Namanya adalah Haidee Tsabina, wanita cantik dengan hijabnya yang merupakan istri seorang Ibrahim Rubino Hebi. Kehidupan keluarga mereka sangat harmonis. Ditambah dengan seorang anak kecil buah cinta mereka yaitu Albarra Gavino Hebi
Tapi semua berubah karena sebuah kesalahpahaman dan egois yang tinggi. Rumah tangga yang tadinya harmonis berubah menjadi luka dan air mata.
Sanggupkah Haidee dan Ibra mempertahankan keluarga kecil mereka ditengah banyaknya rintangan dan ujian yang harus mereka hadapi? Atau mereka akan menyerah pada takdir dan saling melepaskan? Yuk baca kisahnya.
Follow Ig author @nonamarwa_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Marwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19
Jangan lupa follow Instagram author @nonam_arwa
Jangan lupa like dan komentarnya juga
🌹HAPPY READING🌹
Kini tibalah waktu dimana sekolah Al memperingati hari Ibu. Al sangat menginginkan kedatangan Uminya, tapi apa daya dia hanya bisa menerima dan menuruti apa yang akan terjadi tanpa membantah sedikitpun.
Al memang hanya bisa menerima, tapi ia bisa membuat Uminya datang dengan cara lain. Saat ini, Al sedang mematut dirinya di depan cermin. Anak ini sangat mandiri dan mengerjakan semuanya sendiri. Waktu sudah menunjukkan pukul 06.30 pagi, dan Al sudah siap dengan pakaian sekolahnya.
"Huft," Al menghela nafas memikirkan bagaimana caranya agar Dee bisa datang ke acara sekolahnya. Tidak tahukah Al bahwa itu akan berdampak buruk untuknya ?
"Al sangat ingin umi yang pergi ke acara sekolah. Al ingin umi dengal langsung puisi yang sudah Al siapkan untuk umi. Tapi bagaimana calanya ?" monolog Al pada diri sendiri sambil mondar-mandir di depan cermin. Benar-benar terlihat seperti orang dewasa yang sangat banyak pikiran.
Ting, otak Al bekerja dengan cepat. Ia tersenyum dan langsung berlari kebawah. Membawa undangan yang sudah ia ambil kemarin malam secara diam-diam dari ruang kerja Ibra. Al mencari keberadaan Dee dan menemukan wanita cantik itu tengah menghidangkan sarapan di meja makan.
Dengan sengaja Al menjatuhkan undangannya di dekat meja bar yang ada di dapur. Ia yakin pasti nanti Dee akan melihatnya. Sisa idenya nanti akan ia lakukan di sekolah.
"Eh Al, sudah siap mau sekolah, nak ?" tanya Dee melihat Al yang sudah duduk di meja makan.
"Sudah," jawab Al singkat pada Dee.
Dee berjalan mendekati Al, "Al, tunggu disini sebentar ya. Umi mau panggil Abi dulu", ucap Dee mengelus lembut kepala Al.
Al mengangguk menjawab pertanyaan Dee. Hati anak ini sekarang sedang berbunga-bunga karena nanti Dee pasti akan datang ke sekolahnya.
Dee berjalan menuju kamarnya. Saat memasuki kamar ia melihat Ibra yang nampak kesusahan menggunakan dasinya.
Dee berjalan mendekat membantu Ibra memakai dasi.
"Terimakasih sayang," ucap Ibra meraih pinggang Dee agar lebih dekat.
Dee tersenyum dan mengangguk dengan tangannya yang bekerja memakaikan dasi Ibra.
"Obat yang dikasi dokter buat luka kamu udah dipake ?" tanya Ibra memeluk pinggang Dee.
"Udah mas. Tadi selesai mandi langsung Adek pake," jawab Dee.
"Sudah hampir kering berarti ?" tanya Ibra lagi.
"Iya mas. Emangnya kenapa ?"
Ibra tersenyum penuh arti, pikirannya traveling membayangkan kegiatan menjelajahi istrinya.
"Kamu kenapa senyum-senyum gitu mas ?" tanya Dee heran melihat Ibra yang senyum-senyum sendiri.
Ibra hanya menggeleng menjawab pertanyaan Dee. Dee selesai memasang dasi Ibra, dia sedikit merapikan kemeja Ibra.
"Terimakasih sayang," ucap Ibra memberi kecupan di dahi dan bibir Dee. Sedikit ********** dan menikmati bibir yang sudah lama ia rindukan itu.
"Kita turun ya. Al udah nungguin buat sarapan", ucap Dee setelah pautan bibir mereka terlepas.
Ibra tersenyum dan mengangguk, kemudian mereka berjalan bergandeng tangan turun menuju meja makan.
Setelah selesai sarapan, Ibra dan Al berangkat bersama menuju kantor dan sekolah. Dee membersihkan meja makan mereka kembali selepas sarapan. Saat akan ke dapur, mata Dee tidak sengaja melihat sebuah amplop. Dee meletakkan piring nya terlebih dahulu, setelah itu Dee mengambil amplop tersebut.
"Punya siapa ya ? kok ada disini ?" monolog Dee membolak-balik undangan tersebut.
Tanpa pikir panjang Dee langsung membuka amplop tersebut dan membaca kertas yang ada didalamnya.
"Undangan hari ibu di sekolah Al dan ditujukan untuk kedua orang tua ?" tanya Dee pada diri sendiri.
"Tapi kenapa mas Ibra nggak bilang apa-apa ya sama aku. Apa mungkin mas Ibra lupa ? Atau aku datang aja sendiri ya ? tapi nanti kalau Al kecewa karena kehadiran ku bagaimana ?" tanya Dee pada dirinya sendiri.
Saat ini Al sudah sampai di sekolahnya, Al berjalan memasuki kelas dengan senyum di bibirnya. Semua guru sibuk mempersiapkan acara nanti. Saat sampai di kelas Al meletakkan tas nya di kursi dan ia kembali keluar menuju ruang guru untuk menemui gurunya.
"Ada apa, Al ?" tanya Bu guru Siska saat melihat Al memasuki ruangannya.
"Emm,, bolehkan Al meminjam ponsel Bu gulu untuk telfon Umi ?" tanya Al hati-hati takut di tolak oleh gurunya.
Bu Siska tersenyum, "boleh," jawab Bu Siska memberikan ponselnya kepada Al.
Al mengambil ponsel Bu Siska, "Telimakasi, Bu gulu," ucap Al senang. Jari-jari kecil Al sibuk mengetikkan sesuatu. Tampak anak itu mengirim SMS kepada Uminya melalui ponsel Bu gurunya.
Setelah pesan terkirim, Al langsung menghapus pesan tersebut. Kemudian Al mengembalikan ponsel Bu Siska, "Sudah ?" tanya Bu Siska saat menerima ponselnya kembali.
Al mengangguk, "Sudah Bu, telimakasih banyak Bu gulu. Al pelmisi dulu ya, Assalamualaikum," ucap Al pamit kepada Bu guru Siska.
Senyum selalu terbit di bibir mungilnya, membayangkan nanti ia akan membacakan puisi yang sudah ia buat sendiri untuk Dee.
Al memandangi kertas yang bertuliskan puisinya tersebut, "Semoga puisi ini dapat membuat umi mengelti, kalau Al sangat menyayangi Umi," ucap Al dengan pasangan sendu.
Dee yang tadinya sedang membaca majalah muslimah di kamarnya terhenti karena mendengar notif pertanda pesan masuk di ponselnya. Dee mengambil ponselnya. Ia membuka pesan yang batu saja masuk dan membaca pesan tersebut.
082233******
Assalamualaikum Umi Al. Saya Bu guru Siska ingin menyampaikan kepada umi bahwasanya kedatangan umi sangat diharapkan dalam kegiatan memperingati hari guru ini. Terimakasih dan Assalamualaikum.
"Apakah tidak apa-apa jika aku datang ke sekolah, Al ?" tanya Dee tidak percaya diri untuk datang ke sekolah anaknya. Bagaimana kalau nanti semua orang menghina anaknya jika melihat Dee yang baru saja keluar dari penjara. Karena tidak ada yang tidak tahu mengenai kasus Dee dulu. Dee terus saja bertanya-tanya pada dirinya sendiri.
Setelah banyak menimbang, Dee memutuskan untuk datang ke sekolah Al. Pasti acara ini sangat penting sampai gurunya ikut mengirim pesan kepada orang tua muridnya. Dee berpikir bahwa setiap orang tua pasti mendapat pesan tersebut dari guru anaknya, padahal itu adalah pesan khusus untuknya.
Dee melihat jam, sebentar lagi acaranya akan dimulai. Dee bersiap-siap untuk pergi ke acara sekolah Al. Ia menggunakan masker untuk menutup wajahnya agar nanti tidak ada yang mengenalinya. Ia takut jika nanti Al melihat, pasti anak itu akan kecewa.
Sedangkan di sekolah, Ibra dan Naina sudah duduk bersama Al di aula tempat acara dilaksanakan.
Mata Al melihat ke sana kemari menyapu setiap sudut untuk mencari keberadaan Dee.
Diujung ruangan tempat tersebut ada hati yang sangat sesak melihat pemandangan di depannya. Dia tersenyum pilu di balik maskernya melihat semua itu.
Ternyata kamu lebih mempercayakan wanita lain menjadi ibu anakku di depan semua orang, daripada aku yang merupakan ibu kandungnya, mas. ucapnya dalam hati menahan sesak yang ia rasakan.
......................
Hai Teman-Teman, Terimakasi sudah mampir dan menyaksikan bagaimana kisah Ibra, Dee dan juga Al ,,,
Jangan lupa like sama komentarnya yaa teman-teman agar author lebih bersemangat lagi dan lagi,,,
Jangan lupa follow Instagram author @nonam_arwa untuk melihat ucapan ucapan mutiara author yaa.....
Author sangat berterimakasih kepada readers yang selalu setia untuk membaca novel author, jangan pernah bosan yaa 🌹🌹 author sayang kalian
tapi seruuu puas bgt bacanya
terimakasih thooor
semoga karya mu selalu d gemari
berbahagialah dee
paling buat berobat Jaka 15rb tuuh beli betadine
ini mah kelasss kata org serang mah
beeud dah paling Top