Cerita anak sebatang kara yg di asuh oleh orang tua angkat sejak masih bayi,bercita cita ingin menjadi orang yg paling berkuasa di dunia.Dengan mental baja,selangkah demi selangkah dia mewujudkan cita citanya,walaupun dilaluinya dengan tetesan darah,keringat dan air mata.Medapatkan warisan oleh orang misterius yg membangkitkan potensi dan evolusinya lebih cepat dari manusia pada umumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almah Suseno, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dilema seorang pahlawan
Rumah sakit daerah Maryoto terletak di distrik Karang Lawas hanya berjarak skitar satu kilometer dari KTV Banglala.
Para siswa SMAN 1 saling membantu untuk memasuki Rumah sakit,
Rudy orang yang paling sibuk,walaupun ia bukan penyebab utama masalah ini tapi ia yang mengundang teman temanya untuk menghadiri ulang tahun di KTV Bianglala ,ia menemui suster jaga yang ada di ruang lobi.Perawat itu terkejut ketika melihat rombongan remaja yang datang banyak yang terluka"apa mereka terlibat tawuran"pikir suster itu Tapi sebagai suster yang bekerja secara profesional ia tidak menanyakan penyebab mereka terluka tapi langsung pergi ke ruang dokter.
"Tak lama kemudian dua orang dokter datang"
Dokter pria yang berusia sekitar 40 tahunan mengenakan kacamata berbingkai putih menatap sekilas ke ruang tunggu.
Semua yang terluka adalah siswa laki laki SMAN 1,mereka tampak lesu walaupun sudah tidak ada lagi rasa ketakutan yang terlihat di wajah mereka tapi Trauma mental masih tertanam di hati,mungkin butuh waktu untuk menyembuhkan secara total.
Siswa yang terluka paling parah adalah Deni darko dan Jatmiko;Deni darko di injak injak oleh sekelompok orang dari Bos Dalban,sementara itu Jatmiko dipukuli oleh Kang Mus sampai babak belur.
Dokter Ning,tampaknya luka mereka tidak terlalu serius,kamu urus yang ini saja !jika ada masalah datanglah bertanya padaku"kata dokter pria itu tersenyum pada dokter wanita itu.
Dokter wanita itu bernama Ning Intan Lestari yang tampak berusia 24 tahunan dengan rambut model kepang dua.
Ia mengenakan jas putih,dan pakaian longgar itu tidak bisa menyembunyikan bentuk tubuhnya yang menawan.Terutama kaki panjangnya yang tersembunyi di balik celana jeans,yang membuat Rudy dan teman temanya terpesona.
Dokter Ning kemudian mengangguk dan melihat kearah sebelah kanan "Ikuti aku ! Yang lukanya lebih serius silahkan ikuti Dokter Muhtar.
Setelah berkata demikian 'ia berbalik menuju ruang kerjanya.
Engkau,kalian dan beberapa orang lagi silahkan masuk satu per satu ke ruanganku,yang lainya antri dengan tertib dan teratur,jangan berebut ! Semuanya akan diperiksa"Perintah dokter Mukhtar dengan tegas sebelum kembali ke ruangan nya.
Siswa siswa mulai antre untuk mendapatkan perawatan.
Aulia terus membantu Jatmiko,wajahnya penuh perhatian"Bagaimana perasaanmu sekarang ?apakah sudah lebih baik,apakah sudah berkurang sakitnya?
"Aku sudah lebih baik,tidak apa apa"jawab jatmiko sambil tersenyum.Walaupun senyumnya sangat jelek karena wajahnya bengkak tapi Aulia tetap merasa senang.
Aku akan membantumu masuk!kamu duluan "kata Aulia.
Karena luka Jatmiko lebih parah,mereka tidak ada yang membantah ketika Aulia membantunya berjalan menuju ruangan Dokter Mukhtar.
Sepanjang waktu itu,Aulia tidak melirik sedikitpun pada Dimas.
"Begitulah realita hidup,kadang orang akan lebih perhatian kepada lawan jenis yang di cintainya daripada perhatian kepada Saudaranya,seperti apa yang di tunjukan Aulia pada Dimas.Ia lebih memperhatikan Jatmiko daripada saudaranya Dimas yang telah membelanya lebih dari orang lain.Usaha Dimas tampak tidak berarti apa apa di matanya,bahkan seringnya salah dan di salahkan seperti pepatah mengatakan"Semut yang jauh terlihat jelas di matanya tapi Gajah yang ada didepanya tidak terlihat"Kenapa semua itu bisa terjadi?jawabannya adalah Semua perempuan lebih mengedepankan perasaanya daripada akal sehatnya.
Dimas duduk di kursi tunggu menutup mata dan menarik nafas dalam dalam untuk berlatih tenaga dalam dan menarik energi ke dalam tubuhnya dengan teknik "Menyerap energi sejati"
Seandainya bukan karena kejadian di KTV Bianglala,saat ini Dimas seharusnya sudah berada di tingkat pertama tenaga dalam (internal )
"Sekarang aku hanya perlu menembus lapisan terakhir ,beri aku waktu 10 menit dan aku akan mencapai terobosan"pikir Dimas sambil berkonsentrasi.
Namun saat itu ia mencium aroma tubuh khas seorang wanita yang menginjak dewasa yang cukup kuat walaupun tidak menyengat dan menjijikan tapi membawa pikiran bergerak liar kemana mana.Bagaimana Dimas bisa berkonsentrasi bila ada hal seperti itu di dekatnya.
"Sial,..!!apakah tidak ada waktu lain untuk menggangguku "batin Dimas.
Dimas membuka matanya dan menatap ke atas,ia melihat Rey Utami yang berdiri di depannya mengenakan pakaian modis yang mencetak lekukan lekukan indah tubuhnya yang menggoda.
"Kau tidak ingin memeriksakan tubuhmu?tanya Rey Utami dengan nada suara yang tegas.berbeda dengan gadis gadis lain.ia memberikan kesan yang kuat dan dominan saat ia berbicara.
"Tidak perlu,tidak ada gunanya "jawab dimas sambil menggelengkan kepalanya.
Tadi saat menghadapi keroyokan pria berbaju hitam,Dimas lebih banyak mengandalkan pengalaman bertarung sebelumnya serta kemampuan refleknya untuk membuat keputusan yang akurat sehingga ia tampak seolah olah dengan mudah menjatuhkan musuh.
Sebenarnya keadaan Dimas sekarang tidak memungkinkan untuk terlalu berat menggunakan tenaga internalnya karena merupakan beban yang berat di tanggung oleh tubuh fisiknya.Seandainya tidak karena tubuhnya sudah menjalani proses penyerapan energi yang menyeluruh sebelum tiba di KTV Bianglala ditambah sedikit bantuan energi yang tersimpan di telapak tangannya,mungkin Dimas sudah tergeletak ketanah kehabisan energi.
Rey Utami meraih tangan kanan Dimas dan membukanya,ia melihat telapak tangannya bekas luka yang berdarah,ia sempat melihat gambar aneh di telapak tangan dimas tapi ia tidak terlalu memperhatikannya.
Kau benar benar menggunakan tanganmu untuk menghadapi mereka yang menggunakan besi?apa kamu mengira ototmu terbuat dari kawat dan tulangnya dari besi,lain kali kamu jangan ceroboh.Pergi ! Balut luka ini dan biaya pengobatannya aku yang tanggung.
Tidak ada seorang pun dari siswa siswa sekolah SMAN 1 yang memperhatikan Dimas yang duduk di sudut ruangan.Mereka tidak menganggap sama sekali sosok Dimas sebagai seseorang yang penting.
Aulia menunggu di depan pintu dokter dan Hesti menghampiri Rudy dan bertanya keadaanya.Dari sekian banyak siswa,hanya Rey Utami yang sedikit memberinya perhatian.
Ketika Rey Utami menyuruhnya untuk memeriksa luka di tangannya,Dimas sebenarnya ingin menolak tapi melihat ekspresi tegas Rey Utami di depannya ,akhirnya ia mengangguk dan mengikuti saran Rey Utami.
"Baiklah"
"Selanjutnya !! Terdengar suara merdu dari dalam ruangan Dokter Ning .
Tepat pada saat itu,seorang siswa yang lukanya tidak terlalu parah keluar dari ruangan dokter Ning dan Rey Utami mendorong Dimas kesana.
Dimas berdiri di depan pintu ruangan Dokter Ning,kemudian mengetuk pintunya dengan pelan.
"Silahkan masuk"
Suara Dokter Ning terdengar dari dalam.
Dimas mendorong pintu dan masuk.
Di dalam ruangan,dimas tidak melihat sesuatu yang istimewa,hanya ada meja kerja ,satu set komputer dan tempat tidur pemeriksaan.
Di atas meja terdapat secangkir kopi hitam tanpa gula yang masih mengebul.
"Sekarang bagaimana rasanya ?dimana lukamu ?tanya Dokter Ning sambil mengangkat pandangannya dan menatap Dimas,ia sedikit respek padanya.
"Para siswa yang sebelumnya masuk tidak ada yang mengetuk pintu,hanya Dimas yang melakukanya.Dokter ning terbiasa untuk menilai secara detail karakter pasiennya.
"Tanganku ! Kata Dimas sambil menyodorkan tangan kananya untuk di periksa oleh Dokter Ning.
Bekas luka di telapak tangannya belum sepenuhnya menghilang.
Bagi Dimas,tingkat luka seperti ini bukan berarti apa apa!ia tahu,luka ini akan sembuh sendirinya dalam beberapa waktu.Apalagi Dimas mengetahui sedikit tentang pengobatan.
Ketika Dokter Ning melihat bekas luka di tangan Dimas yang sudah berubah warna menjadi Biru ke ungu an,ia sedikit mengernyitkan dahi menatap Dimas dengan penuh kekaguman"Pembekuan Darah di telapak tangan ini pasti menyakitkan,lukamu lebih parah dari anak anak sebelumnya.
"Tidak terlalu sakit! Jawab Dimas sambil menatap Dokter Ning di depannya dengan mata penuh keraguan.
Dokter Ning memiliki wajah model kuaci,alis yang lentik dengan mata yang berbinar membuat orang tidak bosan bosan untuk melihatnya.
Ini adalah seorang wanita cantik yang tidak diragukan lagi akan menarik perhatian banyak pria dimanapun berada.