Lamanya waktu bersama tidak menjamin sebuah ikatan langgeng dan bahagia. Bahkan meski hampir 20 tahun Elara Nasution menghabiskan hidupnya bersama sang suami Ares Dawson Atmaja. Semua terasa tidak berarti untuk pria itu. Ditambah dengan belum adanya buah hati di antara mereka membuat hubungan suami istri itu menjadi semakin renggang.
Kehadiran orang ketiga yang dibawa secara sadar oleh Ares menjadi awal dari keruntuhan rumah tangga yang telah susah payah Elara bangun. Elara pun menyerah, melepaskan cintanya yang telah mati dan tergantikan oleh sosok baru yang mengasihinya lebih dari siapa pun. Penyesalan selalu datang terlambat, dan itu semua dirasakan Ares saat Elara bukan lagi miliknya.
Apa yang akan dilakukan Ares untuk mendapatkan kembali cinta Elara?
Apakah Elara akan menerima Ares atau menjalin kasih dengan pria idaman lain ?
follow my ig @ismi_kawai
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ismi Kawai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 19
Elara POV
Aku sampai rumah dengan tergesa-gesa. Aku harus menemui Ares sekarang juga!
Flashback On
Aku sedang di dalam mobil menuju rumah, membuka ponsel dan mengecek email yang sempat dikirim Sebastian padaku.
"Aku lupa untuk memeriksanya, sebaiknya ini sebuah informasi penting," gumamku.
Aku membacanya dengan seksama email yang Sebastian berikan. Mataku melebar seketika setelah membaca semua email tersebut.
"Ares harus mengetahui ini semua, siapa sebenarnya wanita yang telah dinikahinya," gumamku.
Flashback Off
Langkah kakiku yang menaiki anak tangga terhenti ketika melihat wanita itu yang mendekat. Wajahnya merah, entah karena apa? Hanya saja aku tidak ingin berhadapan dengannya saat ini.
"Nyonya Elara pulang larut malam, sepertinya seorang pria tampan dapat menghambatmu pulang ke rumah,"
"Maksudmu?" Aku tidak suka ucapannya yang seolah merendahkanku.
Wanita itu tertawa kecil, sikapnya itu membuatku ingin menjambaknya.
Sabar Elara...
"Apa Nyonya berniat untuk mempunyai kekasih gelap?"
Mataku berkilat, dia sudah di luar batas. "Sebaiknya jaga lisanmu, Susi..."
Wajah wanita itu pias, matanya membelalak. Dia terperangah dengan nama yang disebutkan olehku. Bibirnya bergetar.
"Si-siapa?"
"Susi... panggilanmu sebagai pelayan di sebuah club malam. Kau juga merangkap sebagai call girl. Malam itu kau menjebak Ares hingga tidur dengannya. Kau mengklaim jika Ares mengambil kegadisanmu hingga hamil. Dan yang paling mengejutkan... kau sudah mempunyai anak yang tidak diketahui ayahnya, kau menaruhnya di sebuah panti asuhan. Siapa yang menjamin anak di dalam rahimmu adalah anak Ares?" ucapku membuat tubuhnya bergetar.
Aku melihat ketakutan di matanya. Dia meremas gaun tidurnya hingga kusut. Aku hendak pergi meninggalkannya namun, dia menghadangku dengan mencekal pergelangan tanganku.
"Kau mau apa?" tanyanya dengan suara tertahan.
"Apa yang kau harapkan? Tentu saja memberitahu suami tercintamu, barangkali dia belum mengenal istri barunya," jawabku membuatnya menarik tanganku dengan keras.
"Jangan! Jangan lakukan itu," pekiknya dengan wajah panik.
"Serapat-rapatnya kau menyimpan bangkai, maka akan tercium juga baunya. Aku tidak akan membiarkan keluarga Atmaja hancur oleh orang sepertimu," aku melepaskan cekalannya pada tanganku.
"Elara! Kau yang memaksaku melalukan ini," hardiknya membuatku menoleh.
Mataku membulat sempurna ketika dirinya menghempaskan diri dihadapanku. Aku berusaha meraih tangannya namun terlambat. Sophie jatuh terguling hingga bawah anak tangga.
BRUG
"SOPHIE!!!" teriakku.
Aku menghampirinya yang terbaring di lantai. Mata wanita itu terpejam, apa yang dia lakukan? Dia menjatuhkan dirinya sendiri. Para pelayan berdatangan, Mona selaku pelayan pribadi wanita itu histeris.
"Nyonya Sophie!" Mona mendekat dan memangku kepala wanita itu. Dia melihat kepadaku yang terdiam karena terkejut. "Apa yang terjadi Nyonya?"
Aku menggeleng, aku masih belum dapat mencerna kejadian yang barusan terjadi di hadapanku. Mona berteriak ketika darah segar membasahi lantai.
"Nyonya Elara berdarah!" Martha yang baru saja datang segera merangkulku, tubuhku mendadak lemas. Itu bukan darahku.... itu darah Sophie!
🍁🍁🍁
Rumah Sakit ***
Pria tampan itu mendatangi rumah sakit bersama para bodyguard mengiringi. Raut wajahnya menunjukkan kekhawatiran amat sangat. Ares melewatiku begitu saja yang berdiri karena menunggunya. Aku harus menjelaskan semua yang terjadi.
"Ares!" panggilku namun, ia tidak menghiraukanku. Dia memilih memasuki ruang UGD dan mendatangi dokter yang menangani Sophie.
"Bagaimana istri saya Dok?" tanya Ares.
Dokter itu sempat terdiam sesaat, Dokter itu menoleh padaku yang hanya bisa menunduk. Sepertinya Dokter itu ketinggalan informasi. Jika Ares Dawson Atmaja memiliki istri 2. Suster yang berada di sampingnya akhirnya berbisik memberitahu. Dokter itu tersenyum kikuk sebelum berkata.
"Ah... maaf Tuan, hm... Nyonya Sophie sudah melewati masa kritisnya. Sekarang beliau sudah baik-baik saja."
"Bagaimana dengan bayinya?" kembali Ares bertanya dengan serius.
"Bayinya sangat kuat, bayi anda baik-baik saja," jelas Dokter itu.
Ares menghela nafas lega, calon penerusnya baik-baik saja. Tidak ada yang lebih penting dari itu. "Apa istri saya sudah bisa dijenguk?"
"Sudah bisa, Tuan. Silahkan," jawab Dokter itu.
Ares pun memasuki ruang rawat inap Sophie. Aku yang penasaran dengan kondisi wanita itu akhirnya menanyakan langsung pada Dokter tadi. Kabar jika wanita itu baik-baik saja membuatku tenang, sebenci-bencinya diriku padanya tidak membuatku ingin mencelakainya.
Aku memperhatikan ruang itu dari jauh. Para bodyguard tampak berjalan menuju keluar rumah sakit, saat itu juga aku memutuskan untuk mengunjungi wanita itu. Samar-samar aku mendengar percakapan mereka.
"Apa yang kau rasakan sekarang?" Ares mengusap rambut wanita itu.
"Aku lebih baik, Tuan," jawabnya dengan senyum tipis.
Ares beralih pada perut Sophie, mengelus dengan lembut. "Aku sempat takut sekali, syukurlah dia kuat dan baik-baik saja," Ares menatap Sophie dengan serius. "Bagaimana bisa kau terjatuh?"
"Itu... aku dan Nyonya sempat berbicara, dan aku menyinggungnya hingga..."
"Hingga apa?"
"Hingga dia mendorongku dari tangga," ucapannya membuatku naik pitam. Aku mendorong pintu dengan keras.
BRAK
"Elara! Apa yang kau lakukan?" hardik Ares padaku.
Aku menatap tajam pada wanita ular itu. Aku berjalan mendekat sedangkan Ares yang tadinya duduk di samping ranjang segera beranjak dan berdiri menghadangku.
"Harusnya kau tanya pada istri kesayanganmu ini, dengan lancar memfitnahku!" ucapku penuh penekanan.
"Aku tidak memfitnah, Nyonya marah karena aku menegurnya pulang larut malam," sanggah wanita itu.
"Elara, jika kau minta maaf dan mengakuinya mungkin aku akan memaafkanmu," Ares berkata dengan datar.
"Kau percaya padanya? Dia menjatuhkan diri sendiri karena aku tau rahasianya, dia bukan wanita baik-baik Ares, kau harus percaya padaku!" mataku mulai berkabut.
"Nyonya sangat membenciku, hingga tega mencelakaiku. Aku tidak mungkin mejatuhkan diri sendiri, aku juga menyayangi anak ini. Bagaimana bisa Nyonya tega berkata seperti itu!" wanita itu menangis tersedu-sedu. Ares memeluknya membuatku merasakan sakit untuk kesekian kalinya.
"Apapun yang kau tau, itu mungkin hanya masa lalu... bagaimana pun juga, Sophie adalah ibu dari anakku, aku tidak akan membiarkan dia dalam bahaya," Ares berkata sambil membelakangiku. "Aku akan urus perceraian kita, sebaiknya kau pergi sekarang!"
Bagai dipukul godam besar hatiku serasa hancur berkeping-keping. Apa katanya tadi? dia akan mengurus perceraian kami. Dia... tau betapa pentingnya Atmaja dalam hidupku, aku terlahir untuk keluarga ini... tapi dengan mudah dia percaya pada wanita itu... sejak awal hanya aku yang berjuang sendiri... dalam mencintainya.
Aku mengatupkan bibirku rapat, sekeras apapun aku berseru akan kebenaran yang ada, sekuat apapun aku bertahan untuk milikku jika yang diperjuangkan melepaskan diri, apa yang bisa aku pegang lagi?
Bagai kapal yang berlayar tanpa nahkoda, semuanya akan berakhir dengan ombak yang menggulung, menghancurkannya menjadi buih dilautan.
Please rate, vote dan likenya yach!
Sertakan comment kalian agar aku lebih baik lagi, Enjoy!
Ah... ngetik ini sambil mewek. ini kan yang kalian tunggu... udah othor kabulkan!
alur ceritanya jg Ter atur. love u thor 🥰🥰🫰
gita " tapi malu... "