Cinta Dan Ilmu Hitam

Saat itu cahaya bulan mulai meredup karena mentari akan segera hadir. Tepat pukul 06.00 Lee Ya berangkat ke kampus. Ia terbiasa mengambil bus pertama. Ia selalu melakukan hal tersebut karena keadaan bus di waktu itu sangat sunyi yang hanya ada beberapa orang saja di dalam. Ia pun memasuki bus dan duduk di kursi paling belakang. Di saat yang sama, Joo Han pun juga mengubah waktu keberangkatannya ke kantor yang tidak seperti biasa. Ia juga selalu mengambil bus pertama. Hal ini ia lakukan untuk bisa terus bersama Lee Ya, dan berharap Lee Ya akan membuka diri sedikit demi sedikit kepadanya. Dari kejauhan ia telah melihat Lee Ya hendak menaiki bus. Di saat itulah ia berlari menghampiri untuk menaiki bus tersebut. Sesampainya Joo Han di perhentian bus tersebut, ia menyempatkan diri memandangi Lee Ya yang sedang duduk terdiam dengan menundukkan kepala sedikit dan paduan style pakaian yang selalu ia kenakan. Yaitu Baju Hoodie dan rok plisket. Hanya bagian hidung mancungnya yang dapat di pandangi oleh Joo Han. Dalam pandangannya, Joo Han tersenyum sejenak. Kemudian ia bergegas masuk kedalam bus. Setelah memasuki bus, pandangannya pun selalu mengarah ke Lee Ya yang sedang duduk terdiam di belakang kursi. Dengan langkah yang canggung ia menghampiri Lee Ya, Namun Lee Ya tak memperdulikan kehadiran Joo Han.

"Maaf, Boleh aku duduk disini?" tanya Joo Han kepada Lee Ya. Lee Ya hanya terdiam. Sejak kejadian tadi malam, perasaan Lee Ya semakin kacau. Ia terlihat semakin menjadi pendiam. Melihat Lee Ya tanpa jawaban, Ia merasa bersalah

"Ah, baiklah. Ku rasa aku sangat tidak sopan. Maaf kalau gitu" ucap Joo Han lagi. Kemudian ia memilih duduk di kursi sebelah samping Lee Ya. beberapa orang yang ada dalam bus, melihat Joo Han dengan sangat heran akan tindakannya. Bagi mereka, tindakan Joo Han terlihat sangat aneh. Kemudian bus pun berjalan menuju tujuannya.

Selang beberapa menit, bus pun berhenti pada tempat tujuannya. Seperti biasa, Lee Ya akan selalu menunggu orang lain untuk menuruni bus lebih dulu. Joo Han bergegas untuk beranjak dari tempat duduknya. Namun, ia duduk kembali karena melihat Lee Ya yang belum beranjak dari kursinya. Lee Ya dengan diamnya melirik ke arah sepatu Joo Han. Ia terlihat seperti sedang menunggu Joo Han beranjak keluar lebih dulu. Namun Joo Han pun sama ia juga menunggu Lee Ya untuk keluar lebih dulu. Selang beberapa lama saling terdiam, Sopir bus pun bertanya.

"Maaf, Apa kalian tidak turun?" tanya pak sopir kepada Joo Han dan Lee Ya.

"Ah, tidak Pak. Kami akan turun" jawab Joo Han. Kemudian ia kembali melihat Lee Ya yang sedang terdiam

"I..itu. Maaf Apa kau tidak ingin turun?. bus akan segera jalan ke tujuan selanjutnya lagi" ucap Joo Han kepada Lee Ya. Mendengar perkataan Joo Han tersebut, Lee Ya pun beranjak keluar dari bus dan di ikuti Joo Han. Dalam perjalanan mereka menuju tujuannya masing-masing, Joo Han selalu melihat langkah Lee Ya. tingkahnya terlihat seperti ada yang ingin ia katakan pada Lee Ya. Namun Lee Ya tetap pada langkahnya tanpa memperdulikan orang-orang di sekitarnya termaksud Joo Han. Keduanya pun sampe di depan gedung kantor Joo Han.

"Aish. cepat sekali nyampe kesini" gumam Joo Han dengan perasaan sedikit kesal. Melihat Lee Ya yang terus melangkah. Ia pun memberanikan diri untuk mengatakan sesuatu.

"Permisi Maaf. Lee Ya!" panggil Joo Han. Lee Ya pun menghentikan langkahnya. kemudian Joo Han segera menghampiri Lee Ya.

"i.. Itu... Mengenai. Jadi aku ingin. I. Itu.. Mengenai..." ucap Joo Han dengan terbata-bata. Ia terlihat bingung akan ucapannya. Lee Ya pun berbalik ke arah Joo Han. Tiba-tiba dalam kebingungannya , perut Joo Han berbunyi.

KKRRRRR (suara perut Joo Han)

sejenak membuat Joo Han terdiam.

"Tidak. Aku hanya..." belum selesai Joo Han berbicara, Tiba-tiba Lee Ya mengambil sebungkus roti di saku Hoodie nya yang selalu ia bawa. Ia pun mengambil tangan Joo Han dan memberikan sebungkus roti tersebut kepadanya. Sejenak Joo Han hanya terdiam.

Lee Ya berbalik dan melanjutkan langkahnya kembali menuju kampus tanpa memperdulikan Joo Han.

"Terimakasih!" ucap Joo Han. Kemudian ia pun mengembuskan nafas.

"Padahal bukan ini yang ku maksud" ucapnya lagi sambil melihat sebungkus roti yang ada di tangannya. Kemudian ia melangkah masuk kedalam gedung kantor.

Dalam ruangnya, Joo Han memandangi gedung kampus Lee Ya di balik jendela. Ia pun mengingat kejadian yang baru saja terjadi yang membuatnya malu.

"Aisshh perut si*lan ini. Kenapa kau selalu saja membuatku malu hah?" ucap Joo Han dengan kesal sambil melihat ke arah perutnya. Sesekali ia menghentikan tindakannya dan memeriksa situasi di sekitarnya.

"Belum ada yang datang selain aku kan?" ucap Joo Han memastikan. Namun siapa sangka, ia terkejut melihat Teyong di balik jendela dengan wajah yang lelah, dan lingkaran hitam di sekitar matanya. Teyong terbangun karena tindakan Joo Han.

"Haaa!! hey, sejak kapan kau disitu?" tanya Joo Han.

"Kau kenapa berisik sekali?" tanya Teyong.

"Ah tidak ada apa-apa. Hey? Apa kau tidak pulang tadi malam?" tanya Joo Han lagi. Teyong hanya menggeleng kepada Joo Han.

"Ah baiklah. Tidurlah kembali" ucap Joo Han. Kemudian ia duduk di kursi kerjanya dengan perasaan malu. Dan Teyong pun melanjutkan tidurnya kembali.