NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Pengganti Putra Presdir

Menjadi Ibu Pengganti Putra Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Anak Genius / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Suami ideal
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Hernn Khrnsa

Dua kali gagal menikah, Davira Istari kerapkali digunjing sebagai perawan tua lantaran di usianya yang tak lagi muda, Davira belum kunjung menikah.

Berusaha untuk tidak memedulikannya, Davira tetap fokus pada karirnya sebagai guru dan penulis. Bertemu dengan anak-anak yang lucu nan menggemaskan membuatnya sedikit lupa akan masalah hidup yang menderanya. Sedangkan menulis adalah salah satu caranya mengobati traumanya akan pria dan pernikahan.

Namun, kesehariannya mendadak berubah saat bertemu Zein Al-Malik Danishwara — seorang anak didiknya yang tampan dan lucu. Suatu hari, Zein memintanya jadi Ibu. Dan kehidupannya berubah drastis saat Kavindra Al-Malik Danishwara — Ayah Zein meminangnya.

"Terimalah pinanganku! Kadang jodoh datang beserta anaknya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hernn Khrnsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MIPPP 04 — Calon Ibu untuk Zein

Langkah kecil Zein memijak lantai marmer dengan sedikit kuat. Mengundang tanya dari dua orang yang tengah duduk di ruang tamu. Pasalnya, Zein bergerak menuju kamarnya alih-alih mengapa sang nenek dan pamannya.

"Zein sudah pulang?" tanya Karina, menghentikan langkah cucu laki-lakinya. 

Ia beranjak dari kegiatannya membaca majalah dan menghampiri sang cucu. Begitu juga dengan Ravindra, sang paman yang menjadi penyebab Zein terkena makian Kavindra sepanjang perjalanan.

Zein menatap nenek dan pamannya bergantian. "Semuanya gara-gara uncle tahu!" seru Zein menunjuk Ravindra yang tampak bingung mendapat tuduhan tersebut.

"Hah? Kenapa nih? Kenapa tiba-tiba jadi uncle yang terdakwa?" tanyanya bingung. 

Raut wajah Karina juga berubah bingung saat Zein melipat kedua tangannya di depan dada. Ekspresi Zein terlihat kesal. 

Namun, tingkah Zein itu justru mengundang tawa gemas dari Karina dan Ravindra, 

"Father's copied!" seru Ravindra tertawa renyah diselingi cubitan kecil pada pipi Zein.

"Uncle! Don't touch me!" protes Zein mengerucutkan bibirnya ke depan dan memasang raut wajah tak suka. Zein tidak suka jika seseorang mencubit pipinya seperti yang Ravindra lakukan. 

Bersamaan dengan itu, Kavindra baru saja masuk. Ia menatap ketiga orang itu bergantian. Matanya kemudian beralih menatap Zein lama.

"Zein, pergi ke kamar dan belajar," titah Kavindra yang langsung mendapat tatapan tajam sang ibu. 

Namun, perempuan setengah baya itu tak bisa melakukan apa-apa selain menyusul Zein yang sudah berlari ke kamarnya secepat kilat. 

"Zein! Jangan lari-lari!" teriak Karina seraya menyusul langkah anak kecil itu. 

Sementara itu, Ravindra tampak kikuk saat kakaknya memandangnya lama. Pria berusia dua puluh lima tahun itu menggaruk tengkuknya yang bahkan tak gatal. "Aku juga harus ke kamar, Kak."

"Berdiri di sana, Ravindra!" interupsi Kavindra sontak membuat laki-laki itu menghentikan langkahnya. Ragu-ragu ia berbalik, kembali menghadap Kavindra yang hanya berjarak beberapa langkah darinya.

"Duduk di sana, ada hal penting yang ingin kubicarakan," kata Kavindra lagi, kali ini dengan memerintah. 

Mau tak mau, Ravindra pun terduduk di sofa panjang yang tadi didudukinya dengan sang ibu. Menunggu sang kakak membicarakan hal yang katanya penting itu. 

Atmosfer di ruangan itu mendadak terasa pengap dan menegangkan bagi Ravindra. Sorot mata Kavindra yang menatapnya tajam jelas membuat pria itu merasa kikuk sendiri.

"Salahku apa ya, Kak?" tanya Ravindra akhirnya tak kuasa dipandangi begitu lama. Apalagi dengan sorot mata tajam bak elang dari kakaknya. 

Kavindra mendelik, "Kau sungguh tidak tahu apa salahmu, Rav?" Kavindra justru bertanya kembali. 

Pria yang berbeda 7 tahun dari Kavindra itu tampak berpikir dengan sambil menopang dagu, mengundang decak sebal dari Kavindra.

"Apa yang kau ajarkan pada Zein?" tanya Kavindra lagi. "Apa kau tahu konsekuensi dari ucapanmu itu, Rav?" todong Kavindra, membuat adik laki-lakinya itu kesulitan menjawab.

Setelah beberapa lama berpikir, pria itu akhirnya tahu alasan mengapa sang kakak tampak kesal kepadanya. Ravindra pun merutuki dirinya sendiri. 

"Maaf, Kak! Aku cuma kasihan sama Baby Zein, lho. Lagipula apa salahnya kalau Zein punya Ibu sambung, Kak? Bagaimana pun Zein itu masih kecil, dia juga butuh kasih sayang seorang ibu," celoteh Ravin panjang.

Kavin tampak lelah, ia memijit tulang di antara kedua alisnya. Kemudian menghela napas panjang. "Aku tahu dan aku mengerti, tapi apa kau tahu apa yang dilakukan Zein di hari pertamanya sekolah, Rav?"

Ravindra menggeleng pelan, bagaimana ia bisa tahu jika tidak ada yang memberitahunya? Lagipula, apa yang bisa anak sekecil itu lakukan? Tidak mungkin juga kalau Zein mengikuti apa yang Ia ucapkan tadi pagi. 

Kavindra tampak menghela napasnya lelah. "Dia meminta gurunya sendiri jadi ibunya, Ravindra!" kata Kavindra yang membuat adik laki-lakinya itu terkejut bukan main.

"Apa? T-tapi itu tak mungkin, Kak!" sangkal Ravin tak percaya. "Mana mungkin Baby Zein kita yang lucu bisa selugas itu?" tanyanya makin tak percaya jika mengingat sifat Zein yang tampak penurut dan patuh itu.

Kavindra bangkit dari duduknya. "Kalau kamu tidak percaya, tanyakan sendiri pada Zein dan untuk hukumannya, kau harus mengantar dan menjemput Zein besok!" cetus Kavindra tegas. Ia kembali memakai jasnya dan berjalan keluar rumah.

"Kok aku jadi penasaran, ya? Masa, sih, Zein seberani itu? Aku harus memastikannya besok!" gumam Ravindra selepas kakaknya pergi meninggalkan rumah untuk kembali ke kantornya. 

•••

Keesokan harinya, Ravin mengikuti perintah Kavindra untuk mengantar jemput Zein. Seperti yang biasa ia lihat, Zein adalah tipe anak yang ceria, supel dan aktif. Dan harus Ravin akui bahwa Zein tipikal anak yang terus terang saat berbicara.

Ravin mengikuti Zein yang berjalan sambil bersenandung kecil menyanyikan nada-nada lagu pagiku cerahku, lagu khas anak-anak yang baru dihafalnya kemarin. 

Kacamata hitam yang menutupi mata Ravin mengundang beberapa pasang mata. Guru-guru muda yang melihatnya tampak terpesona.

"Uncle, kelas Zein di sini," kata Zein saat tiba di depan kelasnya. Ravin melepas kacamata hitamnya dan melihat sekilas ke dalam ruang kelas itu kemudian berbalik dan berjongkok di depan Zein.

"Kelasnya Zein bagus banget," puji Ravin tulus. "Kemarin, your daddy tell me kalau Zein punya guru baru, siapa namanya?" tanya Ravin penasaran dengan sosok guru yang mengajar Zein itu.

Kening Zein berkerut kecil. "Papa bilang apa sama uncle?" Zein balik bertanya. Mendengar itu, Ravin menepuk keningnya sendiri.

"Nothing, your dad just tell me ... Your teacher are sooo beautiful, uncle jadi penasaran," kata Ravin sumringah, berharap dengan itu, Zein mau memberitahunya.

"Miss Davira!" pekik Zein bahagia melihat kehadiran Davira di sana. 

Perempuan dengan hijab biru muda itu tersenyum manis. Ravin yang semula berjongkok lantas langsung berdiri terkesima dengan sosok perempuan yang dilihatnya itu.

"Good morning, Miss!" seru Zein dengan senyum menghias wajahnya yang lucu. 

Ravin tampak kikuk sendiri ketika melihat Davira tersenyum pada Zein. Tak ayal, ia pun jadi ikut terpesona dengan kecantikan guru baru Zein itu. 

"Good morning, Zein. Hari ini Zein diantar siapa?" tanya Davira mempertanyakan sosok lelaki tinggi di samping Zein. Pria itu tampaknya bukan ayah Zein namun cukup mirip dengan Kavindra.

Ravin kemudian tersenyum dan memperkenalkan dirinya sendiri sebagai paman Zein. "Ravindra, uncle Zein."

Davira mengangguk mengerti, "Ah, pamannya Zein, ya." Menatap Ravindra sekilas, Davira kembali menatap Zein.

Ravindra tersenyum-senyum sendiri. Jika ia belum memiliki kekasih, Ravindra yakin sekali bahwa ia akan meminta Miss Davira untuk menjadi kekasihnya. 

Setelah itu, Davira mengajak Zein untuk masuk ke kelas. Ravin pun tampak kecewa saat keduanya pergi. Wajahnya berbinar dan tiba-tiba, sebuah pemikiran terlintas di kepalanya.

"Pantas saja Zein langsung minta Miss Davira itu jadi ibunya, selain cantik dan berkharisma, Miss Davira juga terlihat penyayang dan keibuan. Aish, si Kavindra itu matanya disimpan di mana, sih?" gumamnya seraya berjalan menjauh dari depan kelas Zein.

Senyumnya tersungging, "Calon ibu untuk Zein," gumamnya seraya mengenakan kembali kacamata hitam miliknya. "Harus bilang Mama dengan segera, nih. Perempuan secantik Miss Davira jangan sampai kecantol pria lain!" 

1
〈⎳Mama Mia
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
〈⎳Mama Mia
wuihhh, selina muncul. harus emak jadi emaknya davira/Smug//Smug/
〈⎳Mama Mia
sing narsis malah anake 😂😂
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Good job 👍
🦆͜͡⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᏦ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Akhirnya ketakutan Kavindra dan Davira tidak terjadi, entah apa yg diinginkan dari Papa nya Kavindra itu belum terlalu kelihatan
🦆͜͡⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᏦ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Wah ternyata ada yg sudah bergerak mendekati Komisaris tempat Kavindra bekerja semoga ngasih bonus yang baik tidak untuk menekan Davira
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Betul 🤭👍
HK: 😁😁😁🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Bingung jg ya 😒
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Rasain,makanya jgn jahil 🤭🤣🤣
HK: Kan jadi kena 🤣🤣🤣
total 1 replies
Selina Navy
ga gini ya driku 🤣🤣 Selina yg ni suka kok sma miss dav
HK: Hooh, nanti diingpo lagi yak
Selina Navy: /Sneer//Sneer//Sneer/

kak btw nnti di warkop jam 12 kan ya?
total 3 replies
Selina Navy
makasi lo kak udah dicomblangin sma ravindra/Joyful//Joyful/
HK: Nanti tunggu bonus turun dulu, ya. Gak tahu dah kapan turunnya. 🤣🤣🤣
Selina Navy: dari onel RA takde kah? /CoolGuy/
total 5 replies
Selina Navy
Selina???/Scare//Scare//Scare/
wah wahhh/Facepalm/
kemaren queen terinspirasi dri nama Selina dipelesetin jdi Selena, skrg Selina lgi di sni, ada magnet juga nn ni weh/Proud//Proud/
Selina Navy: seneng donkk /Hey//Hey/
HK: Bilang aja km seneng, kan? Ngaku! 😒😏😔😭
total 4 replies
〈⎳Mama Mia
buat karya baru lagi aja. judulnya

ANAKKU, SAINGANKU

/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
HK: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
🦆͜͡⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᏦ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Makanya jangan suka jail sama anak sendiri Kavindra enak gak di kunciin pintu kamar sama Zein
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Ceritanya bagus,sangat menginspirasi 👍👍👍
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Hadeuh 🤣🤣🤣
HK: Ribut terus /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Karena Papamu tadi cemburu Zein 🤣🤣
HK: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
🤭🤣🤣
🦆͜͡⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᏦ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Ada-ada saja kamu Zein minta Papa mu tidur di luar mana mau lah Zein, itu Pak Agus gak ada kapok-kapok nya ya menyakiti Bu Rika
🦆͜͡⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᏦ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ: Iya kak lebih pintar si Zein daripada Kavindra
HK: Zein gak mau kalah 🤣🤣🤣
total 2 replies
Selina Navy
honey moon/Hey//Hey//Hey/
HK: /Sly//Sly//Sly//Sly/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!