NovelToon NovelToon
Izin Menikah Mengubah Takdir

Izin Menikah Mengubah Takdir

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami
Popularitas:112.5k
Nilai: 4.7
Nama Author: Minami Itsuki

Jika ada yang bertanya apa yang membuatku menyesal dalam menjalankan rumah tangga? maka akan aku jawab, yaitu melakukan poligami atas dasar kemauan dari orang tua yang menginginkan cucu laki-laki. Hingga membuat istri dan anakku perlahan pergi dari kehidupanku. Andai saja aku tidak melakukan poligami, mungkin anak dan istriku masih bersamaku hingga maut memisahkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Minami Itsuki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 27 TERLALU BANYAK ATURAN

Laras merasa sedikit tertekan dengan perhatian berlebihan yang diberikan oleh ibuku selama masa kehamilannya. Setiap hari, ibuku selalu mengingatkan Laras untuk menjaga kandungannya dengan hati-hati, memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi hanya yang sehat dan bergizi. Meskipun niat ibuku baik, Laras mulai merasa seperti dia tidak memiliki kebebasan untuk memilih apa yang dia inginkan.

Suatu hari, ketika Laras sedang duduk di meja makan, ibuku kembali memberikan arahan.

"Laras, kamu harus benar-benar menjaga pola makanmu, ya. Jangan makan sembarangan. Bayimu perlu gizi yang cukup. Kalau bisa, jangan makan makanan dari luar, biar bayi dalam kandunganmu sehat."

Laras sedikit ragu dan terlihat cemas mendengar hal itu.

"Tapi, Bu, terkadang aku ingin mencoba makanan yang berbeda. Rasanya terkadang ingin sedikit lepas dari aturan-aturan itu. Apa salahnya makan di luar sesekali?"

"Laras, kamu harus ingat, ini bukan hanya soal kamu. Bayimu yang lebih penting. Kalau kamu makan yang tidak sehat, nanti bisa berpengaruh pada perkembangan bayi. Lebih baik mencegah daripada menyesal."

Laras menunduk, merasa tertekan dengan semua perhatian itu.

 "Aku mengerti, Bu. Tapi kadang aku merasa... seperti tidak bisa menikmati kehamilanku. Semuanya terasa seperti ada tekanan. Aku cuma ingin merasa bebas, sesekali..."

Ibu tersenyum lembut dan mengelus kepala Laras, mencoba memberi pengertian.

"Aku tahu kamu merasa begitu, sayang. Tapi ini semua demi kebaikanmu dan bayimu. Kami semua hanya ingin yang terbaik untuk kalian."

Laras mengangguk, meskipun dalam hati dia merasa sedikit terbebani. Namun, dia tahu ibunya hanya peduli padanya dan bayinya. Meskipun terasa berat, dia berusaha menerima semuanya demi kesehatan dan keselamatan bayi yang ada di dalam kandungannya..

Malam itu, setelah semua orang tertidur, ia duduk di sisi tempat tidur, tampak termenung. Aku masuk ke kamar, melihatnya yang tampak lelah dengan pikiran yang mengganggunya. Tanpa kata, ia langsung mengungkapkan apa yang selama ini ia pendam.

"Aku capek," suaranya terdengar pelan, namun penuh kekesalan. "Aku merasa seperti hidup dalam tekanan. Setiap kali aku ingin makan sesuatu yang aku suka, selalu dilarang. Ibu terlalu mengatur semuanya. Bahkan pola makan yang harus aku ikuti. Rasanya... aku nggak bisa bebas."

Aku mendekat dan duduk di sampingnya, menatapnya dengan penuh perhatian. Aku bisa merasakan kekesalannya yang sudah memuncak.

"Aku tahu," kataku, mencoba memberi pengertian. "Ibu memang punya cara yang... agak keras. Tapi dia hanya ingin yang terbaik untuk kamu dan bayi kita."

Ia memutar bola matanya, sedikit frustrasi. "Aku mengerti, tapi ini bukan hanya soal yang terbaik, kamu tahu. Ini soal kebebasan, soal merasa nyaman dengan diriku sendiri. Setiap kali aku menginginkan sesuatu yang sederhana, selalu ada saja yang melarang. Aku hanya ingin menikmati kehamilan ini tanpa merasa tertekan dengan aturan yang ketat."

Aku meraih tangannya, merasakan betapa kerasnya tekanan yang ia rasakan. Aku tahu, meskipun ibu hanya berniat baik, kadang caranya bisa terlalu mengikat.

"Aku paham," kataku dengan lembut. "Aku nggak mau kamu merasa tertekan. Kalau ada yang membuat kamu tidak nyaman, aku akan bicarakan dengan ibu. Tapi, kamu juga harus tahu, ibu sangat peduli sama kamu dan bayi kita. Mungkin caranya agak berlebihan, tapi niatnya baik."

Ia menunduk sejenak, seolah berpikir lebih dalam, sebelum akhirnya mengangkat wajahnya dan menatapku dengan mata yang penuh kekhawatiran.

"Aku tahu itu," jawabnya dengan suara sedikit tergetar. "Tapi, aku hanya butuh ruang untuk menikmati kehamilan ini dengan cara aku sendiri. Aku nggak ingin merasa seperti ini setiap kali aku ingin melakukan sesuatu yang kecil untuk diriku sendiri."

Aku menghela napas panjang, mencoba menenangkan diriku juga. "Aku mengerti, dan aku akan bicarakan dengan ibu. Kita akan cari cara supaya kamu merasa nyaman. Aku nggak ingin kamu merasa seperti ini terus."

Laras tersenyum pelan, meski ada ketegangan yang masih menyelimuti wajahnya. "Terima kasih," ucapnya pelan, "Aku hanya ingin merasa sedikit lebih santai. Aku yakin kita bisa menemukan cara supaya semuanya baik-baik saja."

Sebelum tidur, Laras memandangku dengan tatapan penuh harap. "Sayang, aku ingin makan kebab dan nasi goreng... yang aku suka. Aku tahu ini malam, tapi rasanya aku nggak bisa berhenti memikirkan itu," ujarnya, suaranya sedikit teragak-agak, takut kalau aku menolak permintaannya.

Aku menatapnya sejenak, hati terasa tergerak. Melihat kehamilannya yang makin besar, aku tahu ia sedang berusaha menenangkan dirinya dengan makanan yang ia inginkan. Meskipun ibu selalu mengingatkan untuk menjaga pola makan yang sehat, aku tidak bisa menahan diri untuk membuat Laras merasa bahagia, terutama setelah semua tekanan yang ia hadapi.

Aku menghela napas pelan, lalu mengangguk. "Baiklah, aku akan pergi beli. Jangan khawatir, aku akan bawa yang terbaik buat kamu," kataku, sambil tersenyum lembut.

Laras tersenyum lega, matanya yang sempat lelah kini terlihat lebih cerah. "Terima kasih, kamu memang pengertian," katanya dengan suara lembut, terlihat begitu tulus.

Aku berdiri dan segera bersiap untuk keluar. Meskipun larangan ibu masih mengganggu pikiranku, aku tahu ini akan membuat Laras merasa lebih baik. Setidaknya, satu keinginan kecilnya bisa aku penuhi malam ini.

Saat aku kembali dengan kebab dan nasi goreng yang diinginkannya, Laras tampak begitu senang. "Aku benar-benar nggak sabar untuk makan ini," katanya sambil tersenyum lebar, membuat hatiku sedikit lebih tenang.

Baru saja Laras ingin memasukkan kebab ke dalam mulutnya, tiba-tiba Ibu dan ayahku datang tanpa memberi kabar, mereka berdua cukup terkejut saat melihat ada makanan kebab dan juga nasi goreng ada di meja makan membuat Ibuku marah dengan Laras.

"Ini apa-apaan? Kenapa kamu beli makanan yang nggak sehat seperti ini? Bukannya kamu harus menjaga kesehatan, Laras? Apa kamu nggak dengar nasihatku?" Ibu mengeluarkan kata-kata dengan nada tinggi, langsung menatap Laras dengan tatapan tajam.

Laras terdiam, sedikit gugup, namun mencoba untuk tetap tenang. "Ibu, aku... aku cuma ingin sedikit makan kebab dan nasi goreng, aku nggak bisa menahan diri. Lagi pula, aku cuma ingin makan apa yang aku suka," jawab Laras pelan, mencoba menjelaskan tanpa menyinggung perasaan Ibu.

Namun, Ibu sepertinya tidak bisa menerima penjelasan itu. "Kamu hamil, Laras! Harusnya kamu tahu betul apa yang terbaik untuk tubuhmu dan bayi. Kalau kamu terus makan sembarangan seperti ini, bagaimana kalau terjadi apa-apa pada bayi itu?!" Ibu terus meluapkan kekesalannya, suaranya semakin keras.

Aku merasa cemas, melihat Laras terdiam dengan wajah penuh ketegangan. Di satu sisi, aku mengerti bahwa Ibu khawatir dengan kesehatan Laras dan bayi, tapi aku juga tahu betapa Laras sudah merasa tertekan dengan semua tuntutan itu.

"Apa yang ibu katakan ada benarnya, Laras. Kamu harus menjaga pola makan, apalagi ini pertama kalinya kamu hamil," Ayah pun menyahut, suaranya lebih tenang, namun tetap penuh perhatian.

Laras hanya menundukkan kepala, merasa malu dan sedikit cemas. Aku bisa melihat betapa kecewanya dia, dan hati kecilku terasa berat. "Ibu, Ayah, aku minta maaf. Tapi Laras juga berhak sedikit menikmati apa yang dia inginkan," aku mencoba berbicara, berharap bisa menenangkan suasana.

Ibu menghela napas panjang dan berbalik pergi. "Kamu hanya baru menikah, masih banyak yang harus dipelajari. Tapi jangan sampai menyesal nanti," ujar Ibu.

1
Kamiem sag
sebenarnya seberapa banyak sih harta benda yg dimiliki ayah ibunya Reza yg akan diwarisi anak laki laki Reza?
aku kami empat bersaudara perempuan semua
ibuku juga enam bersaudara perempuan semua
harta kakek nenek diwarisi ibu bersaudara begitupun kami mewarisi harta ayah ibu dgn adil tanpa masalah
Kamiem sag
kemana Aisy
Ambo Nai
silaras pelakor sok bijak.pelakor murahan.
Arin
/Heart/
Arin
Sokor.....
Arin
Sudah nikmati saja pilihanmu sekarang Reza..... Apalagi didukung kedua orang tua mu. Manjakan istri barumu kan dirimu punya duit. Menikah kedua saja orang tuamu sudah membedakan dengan pernikahan pertamamu. Tapi nanti jangan menyesal jika istri keduamu tidak seperti yang kamu inginkan
Arin
Biar-biar dia menyesal Raka. Reza kan cuma nurut sama kedua orang tua nya. Tanpa memikirkan perasaan istrinya....... sakit
Arin
Makanya jangan sekali2 mengusik seorang istri dengan izin untuk poligami. Kalau aku di kayak gituin sih terus terang bilang..... Silahkan jika ingin menikah lagi aku izinkan, tapi syaratnya ceraikan aku.

Dikira gak sakit apa istri pertama harus menerima suami menikahi orang lain???
Sri Rahayu
Luar biasa
martina melati
terima kasih thor atas karyamu ini. tetap semangat berkarya y.

mohon berkenan jika komentar saya terlalu tajam /Pray/
martina melati
menyesal kemudian tiada guna
martina melati
gk usah menghargai orang, sama menantu aplg cucu perempuan aja gk sayang... mauny sm cucu laki2 aja
martina melati
astagaaa... nih yg perlu diobati ibuny reza, terlalu obsesi cucu laki2
martina melati
turut prihatin y...
martina melati
maksudny? syndrom 1000wajah?
martina melati
br komen nih... pdhl drpd nikah cari istri br jaman skrg canggih bisa program bayi dg jenis kelamin.
martina melati
astagaaaaa
martina melati
bgm jika lahiran nti bayi perempuan y
martina melati
kasihan nti jabang bayiny lahiran bisa ngileran krn bumil ngidam gk ksampean
martina melati
jd suami bukanny mengerti malah mengintimidasi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!