NovelToon NovelToon
Bayi Satu Milliar Milik CEO

Bayi Satu Milliar Milik CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:11k
Nilai: 5
Nama Author: Banggultom Gultom

Malam itu, Ajela dijual oleh ibunya seharga satu miliar kepada seorang pria yang mencari gadis perawan. Tak ada yang menyangka, pria tersebut adalah aku! Aku yang membeli Ajela! Dia dipaksa menjalani sesuatu yang belum pernah dia lakukan sebelumnya, dan Mama masih tega menganggap Ajela sebagai wanita panggilan?

Ajela dianggap tak lebih dari beban di keluarganya sendiri. Hidupnya penuh penderitaan—dihina, diperlakukan tidak adil, bahkan sering dipukuli oleh ibu dan kakak tirinya.

Demi mendapatkan uang, Ajela akhirnya dijual kepada seorang pria yang mereka kira seorang tua bangka, jelek, dan gendut. Namun, kenyataan berkata lain. Pria yang membeli Ajela ternyata adalah pengusaha muda sukses, pemilik perusahaan besar tempat kakaknya, Riana, bekerja.

Bagaimana Riana akan bereaksi ketika menyadari bahwa pria yang ia incar ternyata adalah orang yang membeli Ajela? Dan bagaimana nasib Ajela saat malam kelam itu meninggalkan jejak kehidupan baru dalam dirinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Banggultom Gultom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19 Apakah Harus Anak Haram?

Pembicaraan singkat dengan sang majikan beberapa menit lalu menciptakan keambiguan dalam hati Bik Nana. Sebuah tanda tanya besar muncul dalam pikirannya.

Mengapa tiba-tiba Alvian menanyakan perihal putrinya?

"Bagaimana ini? Apa Den Alvian mencurigai sesuatu?"

Wanita paruh baya itu tampak kalut. Memikirkan bagaimana nasibnya jika Alvian sampai tahu kebohongannya selama ini.

Mungkin pintu penjara akan terbuka lebar-lebar untuk menyambut kedatangannya.

"Tidak-tidak!" Ia menggeleng cepat. Menjadi penghuni di balik jeruji besi tidak pernah ada dalam daftar rencana hidupnya. Ia harus menghabiskan masa tuanya dalam kenyamanan seperti rencananya selama ini. Jika bukan dengan Alvian, Riana harus mendapatkan pria kaya yang lain di luar sana.

Mengeluarkan ponsel dari saku, wanita itu segera menghubungi putrinya. Entah di mana Riana berada sekarang sampai tak menjawab panggilan darinya. Bik Nana harus mengulang beberapa kali hingga panggilan terhubung.

"Kamu di mana, Riana?"

tanyanya setengah berbisik.

Sesekali ia tampak celingukan demi memastikan tidak ada yang melihatnya di sana.

"Di jalan, Bu. Memang kenapa ?" balas Riana santai.

"Ini gawat, Riana!"

"Gawat apanya, Bu? Memang ada apa?"

Bik Nana menghempas tubuhnya pada kursi yang terbuat dari kayu rotan. Sebelah tangannya terangkat memijat kepala yang terasa berdenyut." Riana, apa Alvian sudah tahu kalau kamu anak ibu?"

Keheningan melanda selama beberapa saat. Sepertinya Riana terkejut mendengar pertanyaan itu. "Ya tidak lah, Bu. Alvian tidak akan pernah tahu tentang itu! Memangnya kenapa?"

"Kalau begitu kenapa tadi dia tanya soal anak ibu? Padahal selama ini dia tidak pernah tanya-tanya tentang kehidupan pribadi ibu."

Mendadak Riana menjadi ikut gelisah dibuatnya. Dirinyalah yang akan paling dirugikan jika sampai kebohongan ini terbongkar.

"Memangnya ada apa sampai Alvian tanya begitu?"

"Tidak tahu. Ibu hanya bawakan kopi ke ruang baca dan dia tiba-tiba tanya. Apa jangan-jangan Ajela membocorkan sesuatu ke Alvian?"

"Tidak mungkin, Bu. Aku sudah ancam Ajela . Dia tidak mungkin berani membocorkan semuanya." Riana tahu betul karakter Ajela yang sangat penakut dan tidak berani melawan. Diancam sedikit saja sudah membuatnya ketakutan.

"Semoga saja kamu benar. Karena kalau sampai dia membocorkan semuanya ke pada Alvian, bisa tamat riwayat kita."

"Tenang saja, Bu. Ajela biar aku yang urus."

"Ya sudah, kamu harus hati-hati dan jangan sembarangan bertindak."

"Iya-iya, Bu!"

Bu Nana menutup panggilan. Kepalanya semakin terasa pening. Teringat malam di mana ia menjual Ajela yang menciptakan sesal tak berkesudahan.

Kalau saja saat itu ia mengetahui bahwa yang akan membeli Ajela adalah Alvian, ia pasti akan menyodorkan Riana.

Sayang sekali ia mengira yang mencari gadis perawan adalah Tuan Al, si pria tua gendut, jelek dan menyeramkan itu.

"Ajela sialan! Kenapa dia seberuntung ini? Melahirkan anak untuk keluarga Darmawan, padahal seharusnya Riana yang ada di posisi itu!"

**

**

Alvian masih terduduk seorang diri di ruang baca sambil memainkan ponsel. Memikirkan banyak hal aneh yang ia temukan.

Alvian adalah tipe orang yang memiliki ketelitian tinggi. Sikap dan jawaban Bik Nana tadi cukup menyita perhatiannya. Bik Nana sempat menyebut putrinya dengan panggilan Ria, yang akhirnya terpotong begitu saja. Dilanjutkan dengan sikapnya yang tiba-tiba gelagapan.

Ia meraih ponsel dan menghubungi Bara, yang merupakan informan terbaik yang dimilikinya. Selain setia, Bara juga sangat teliti dan dapat diandalkan untuk mencari informasi tersembunyi hingga ke lubang semut sekalipun.

"Iya, Boss!" Suara Bara terdengar di ujung telepon.

"Kamu sibuk?"

Hening! Sepertinya Bara terkejut. Sejak kapan Tuan Alvian sopan bertanya? Biasanya ia akan langsung memberi perintah dengan bebas bak jalan tol yang mulus.

"Tidak juga. Saya sedang berada di klub malam milik Mami Viola."

"Sedang apa kamu di sana?"

tanya Alvian curiga.

"Kan Anda yang meminta saya mencari tahu apapun tentang Nona Ajela ."

Alvian tertawa sinis. Tentu saja ia hafal dengan kebiasaan Bara dan apa saja yang disukai anak buahnya itu. "Kamu sedang cari info tentang Ajela atau sedang menikmati pemandangan segar di sana?"

"Hehe, ketahuan ya? Barang bagus itu sayang kalau dilewatkan." Jawaban polos Bara membuat Alvian mendesah kesal.

"Aku ada tugas yang lebih penting untukmu dari pada hanya sekedar melihat wanita berpakaian kurang bahan!"

Bara menelan saliva. Ah,

tuannya ini memang luar biasa.

Tahu saja isi hatinya yang tersembunyi. Bara memang senang ke klub malam untuk bisa melihat wanita-wanita cantik.

"Saya siap, Bos. Ada tugas apa?"

"Aku ingin kamu mengikuti Bik Nana. Cari tahu dia tinggal di mana dan bersama siapa!"

"Kenapa harus Bik Nana?"tanyanya dengan kerutan tipis di antara kedua alisnya.

"Sudah, jangan banyak tanya!"

"Baik, saya akan kerjakan sesuai keinginan Anda."

Alvian memutus panggilan setelahnya. Duduk sejenak sambil membuka galeri ponsel dan menatap foto putranya yang sedang terlelap. Tadi saat di rumah sakit, ia diam-diam mengambil fotonya.

"Menggemaskan sekali."

Ada senyum tipis di bibirnya. Ujung jari telunjuknya bergerak mengusap layar, seolah sedang membelai wajah putranya.

"Boy Alviano Darmawan," gumam laki-laki itu.

Boy adalah nama panggilan yang sengaja ia sematkan untuk anak lelaki itu. Entah mengapa memandangi potret Baby Boy saja sudah membuat Alvian dikepung rindu. Ia tersenyum tipis, kemudian memasukkan ponsel ke saku blazernya dan berjalan keluar dari ruangan.

Alvian beranjak menuju lantai dua. Aktivitas hari ini benar-benar menguras tenaga. Mungkin ia butuh berendam di air hangat untuk menyegarkan tubuhnya.

Saat sedang berjalan menuju kamarnya yang terletak di bagian paling ujung, Alvian melewati kamar Oma. Langkahnya terhenti sejenak saat mendengar suara isak tangis.

Perlahan Alvian mendekat ke arah pintu yang terbuka sedikit. Mengintip ke dalam demi memastikan. Benar, Oma sedang terduduk di tepi tempat tidur sambil menangis. Alvian yakin penyebabnya sama dengan hal yang membuat mama murka tadi.

Alvian memilih mengetuk pintu, membuat Oma menatap ke arah sumber suara. Namun, wanita renta itu langsung membuang muka dengan kesal kala mendapati cucunya berdiri di ambang pintu.

"Oma...." Alvian melangkah masuk dan berjongkok tepat di hadapan Omanya.

Oma yang masih terisak-isak menyeka pipinya yang basah dengan tissue. Ia bahkan terlihat enggan menatap cucunya itu.

"Tega sekali kamu melakukan semua ini, Alvian. Kamu itu cucu kebanggaan Oma. Bisa-bisanya kamu mencoreng nama baik keluarga kita."

Alvian menarik napas dalam.

Apapun resikonya, ia harus memberi pengertian kepada Oma. " Aku minta maaf, Oma. Aku juga tidak tahu kalau jadinya akan seperti ini."

Mendengar ucapan Alvian, air mata Oma Titin semakin menganak sungai. Ia bahkan butuh beberapa menit untuk dapat menghentikan tangisnya.

"Oma memang pernah bilang mau cepat punya cicit dari kamu. Tapi bukan dengan cara seperti ini. Kalaupun harus anak hasil hubungan di luar nikah, kenapa harus dengan wanita malam? Oma tidak mau punya cucu anak haram ."

Bersambung ~

1
aRwanA
qsi ajela parnuan dah seharusny bawa ke psikiater thor kekny si ajela traumA,ni juga ngapain si riana malah di buay dekt sma ajela ,awas dia bis celakai ajela kapan2
Kolomlangit
Jadi, mau plagiat sampai bab berapa nih? 🥲
aRwanA: eamng plagiat kah ni judulnya ap
total 1 replies
tina
lanjut kak
Lina
aaaa Thor kurang ,gak kerasa saking seru nya
S.gultom: sabar ya kak, saya usahakan dauble update 🙏🙏
total 1 replies
Mitha Ali
baguuuussss
aRwanA
waw bNyak thor bBya bacanya jadi seneng
S.gultom: semangat bacanya ya💚💚
total 1 replies
aRwanA
ayo alvian cepat ketemukan tu dah ada laki2 yang ngincer loh wkwk,kli gak gercep kau bakal kehilangan tu anak sma ajela,syukurin tu mamaya terlalu sombong pang ih
Novansyah
lanjut kk kalau update nya jangan cuma 1 bab kalau bisa sekali update 4 sampai 5 bab
S.gultom: sabar ya kak🙏🙏, saya akan mencoba update Sampai 4 bab ya kak🙏, makasih sudah mampir🙏🙏
total 1 replies
aRwanA
mamamu tu egois walupun ankmu nnti juga di pandang drajat lagi mana mau ngaku wkwk,,kecuali si ajela anak orng kaya yakin dah diterima sma mMami🤣🤣🤣
tina
lanjut
tina
lanjut kak
Rini Kuswanti
crita nya bagus JD sy baca LG meski prnah baca di novel sebelah
aRwanA
bagus lebih baik ajela pergi roh mamanya alviab juga gak setuju dia teelalu memandang deajat seseorng biarkan ajela memulai usaha biar meeeka menyesal
tina
lanjut
tina
lanjut kak
Nira Sakharina
bagus sih alur ceritanya
S.gultom: makasih kak, jangan lupa dukung novel ini ya kak💚, agar author selalu semangat ❤️❤️
total 1 replies
tina
lanjut
Lina
lanjut ceritanya bagus
Lia puspita sari
Luar biasa
Warsini Sini
bagus dan bikin gemes
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!