Turun Ranjang
Meidina Ayana Putri yang biasa dipanggil Nana hanya bisa pasrah menerima kemarahan ayah dan bundanya. Ini entah untuk yang keberapa kali ayah bundanya menerima surat panggilan dari sekolah tempat putrinya menimba ilmu.
"bikin ulah apalagi kamu? " tanya ayahnya berusaha menahan kemarahan nya.
Nana hanya diam, mulutnya terkunci rapat-rapat.Tanpa Ia katakan pun besok ayahnya pasti tau apa yang Ia perbuat kali ini.
Lelaki paruh baya itu berusaha menekan kemarahan nya.Percuma memarahi putri bungsunya itu, karena akan membuat gadis itu semakin tak terkontrol. Setiap habis dimarahi putri bungsunya itu akan kabur, dan itu membuat Ia semakin khawatir.
"Besok ayah ada kerjaan diluar kota, jadi kakak iparmu yang akan ngurus kamu ke sekolah "
"Mas Adit? engga mau.. pokoknya jangan sama mas Adit " Nana langsung protes
Nana memang paling takut kepada kakak iparnya.
"memang nya kenapa dengan Adit? " tanya ayahnya
"Dia itu cerewet yah. yang ada aku diomelin terus " Nana mengadu.
"ya emang kamu pantas diomelin " Ayah membela menantunya.
Nana membuang muka kesal.Ayahnya saja membela menantunya, Ia tidak tau kalau menantu kesayangannya itu selalu berkata Kasar dan selalu membandingkan dirinya dengan kakaknya.
Seperti bulan kemarin, Nana harus menerima omelan kakak iparnya ketika Ia dipanggil guru bp disekolahnya nya karena kabur saat jam sekolah lewat tembok belakang.Nana lebih baik diomel ayah dan bundanya daripada oleh kakak iparnya.
"bagaimana kalau sama bunda saja " Nana berusaha bernegosiasi.
"bunda ikut keluar kota sama ayah " jawab bunda.
"ya sudah tidak perlu Ada yang datang ke sekolah " Nana langsung masuk ke kamarnya dan mengunci diri.
Bukan kali ini saja ayah dan bundanya menolak datang ke sekolahnya.Mungkin mereka sudah bosan dan malu mengurusi kenakalannya.Makanya mereka selalu menyuruh kakak iparnya untuk mewakili mereka.
Keesokannya Adit datang menjemput Nana untuk pergi ke sekolah.Hari ini Adit terpaksa pergi ke kantor lebih siang Karena harus menggantikan mertuanya menghadap guru BP disekolah.
"Bikin ulah apa lagi kamu disekolah? " tanya Adit sinis
"nanti juga tau sendiri " jawab Nana ketus.
"Kalau tidak menghargai ayah, males aku buang-buang waktu ngurusin anak badung kayak kamu " ucap Adit sinis.
"ya sudah tidak usah diurusin, aku juga males ke sekolah sama mas Adit " ujar Nana
Adit menoleh pada adik iparnya. Ingin sekali ia menurunkan gadis itu dijalan, namun ia masih menghargai ayah mertuanya yang menyuruhnya untuk mengurusi gadis songong itu.
Sesampai disekolah, Adit dan Nana langsung masuk ke ruang BP, tempat anak-anak bermasalah.
Adit mendengarkan penjelasan guru Bp mengenai ulah adik iparnya kali ini.
"Meidina berkelahi disekolah. Jika sekali lagi Meidina melanggar tata tertib sekolah, maka dengan terpaksa kami harus mengeluarkan Meidina dari sekolah ini " guru Bp menjelaskan alasan pihak sekolah memanggil wali Meidina, guru Bp menjelaskan jika adik iparnya berkelahi karena rebutan cowok. Sangat memalukan.
"Saya pastikan ini yang terakhir.Adik saya tidak akan melakukan pelanggaran tata tertib sekolah lagi " Janji Adit.
"Karena Meidina telah melanggar peraturan sekolah, kami terpaksa memberi sanksi skorsing selama satu minggu. Ini kami berikan agar menjadi efek jera untuk Meidina"
Adit tidak keberatan dengan keputusan pihak sekolah, Nana samasekali tidak terlihat sedih. Hukuman skorsing sudah biasa Ia terima jika Ia melakukan kesalahan.
Setelah urusan dengan guru BP selesai, Adit membawa adik iparnya itu pulang.
"Memalukan, berkelahi karena rebutan cowok. Kamu itu tidak punya harga diri sebagai wanita " Omel Adit ketika mereka sudah didalam mobil.
Nana memiringkan badannya menatap tajam mata kakak iparnya penuh kemarahan.
"Aku tidak sehina itu kak, cowok itu yang ngejar-ngejar aku.Pacarnya menyerang aku karena Ia pikir aku yang merebut pacarnya " Ucap Nana marah. Ia tidak terima dengan ucapan Adit yang mengatakan Ia tidak punya harga diri.
"ini yang terakhir aku ngurusin kamu " ucap Adit dingin sambil menjalankan mobilnya meninggalkan halaman sekolah.
"Mas Adit kalau keberatan ngurusin aku bilang terus terang sama ayah. Jangan menggerutu dibelakang " ucap Nana ketus.
Adit mengepalkan tangannya. Gadis ini benar-benar menguji kesabarannya. Ia heran bagaimana istrinya bisa punya adik menyebalkan seperti Nana. Berbeda sekali dengan Andini istrinya yang baik dan penurut.
Nana protes ketika Adit mengarahkan mobilnya bukan kearah rumah orangtuanya, namun menuju rumah Adit.
"Aku mau pulang " ucap Nana
"Selama ayah diluar kota kamu tidur disini. Itu perintah ayah " ucap Adit menghentikan mobil didepan rumahnya.
Nana diam tak bergeming, protes pun tak Ada gunanya. Akhirnya ia turun dari mobil dan masuk kedalam rumah.Sedangkan Adit langsung pergi ke kantor.
"Aunty.. " senyum bocah berpipi bulat menyambut kedatangannya.Kekesalan Nana seketika hilang. Dipeluknya tubuh bocah berusia empat tahun itu erat.
"aunty mau nginep disini, jadi kita bisa main sepuasnya "
"sungguh aunty? " mata bocah itu berbinar. Nana mengangguk.
Nana memang tidak menyukai Adit kakak iparnya, namun ia sangat menyayangi Raka putranya Adit dengan Andini kakaknya.
Raka mengikuti Nana ketika gadis itu masuk ke kamarnya.Sudah menjadi kebiasaan bocah itu jika Nana menginap. Ia akan nempel kemanapun Nana pergi. Bahkan jika Nana ke kamar mandi pun, Raka akan setia menunggu didepan pintu kamar mandi.
Raka pada dasarnya anak yang mandiri, setiap hari Ia dirumah dengan pengasuhnya karena Adit dan Andini sibuk bekerja. Makanya Ia sangat senang jika Nana menginap dirumah nya.
Jam 7 malam Andini dan Adit pulang. Mereka mendapati Raka sudah tertidur dikamar Nana.
Nana membuang muka ketika Adit masuk kekamarnya untuk memindahkan Raka.Andini yang sudah tau kalau suami dan adiknya tidak akur hanya bisa menghela napas panjang.
"Jangan manyun begitu " Andini menjawil dagu adiknya ketika suaminya sudah keluar dari kamar adiknya.
"abis sebel.. " Nana mencebikan bibirnya.
"makanya jangan bandel " Andini yang sudah tau kejadian tadi siang dari suaminya hanya tertawa.
"mas Adit itu sebenarnya baik. Kamunya saja yang badung " Andini memeluk adiknya.
"baik apanya? " cibir Nana "baikan mas Yuda tau "
"husst.. nanti kedengeran mas Adit " Andini membungkam mulut Nana dengan tangannya.
Diantara mantan pacar Andini hanya Yuda lah yang mampu mengambil hati adiknya. Sayang hubungan Andini dan Yuda kandas karena Yuda dijodohkan oleh orangtua nya.
Putus dari Yuda, Andini menikah dengan Adit dan dikaruniai seorang putra yaitu Raka.
"dek.. kebetulan kamu lagi disini. Besok kaka Ada kerjaan keluar kota, kakak titip Raka ya "
"gampang " jawab Nana
"makasih ya dek... kalau mas Adit ngomel jangan diambil hati, dia aslinya baik "
"iya baik sama kakak " cibir Nana
Andini tersenyum sambil mengacak rambut Nana dan berlalu dari sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 231 Episodes
Comments
Nuryati Yati
hadir thor
2024-09-07
0
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
menarik untuk di baca 👍👍
2024-02-29
2
💗vanilla💗🎶
mampir ni thor /Smile/
2024-02-29
0