NovelToon NovelToon
Kembalinya Sang Agen Rahasia

Kembalinya Sang Agen Rahasia

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Identitas Tersembunyi
Popularitas:63.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

Zyan, seorang agen yang sering mengemban misi rahasia negara. Namun misi terakhirnya gagal, dan menyebabkan kematian anggota timnya. Kegagalan misi membuat status dirinya dan sisa anggota timnya di non-aktifkan. Bukan hanya itu, mereka juga diburu dan dimusnahkan demi menutupi kebenaran.

Sebagai satu-satunya penyintas, Zyan diungsikan ke luar pulau, jauh dari Ibu Kota. Namun peristiwa naas kembali terjadi dan memaksa dirinya kembali terjun ke lapangan. Statusnya sebagai agen rahasia kembali diaktifkan. Bersama anggota baru, dia berusaha menguak misteri yang selama ini belum terpecahkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengintaian

Motor yang dikendarai Armin memasuki garasi ruang bawah tanah. Pria itu memarkirkan motor lalu turun sambil menenteng helm yang dikenakannya. Pria itu langsung menyambungkan USB yang terdapat pada helm ke laptopnya. Dia mulai memindahkan foto-foto yang berhasil didapatnya. Sudah tiga hari ini Armin melakukan pengintaian. Dia mengikuti Marwan. Apa saja yang dilakukan pria itu dan siapa yang ditemuinya.

Sejauh ini tidak banyak yang dia dapatkan, namun pria itu yakin suatu saat nanti, orang yang berkomplot dengan Marwan akan muncul nantinya. Dia sedang memikirkan cara memasukkan alat penyadap ke kantor dan rumah Marwan. Dengan begitu, dia bisa memantau siapa saja yang berhubungan dengan pria itu.

Mengetahui kalau Armin sudah kembali, Zyan segera menemui pria itu. Melihat Armin yang tengah fokus di depan laptopnya, Zyan segera menghampiri. Dia menepuk pelan pundak Armin.

"Apa yang kamu dapatkan?"

"Sejauh ini tidak banyak. Dua hari ini Marwan selalu bertemu pria ini. Apa Abang tahu siapa dia?"

Zyan memperhatikan pria yang ada di dalam foto. Ini pertama kalinya dia melihat wajah sang pria. Kepala Zyan menggeleng, dia memang tidak pernah melihatnya.

"Aku akan mencari tahu soal dia. Pasti dia ada hubungan bisnis dengan Marwan."

"Hem.."

"Oh ya, Bang. Aku mau memasukkan alat penyadap ke kantor dan rumah Marwan. Apa Abang ada ide bagaimana menyusupkannya?"

"Biar itu menjadi urusanku. Perlihatkan saja denah rumah dan kantor Marwan."

"Abang yakin mau melakukannya sendiri?"

Kepala Zyan mengangguk yakin. Pekerjaan seperti ini sudah biasa dilakukan olehnya. Jari Armin bergerak lincah di atas laptop. Dalam waktu cepat dia sudah berhasil mendapatkan denah ruang kerja Marwan dan rumah Walikota Tanjung Harapan tersebut.

"Yang berwarna merah ini adalah letak cctv. Kalau Abang tidak mau terlihat ketika memasuki ruangan kerjanya, Abang harus menghindari titik ini. Tapi aku bisa memastikan kamera dari luar dan mengganti dengan yang gambar lain. Untuk di rumah, Abang harus mewaspadai orang ini. Dia betugas menjaga keamanan rumah dan selalu mengecek keadaan rumah setiap lima belas menit sekali."

"Oke."

Zyan dan Armin menghentikan pembicaraan ketika Nisa memasuki ruangan. Armin memandangi anak bungsu dari Amma tersebut. Pria itu melihat pada Nisa dan Zyan bergantian. Sorot mata Zyan nampak berbeda ketika melihat pada Nisa.

"Bang, bisa kita bicara?"

Zyan beranjak sedikit menjauh dari Armin.

"Ada apa?"

"Hasil lab Vina sudah keluar kan? Aku sudah menyerahkan DNA Barly untuk dicocokkan dengan milik Vina. Bagaimana hasilnya?"

Tidak ada jawaban dari Zyan. Hasil tes menunjukkan kalau sp*rma yang didapat dari Revina cocok dengan DNA Barly. Zyan tidak tahu bagaimana menyampaikan ini pada Nisa. Pasti perasaan wanita itu akan hancur saat tahu kebenarannya.

"Bang," panggilan Nisa membuyarkan lamunan Zyan.

"Maaf Nisa soal itu..."

"Katakan saja, Bang. Hasilnya cocok kan?"

Zyan hanya menganggukkan kepalanya pelan. Terlihat Nisa mengambil nafas panjang. Walau sudah menduga hal ini sebelumnya, tetap saja rasa sakit itu menerpanya. Kebenciannya pada Barly semakin bertambah. Sudah tidak ada lagi rasa cinta tersisa di hatinya untuk pria itu.

"Boleh aku minta hasil tesnya? Aku harus membuktikan pada Hakim kalau tuduhan perselingkuhan pada Barly benar adanya. Dengan begitu gugatan ceraiku akan dikabulkan."

"Barly tidak menyakitimu kan?"

"Abang tenang saja, aku tidak selemah itu hingga Barly bisa menyakitiku."

"Abang tahu kamu perempuan yang kuat. Tapi Barly itu orang yang licik. Kuat saja tidak cukup untuk menghadirinya. Kamu harus mengatur strategi kalau mau menghadapinya."

"Iya, Bang. Aku mengerti."

"Kalau kamu butuh bantuan, katakan saja padaku."

Nisa mengangguk seraya melemparkan senyuman. Zyan mengambil hasil tes dari laci meja kerjanya lalu memberikannya pada Nisa.

"Semoga apa yang kamu perjuangkan berhasil."

"Terima kasih, Bang."

Dipandanginya amplop bertuliskan laboratorium tempat Zyan melakukan pengetesan. Tanpa harus membuka isinya, dia tahu kalau hasil tes menunjukkan kecocokan DNA milik suaminya. Nisa segera meninggalkan ruangan bawah tanah. Zyan masih terpaku di tempatnya, memandangi Nisa yang sudah menghilang ketika melewati anak tangga.

"Jadi dia perempuan yang Abang suka?" pertanyaan Armin membuyarkan lamunan Zyan.

"Dia sudah jadi milik orang lain."

"Sebentar lagi dia akan menjadi janda. Saranku, kejar dia lagi Bang."

"Kamu tahu benar hidupku seperti apa. Aku tidak mau membuatnya dalam bahaya."

"Sekarang pun dia sudah berada di dalam bahaya."

Tidak ada tanggapan dari Zyan. Pria itu kembali mempelajari denah ruang kerja dan rumah milik Marwan. Rencananya malam ini pria itu akan mendatangi dua tempat tersebut.

***

Dengan mengenakan pakaian serba hitam, Zyan mendatangi kantor Marwan di malam hari. Armin juga ikut bersamanya, hanya saja pria itu diam di dalam mobil. Armin memberikan pengarahan pada Zyan lewat sambungan telepon. Dengan mengendap-endap, Zyan memasuki kantor Walikota Tanjung Harapan. Pria itu langsung menuju ruang kerja Marwan.

"Pintunya menggunakan kode," ujar Zyan pada Armin.

"Abang tempelkan saja alat yang kuberikan. Itu akan bekerja otomatis."

Zyan menempelkan alat yang diberikan Armin. Alat itu mulai bekerja, mencari kombinasi kode angka pintu ruangan Marwan. Tujuh menit kemudian proses selesai. Zyan segera memasukkan angka yang berhasil didapatkan, pintu pun langsung terbuka. Pria itu segera masuk ke dalam ruang kerja. Dia menyorot ruangan gelap itu dengan senter kecil. Pria itu berjalan ke lemari yang ada di sana lalu menaruh kamera kecil di sana. Selain itu, dia menaruh alat penyadap di bawah meja Marwan. Selesai dengan urusannya, pria itu segera keluar dari ruang kerja Marwan.

"Beres," ujar Zyan ketika sudah berada di dalam mobil.

"Untuk di rumah bagaimana?"

"Kamu bisa membuat sistem keamanan di rumah Marwan mala fungsi?"

"Bisa."

"Lakukan itu. Kita akan datang sebagai petugas yang melakukan perbaikan."

"Oke."

Armin segera menyalakan mesin mobil. Tak lama kemudian kendaraan roda empat tersebut mulai bergerak.

***

Sebuah mobil Van berhenti di depan kediaman Marwan. Di bagian badan mobil terdapat stiker dengan tulisan SAFE. Semalam alarm di kediaman Marwan terus berbunyi. Petugas keamanan terpaksa mematikan sistem keamanan agar alarm tidak terus berbunyi dan sekarang bagian pelayanan SAFE datang untuk memperbaiki sistem keamanan yang mengalami mala fungsi.

Zyan dan Armin keluar dari dalam Van. Kedua pria itu mengenakan seragam bertuliskan SAFE. Manajer SAFE di Tanjung Harapan adalah teman dari Putra. Lewat bantuan dari pria itu, Zyan dan Armin berhasil menyusup ke dalam kediaman Marwan sebagian tenaga teknisi. Petugas keamanan yang bertanggung jawab menjaga keamanan di rumah Marwan langsung membukakan pintu pagar. Sebelumnya pria itu memastikan dulu kalau dua pria yang datang adalah benar utusan SAFE.

Mereka langsung dipandu menuju lokasi di mana sistem keamanan dipasang. Armin langsung mengeluarkan peralatannya. Zyan pun sigap membantu sambil melihat sekeliling. Pria itu berusaha mencari celah agar bisa menyusup masuk ke ruang kerja pribadi Marwan.

"Bisa tolong cek perangkat yang ada di dekat gerbang?" ujar Armin pada sang security.

Pria bertubuh tambun tersebut segera pergi menuju pintu gerbang. Hal tersebut dimanfaatkan Zyan untuk menyusup masuk ke dalam rumah. Melihat keadaan yang sepi, pria itu bergerak cepat memasuki ruang kerja Marwan. Dia meletakkan kamera kecil di lemari yang ada di belakang meja kerja Marwan lalu menaruh alat penyadap di bawah meja kerja pria itu.

Setelah melakukan tugasnya, Zyan bergegas keluar. Pria itu bergerak cepat kembali ke Armin sebelum sang security kembali. Baru saja Zyan tiba, petugas security itu sudah kembali ke dekat mereka. Pria itu sama sekali tidak mengetahui kalau Zyan baru saja menyusup masuk.

"Sistemnya sudah diperbaiki. Mungkin karena kemarin hujan deras, makanya ada sedikit error."

"Tidak ada masalah lagi kan?"

"Tidak ada. Kalau masih bermasalah, hubungi kami lagi."

Armin segera membereskan peralatannya. Lalu bersama dengan Zyan, pria itu meninggalkan rumah sang Walikota. Mereka langsung meninggalkan kediaman Marwan. Setelah mengembalikan mobil ke kantor SAFE, keduanya segera kembali ke pondok. Armin langsung menyambungkan kamera dan alat penyadap ke laptopnya. Sekarang dia bisa mengawasi Marwan dengan lebih santai.

***

Nisa sudah tiba di pengadilan agama sejak setengah jam yang lalu. Wanita itu bersiap menghadiri sidang perdananya. Setelah upaya mediasi gagal, maka dilanjutkan dengan sidang. Dia sudah menyiapkan bukti untuk melawan Barly. Farida yang bertugas sebagai pengacaranya juga sudah datang. Keduanya segera memasuki ruangan sidang setelah Barly dan Anaya tiba.

Hakim yang memimpin jalannya sidang sudah memasuki ruang sidang. Sidang dibuka dengan Farida membacakan gugatan cerai beserta bukti yang dipunya dan Anaya melakukan pembelaan.

"Apa saudara penggugat sudah memiliki bukti perselingkuhan tergugat?" tanya sang Hakim.

"Sudah Yang Mulia."

Farida maju kemudian memberikan hasil tes DNA Barly dengan sp*rma yang tertinggal di pakaian Revina. Tahu kalau kliennya memberikan bukti yang cukup kuat, Anaya pun langsung bereaksi.

"Saya keberatan dengan bukti itu, Yang Mulia. Bukti diambil secara paksa tanpa persetujuan korban dan itu tidak bisa digunakan di persidangan."

"Apa kamu takut aib klienmu terbongkar?" ujar Nisa.

"Saya akan panggilkan korban untuk menjadi saksi."

Tak lama kemudian Revina masuk ke ruang persidangan. Wanita itu langsung duduk di kursi saksi. Anaya mulai menanyai Revina. Wanita itu membenarkan kalau Nisa memaksa mengambil sampel sisa sp*rma yang ditinggal di pakaiannya. Selain Revina, Anaya juga memanggil Samsul sebagai saksi. Pria itu juga membenarkan pernyataan Revina. Terakhir Anaya memanggil seorang pria yang tidak dikenal Nisa. Anaya mengenalkannya sebagai petugas lab yang melakukan pengujian.

"Apa benar kalau saudara Nisa menyerahkan bukti untuk dites pada anda?" tanya Anaya.

"Iya. Dia memberikan sisa sp*rma dan DNA Pak Barly untuk diuji."

"Apa hasilnya cocok?"

"Sama sekali tidak. DNA yang ada di sp*rma adalah milik Amma,bukan Pak Barly. Saya diminta memalsukan hasil tes tersebut."

***

Jangan kaget kalau covernya ganti. Lagi dan lagi coevrjh diganti oleh entun dengan alasan cover yang kemarin tidak memenuhi standar komunitas entun. Entah apa yang salah dengan cover yang kemarin. Aku bomat lah, males ngurus cover walau ngga ridho. Yang penting kalian tetap mengikuti kisahnya.

Minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir batin. Semoga jiwa kita kembali bersih seperti kapas putih, aamiin..

Besok sampai lebaran aku libur ya🤗

1
Safitri Agus
sama-sama Thor 😍🙏
Safitri Agus
sangat mengecewakan sekali sia sia hasil kerja keras dan penyelidikan selama ini,jadi sedih🥹
Safitri Agus
SAFE sentinel ya 🤭
Adi Andong
bagus banget Armin, jangan kasih kendor si tukang fitnah 💪💪💪
Raffasya@aimaria1203
Smga secepat’y slse ya nisa hama2 sprti itu hrus sgra di tuntaskn
Minal aidin walfaidzin jg mak mohon maaf lahir dan batin 🙏🥰
Nabila hasir
jadi gemes ma orang yg fitnah amma.
keburu lebaran ketupat belum di tangkap. hehehe
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Sama" ka 🙏🏻
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Aamiin 🤲
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ
Astaghfirullah bener2 licik ya si Barly, berbahagialah kamu sekarang kelak boom waktu akan menghancurkanmu.
Goodlah Zyan dan Armin, setelah ini tinggal pantau aja kegiatan Marwan melalui cctv dan penyadapan.
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
orang itu pasti suruhan barly, benerkan
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
semoga persidangan kali ini berjalan lancar ... wlpun agak ragu sama buktinya barly pasti bisa ngeles lagi
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
wlpun tau zyan sudah ahli dlm pengintaian tetep aja waswas takut ketauan
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
dan yang jadi petugas pasti zyan kan..
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
iya bener si barly itu super duper licik
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
lambat laut juga nisa pasti tau yg sebenarnya jadi katakan aja langsung kebenarannya seperti apa
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
armin perhatian bgt sampe paham zyan melihat nisa seperti apa🤭
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
urusan ini seperti nya udah hal biasa buat zyan makanya dia mau melakukan nya sendiri
dewi rofiqoh
Melawan orang-orang berpengaruh memang agak sulit, karena mereka menggunakan kekuasaan dan uang untuk memenuhi ego mereka. Tetap semangat nisa, dan selalu memohon pertolongan kepada Allah
Endang 💖
hadeh sidangnya semakin alot
🤎ℛᵉˣ𝐀⃝🥀OMADEVI💜⃞⃟𝓛
memuluskan segala cara
tunggulah akan ada masa naya kau kena karma barli
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!