NovelToon NovelToon
Beast Mask: Macan Yang Tertidur

Beast Mask: Macan Yang Tertidur

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:581
Nilai: 5
Nama Author: Khara-Chikara

Dalam distrik ini, dunia kriminal berlaku sangat bebas meskipun masih banyak orang normal yang tinggal di apartemen.

Para kriminal ini lah yang paling di utamakan dalam pengejaran, apalagi nama dari perampok "Topeng Buas" Akan langsung mengundang banyak perhatian. Anggota kriminal satu ini hanya berisikan 3 orang saja yang selalu menggunakan topeng penutup wajah mereka. Tubuh mereka dominan tinggi dan kuat.

Tapi bagaimana jika topeng macan itu selalu ingin tidur di paha lembut milik seorang gadis manis yang agak polos ini. Ini adalah kisah romantis dari seorang penjahat dan kisah aksi untuk seorang gadis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khara-Chikara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 26

Beast Mask: Macan yang Tertidur Chapter 26

Hingga kemudian semua selesai, Leandra sudah selesai mengobatinya. Tangannya sedikit gemetar saat menutup kotak pertolongan pertama, menekan tutupnya dengan perlahan. "Untung nya ini sangat mudah untuk ku, aku sudah mempelajari banyak hal di sekolah dan aku tidak akan gugup melakukan nya selagi dia diam dari tadi..."

Namun, Tora tidak bergerak dari tempatnya. Tatapannya tidak beralih dari Leandra, seolah berusaha membaca sesuatu yang tersembunyi di balik wajah gadis itu. Tatapan yang membuat Leandra mulai merasa risih, tubuhnya sedikit bergerak, dan matanya melirik ke arah Tora dengan ketidaksabaran.

“Hizz!! Jangan menatapku!!” tatapnya, nada kesal dalam suaranya terdengar jelas.

Namun, bukannya menanggapi dengan meminta maaf, Tora justru mengajukan pertanyaan, “Kenapa kau sangat terampil dalam mengobati luka? Apa kau ingin menjadi seorang dokter?” Suaranya datar, tapi ada ketertarikan dalam sorot matanya yang tajam dari balik topeng nya.

Leandra terdiam sesaat, lalu sudut bibirnya sedikit berkedut. Detik berikutnya, tawa ringan lolos dari bibirnya.

“Pft, hahaha, maaf ya, tapi itu hanya luka yang sembarang aku obati. Jika bicara soal jadi dokter, itu bukan keinginanku.” Ia menatap Tora dengan senyum kecil, meskipun ada sesuatu yang samar di balik ekspresi santainya.

Tora menoleh ke meja belajar Leandra. Matanya tertuju pada buku tebal yang tertumpuk di sana. "Bukankah kau mempelajari Biologi?"

Leandra terdiam. Seketika, suasana terasa lebih dingin. Ia menyilangkan tangan di dadanya, bibirnya mengatup erat sebelum akhirnya membuka suara.

“Apa kau tahu apa itu sekolah? Kita belajar untuk mendapatkan prestasi yang lebih tinggi. Ayahku yang mengatakannya... Jadi aku harus belajar meskipun itu bukan tujuan utamaku.... Sekarang tujuanku adalah mendapatkan peringkat atas... Meskipun begitu, hobiku adalah menulis.” Tatapnya dengan suara yang agak meninggi dan tak ragu ragu menyilang tangan nya menunjukkan dia lebih unggul dalam bidang itu.

"Aku tidak akan mencondongkan semuanya ke menulis, tapi setelah aku lulus! Aku akan memuaskan hasratku untuk menulis...." Tatapannya teguh, seolah menegaskan bahwa meskipun hidupnya sekarang diatur oleh ekspektasi orang lain, ada satu hal yang tidak akan ia tinggalkan begitu saja.

Tora masih diam, mencerna setiap kata yang diucapkan gadis itu. Lalu, setelah beberapa detik, ia menghela napas.

"Aku tidak mengerti... Jika kau memiliki dua kegiatan, apa yang mau dijadikan masa depan?" tanyanya, masih dengan nada bingung.

"Ck, asal kamu tahu, aku bercita-cita menjadi seorang penulis fiksi yang luar biasa~” katanya dengan percaya diri, kepalanya sedikit terangkat, seolah menunjukkan kebanggaan dalam mimpinya.

Perkataan itu mengingatkan Tora pada sesuatu. Matanya melirik ke arah novel yang pernah ditulis Leandra. Dia lalu menatap ke bawah, dan tanpa pikir panjang, mengambil buku gambar yang tergeletak di dekatnya.

“Tadinya aku hendak melihat buku gambarmu ini. Setelah aku berpikir kau hanya bisa menulis, ternyata kau juga menggambar. Apa kau juga ingin menggambar selain menjadi penulis?” tanyanya, suaranya sedikit lebih ringan dari sebelumnya.

Namun, reaksi Leandra begitu cepat dan penuh keterkejutan.

“Apa?! Tidak! Tunggu!! Jangan dibuka!” tangannya langsung bergerak untuk merebut buku itu.

Tapi Tora lebih sigap. Dengan gerakan cepat, dia mengangkat buku gambar itu tinggi-tinggi, menjauh dari jangkauan Leandra. Cara dia mengangkatnya begitu mirip dengan ketika dia mengambil tulisan novel Leandra sebelumnya, membuat gadis itu semakin kesal.

“Ada apa, ha... Apakah ini berisi tentang hal vulgar, haha,” Tora mulai bercanda, seolah ingin menggodanya.

“Tentu saja bukan!!” seru Leandra dengan nada defensif, wajahnya mulai memerah karena kesal.

“. . . Aku yakin kau menggambar dengan baik, jadi jangan malu seperti itu. Aku tidak akan menghakimi... Aku janji, biar kulihat,” tatap Tora dengan tenang, tapi tetap penuh rasa ingin tahu.

Leandra, yang awalnya terlihat marah, kini mulai menunjukkan ekspresi yang berbeda. Dia mundur perlahan, tubuhnya sedikit menegang. Matanya menatap buku gambar itu dengan perasaan yang sulit diartikan.

Tora akhirnya membuka halaman pertama buku itu. Dan saat itu juga, suasana berubah drastis.

Gambar pertama yang ia lihat begitu indah dan realistis—sebuah keluarga kecil, terdiri dari seorang ayah, seorang ibu yang masih tampak muda, dan seorang gadis kecil di tengah mereka. Garis-garis pensil yang halus membuat gambar itu terasa hidup, hampir seperti foto yang dituangkan dalam bentuk sketsa. Ada sebuah tanggal di sudut halaman, bertuliskan enam tahun yang lalu.

Tora mengerutkan kening. "Apa yang mau ditakutkan? Ini gambaran yang luar biasa... Kau bisa menggambar dengan baik... Kau bahkan memiliki keluarga kecil..." katanya, kagum.

Arsiran pensil abu-abu itu dibuat dengan sangat teliti. Detail wajah mereka begitu nyata, penuh kehangatan. Namun, saat Tora membalik halaman berikutnya, ia langsung merasakan ada sesuatu yang berubah.

Gambar kedua masih memperlihatkan keluarga Leandra, tapi ada sesuatu yang aneh. Bagian wajah ibunya ditutupi oleh coretan-coretan gelap, seolah seseorang telah dengan sengaja menghapus kehadiran sosok itu dari gambar.

Tora diam. Matanya beralih pada Leandra, yang kini tampak lebih pucat. Gadis itu tidak berkata apa-apa, hanya menatap kosong ke arah buku gambar itu.

Dengan hati-hati, Tora membalik halaman lagi. Kali ini, ayahnya juga mengalami hal yang sama. Sosok pria yang sebelumnya berdiri di sisi Leandra kini tertutup coretan, seolah menghilang dari kehidupannya.

"Aku yakin dia juga tidak akan menjadi monster, kan?" pikir Tora. Tapi rasa penasarannya tidak bisa dihentikan begitu saja. Ia membuka halaman berikutnya.

Namun, yang ia lihat justru lebih mengejutkan.

Tubuh kecil Leandra dalam gambar itu juga tercoret-coret. Namun, berbeda dengan yang lain, coretan itu membentuk sesuatu—sepasang mata yang menyeramkan dan tubuh yang tampak seperti siluet seorang monster.

Suasana kamar yang awalnya terasa tenang kini menjadi begitu suram. Buku gambar yang awalnya penuh dengan gambaran kebahagiaan kini berubah menjadi sesuatu yang mencekam, penuh kegelisahan dan kesedihan yang tersembunyi.

Tora menutup buku itu perlahan. Ia mengangkat kepalanya, menatap Leandra yang kini terlihat berbeda. Wajahnya dipenuhi ketakutan, tangannya mencengkeram bajunya sendiri, seolah berusaha menenangkan diri.

Tora akhirnya berdiri. “Sekarang, aku benar-benar penasaran. Katakan padaku, ada apa sebenarnya?”

Matanya menatap tajam ke arah Leandra, membuat gadis itu sedikit menelan ludah.

Namun, Leandra membuang wajah. “Ini bukan urusanmu, sebaiknya kau segera pergi.”

Tora tetap berdiri di tempatnya. Lalu, dengan suara yang lebih lembut, dia memohon, “Kumohon.”

Leandra tidak menjawab, tapi matanya melirik ke arah kalung yang dipakai Tora—sebuah liontin putih berbentuk bundar dengan gambar Bunda Maria. Tangannya mengepal, dan ia menggigit bibirnya, menahan sesuatu yang tidak ingin ia ungkapkan.

1
AravZA
ini ceritanya hampir persis sama komik bl yang pernah aku baca, bedanya karakter utamanya di ganti jadi cewek ya di sini. covernya pun, itu si singa kan, si ketua.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!