Setelah belasan tahun terjebak di lingkungan berbahaya akhirnya Glamour bisa kabur dan menyelamatkan diri.
"Tuan selamatkan aku," bisiknya bergetar menahan tangis kepada pria yang menyewanya malam ini. "Apapun akan aku berikan kepadamu, termasuk keperawanku," imbuhnya, berharap pria yang memakai topeng itu mau membantunya.
Glamour tidak tahu jika pria yang tengah mendekapnya ini adalah mafia berbahaya dan paling keji di dunia. Ibarat kata, baru keluar dari kandang buaya tapi kembali terperangkap di kandang singa.
Bagaimana perjuangan Glamour untuk menyelamatkan hidupnya demi bisa kembali berkumpul dengan keluarganya?
Simak terus kisahnya ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjadi Penari Panas Tuan Mafia
Glam mengambil pakaian yang tergeletak di atas tempat tidur kemudian menjenjengnya. Alisnya mengerut dan bibirnya mencebik ketika melihat bentuk pakaian itu.
"Ternyata Tuan Damon mesum juga ya." Glam mengejek Damon seraya menggelengkan kepala, kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.
Helaan nafas kasar keluar dari bibirnya berulang kali. Perasaan gugup bercampur takut bercekol di dalam dadanya. Bahkan kedua tangannya mulai berkeringat dingin beriringan dengan jantungnya berdetak sangat cepat.
"Jika malam ini aku harus melayaninya, aku ikhlas ya Tuhan. Asalkan setelah itu dia melepaskan aku, dan membebaskan aku dari dunia gelap ini." Glam menyatukan kedua tangannya di depan dada, berdoa kepada Tuhan, berharap kalau malam ini ia bisa bebas.
"Aku percaya jika Tuhan selalu bersamaku dan selalu ada untukku." Glam menarik nafas panjang, seraya mematut dirinya di depan cermin kamar mandi. Lingerie warna putih sangat pas di tubuhnya.
"Aku sudah persis seperti wanita malam. Ya Tuhan!!!!" Rasanya Glam ingin menjerit, tapi kalimat itu hanya bisa terlontar di dalam hati.
Setelah puas melampiaskan segala uneg-unegnya di kamar mandi. Ia bergegas keluar dari kamar mandi.
Rambut panjang dan hitam legam itu tergerai indah, terlihat bercahaya ketika terkena sinar lampu. Lingerie putih yang ia kenakan sangat kontras dengan kulit putih pucatnya. Glam sangat cantik luar biasa. Bibirnya merah ceri alami dan kedua manik birunya sangat indah dan mempesona, membuat setiap orang yang memandangnya seketika akan terpesona.
Ceklek.
Damon masuk ke dalam kamar mewah tersebut bersamaan dengan Glam yang hendak beranjak dari depan kamar mandi.
Tubuh Glam seketika menegang kaku ketika melihat kehadiran pria itu.
"Apa yang harus aku lakukan?" gumam Glam ketika pria itu masih berdiri di dekat pintu kamar dengan tatapan dingin dan tajam. "Haruskah aku menggodanya? Memancingnya agar segera memulai malam panas ini?" Glam terus berkata di dalam hati. Ia pikir setelah mereka bercinta, pria itu ajan melepaskannya.
Damon menarik nafas panjang. Jujur saja dia terkejut melihat penampilan gadis itu sangat mempesona, sexy, dan membuat celananya menjadi sesak.
"Aneh, kenapa hanya melihatnya sudah membuatku seperti ini?" Damon berkata di dalam hati. Biasanya para wanita yang akan tidur dengannya harus merangsangnya lebih dulu dengan berbagai cara sampai miliknya berdiri tegak.
Tapi, dengan gadis itu sangat berbeda, hanya melihat visual gadis itu sudah membuat kepala atas bawah rasanya ingin meledak.
"Tuan, Anda sudah datang," ucap Glam, gugup. Ia berusaha untuk tersenyum manis meski hatinya tengah di landa ketakutan luar biasa.
"Jangan tersenyum seperti itu!!!" Damon berkata dengan nada dingin, dan datar, tidak lupa tatapan tajamnya seperti ujung pedang yang siap menghunus lawannya.
Terkejut dan takut mendengar ucapan Damon. Senyuman Glam seketika pudar, tergantikan dengan raut cemberut.
"Kenapa? Apa senyumanku jelek?" Glam bertanya-tanya di dalam hati.
Damon mengayunkan kedua kakinya ke arah single sofa besar yang tersedia di dalam kamar tersebut. Ia mendudukkan diri di sana, menatap Glam dengan pandangan tajam.
"Lakukan tugasmu!" kata Damon, pelan dan datar.
"Apa? Tugas?"
"Kau tuli?!" sentak Damon, nada suaranya meninggi, membuat Glam tersentak kaget mendengarnya.
"Ah, iya. Maaf." Glam segera mendekati Damon dengan perasaan takut. "Apa harus di sini?" Glam bertanya dengan polosnya. "Anda tahu jika aku sama sekali belum memiliki pengalaman, bahkan berciuman saja tidak pernah." Glam berkata jujur dengan segala kepolosannya.
Damon mengernyit, menatap gadis itu lekat, tidak percaya dengan ucapan gadis itu.
"Ajari aku, dari mana aku harus memulainya?" Glam kembali bersuara, kali ini ia memberanikan menatap wajah tampan dan mengerikan itu.
"Tuan, apa yang sedang Anda lakukan di sana? Jika Tuan Damon tahu maka tamat riwayat Anda!!" Pelayan pria terkejut dan segera mengingatkan Nero yang sedang menguping di pintu kamar itu.
"Sttt, diam! Aku hanya memastikan kalau Tuan Damon tidak membunuh gadis itu!" ucap Nero seraya menempelkan jari telunjuk di depan bibir.
"Apa?!" Pelayan itu sangat terkejut mendengarnya. "Jadi..."
"Sttt! Diam botak!!! Kalau kau tidak diam juga aku akan memangkas rambutmu!!!" sentak Nero dengan suara tertahan.
Pelayan itu dengan reflek mengelus kepalanya yang botak sambil cemberut, dan Nero menyadarinya.
"Maksudku, aku akan memangkas rambut ketiakmu dan juga rambut..." Nero menghentikan ucapannya, seraya menurunkan pandangannya ke sela paha pelayan pria itu.
"Haisss!!!" Pelayan itu dengan reflek lagi membekap miliknya dengan satu tangan.
*
*
"Apa benar seperti ini?" Glam bertanya sembari meliuk-liukkan badannya di hadapan Damon.
Damon menundukkan pandangan sembari memijit pelipisnya dengan kesal luar biasa. Hasratnya seketika terhempas ke mana tergantikan dengan rasa muak melihat gerakan gadis itu seperti cacing kepanasan. Alih-alih menjadi penari panas di hadapannya, gadis itu malah cosplay menjadi badut, menurutnya.
"Hentikan!!!" sentak Damon.
"Kenapa?" Glam menghentikan gerakannya seraya menatap pria itu dengan pandangan heran.
"Kau seperti cacing kepanasan! Aku muak melihatmu!" kata Damon menatap tajam gadis itu. "Huhhh!!! Jika aku tidak sayang dengan uangku, mungkin aku sudah menendangmu dari sini!! Seratus juta dolar, kau pikir uang itu sedikit!!!" bentak Damon, sangat marah.
"Maaf, aku akan belajar lagi," cicit Glam ketakutan ketika melihat kemarahan pria tersebut.
Damon langsung beranjak dan keluar dari kamar tersebut dengan perasaan kesal dan marah.
"Aku rasa Tuan sudah selesai. Aku mendengar suara langkah kaki dari dalam. Bubarrrrr!!" ucap pelayan itu kepada Nero. Kemudian kedua orang itu segera beranjak dari sana dengan tergesa-gesa, takut ketahuan Tuan Damon.
Setidaknya glamour bs terlepas dr sang nyonya selama ini mengurung glamour dan glamour bagai terkurung disangkar emas.....
Nasibnya glamour sungguh malang skl dipisahkan dr kedua orgtuanya dasar si nyonya toro gak punya hati dan tega skl memisahkan glamour sm kedua orgtuanya....
Semangat2 glamour buat siketua mafia berdarah dingin itu jatuh cinta padamu dan buat bucin akut......
ada apakah dengan damon glamour mengucapkan hari natal sampai tangannya damon mengepal kuat dan kemungkinan damon punya trauma kl....
Damon. glamor yg akan jadi pengobat dalam hidupmu.
kamu hrs brtahan glam biar bisa ktmu orang tuamu lwat demon