NovelToon NovelToon
TABUR PASIR

TABUR PASIR

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Iblis / Keluarga / Kutukan / Hantu / Tumbal
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Siswondo07

[TAMAT] Tiba-tiba 7 orang dari keluarga Handoko meninggal dunia selang dua hari sekali. Ketuju itu semua laki-laki dan dimakamkan berjejer dimakam keluarga.

Dewi salah satu anak perempuan dikeluarga Handoko, sangat teramat penasaran dengan kejadian ini. Semua keluarganya diam seribu bahasa, seolah-olah semua ini takdir Tuhan. Disitulah awal Dewi akan mencari tahu masalah demi masalah dikeluarga ini.

Ikuti terus kisahnya di Noveltoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siswondo07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sisa Permintaan Tabur Tuai

Siang itu, hari begitu cerah, burung-burung terlihat terbang dilangit biru. Pohon-pohon bergoyang ria terhempas oleh tiupan angin.

Pemakaman ditengah kota begitu luas dan padat. Setiap hari ada saja yang meninggal dan dikubur area ini.

Pemakaman Handoko begitu membuat anak istri dan keluarga besar merasa terpukul, semua keluarga mendoakan dengan rasa kehilangan, menaburkan bunga tujuh rupa diatas pemakaman. Lalu satu persatu semua mulai meninggalkan pemakamannya. Kini hanya ada anak dan istrinya yang masih menemani Handoko.

Mama terlihat masih menangis penuh kehilangan, beberapa kali memeluk nisan Handoko dan menciumnya. Mengucapkan selamat tinggal, Mama juga janji akan menjaga anak-anak dengan baik.

Sementara Jose berkata sambil tangan kanannya menggenggam pasir,Jose berjanji dalam hatinya untuk meneruskan. Keinginan Ayahnya untuk mendapatkan tanah Komplek dan membangun gedung proyek impian ayahnya.

Sedangkan Dewi perasaannya banyak hal yang mengganjal dalam hatinya, rasanya ada banyak hal yang tidak ia ketahui soal kehidupan Ayahnya.

Diarea pekuburan yang tidak jauh dari makam Handoko. Sosok laki-laki paruh baya, berdiri didekat pohon kuburan, memandang ke arah kuburan Handoko, tatapannya melihat lekat ke arah keluarganya yang masih berada disekitar   itu. Dibalik tatapan tajam ada hal yang ingin disampaikan ke keluarga, namun saat ini belum siap. Lalu laki-laki misterius itu berjalan pergi meninggalkan area pekuburan.

Sementara Mama, Jose dan Dewi pamit untuk pulang dan meninggalkan kuburan Handoko. Ketika sudah didalam mobil lekas pergi meninggalkan area pekuburan.

-

Dua hari kemudian, keadaan rumah begitu hening dan tidak ada aktivitas kesibukan yang biasa dilakukan Handoko.

Mama memutuskan untuk tidur dikamar Dewi, Jose masih dikamarnya sibuk memilah data penting di laptopnya. Sementara Dewi sibuk didapur masak dengan ditemani pembantunya.

Saat Mama sedang rebahan diranjang Dewi, suara dering telepon berbunyi beberapa kali tanpa henti. Mama kala itu rasanya malas berinteraksi dengan siapapun, namun saat cek nomor telepon dari adiknya. Lekas Mama mengangkat telepon itu.

"Sari, ada apa menghubungi Kakak?" Tanya Mama diujung telepon.

"Mbak, Suami saya meninggal dunia." Ungkap Sari adik kandung Handoko dengan nada bergetar dan menangis.

Seketika Mama kaget dan matanya melebar tanda tidak percaya.

"Sari, yang tanah " Ucap Mama sambil menangis juga karena suami adik iparnya itu meninggal dunia.

Lalu telepon itu terputus. Mama teriak histeris membuat seisi rumah mendengar dan semua yang ada dirumah itu masuk ke kamar Dewi.

Dewi dan Jose mencoba menenangkannya. Ketika sudah tenang Mama memberitahu bahwa Paman Jose dan Dewi meninggal dunia.

Jose dan Dewi kaget, begitupun Para pembantu.

Jose lalu pamit kepada Mama untuk pergi melayat ke pemakaman Paman. Jose lekas pergi.

Begitulah kejadiannya terus berulang dua hari sekali dari keluarga besar Handoko, kehilangan sosok laki-laki sampai tuju orang. Ketika sudah tujuh orang dimakamkan berjejer di pemakaman keluarga baru berhenti.

Selama meninggalnya tujuh saudara laki-laki membuat Mama syok dan stres.

Jose mencoba menenangkan diri. Sementara Dewi makin merasa tak karuan karena sudah tidak bisa menahan rasa penasaran dengan semua kejadian dikeluarganya ini.

Setelah Dewi menenangkan Mama dan tidur dikamarnya. Dewi memutuskan. Keluar kamar dan berjalan cepat menuju ke kamar Jose. Dewi membuka pintu kamar Jose dan melihat Jose masih sibuk dengan pekerjaannya. Saat itulah luapan emosi keluar dari mulut Dewi.

"Kita masih berduka tapi kau masih sibuk dengan pekerjaanmu. Kau sibuk memperkaya diri. Otak kakak dimana?" Ungkap Dewi dengan nada tinggi dan meneteskan air matanya.

Jose mendengar hal itu lekas menghentikan aktivitas kerjanya, berdiri dari duduknya dan menoleh ke arah adiknya.

"Aku melanjutkan perjuangan Ayah. Kau fokus saja merawat Ibu." Ucap santai Jose pada adiknya. Tatapan Jose begitu tajam.

"Kau tidak merasa aneh dengan keluarga ini, kau tidak mau cari tahu sebenarnya apa yang terjadi, apa kau tidak mau menyelesaikan masalah ini." Tanya Dewi dengan nada yang masih emosional.

"Sudahlah, aku tidak mau bertengkar, fokuslah dengan kehidupanmu." Jawab Jose tanpa rasa empati.

Seketika Dewi tambah murka, lalu mendekati Jose dan menamparnya dengan tangan kanan. Plak. Saat sudah menampar keluar kata-kata "SADARLAH."

Jose mulai murka namun berusaha menahan emosinya. Jose hanya diam saja.

Dewi yang masih emosional akhirnya memutuskan pergi dari kamar Jose.

Jose menghela nafasnya beberapa kali, lalu kembali duduk ditempat kerjanya.

-

Ucok dan Satpam seperti biasa sedang sibuk main kartu diruang tunggu satpam. Kali ini keduanya taruhan siapa yang kalah bakal membelikan rokok diwarung samping rumah Handoko. Akhirnya yang kalah adalah Ucok.

Ucok lekas berjalan keluar rumah, membuka gerbang dan menuju ke warung kecil dekat dengan warteg langganannya. Saat sudah sampai diwarung dan beli, ketika akan kembali ke rumah Handoko, tiba-tiba ia dihentikan oleh laki-laki yang sebelumnya berada dipekuburan Handoko.

"Maaf, boleh minta waktunya sebentar. Ada yang saya ingin tanyakan soal Handoko." Ungkap Lelaki misterius itu.

Sebelum menjawab Ucok menatap lekat wajah pria itu, nampaknya tidak berbahaya dan baik. "Boleh Pak." Jawab Ucok.

Lekas Ucok dan Pria itu melangkah menuju ke warteg dan duduk bersama. Lalu memesan kopi hitam manis dan mulai mengobrol.

Obrolan dimulai dari Pria itu memperkenalkan diri dan menjabat tangan ke Ucok.

"Saya Giono. Saya mantan Sopir Pak Handoko." Ucap Pak Giono.

"Saya Ucok Pak, sopir baru Pak Handoko. Sekarang Pak Handoko sudah meninggal. " Ungkap Ucok.

"Kau tau mengenai proyek Handoko yang ingin mengambil tanah komplek Muara Air?" Tanya Giono.

Ucok kaget. "Tau Pak." Jawab Ucok.

"Pasti kamu dan para warga berkerjasama untuk melindungi komplek itu. Tolong pertemukan saya dengan mereka. Saya banyak informasi yang bisa membantu para warga." Ucap Pak Giono yang menyakinkan Ucok.

Ucok belum bisa menjawabnya, ia masih berfikir puluhan kali agar memantapkan hatinya. Ucok tidak mau gegabah soal rahasia ini. Akhirnya Ucok percaya dan mengiyakan kerjasama Pak Giono dan membawanya ke komplek.

"Baik Pak. Sebentar lagi saya pulang, bisa ikut saya." jawab Ucok.

"Terimakasih Nak. Saya tunggu disini saja." Ucap Giono, tersenyum kecil.

Ucok lalu pamit untuk masuk kembali ke tempat kerja.

Setelah beberapa jam, akhirnya Ucok pulang. Saat itu ia didepan berdiri didepan gerbang rumah Handoko, ia menghubungi Jaya lewat panggilan telepon.

"Jaya, jadi jemput Ndak." Tanya Ucok diujung telepon .

"Maaf Cok, aku lagi bantuin warga jadi nggak bisa jemput." Jawab Jaya diujung telepon.

"Ok. Jaya ada yang ingin ketemu, namanya Pak Giono, dia mantan sopir Pak Handoko. Dia banyak informasi yang ingin disampaikan untuk kita. Kau setuju aku membawanya." Ungkap Ucok, mencoba meminta izin untuk membawa Pak Giono.

Beberapa detik Jaya terdiam, mulai berdiri dan berkata "Bawa saja. Yang penting kau harus hati-hati dengannya." Jawab Jaya.

"Siap." Ucap Ucok.

Saat perbincangan Ucok dan Jaya ditelepon. Dewi didalam mobil yang dekat di pintu gerbang melihatnya dengan penuh penasaran, Dewi melihat dibalik kaca depan mobil gerak-gerik Ucok. Seketika pikiran Dewi ingin mengikutinya kemana Ucok pergi.

Ucok melangkah menuju ke warteg untuk menjemput Pak Giono.

Dewi menyuruh satpam membuka gerbang dan keluar. Saat diluar Dewi melihat Taxi yang sudah dipesan Ucok, lalu Ucok dan Pak Giono memasuki taxi itu. Ketika Taxi sudah berjalan, Dewi melajukan mobil dan mengikutinya dari belakang.

Sepanjang perjalanan Dewi banyak pertanyaan? selama dirumahnya memang yang paling mencurigakan menurutnya itu Ucok.

*

1
Ree Prasetya
cakep
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!