Derajat Rumah Tanggaku
👋Haayy Assalamualaikum teman-teman, selamat datang di Novel "****CINTA HAIDEE****", semoga menghibur dan bermanfaat bagi teman dan juga author.
🌹HAPPY READING🌹
Tampak seorang wanita cantik dengan jilbab instannya sedang berdiri di balkon kamar. Memandangi indahnya hamparan bunga di taman rumah mewah yang ia tempati dengan tatapan kosong. Air mata yang mengalir seakan mewakili segala kegundahan yang ada dihatinya. Ketakutan melanda hatinya seolah-olah esok ia akan pergi jauh. Setahun bertahan hidup dibalik jeruji besi memberikan ia banyak pelajaran. Seminggu yang lalu Dee keluar dari penjara dan kembali ke rumah untuk menemui suami dan anaknya. Tapi harapan tak selalu sesuai dengan keinginan. Sesuatu yang menyakitkan harus diterimanya. Kebencian dari sang suami dan ketakutan anak terhadap dirinya yang dicap sebagai orang jahat.
"Ya Allah mengapa rasanya sakit sekali," ucap gadis cantik sambil meremas jilbab bagian dadanya yang terasa sangat sesak bak dihimpit ribuan Batu.
"Dee tidak melakukan kesalahan apapun tapi mengapa Dee yang harus dibenci? mengapa Dee yang harus menanggung beban dosa orang lain? Dee sudah berusaha iklhas tapi mengapa masih sakit seperti ini?"
Ya, dia adalah Haidee Tsabina. Wanita yang mulanya sangat dicintai oleh suami dan anaknya, dipercaya oleh keluarga kini harus merasakan hidup bak orang asing di keluarganya sendiri.
Karena satu kesalahan yang tak pernah dilakukannya dan menimbulkan kesalahan pahaman, ia harus menerima semua kenyataan pahit. Dia tidak akan sehancur ini jika tidak dipercayai oleh kedua orang tuanya. Tapi suaminya? Ibrahim Rubino Hebi. dunianya seakan hancur menerima kenyataan bahwa suaminya sendiri tidak percaya dan hanyut dalam kesalahpahaman.
Anak? Dee memiliki seorang putra kecil yang sangat tampan, Albarra Gavino Hebi. Hidup terpisah dari anaknya selama satu tahun karena harus membayar kesalahan yang tidak pernah ia lakukan di balik jeruji besi membuat sang anak jauh dan menerima kasih sayang wanita lain yang ia ketahui adalah sahabat suaminya.
Tak ingin berlarut-larut dalam kesedihan, Dee keluar dari kamar dan turun kebawah saat mendengar suara mobil terparkir didepan rumahnya.
Dari arah pintu rumah tampak seorang balita imut nan tampan berusia 4 tahun masuk kedalam rumah diikuti oleh seorang lelaki dewasa tampan dibelakangnya.
Haidee berjalan menghampiri mereka "Assalamualaikum anak Umi, bagaimana sekolahnya?" tanya Dee saat telah sampai didepan balita tampan itu dan mensejajarkan tinggi tubuhnya. Ya, dua orang yang memasuki rumah tadi adalah anak dan suaminya.
Senyum yang tadinya mengembang dibibir perlahan surut karena kedatangan Dee. Al memiringkan kepala kearah Abinya untuk meminta izin menjawab pertanyaan Dee. Setelah mendapat anggukan dari Ibrahim, Al kembali melihat kearah Dee.
"Mmm,,, sangat menyenangkan, Umi." Jawab Al pelan dengan kepala menunduk tidak berani melihat Uminya.
Melihat anaknya yang ketakutan membuat hati Dee yang sudah sakit menjadi lebih sakit. "Apa Al takut sama Umi? Umi bukan orang jahat." Lirih Dee dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Kalau bukan olang jahat kenapa Umi masuk penjala? bukankah penjala tempat olang jahat ?" balas Al polos dengan logat cadelnya, dan sayangnya ucapan itu mampu mencabik-cabik hati Dee.
Hati Ibu mana yang tidak sakit mendengar ucapan anak yang mengatakan ia seorang penjahat. Terlebih itu adalah anak yang ia lahirkan dari rahimnya sendiri. Tapi Dee hanya bisa tersenyum pilu sambil memandang wajah anaknya. Terlalu kecil bagi Al untuk mengetahui semuanya. Tidak ingin ketakutan anaknya bertambah, Dee langsung saja melepaskan pegangan tangannya pada Al dan membiarkan Al berlari menuju kamarnya.
Setelah Al pergi, Dee beralih menatap Ibra yang tampak membuang muka seakan jijik untuk melihatnya.
"Mas,," Panggil Dee pada Ibra sambil mengulurkan tangan untuk menyalami Ibra.
Muak rasanya Ibra mendengar suara seorang yang ia sayangi tapi tega mengkhianatinya. Andai Ibra tahu yang sebenarnya apa ia tidak akan menyesal?
Melihat tidak ada pergerakan dari Ibra, Dee kembali menarik tangannya sambil tersenyum.
"Mas mau makan siang di rumah atau kembali ke kantor? biar Dee sia-" belum selesai Dee berkata Ibra sudah lebih dulu memotong ucapannya.
"Jangan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Saat ini kau hanya sebagai Ibu dari anakku. Tidak usah pedulikan aku. Jijik rasanya jika aku harus menerima makan dari tangan kotor milikmu," ucap Ibra dan berlalu keluar rumah.
Melihat tubuh suaminya yang berjalan menjauh Dee hanya tersenyum getir "tenanglah Dee, mas Ibra hanya salah paham, saat semua jelas maka kau akan mendapat cinta yang lebih besar dari suamimu", ucap Dee berusaha menyemangati dirinya sendiri.
Setelah melihat suaminya pergi, Dee berjalan menaiki tangga menuju kamar anaknya. Dengan perlahan Dee membuka pintu kamar Al agar tidak mengagetkan anak tersebut. Pintu kamar terbuka dan memperlihatkan seorang balita tampan sedang tertidur dengan pakaian play group yang masih melekat di badannya.
Perlahan Dee berjalan mendekati kasur Al. Duduk perlahan di bibir kasur agar tidak mengusik tidur sang anak. Jemari lentik Dee terulur mengusap lembut rambut Al yang tampak berantakan karena tidur.
"Umi sangat sayang sama Al. Semoga dewasa nanti Al menjadi lelaki yang bijak dan penuh kasih sayang. Umi harap cepat atau lambat Al bisa lengket lagi sama Umi kayak dulu. Umi sangat merindukan Al", ucap Dee dengan mata yang berkaca-kaca memandangi wajah tampan anaknya.
Satu tahun dipenjara membuat Dee jauh dari anaknya. Entah apa yang diketahui oleh anaknya hingga Al sangat takut kepada Dee. Tidak ada yang tahu bagaimana Dee menjalani kehidupannya di penjara, dimusuhi dan disiksa oleh teman satu sel hingga tubuhnya luka dan lebam dilalui Dee hampir setiap hari tanpa satupun keluarga yang menjenguknya.
Karena keasikan memandangi wajah Al, Dee tertidur dengan posisi duduk dan bersandar di kepala ranjang dengan tangan yang terus saja mengusap rambut anaknya.
Kasur yang sedikit bergoyang membuat Dee perlahan membuka matanya. Saat membuka mata ia dapat melihat Al yang perlahan mundur menjauhinya.
"Ke-kenapa Umi disini?"
"Umi merindukan anak Umi," ucap Dee lembut.
Perlahan Dee mendekatkan dirinya kepada Al, tangannya terulur memeluk tubuh anaknya. Belum sempat Dee memeluk Al sudah lebih dulu mengusir Dee.
"Pelgi! Al takut sama Umi, Al ga mau kalau Deket Umi. Nanti Al bisa meninggal. Pelgi!" ucap Al mengusir Dee dari kamarnya.
Bagai ditusuk ribuan panah hati Dee terasa sangat sakit. Anak yang dulu sangat mencintainya kini sangat takut melihat keberadaannya.
Seakan tuli, Dee terus saja mendekatkan dirinya kepada Al. Al yang terus memberontak memekik ketakutan hingga suaranya terdengar sampai lantai bawah.
Ibra yang tadi dalam perjalanan menuju kantor harus putar balik ke rumah mengambil file penting. Kemarahannya karena kehadiran Dee membuat Ibra melupakan segalanya.
"Sial", ucap Ibra memukul stir mobilnya.
Setelah sampai di rumah Ibra langsung turun dan masuk ke rumah. Saat tiba diruang tamu Ibra mendengar suara teriakan Al dari lantai atas. Tanpa pikir panjang Ibra langsung berlari menaiki tangga, takut terjadi hal-hal buruk kepada anaknya.
Sampai di depan kamar Al, Ibra langsung membuka pintu dengan kasar.
"Braak"
......................
Hai Teman-Teman, Terimakasi sudah mampir dan temani Dee menggapai kembali cinta suaminya yaa ,,,
Jangan lupa follow Instagram author @nonam_arwa untuk melihat ucapan ucapan mutiara author yaa.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments
nadia
br bc udh mewek, sedih 😭😭😭😭😭
2022-10-12
0
malasari
wa'alaikum salam....aku mampu Thor
2022-06-23
0
Meyristha Avrilia Meymey
baca ulang thor ..smbil nungguin up nya cerita zahra 😁😁
2021-07-31
1