Cowo dingin namun mempunyai wajah yang nyaris sempurna dipertemukan dengan cewe cerewet dan ceria tidak bisa diam sedikit susah untuk di atur
Namun di dalam kecerewetan dan keceriaan nya dia menyimpan banyak luka
Akankah happy and atau sad and? Stay tune terus yah guyss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MonAmour19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berharap penopang itu adalah Lo, Ethan (19)
Setelah Ethan makan dirinya menatap Ava lekat yang setia berada di sampingnya sedari tadi, yang sedang memainkan ponselnya sembari menunggu Ethan selesai makan
"Sayang" ucap Ethan dengan lembut dan Ava langsung melihat ke arah Ethan penuh
"Udah?" Tanya Ava setelah melihat isi piring Ethan kosong, dan Ethan mengangguk sambil tersenyum manis
"Jadi, kemaren pas aku pulang Setelah cewek itu gak sopan sama aku, bodyguard aku ngasih tau kalo dia itu anak rekan bisnisnya papa, aku juga udah liat yang ada nomor gak di kenal yang hubungin aku, dan aku nyimpulin kalo dia emang punya nomor aku itu dari papanya" Ethan berhenti sejenak untuk menarik nafasnya dan memulai kembali penjelasannya
"Aku bener bener gak tau sayang kalo dia itu punya nomor aku dan aku gak ngasih ke dia apapun itu" ucap Ethan meyakinkan dan Ava langsung memeluk tubuh Ethan erat
"Iyah, aku minta maaf yah sama kamu udah suudzon" ucap Ava kepada Ethan dan Ethan terkekeh sembari mengelus rambut Ava
"Gapapa sayang aku ngerti ko' kamu cemburu"
"Iyah itu tau"
"Mau keluar? jalan jalan mungkin?" Tanya Ethan namun Ava kali ini menjawab dengan gelengan kepala padahal jika gadis itu di ajak jalan dirinya akan langsung antusias untuk ikut pergi
"Aku mau ketemu Abang, aku kangen, pasti Abang gak ke kantor soalnya hari Minggu aku mau pulang yah" ucap Ava sembari tersenyum manis
"Iyah sayang, ayo" ucap Ethan sembari mencekal tangan Ava
"Makasih"
William sedang berada di dalam kamarnya William sedang duduk di pinggir ranjang sembari melihat surat dari dokter dan dirinya terus memikirkan bagaimana ini, memang umur tidak ada yang tahu dan mungkin kalo Allah belum mengizinkan dirinya pergi secepat itu dia tidak akan pergi dokter saja mengatakan 'semoga ada keajaiban dari Allah yah kak' namun terus saja dirinya memikirkan penyakitnya dirinya bisa berharap sembuh namun sepertinya baginya kesembuhan adalah hal mustahil bisa di bilang kesembuhannya hanya 10% dari 100% itu saja jika ada keajaiban
Dirinya mengambil foto yang berada di laci dirinya menatapnya lama itu adalah foto Shasa mantan kekasihnya dulu dirinya harus meninggalkan Shasa walaupun Shasa yang dirinya sangat cintai namun dirinya tidak ingin banyak orang tersakiti karena kepergiannya sudah cukup adeknya yang dirinya sakiti itu sudah pasti dan tidak akan pernah bisa di tutupi
"Maaf sha" hanya itu yang bisa dirinya ucapkan saat menatap foto itu dengan lama, dirinya tidak peduli Shasa yang sekarang dirinya tinggali akan sakit hati namun dirinya tidak akan pernah memaafkan jika nanti Shasa yang masih menjadi mantan kekasihnya harus dirinya tinggali selamanya dan entah Shasa akan sesakit apa nantinya
Saat sedang menatap foto itu bel rumah berbunyi William langsung mengusap pipinya dengan punggung tangan dan berlari ke arah wastafel untuk mencuci muka yang tadi sempat menangis walau sebentar, setelah itu dirinya langsung pergi membuka pintu dan terlihat sangat adek dengan kekasihnya yang sama sama tengah tersenyum kepadanya namun dirinya terkejut saat sang adek memeluknya tanpa aba-aba
"Adek kangen Abang" ucap Ava sembari mendongak menatap sang Abang dan sang Abang hanya tersenyum hangat menanggapinya seseorang yang berada di belakangnya ikut tersenyum melihat tingkah Ava yang sangat manja kepada William, lagi-lagi dirinya kepikiran penyakit William dan dirinya segera menatap William mencari kesakitan namun sial dirinya tidak menemukan apapun di wajah itu mungkin William terlalu sering menutupi kesakitan hingga dia saat seperti ini William tidak terlihat sakit sedikitpun
"Ayo, kita masuk" ucap William sembari menggenggam tangan mungil Ava
"Ava mau minum apa, sayang? Mau Abang yang buatin?" Tanya William setelah mengantar Sanga adek dan Ethan duduk namun Ava segera berdiri dan menahan tangan William
"Biar aku aja kalian tunggu di sini yah" ucap Ava dan segera berlari menuju dapur
"Gak kebayang hancurnya Ava kalo Lo tinggalin bang" ucap Ethan lirih namun masih bisa di dengar oleh William, keduanya kini sedang menatap Ava yang sudah menghilang di balik tembok
"Karna itu, gue minta bantuan sama Lo buat jagain adek gue terus" ucap William dan Ethan langsung menatapnya
"Lo pasti bisa bang, gue tau Lo kuat Lo jangan nyerah gitu aja, kita masih butuh Lo? Ucap Ethan menyemangati namun William hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya dirinya sekarang sedang menahan sakit buka. Untuk sekarang namun untuk kesehariannya jika dirinya berada di rumah sakit, dirinya akan mengatakan kepada ava jika dirinya sedang rapat
"Gue udah di akhir than, mungkin memang sekarang gak parah tapi akan ada saatnya, Lo cuman perlu kasih tau Ava seperlunya dan jagain adek gue, ga tau gue harus percaya ke siapa lagi selain Lo, setelah orang tua gue pergi, kita berdua hanya berdiri di kaki masing-masing kita cuman saling nopang than, dan gue percaya setelah penopang itu hilang Lo yang bakal gantiin gue berharap Lo bisa lebih dari gue" ucap William dengan menepuk pundak Ethan berkali-kali namun belum sempat Ethan menjawab Ava sudah datang dari dapur dan mempersilahkan untuk minum dirinya duduk agak jauh dari tempat duduk Abang sama pacarnya kedua orang itu pun sama sama mengernyitkan keningnya heran kenapa tiba-tiba Ava seperti ini biasanya juga ingin selalu dekat William atau ga Ethan itulah Ava
Ava yang menyadari tingkah mereka langsung mengklarifikasinya
"Aku duduk mau jauh aja dari kalian, kalian gak liat di depan kalian ini apa?" Tanya Ava dan dengan cepat mereka berdua melihat ke arah meja yang di tunjuk Ava dan mereka hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah gadis itu pasalnya di hadapan mereka adalah cemilan-cemilan ringan yang akan Ava makan sembari menonton Drakor itu sudah tidak aneh bagi mereka Ava segera menyalakan tv nya dan menonton secara fokus
"Arghhhhhh Sosweet banget sih"
"GANTENG BANGET YA ALLAH"
"masih gantengan kita Ava" Ava menghiraukan ucapan sang Abang
"COWOK KU GANTENG BANGET, INI JODOH KAMU ADA DI SINI"
"Ava ga usah aneh-aneh deh ngomongnya" ucap Ethan yang mulai kesal dengan tingkah Ava yang jerit jerit tidak jelas
"Udah diem aja" ucap Ava yang merasa terganggu saat fokusnya di ganggu oleh dua manusia itu William ingin ke kamarnya karena tidak tahan menahan rasa sakit dirinya langsung meminta izin kepada dua orang itu
"Abang ke kamar dulu yah" tanpa menunggu jawaban dari mereka William pun langsung ke kamarnya karena ingin memakan obat penahan nyeri dan tanpa Ethan bertanya dirinya sudah tau apa yang di alami oleh William
Ethan menatap Ava dan mendekati Ava serta merangkul pundaknya dan Ava tau tanpa menolehkan kepalanya ke arah Ethan dirinya enggan untuk mengalihkan fokusnya pada apapun itu selain filmnya yang sedang ia tonton
"Ava mereka kristen, gak punya malu, dan cowok itu gak akan pernah ke gapai sama pikiran kamu" bisik Ethan dan Ava langsung menoleh cepat dan mencubit pinggang Ethan
"Aku tau, tanpa perlu kamu kasih tau" ucap Ava dengan kesal namun hal itu membuat Ethan terkekeh dan mendusel duselkan kan kepalanya ke leher Ava
•••
Guysss segini dulu yah aku agak cape hari ini soalnya, btw aku juga buatnya malem tapi baru di up sekarang aja, soalnya kalo siang waktu aku suka padet, aku lagi sekolah dan hari ini benar-benar nguras tenaga, tapii gapapa demi kalian loh hehe love you guyss
Jangan lupa vote and komen yah guyss semangatin author biar bisa double up gitu hehe