NovelToon NovelToon
My Happy Life Was Destroyed In Another World

My Happy Life Was Destroyed In Another World

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Dunia Lain / Fantasi Isekai
Popularitas:494
Nilai: 5
Nama Author: Alfa-RZ

Luke karyawan biasa berusia 21 tahun yang telah bekerja selama 2 tahun mendapatkan hidup yang normal dan bahagia serta sangat jarang orang lain dapatkan namun, suatu hari saat Luke sedang beristirahat di atap kantor nya entah petir dari mana datang menyambarnya.

Luke kemudian bereinkarnasi di dunia Fidla di sebuah desa perbatasan Burthog Kingdom. Luke tumbuh di keluarga bahagia dan akhirnya memiliki seorang adik perempuan, Luke merasa sangat bahagia sebelum akhirnya perang merajalela dan menghancurkan desa nya.

Kedua orang tuanya terbunuh Luke juga terpisah dengan sang adik yang baru berusia 3 tahun.

Bagaimana Luke akan menemukan adik nya dan mengembalikan kehidupan normal dan bahagia nya? silahkan ikuti kisah petualangan Luke.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfa-RZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 18, Bau kotoran

Dakia City

Bar

"Oh iya aku peringatkan jika kau ingin ke Buchwald City sebaiknya siapkan uang yang cukup, mereka melakukan tarif yang cukup besar untuk memasuki kota mereka." Regu mengingatkan.

"Baiklah paman dan terima kasih atas tunggangan nya waktu itu." Luke berpamitan setelah meninggalkan sebongkah kristal mana di meja Regu.

"..." Regu hanya terdiam dan melanjutkan minuman nya. "Dalam krisis seperti ini banyak hal bisa terjadi.. semoga dewa memberkati mu Luke." Gumam Regu menatap sayu ke arah Luke yang pergi meninggalkan nya.

Luke sudah merasa puas dengan apa yang ia dapatkan hari ini jadi dia pun langsung kembali sementara Lisa yang katanya masih ingin berkeliling dan menikmati uangnya maka Luke membiarkan nya saja.

...

Penginapan.

Saat tiba di penginapan tampaknya ada banyak orang yang penasaran dengan wujud monster serigala jadi berkumpul untuk menonton meskipun sebenarnya monster di sana hanya untuk menjaga barang yang ada dalam kereta Luke.

"Ya ampun ini bukan lah sirkus loh haih.." Luke hanya dengan santai membagikan beberapa kristal mana dan daging pada para monster sebelum masuk ke penginapan.

Dari situlah orang orang yang melihat nya menyadari bahwa pemuda tersebut merupakan orang yang sangat kaya karena dapat dengan santai memberikan daging yang terbilang sangat langkah saat ini dan juga kristal mana yang sangat berharga.

"Selamat datang tuan Luke, makan malam anda akan segera kami siapkan." Seorang resepsionis menyambut kedatangan Luke.

"Ya." Luke hanya mengangguk dan berjalan dengan elegan menuju ruangan nya.

Sesampai nya di sana dia masih melihat Nor dan Feras masih tertidur. "Biarkan sajalah, aku juga harus sedikit beristirahat." Luke juga merasa tubuh nya sudah hampir mencapai batas nya setelah melakukan perjalanan super cepat selama sepuluh hari dan mengurus berbagai hal selama seharian di kota.

"Aku ingin mandi."

Pada akhir nya Luke tidak dapat menahan bau badan nya dan segera melakukan pembersihan diri menggunakan sihir.

...

Keesokan hari nya.

Ruangan VIP

"Penginapan ini tidak menyediakan sarapan jadi kita yang terbiasa sarapan harus menyediakan nya sendiri." Ucap Luke.

"Ya aku merasa jauh lebih terbiasa memakan daging seperti ini dari pada makanan hambar yang di sediakan penginapan." Ucap Feras.

"Tampaknya mereka kekurangan rempah rempah karena musim dingin ini tapi setidak nya kita sudah bisa makan roti setelah sekian lama." Luke tetap mencoba untuk optimis dan melanjutkan makanan nya.

"Maksud mu roti keras ini?" Nor sedikit protes jika itu adalah roti yang Luke dambakan.

"Sudahlah jangan mengeluh lagi menurut mu salah siapa sehingga terjadi musim dingin seperti ini?" Lisa segera menghentikan karena tidak menyukai keributan saat makan.

Tapi itu cukup untuk membuat mereka semua terdiam bahkan Lisa sendiri merasa telah mengatakan hal yang seharus nya tidak ia katakan, meskipun tidak di sengaja tapi penyebab utama tetap lah mereka berempat, pada akhirnya sarapan berjalan dengan penuh kecanggungan.

"Baiklah! Aku ingin hari ini kalian bertiga mendaftar sebagai hunter di asosiasi dengan begitu kalian akan mendapatkan kartu identitas kalian." Luke mulai memberikan arahan.

"Bagaimana dengan mu?" Feras bertanya.

"Aku sudah menyelesaikan nya kemarin jadi aku berharap kalian bisa menyelesaikan nya hari ini karena besok kita akn langsung berangkat ke Buchwald City." Jelas Luke menujukkan kartu hunter nya.

"Kau yang level tujuh saja hanya mentok di A bagaimana dengan kami?" Nor merasa insecure.

"Rata rata level kalian adalah level lima, itu sudah termasuk langkah di asosiasi setidak nya kalian akan mendapatkan peringkat B dan bagaimana pun aku menjamin kalian adalah yang terkuat di kategori hunter level lima." Luke sangat yakin dengan ucapan bahkan mengekspresikan nya.

"Baiklah aku akan mengikuti saran mu." Ucap Feras.

"Sejak awal aku memang berniat mendaftar sebagai Hunter jadi tidak perlu kau suruh pun aku akan melakukan nya." Jelas Lisa.

"Baiklah meeting pagi selesai dan agenda hari ini cukup jelas kan."

"Ya.. kecuali kau apa yang akan kau lakukan hari ini?" Bertanya Nor.

"Tentu saja berkeliling kota dan bersantai." Sayang nya Luke menjawab nya dengan wajah yang seakan tanpa dosa.

"Nn lakukan sesuka mu." Feras sudah menyerah.

Akhirnya Luke berpencar dengan mereka, Luke memilih untuk berjalan dan mempelajari budaya yang ada di kota ini meskipun semua nya sudah berada pada bayangan Luke tapi Luke berharap ada yang berbeda setidak nya masalah kebersihan.

Mereka benar benar tidak mengetahui teknologi yang nama nya toilet, Luke harus berjalan di tengah tengah kota di mana orang orang membuang ta*k nya di depan rumah mereka masing masing, ini benar benar mirip dengan kaum eropa jaman dulu benar benar pembodohan yang nyata.

"Aku yakin kota ini pasti sering di serang oleh wabah saat sedang tidak musim dingin, anggap saja musim dingin ini menyelamatkan kalian dari wabah." Luke cukup kesal karena harus menutupi hidung nya sepanjang perjalanan.

Perjalanan santai dan refresing yang tadi ia dambakan kini hilang begitu karena banyak nya ta*k yang berserakan namun bagaikan sebuah adegan yang wajib di lakukan saat berjalan di pinggiran kota yaitu melihat bagian kumuh dari kota itu sendiri.

"Aku pikir orang orang seperti mereka sudah lama mati ternyata masih ada yang bertahan." Luke cukup memuji semangat juang mereka.

"Oi bocah! Mana uang hasil hari ini!?" Sekelompok preman tampak nya sedang mengintimidasi anak kecil.

"Adegan klise berikut nya." Luke hanya bisa membuang napas panjang sebelum memukul para preman itu tampan ampun.

"A-apa salah kami?" Preman preman itu akhirnya menangis karena seakan di pukuli tanpa tahu apa apa.

"Ya anggap saja pelepasan kekesalan." Jawab Luke.

"Terima kasih karena sudah menyelamatkan ku nama k-"

"Jangan menyentuh ku dengan tangan kotor mu itu." Luke segera menepis tangan bocah yang ingin memegang nya, sebagai maniak kebersihan tentu ia tidak ingin di sentuh oleh tangan berlumpur yang entah habis memegang apa.

"Ma-maf tuan." Bocah yang tadi nya merasa Luke orang baik tiba tiba menarik kembali penilaian nya.

"Jauh jauh sana." Meskipun begitu Luke tetap melemparkan sekantong daging panggang pada anak itu sebelum berjalan menjauh.

Bocah itu tidak lagi berterima kasih dan langsung menyembunyikan makanan nya.

"Cih! Ada ada saja." Luke merasa kesal karena tidak ada hal baik yang ia temukan jadi ia pun berjalan ke arah tembok tempat prajurit penjaga gerbang kemarin berada. "Prajurit itu tampak ramah, mungkin dia akan memberikan ku beberapa informasi menarik setelah aku memberikan daging pada nya."

Tidak butuh waktu lama hingga akhir nya Luke tiba di gerbang dan melihat si prajurit sedang nyantai dengan teh nya.

"Oh pengembara yang kemarin.. ada keperluan apa kesini?" Bertanya prajurit tersebut.

"Berhenti memanggilku pengembara wahai prajurit sekarang aku adalah seorang Hunter A rank!" Luke dengan bangga memperlihatkan kartu hunter nya.

"Hahaha! Aku memang sudah merasa kau bukan orang sembarangan ternyata hunter A rank, kalau begitu panggil aku Lucas." Prajurit itu juga memperkenalkan diri nya.

"Aku ingin bertanya tapi.. kenapa dari kemarin hanya kau yang berjaga? Di dalam kota juga aku tidak melihat banyak prajurit." Luke tentu penasaran akan kota yang memiliki terlalu sedikit prajurit.

"Yah duduk lah dulu di sini cukup dingin minum lah teh ini." Lucas mempersilahkan Luke untuk duduk dan menuangkan secangkir teh.

"Terima kasih." Luke tidak menolak nya.

"Sebenar nya anggaran untuk prajurit di potong habis habisan jadi banyak prajurit yang diberhentikan atau memilih mengundurkan diri, sebalik nya bounty hunter untuk kriminal menjadi sangat tinggi jadi itu mengurangi tingkat kejahatan di kota." Jelas Lucas.

"Seperti nya penguasa memang orang yang bijak yah." Sambung Luke.

"Tidak, ini adalah kebijakan dari putra mahkota Gloriux Von Lindworm." Lucas menyangkal.

"Berarti ini berlaku di seluruh kerajaan Burthog!?" Luke merasa harus mewaspadai orang jenius seperti putra mahkota ini.

"Ya.. darah kerajaan memang berbeda, berbanding terbalik dengan kita yang hanya rakyat biasa-" Lucas tiba tiba terhenti saat merasakan gemuruh dari hutan.

"Apakah serangan monster memang sering terjadi di kota ini?" Luke bertanya karena ia juga merasakan gerombolan monster dari arah hutan.

1
Fafnir
setelah capek baca karya bocil bocil akhirnya ada juga yang waras. aturan dunia nya jelas! mc nya realistis! semangat thor!
Lucifer
jadi sebenernya monster dtng dr mana?
RezaVonLancer: dari gate yg di sebut pintu, ada penjelasan nya nanti baca aja dulu
RezaVonLancer: dari gate yg di sebut pintu, ada penjelasan nya nanti baca aja dulu
total 2 replies
Lucifer
author sendiri yang bilang ngebosenin awal², memangnya di end seru kah!?
Lucifer
mayan seru,
RezaVonLancer: sip..
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!