aaran pada Leo. Leo menerima Aaran dengan sedikit gugup, Karena ini untuk yang pertama kalinya Ia menggendong bayi.
"bisa ga? " tanya Nana ragu
"bisa dong " jawab Leo yakin.
Akhirnya Aaran pun berpindah kegendongan Leo. Mata Aaran mengerjap menatap pada orang asing yang sedang menggendong nya.
"udah pantes lu punya anak " ledek Adit. Leo hanya nyengir,bagaimana bisa punya anak, pacar saja belum punya.
Leo membawa Aaran duduk diteras depan, diikuti Adit dibelakangnya.
Leo memberi kode dengan matanya kepada Adit.Ini saat nya..
Leo mengajak Aaran berceloteh ketika Adit mengambil gunting kecil dari sakunya.Mata Aaran terus tertuju pada bibir Leo yang terus berceloteh.
Dengan gerakan cepat namun penuh hati-hati Adit memotong sedikit ujung rambut Aaran yang hitam lebat kemudian dimasukan kedalam plastik kecil yang sudah disiapkan didalam saku bajunya.
Adit dan Leo tersenyum lega ketika mereka sudah mendapatkan apa yang mereka cari.Adit sudah tak sabar ingin segera membuktikan kalau keyakinannya tentang Aaran itu benar.
Leo mengembalikan Aaran kepada ibunya ketika bayi itu mulai merengek.
"Na.. Aaran nangis " Leo mengembalikan Aaran kepada ibunya "sepertinya ngantuk "
"Anak ibu ngantuk ya " Nana mengambil Aaran dari tangan Leo kemudian membawa masuk ke kamarnya.Tidak butuh waktu lama Aaran pun tidur dalam dekapan hangat tubuh Nana.
Setelah berhasil mendapatkan sampel rambut Aaran, Adit dan Leo pun pamit pulang ke Jakarta.
Abah sempat melarang mereka pulang namun Adit dan Leo bersikeras untuk pulang malam itu juga.
****
Sabtu pagi Aaran sudah siap diatas stroller nya. Tubuh mungilnya terbalut sweater berwarna biru muda lengkap dengan hody nya. tangan dan kakinya terus bergerak riang, seolah tau jika ibunya akan membawanya jalan-jalan.
Nana mendorong stroller Aaran menuju daerah pesawahan yang tak jauh dari rumah abah.Disini tidak ada car free day, jadi Nana dan Aaran bisa bebas meraup oksigen sepuasnya tanpa takut polusi udara.
Jalan-jalan kali ini Nana sengaja membawa kamera DSLR nya. Gadis itu sangat hobby menjadikan Aaran sebagai objek potonya.
Keasikan Nana mengambil photo Aaran terusik ketika sesosok lelaki jangkung tiba-tiba berdiri di belakangnya.
"Mas Teguh? " Mata Nana membulat ketika menyadari kehadiran dokter muda itu.
"saking asiknya poto-poto sampai tidak sadar mas sudah ada disini " Teguh tersenyum melihat kekagetan Nana.
"hehe.. iya " jawab Nana malu.
"Abis lari pagi mas? " tanya Nana ketika melihat penampilan Teguh yang mengenakan setelan olah raga lengkap dengan sepatu adidas nya.
"engga.. abis karokean " jawab Teguh jahil
Nana terkekeh mendengar candaan Teguh. Ternyata dokter ganteng itu bisa becanda juga.
"Aaran cantik dibayar berapa jadi photo modelnya ibu? " Tanya Teguh sambil jongkok didepan stroller Aaran.Nana terkekeh.
Merasa ada yang mengajak ngobrol,Aaran menggerakan kedua tangan dan kakinya lincah.
"Sini mas ambil photo kamu sama Aaran " Teguh mengambil kamera ditangan Nana.
Teguh mengambil photo Nana dan Aaran dengan berbagai gaya.
"Gantian mas " Kini giliran Teguh dan Aaran yang jadi objek photo Nana.
Keduanya tertawa ketika melihat beberapa pose lucu Nana dan Teguh bersama Aaran.
"Nanti kirim ke nomer mas ya " ucap Teguh setelah melihat semua hasil jepretan mereka.
"oke bos " Nana mengangkat tangannya hormat.
Ketika matahari mulai naik, Teguh mengantar Nana pulang. Mereka berjalan beriringan dengan Teguh mendorong Stroller Aaran.
Beberapa warga sekitar yang akan pergi ke ladang menyapa mereka ketika berpapasan. Teguh dan Nana membalas sapaan mereka dengan senyum hangat. Tak Jarang ada yang memuji mereka dengan mengatakan mereka pasangan yang cocok.
"Pak dokter dan neng Nana sangat cocok. yang satu ganteng yang satu cantik. Semoga berjodoh ya " ucap seorang ibu yang akan pergi kesawah.
"Aamiin "
Cuma Teguh yang mengaminkan. Bagi Nana kata itu mengandung makna yang dalam, jadi Nana tidak berani mengucapkan kata itu.
Teguh mendorong stroller hingga sampai rumah Abah. Setelah menyapa abah dan umi Teguh melanjutkan lari paginya.
Umi menatap Nana penuh curiga. Mendapat tatapan dalam dari umi dan abah membuat Nana jadi salah tingkah.
"cuma ketemu dijalan bah " Nana menjelaskan tanpa ditanya.Ia takut abah dan umi nya marah. Karena selama tinggal disini Nana tidak pernah dekat dengan lelaki.
"Janjian juga tidak apa-apa " goda umi
"iih umi beneran ketemu dijalan " Nana merajuk dengan wajah merona
"Dr Teguh orangnya baik, cocok jadi ayahnya Aaran " Kini abah yang menggoda Nana
"Abaaah!! "
**Kalau begini Nana cocok nya sama siapa ya?
Dr Teguh atau Adit?
jangan lupa sumbang vote, like dan komen ya
Happy reading**